Etiologi Patofisiologi TINJAUAN KEPUSTAKAAN

- Tea growers lung - Suberosis cork - Lycoperdonosis Lycoperdon puffballs - Compost lung - Humidifier lung - Sauna takers lung - Woodmans disease oak and maple - Paulis hypersensitivity pneumonitis reagent - Pituitary snuff disease - Detergent workers lung isocyanates - Japanes summer-type hypersensitivity - Thatched roof lung - Familial hypersensitivity pneumonitis wood dust - Vineyard sprayers lung - Laboratory workers lung rat urine - Mollusk shell hypersensitivity pneumonitis - Goose down hypersensitivity pneumonitis - Ceramic tile workers pneumoconiosis - Toluene diisocyanate hypersensitivity pneumonitis - Machine operators lung - Idiopathic fibrotic disorders - Acute interstitial pneumonia - Hamman-Rich syndrome - Idiopathic pulmonary fibrosis - Familial idiopathic pulmonary fibrosis - Lymphocitic interstitial pneumonitis - Bronchiolitis obliterans organizing pneumonia - Nonspesific interstitial pneumonia - Desquamative interstitial pneumonitis - Autoimmune hemolytic anemia - Idiopathic thrombocytopenic purpura - Cryglobulinemia - Inflammatory bowel diseases - Celiac disease - Whipples disease - Primary biliary cirrhosis - Cryptogenic cirrhosis

2.3 Etiologi

Penyebab PPI meliputi penyakit respirasi misalnya pneumonia, sarkoidosis, penyakit autoimun, obat-obat dan terapi misalnya bleomisin, oksigen, radiasi dan faktor-faktor lingkungan pekerjaan. Penyakit paru interstitial bukanlah keganasan, juga bukan penyakit infeksi oleh organisme yang selama ini sudah dikenal. Walaupun seringkali ada varian akutnya namun umumnya penyakit ini berkembang perlahan-lahan secara kronik.

2.4 Patofisiologi

Proses patogenesis ILD dimulai dengan jejas pada lapisan epitel alveolar yang mengakibatkan proses inflamasi dengan melibatkan berbagai sel-sel inflamasi dan sel efektor imun di dalam parenkim paru. Inisiasi jejas dapat melalui inhalasi seperti inhalasi serat Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 614 | mineral atau debu mineral dari pajanan pekerjaan atau lingkungan, sensitisasi antigen seperti pada hypersensitivity pneumonitis akibat pajanan lingkungan atau pekerjaan, melalui sirkulasi darah seperti pada penyakit vaskular kolagen, drug-induced ILD, IPF dan lain-lain. Pada interstitium dalam keadaan normal ditemukan banyak sel efektor. Lebih dari 90 sel ini adalah makrofag alveolus yang biasanya adalah monosit. Kegunaan makrofag alveolar adalah menfagositosis organisme maupun partikel kecil yang masuk ke dalam alveolus. Alveolitis menyebabkan perubahan struktur alveolar berupa penebalan dan fibrosis jaringan interstitial paru sehingga pada akhirnya terjadi penurunan fungsi paru karena alveoli tidak dapat melakukan pertukaran gas. Apabila jejas yang terjadi dapat dihindari atau dibatasi, maka proses inflamasi tidak akan berlanjut kemudian terjadi proses repair dan proses deposisi kolagen serta fibrosis tidak akan terjadi, . Namun apabila jejas terus berlanjut maka proses inflamasi akan berjalan terus sehingga terjadi proliferasi fibroblas, deposisi kolagen dan penyumbatan kapiler interstitial. Akibat dari parut dan distorsi jaringan paru yang ditimbulkannya, dapat terjadi gangguan pertukaran gas dan fungsi ventilasi yang serius. Patogenesis ini berlaku untuk hampir seluruh penyakit dalam klasifikasi ILD dengan pengecualian untuk beberapa penyakit tertentu misalnya limfangioleiomiomatosis, amiloidosis, lymphangitic carcinoma,, jaringan interstitial paru diinfiltrasi oleh otot polos, amyloid fibrils, dan sel ganas. Pada beberapa alveolar filling disorders, sebelum terjadi fibrosis interstitial dan intra-alveolar, terjadi pengisian ruang alveolar dengan sel darah merah diffuse alveolar haemorrhage syndrome, eosinofil eosinophilic pneumonia, eksudat lipoprotein alveolar proteinosis atau sel ganas bronchioloalveolar carcinoma.

2.5 Diagnosis