Topologi Jaringan SWITCHING BUTTERFLY

dilakukan dengan menambahkan jumlah tingkat kepada switching butterfly. Tingkat tambahan ini menaikkan keragaman jalur jaringan, sekaligus mempertahankan diameter jaringan[1]. Kedua, jaringan switching butterfly tidak dapat dibangun tanpa kabel panjang yang harus melintasi setidaknya setengah diameter mesin. Karena kecepatan transmisi kabel menurun dua kali dengan jarak yang dilaluinya. Sehingga membuat jaringan switching butterfly jarang digunakan untuk jaringan interkoneksi berukuran sedang dan besar. Namun, proses routing dari jaringan switching butterfly telah membuat banyak variasi yang populer dari jaringan interkoneksi untuk banyak aplikasi[1]. Jaringan switching butterfly dapat dibangun dari jaringan switching crossbar 4x4. Tetapi, jaringan switching crossbar memiliki banyak crosspoint yang tidak dimiliki oleh jaringan switching butterfly. Setiap titik pada jaringan crossbar terhubung dengan titik yang lain. Pada jaringan switching butterfly setiap jalur sudah diberi alamat – alamat yang dituju. Oleh karena itu untuk jaringan yang memiliki beban trafik yang tinggi akan menurunkan kinerja dari jaringan switching butterfly.

3.3 Topologi Jaringan

Switching Butterfly Jaringan switching butterfly dapat memanfaatkan router yang memiliki nilai radix yang tinggi untuk mengurangi biaya latency dan jaringan. Namun, jaringan switching butterfly tidak memiliki keragaman jalur yang menghasilkan nilai throughput yang rendah untuk pola lalu lintas padat[6]. Dari sudut pandang Universitas Sumatera Utara port input tunggal, jaringan switching butterfly terlihat seperti akar pohon seperti pada Gambar 3.2. 000 B it – bi t di ha si lka n m engguna ka n pe rhi tunga n t e rt ent u 001 010 011 100 101 110 111 000 001 010 011 100 101 110 111 Gambar 3.2 Jaringan switching butterfly 8x8 2-ary 3-fly dari sudut pandang port input tunggal Setiap level dari akar pohon tersebut memiliki titik – titik switch, tidak seperti titik terminal. Titik switch tersebut tidak mengirimkan atau menerima paket, tetapi hanya melewatkan paket saja. Setiap jalur dari setiap switch adalah unidirectional, seperti yang dilambangkan dengan garis hitam tebal, mengalir dari titik input ke titik output. Desain topologi belum lengkap jika hanya memiliki jaringan switching butterfly. Jaringan switching butterfly memerlukan nilai speedup jaringan, nilai radix jaringan, dan bagaimana topologi dipetakan dalam beberapa tingkat. Nilai speedup dari jaringan adalah rasio total dari bandwidth masukan terhadap kapasitas jaringan switching yang ideal. Kapasitas jaringan switching yang ideal didefinisikan memiliki nilai throughput yang baik, dengan asumsi proses routing dan kontrol aliran yang sempurna yang dapat dilakukan oleh Output Input Universitas Sumatera Utara jaringan berdasarkan pola lalu – lintas yang diberikan. Merancang jaringan dengan nilai speedup sama dengan 1 berarti tuntutan dari input persis disesuaikan dengan kemampuan ideal jaringan untuk memberikan lalu – lintas. Memberikan nilai lebih pada speedup akan meningkatkan desain margin jaringan dan memungkinkan jaringan tersebut tidak memberikan kinerja yang ideal[1]. Untuk menentukan jumlah input dan output dari sebuah switch adalah dengan memberikan nilai pada radix butterfly. Seperti contoh pada Gambar 3.3 didesain dengan nilai radix sama dengan 2. 00 01 10 11 00 01 10 11 Gambar 3.3 Jaringan switching butterfly 4x4 dengan radix 2

3.4 Routing