VISUAL BRANDING BANDARA ADI SOEMARMO SURAKARTA

(1)

commit to user

i

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

VISUAL BRANDING BANDARA ADI SOEMARMO

SURAKARTA

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar Ahli Madya

D3 Desain Komunikasi Visual

Oleh : FAUZIA HAFIZ

C9507028

PROGRAM STUDI D3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Pengantar Karya Tugas Akhir dengan Judul: VISUAL BRANDING BANDARA ADI SOEMARMO

SURAKARTA

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan penguji:

Pembimbing Tugas Akhir I Pembimbing Tugas Akhir II

Andreas S. Widodo, S.Sn M.Hum Ercilia R Octavia, S.Sn NIP. 19751201 200112 1 002 NIP. 19801011 200812 2001

Koordinator Tugas Akhir

Arif Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1002


(3)

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Diterima dan Disetujui oleh Panitia Tugas Akhir Jurusan Seni Rupa Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Diterima Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Pada January 2010

Tim Penguji :

1. Ketua Sidang Ujian Tugas Akhir

Drs. Ahmad Kurnia Wirasutisna, S.Sn ( ) NIP. 19430726 198003 1 001

2. Sekretaris Sidang Ujian Tugas Akhir

Esty Wulandari, S. Sos, M.Si ( ) NIP. 19791109 200801 2 015

3. Penguji I

Andreas S. Widodo, S.Sn M.Hum ( ) NIP. 19751201 200112 1 002

4. Penguji II

Ercilia R Octavia, S.Sn ( ) NIP. 19801011 200812 2 001

Mengetahui

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Ketua Pogram

Universitas Sebelas Maret D3 Desain Komunikasi Visual

Drs. Sudarno, MA Andreas S. Widodo, S.Sn M.Hum


(4)

commit to user

iv

MOTTO

“Kebahagiaan dalam melihat dan memahami merupakan anugerah

terindah alami” ( Albert Einstein)

“Juara adalah tantangan bukan hanya pajangan” ( Penulis )


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :

Kedua Orang tua penulis yang selalu bijak dalam mengantarkan buah hatinya menuju gerbang kesuksesan,

keluarga besar,

Serta Sahabat dan teman penulis dalam memberikan setiap ide kreatif dan juga masukan yang sangat berharga bagi penulis


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Visual Branding Bandara Adi Soemarmo Surakarta“. Adapun Tugas Akhir ini disusun guna meraih gelar Ahli Madya program D3 Desain Komunikasi Visual. Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan serta motivasi dari semua pihak yang telah membantu penulis. Maka ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi pantas penulis sampaikan kepada:

1. Drs. Sudarno, MA, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Andreas S. Widodo, S.Sn M.Hum,, selaku Ketua Program D3 Desain Komunikasi Visual dan Pembimbing I Tugas Akhir.

3. Ercilia R Octavia, S.Sn, selaku Pembimbing II Tugas Akhir. 4. Jazuli A Munib, S.Sn, selaku Pembimbing Akademik.

5. Andri Iskandri selaku General Manager Bandara Adi Soemarmo Surakarta.

6. Priyabada Andi B selaku pelaksana madya operasional Bandara Adi Soemarmo Surakarta.

7. Segenap petugas TU D3 DKV. 8. Rekan-rekan D3 DKV ‘07 dan ‘08


(7)

commit to user

vii

9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

Disadari sepenuhnya bahwa konsep Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritiknya. Supaya untuk maju kedepannya bisa lebih diterima dan bermanfaat bagi kita semua, amin.

Surakarta, Desember 2010


(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Perancangan ... 4

BAB II IDENTIFIKASI DATA ... 5

A. Data Produk ... 5

1. Kota Solo sebagai Kota Batik ... 5

2. Bandara Adi Soemarmo merupakan media promosi Kota Surakarta sebagai Kota Batik ... 7

B. Data Pemasaran ... 9

C. Data Konsumen ... 10

D. Target Market ... 12

E. Target Audience ... 13

F. Promosi ... 14

G. Komparasi ... 20

BAB III KONSEP PERANCANGAN ... 23

A. Konsep Karya ... 23

1. Konsep Kreatif ... 23


(9)

commit to user

ix

3. Unique Selling Preposition ... 25

B. Konsep Perancangan ... 26

1. Strategi Visual Verbal ... 26

a. Headline ... 26

b. Sub Headline ... 27

c. Body Copy ... 28

d. Baseline ... 28

e. Slogan ... 29

2. Strategi Visual Non Verbal ... 29

a. Layout ... 29

b. Ilustrasi ... 31

c. Logo ... 33

d. Typografi ... 40

e. Warna ... 43

C. Target Karya ... 45

D. Media Placement ... 47

BAB IV VISUALISASI KARYA ... 73

A. Media Lini Atas ... 73

a.Traffic ad ... 73

B. Media Lini Bawah ... 75

a. Billboard Sugeng Rawuh ... 75

b. Name board Adi Soemarmo... 76

c. Wayfinding System(eksterior) ... 78

d. Palang Pintu Parkir(Post Parkir) ... 82

e. Archigraphic Pos Parkir ... 84

f. Seragam Petugas Parkir ... 86

g. Standing Floor Peraturan Parkir... 87

h. Standing Floor Peraturan Memasuki Bandara ... 88


(10)

commit to user

x

j.Seragam karyawan di Bandara Adi Soemarmo ... 92

k.Wayfinding System (interior) ... 93

l. Signage identitas atau penamaan fasilitas ... 108

m. Cover Kursi Tunggu ... 134

n.Poster Indoor Bandara ... 136

o. Brosur ... 138

p. Kotak Dispenser ... 140

q. Flag Chain ... 141

r. Stationery atau Perlengkapan Kantor ... 142

s. Gimmick ... 150

BAB V PENUTUP ... 155

A. Simpulan ... 155

B. Saran ... 157 DAFTAR PUSTAKA


(11)

VISUAL BRANDING BANDARA ADI SOEMARMO SURAKARTA

Fauzia Hafiz1

Andreas Slamet Widodo, S.Sn, M.Hum2 Ercilia Rini Octaviana, S.Sn3

ABSTRAK

2011. Batik merupakan pusaka tradisi yang bernilai budaya di Kota Surakarta. Keberadaannya menjadi aset penting bagi Kota Surakarta, yakni sebagai image kota tersebut. Di mata dunia batik telah diakui melalui penetapan yang diberikan oleh UNESCO pada 2 October 2009 sehingga memperkuat kedudukan Kota Surakarta sebagai Kota Batik. Tidak hanya Kota Surakarta yang mendapat predikat sebagai kota batik, sebelumnya Pekalongan dan Yogyakarta telah mendapat predikat tersebut. Oleh karena itu, melalui perancangan ini Kota Surakarta akan menjadi kota pariwisata yang mememorable bagi para wisatawan asing maupun domestik melalui destinationnya yang berupa Bandara Adi Soemarmo yang terletak di Eks-Karisiden Surakarta tepatnya di Boyolali yang diharapkan mampu memperkuat image Kota Surakarta sebagai kota batik dengan konsep “Solo The City Of Batik”. Bandara Adi Soemarmo akan mendapatkan sentuhan visual dengan motif batik yang terkonsep.

1

Mahasiswa jurusan D III Deskomvis dengan NIM C9507028

2

Dosen Pembimbing I

3


(12)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Surakarta merupakan salah satu kota bersejarah di Indonesia, karenanya terdapat peninggalan berupa dua warisan budaya dari leluhur yang adiluhung, yaitu Keraton Kasunanan Surakarta dan Keraton Mangkunegaran. Efek historis dari dua peninggalan budaya yang agung tersebut mempengaruhi tatanan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai adiluhung, serta budaya-budaya keraton yang masih kental. Salah satu bentuk warisan budaya leluhur Kota Surakarta ialah batik. Batik merupakan pusaka tradisi warisan budaya leluhur yang sangat dijunjung tinggi oleh kota ini. Meskipun sempat akan musnah dan diklaim oleh negara tetangga, batik muncul kembali dengan eksotisme budaya agung yang melekat kuat didalamnya. Selain itu, ditetapkannya Kota Surakarta sebagai Kota Batik oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 menambah kuat citra batik dimata internasional. Usaha dan kerja keras dari Pemkot Surakarta sendiri dalam mengangkat dan mendongkrak pariwisata di Kota Surakarta sangat serius.

Terbukti dengan di tetapkannya Bandara Adi Soemarmo Surakarta yang kini telah berstatus sebagai Bandara Internasional yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 7 Maret 2009. Berdasar dengan latar belakang tersebut, Kota Surakarta akan lebih percaya diri dalam meningkatkan hubungan internasional maupun peningkatan sektor perekonomiannya. Selain itu, predikat


(13)

commit to user

sebagai Kota MICE yang didapat oleh Kota Surakarta, yang berpengaruh terhadap kedatangan mancanegara maupun domestik akan lebih dipermudah dengan kehadiran bandara internasional tersebut. Dengan demikian Bandara Internasional Adi Soemarmo turut menjadi bagian terpenting dalam usaha mewujudkan Kota Surakarta sebagai salah satu tempat kunjungan pariwisata dunia, sehingga Bandara Internasional Adi Soemarmo diharapkan mampu menjadi gerbang pengantar Kota Surakarta menjadi kota yang dikenal oleh Indonesia sendiri pada khususnya dan dimata dunia internasional pada umumnya.

Bandara Adi Soemarmo sebagai gerbang pengantar ke Kota Surakarta, maka diperlukannya ciri yang khusus untuk lebih menonjolkan image Kota Surakarta yang dicitrakan sebagai Kota Batik. Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan perancangan yang efektif untuk menguatkan citra Kota Surakarta sebagai Kota Batik dimata dunia melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo. Oleh sebab itu, Konsep tugas akhir ini berjudul Visual Branding Bandara Adi Soemarmo Surakarta.

B.

Rumusan Masalah

Kota Surakarta kini telah berbenah menjadi kota pariwisata yang besar dengan mengeksplor seluruh kebudayaan yang ada didalamnya. Masyarakat turut dilibatkan untuk ikut serta dalam penyelenggaraan setiap event budaya. Bahkan dunia internasional telah mengakui bahwa Surakarta merupakan Kota Batik. Pemerintah menyediakan akses yang sebanyak-banyak dan semudah-mudahnya untuk berkunjung


(14)

commit to user

ke Kota Surakarta. Salah satu aset terpenting yang dimiliki pemerintah Kota Surakarta saat ini dalam mendongkrak kunjungan pariwisata di Kota Surakarta tak luput dari peran serta Bandara Internasional Adi Soemarmo yang tak sedikit mendatangkan wisatawan ataupun pelaku bisnis baik dari mancanegara maupun domestik dalam berkunjung ke Kota Surakarta.

Pengenalan dan juga pendekatan image Bandara Internasional Adi Soemarmo dimata publik diperlukan bagian penting dari identitas Kota Surakarta. Oleh karena itu rumusan masalah dalam Perancangan Branding Bandara Internasional Adi Soemarmo meliputi :

1. Bagaimana merancang konsep Bandara Adi Soemarmo yang sesuai dengan image yang melekat pada Kota Surakarta sebagai Kota Batik ?

2. Bagaimana merancang visual bandara yang efektif dan komunikatif dengan memilih media yang tepat dan penempatannya dilingkungan bandara dengan sentuhan desain komunikasi visual agar tercipta image Kota Surakarta melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo ?


(15)

commit to user

C.

Tujuan Perancangan

1. Mampu menemukan konsep perancangan yang tepat untuk Bandara Adi Soemarmo dengan mengacu pada image Kota Surakarta sebagai Kota Batik, sehingga Bandara Internasional Adi Soemarmo menjadi elemen yang mampu mengangkat image Kota Surakarta sebagai Kota Batik sehingga dapat mendongkrak pariwisata di Kota Surakarta khususnya pariwisata budaya.

2. Mampu mengangkat brand Kota Surakarta sebagai kota batik melalui perancangan visual brand Bandara Adi Soemarmo yang mampu menguatkan citra Kota Surakarta melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo.  


(16)

commit to user

BAB II

IDENTIFIKASI DATA

A.

Data Produk

1. Kota Solo sebagai Kota Batik

Kota Surakarta merupakan salah kota budaya di Indonesia. Beragam seni dan budaya tumbuh di kota bengawan tersebut. Pada hakekatnya budaya yang kental dari kota Surakarta, merupakan budaya dari dalam keraton. Salah satu budaya kota Surakarta yang telah menjadi warisan budaya dunia ialah batik.

Kota Surakarta memiliki nafas batik sejak dari zaman nenek moyang terdahulu sekitar abad 17. Pada zaman dahulu, batik merupakan sarana mediasi dalam berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Batik di Kota Surakarta mulai tumbuh dalam lingkungan Keraton. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, oleh masyarakat, batik dikembangkan menjadi komoditi perdagangan.

Batik Surakarta terkenal dengan beragam corak dan pola tradisionalnya baik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Bebagai motif yang terdapat di Batik Surakarta yang terkenal antara lain : Parang Kusumo,Parang Gapit, Parang Sarpa, Kawung Picis, Kawung Beton, Sidomukti, Sidoluhur. Tentunya dengan berbagai corak yang beragam tersebut, Batik Surakarta mampu bersaing dengan batik-batik di kota lain di


(17)

commit to user

Indonesia. Batik Surakarta juga terkenal akan karakteristiknya yang lembut dan juga indah.

Perkembangan batik pada saat ini, khususnya di Kota Surakarta telah meluas pemanfaatannya sepeti digunakan sebagai elemen visual arsitektur bangunan, media publik , souvenir dan juga yang lainnya. Batik juga telah menjadi trend setter yang digunakan dalam setiap acara formal di kantor ataupun disetiap instansi Kota Surakarta. Didalam suatu instansi pemerintahan misalnya pada sekolah, mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas telah dipekenalkan batik melalui seragam mereka dan bahkan ada pula yang dimasukkan kedalam kurikulum pembelajaran mereka.

Alasan seperti ini, mendorong dan memicu pemerintah kota untuk terus berupaya dalam melestarikan budaya batik di Kota Surakarta. Bukti nyata wujud dari suka cita dan pelestarian batik tersebut ialah dengan didirikannya suatu sentra kerajinan batik di Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman yang masing-masing terletak di pusatnya kota Surakarta. Hal ini tidak luput dari latar sejarah yang ada di kampung Laweyan dan Kauman pada zaman dahulu. Dengan dukungan serta partisipasi masyarakat Kota Surakarta, mereka bahu-membahu dalam mengangkat citra Kota Surakarta sebagai Kota Batik di Indonesia. Wisata budaya Surakarta pun mulai digencar-gencarkan pada dunia dengan berbagai event dan expo-expo tentang batik. Solo Batik Carnival, Srawung Batik, Solo International Batik Expo, dan masih banyak lagi. Tentunya gebrakan wisata budaya di Kota Surakarta tersebut mampu menarik perhatian Indonesia bahkan hingga dunia. Seiring diluncurkannya


(18)

commit to user

strategi brand pariwisata kota Surakarta,“Solo The Spirit of Java”, kota bengawan ini bergolak penuh percaya diri dalam menata kotanya dengan semangat berbudaya dan juga menguatkan image kota batik didalamnya dengan serangkaian event dan juga expo yang berhubungan dengan batik.

Alhasil dunia berkata, bahwa batik merupakan pusaka dunia dan ditetapkannya sebagai bagian dari budaya Indonesia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Kota Surakarta dianggap mampu melestarikan kebudayaan batik mereka dan memiliki image yang kuat sebagai kota batik. Sebagai wujud rasa syukur, warga kota Surakarta bersama dengan pemerintah kota Surakarta mengadakan Karnaval Budaya “ Solo Membatik Dunia ” yang dilaksanakan sehari setelah Kota Surakarta mendapat sebutan sebagai kota batik oleh UNESCO dan akan diadakan lagi setiap tanggal 2 Oktober. Solo akan semakin expresif dalam dunia kepariwisataan dengan kekuatan brand pariwisata mereka.

2. Bandara Adi Soemarmo merupakan Media Promosi Kota Surakarta sebagai Kota Batik

Kota Surakarta telah mendapat predikat sebagai kota batik oleh dunia melalui brand pariwisatanya. Brand pada dasarnya adalah perpaduan antara seni dan sains untuk menyampaikan sebuah janji yang dibuat oleh perusahaan kepada audiencenya. Melalui janji ini, perusahaan berusaha menjalin ikatan dengan pelanggannya secara emosional, baik dari segi pemenuhan kebutuhan, loyalitas dan dukungan yang terus menerus (Surianto Rustan, 2009 : 1). Pemerintah beserta element masyarakat bersatu dalam memberikan citra yang


(19)

commit to user

kuat pada Kota Surakarta sebagai kota batik. Dalam upayanya lebih memperluas dan meningkatkan pendapatan, Kota Surakarta gencar melakukan kampanye dan promosi pariwisata baik pada expo pariwisata dalam negeri maupun internasioanl. Promosi tersebut akan lebih kuat karena di dukung oleh serangkaian acara karnaval-karnaval batik yang dipromosikan oleh pemerintah Kota Surakarta hingga di ajang expo pariwisata dunia, seperti Cinghay Parade di Singapura dan rencanaya juga akan diperkenalkan di Afrika Selatan dalam menyambut Piala Dunia 2010. Oleh pemerintah Kota Surakarta, kota batik ini akan dikonsep menjadi “Rio De Janiero” nya Indonesia dimana berbagai karnaval dan juga expo-expo akan lebih menggeliat lagi di Kota Surakarta. Kota Surakarta akan menjadi kota yang selalu menawarkan wisata budayanya dalam mengisi pendapatan daerah mereka. Seluruh element masyarakat dirangkul dan diajak untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai event budaya.

Selain element masyarakat yang perlu diberdayakan untuk mengangkat pariwisata Kota Surakarta di mata internasional, perlu adanya element lain yang turut diperhatikan agar mampu menyumbangkan peran sertanya dalam mengangkat potensi wisata Kota Surakarta bahkan lebih meningkatkan pendapatan Kota Surakarta melalui pariwisata. Bandara Adi Soemarmo yang terletak di Ngemplak Boyolali merupakan salah satu aset terpenting dari suatu daerah dalam mendatangkan wisatawan untuk menigkatkan devisa. Bandara Adi Soemarmo yang sekarang telah berstatus sebagai “Bandara Internasional” tentunya akan menjadi aset yang sangat penting dalam menunjang pariwisata kota tersebut. Bandara Adi Soemarmo merupakan salah satu akses yang dapat


(20)

commit to user

di lalui untuk menuju Kota Surakarta untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Promosi yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta pada dunia internasional akan sangat terbantu dengan adanya Bandara Adi Soemarmo tersebut.

Bandara Adi Soemarmo akan diposisikan sebagai gerbangnya menuju kota batik yang implementasinya akan lebih menguatkan citra & image Kota Surakarta sebagai kota batik. Bandara internasional merupakan akses hubungan internasional antar negara. Bagi wisatawan asing, bandara internasional merupakan pijakan kaki yang pertama kali ketika datang dalam suatu negara. Olehkarena itu, Bandara Adi Soemarmo perlu divisualisasikan sejalan dengan implementasi citra Kota Surakarta sebagai Kota Batik. Untuk mendukung promosi Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan Kota Surakarta sebagai tujuan pariwisata internasional, Bandara Adi Soemarmo tentunya harus memiliki image yang kuat, yang mampu mendukung citra Kota Surakarta sebagai kota batik. Pemerintah Kota Surakarta akan terus berupaya dalam meningkatkan promosi wisata internasionalnya melalui serangkaian event-event karnaval dan juga expo-expo budaya di Kota Surakarta. Hal ini diharapkan akan mampu menarik perhatian para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berwisata ke Kota Surakarta.

B.

Data Pemasaran

Dalam upayanya mendongkrak dan terus memajukan pariwisata budaya, Kota Surakarta memiliki berbagai agenda kegiatan budaya yang terencana.


(21)

commit to user

Untuk menguatkan image Kota Surakarta sebagai kota batik, strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta, yakni dengan mengadakan event-event dan expo yang berkaitan dengan batik, diantaranya :

1. Membatik oleh Anak-anak 2. Gelar Batik Nusantara 3. Srawung Batik Solo 4. Solo Batik Carnival 5. Solo Batik Fashion 6. Solo Membatik Dunia 7. Solo Membatik Aspal

Pemerintah Kota Surakarta mengonsep setiap event-event budaya tersebut dengan mengikutsertakan masyarakat Kota Surakarta untuk ikut terlibat secara langsung dan berperan aktif didalamya sebagai satu kesatuan promosi wisata budaya yang terpadu.

C.

Data Konsumen

Kota Surakarta memiliki sejumlah tempat-tempat pariwisata budaya yang masih original. Selain itu, event-event budaya kerap diadakan di Kota Surakarta. Hal ini merupakan bentuk usaha Pemerintah Kota Surakarta dalam memajukan pariwisata Kota Surakarta dan juga dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Surakarta baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan dalam negeri. Untuk mengetahui tingkat keefektifan dan keberhasilan dalam promosi, Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas


(22)

commit to user

Pariwisata dan Seni Budaya Kota Surakarta membuat data laporan kunjungan wisatawan ke obyek dan daya tarik wisata (ODTW) Kota Surakarta, sebagai berikut :

No. Tahun WSTW Manca

Negara WSTW Domestik Jumlah Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 2005 2006 2007 2008 2009 9.649 10.625 11.922 13.859 26.047 760.095 904.984 960.625 1.029.003 1.054.283 769.744 915.610 972.547 1.042.862 1.080.330

Naik 18,9 % Naik 6,2 % Naik 7,2 % Naik 3,59 %

Data kunjungan wisatawan ke Kota Surakarta tahun 2005-2009 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Melihat tabel kunjungan pariwisata di Kota Surakarta dari tahun 2005 sampai tahun 2009 membuktikan bahwa adanya peningkatan kunjungan wisatawan di Kota Surakarta. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa usaha Pemerintah Kota Surakarta dalam mempromosikan Kota Surakarta sangat serius dengan memadukan kekompakan antara pemerintah kota dengan masyarakatnya. Melalui event-event budaya dan juga exhibition budaya, Pemerintah Kota Surakarta menggencarkan promosinya.


(23)

commit to user

D.

Target Market

Adapun target market wisata budaya Kota Surakarta yakni wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta yang berdasarkan beberapa segmentasi :

1. Segmentasi Geografis

a. Wilayah : Se-ex karesidenan Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah

Seluruh wilayah di Indonesia Wilayah di Asia

Wilayah di Amerika dan Eropa b. Kepadatan : perkotaan

2. Segmentasai Demografis a. Umur : 21 – 60 tahun.

b. Jenis Kelamin : permpuan dan laki-laki dewasa.

c. Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai Perguruan Tinggi.

d. Status Sosial : Menengah keatas. 3. Segmentasi Psikografis

a. Kesempatan Penggunaan : kesempatan penggunaan bersifat temporer artinya, pemakaian jasa pariwisata Kota Surakarta akan mengalami peningkatan dan suatu saat akan mengalami penurunan jika elemen masyarakat beserta pemerintah kota tidak melakukan inovasi dan peremajaan baik dalam segi fasilitas maupun konsep dalam setiap event pariwisata.


(24)

commit to user

b. Manfaat yang dicari : kualitas, prestise ,dan memorable. c. Status Pemakaian : temporer

E.

Target Audience

 

Kepada siapa kita akan berbicara atau siapa yang akan menjadi sasaran iklan kita tersebut disebut dengan istilah target audience. Dalam marketing brief target audience sudah disebutkan dengan mengidentifikasi kelompok sasaran tersebut antara lain dengan melalui parameter yang biasa disebut SES (Socio Economic Strata) ( Agus S. Madjadikara, 2005 : 31 ).

Wisatawan domestik ataupun asing yang berkunjung di Kota Surakarta merupakan konsumen dari kelas menengah ke atas.

1. Segmentasi Geografis

a. Wilayah : Se-ex karesidenan Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah

Seluruh wilayah di Indonesia Wilayah di Asia

Wilayah di Amerika dan Eropa b. Kepadatan : perkotaan

2. Segmentasai Demografis a. Umur : 21 – 60 tahun

b. Jenis Kelamin : permpuan dan laki-laki dewasa.

c. Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai Perguruan Tinggi


(25)

commit to user d. Status Sosial : Menengah keatas. 3. Segmentasi Psikografis

a. Kesempatan Penggunaan : kesempatan penggunaan bersifat temporer artinya, pemakaian jasa pariwisata Kota Surakarta akan mengalami peningkatan dan suatu saat akan mengalami penurunan jika elemen masyarakat beserta pemerintah kota tidak melakukan inovasi dan peremajaan baik dalam segi fasilitas maupun konsep dalam setiap event pariwisata.

b. Manfaat yang dicari : kualitas, prestise ,dan memorable. c. Status Pemakaian : temporer

F.

Promosi

Kegiatan promosi yang merupakan implementasi Kota Surakarta sebagai Kota Batik yang telah terselenggara sebagai wujud usaha Pemerintah Kota Surakarta dalam meningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta untuk mewujudkan Kota Surakarta sebagai kota tujuan wisata budaya dunia :

1. Membatik oleh Anak-anak

Event budaya pertama kali yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surakarta sejak diluncurkannya brand pariwisata Kota Surakarta “ Solo The Spirit of Java “ ialah Membatik oleh Anak-anak. Konsep acara ini sangat sederhana dan sarat akan usaha kampanye dari Pemerintah Kota


(26)

commit to user

Surakarta dalam mempromosikan Batik Solo. Event ini di ikuti kurang lebih oleh 100 anak-anak di Kota Surakarta dengan lokasi di City Walk di Kampung Kauman. Tujuan dari event ini ialah sebagai pendobrak awal untuk menggairahkan kembali warga Kota Surakarta khususnya akan batik dan menjaga kelestarian pusaka Kota Surakarta tersebut. Acara ini terbilang sukses karena mampu memberikan efek spirit dan inspirasi untuk menyelenggarakan event budaya berikutnya.

2. Gelar Batik Nusantara

Pemerintah Kota Surakarta tak henti-hentinya dan kehilangan akal dalam mempromosikan pariwisata di kota bengawan tersebut. Event membatik oleh seratus anak di Kota Surakarta tersebut dinilai mampu mendorong event-event lain untuk bermunculan di Kota Surakarta. Gelar Batik Nusantara diselenggarakan atas semangat dan termotivasi dari gebrakan event membatik oleh anak-anak tersebut yang dinilai telah mampu menarik perhatian masyarakat Surakarta akan wisata budaya di Kota Surakarta. Gelar Batik Nusantara merupakan pagelaran dan workshop tentang batik yang mencakup batik seluruh wilayah di nusantara. Tujuan dari event ini ialah sebagai media untuk memperkenalkan batik Kota Surakarta dilingkup nusantara sebagai pusaka budaya Indonesia tentunya. Selain itu, acara ini juga secara tidak langsung sebagai media sharing antar pengusaha batik di seluruh nusantara.


(27)

commit to user 3. Srawung Batik Solo

Srawung Batik merupakan program pameran batik outdoor yang mewadahi pelaku-pelaku batik dari berbagai daerah di nusantara untuk saling berinteraksi, bertemu, sharing, bertukar informasi, berdiskusi, berpromosi dan menjual produk batik. Srawung Batik I mulai diadakan pada tahun 2008 yang mana mendampingi acara Solo Batik Carnival 2008. Srawung Batik merupakan program pendamping Solo Batik Carnival, dan wujud partisipasi Tahun Industri Kreatif 2010. Untuk menjawab tantangan kreativitas penciptaan motif baru, strategi pemasaran, penjualan, dan perdagangan batik yang terus mencari formulanya yang sesuai dengan kebutuhan masa kini. Srawung Batik dinilai akan lebih menjadi faktor penunjang dan penguat event Solo Batik Carnival sendiri. Dengan keterlibatan Srawung Batik, Solo Batik Carnival alkan lebih hidup dengan settingan tempat karnaval yang ditata dengan paduan sentuhan batik pula.

4. Solo Batik Carnival

Solo Batik Carnival merupakan karnaval yang berbasis masyarakakat Kota Surakarta. Seluruh element telibat dalam penyelenggaraan karnaval tersebut mulai dari Pemerintah Kota Surakarta hingga berbagai lapisan masyarakat Kota Surakarta. Latar belakang event budaya ini ialah keaneka ragaman corak batik di Kota Surakarta yang memiliki nilai seni yang tinggi dan berpotensi dalam memperkuat image Kota Surakarta sebagai kota batik. Solo Batik Carnival I diselenggarakan tahun 2008 dengan


(28)

commit to user

mengambil tema Wayang perekrutan para peserta sendiri dilakukan dengan cara promosi acara melalui media print ad dan juga elektronik seperti facebook, twitter, friendster, dan lain-lain. Peserta yang telah mendaftarkan diri selanjutnya dibina dan diarahkan dalam merancang kostum mereka sendiri. Sukses Solo Batik Carnival I pada 2008, Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Solo menggelar kembali Solo Batik Carnival II pada 26-28 Juni 2009 dengan mengambil tema Topeng. Event ini menjadikan Kota Surakarta mampu terangkat dan sedikit demi sedikit dikenal oleh dunia dengan Solo Batik Carnivalnya. Terbukti Solo Batik Carnival mampu tampil dalam parade kebudayaan di Singapura yang bernama “ Cinghay Parade ”. Tidak hanya itu, Solo Batik Carnival juga telah menjelajah Negara Belanda dengan tampil dalam acara yang serupa dengan pasar malemnya di Indonesia. Pada perhelatan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan tahun ini, TIM Solo Batik Carnival didaulat juga untuk ikut serta dalam acara pembukaan Piala Dunia 2010. Dengan prestasi yang cukup membanggakan tersebut, Solo Batik Carnival diadakan kembali dengan tema Flora dan fauna pada edisi ke-3 . Solo Batik Carnival III akan diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2010. Solo Batik Carnival ditujukan untuk memperkuat citra Surakarta sebagai Kota Batik.


(29)

commit to user 5. Solo Batik Fashion

Solo Batik Fashion merupakan suatu event budaya untuk mengukuhkan Citra Surakarta sebagai salah satu kota wisata dan budaya dengan menampilkan trend fashion dengan corak batik. Kegiatan ini melibatkan desainer lokal dan sejumlah pengrajin batik. Meski bertujuan mengangkat batik sebagai ikonnya, namun rancangan batik yang ditampilkan dalam SBF juga akan dipenuhi  sentuhan modern seperti SBF I tahun pada tanggal 10 -12 Juli 2009 yang telah sukses terselenggara. Solo Batik Fashion merupakan inovasi yang dikembangkan oleh para desainer agar batik sebagai fashion dapat lebih diminati oleh para konsumen dan mereka tidak akan mudah bosan dengan munculnya varian-varian batik yang teraplikasikan di baju. Dan tujuan akhirnya yakni eksistensi batik akan tetap terjaga.

6. Solo Membatik Dunia

Solo Mebatik Dunia merupakan wujud rasa suka cita dari seluruh masyarakat di Kota Surakarta karena diakuinya batik sebagai pusaka dunia oleh UNESCO dan ditetapkannya Kota Surakarta sebagai Kota Batik. Solo Membatik Dunia digelar satu hari setelah UNESCO menetapkan batik sebagai pusaka dunia pada tanggal 2 Oktober 2009. Wujud rasa suka cita tersebut diwujudkan dengan pawai dan karnaval disepanjang jalan Slamet Riyadi Surakarta. Seluruh elemen masyrakat Kota Surakarta yang bertindak sebagai peserta semua berpakaian batik. Mulai dari perangkat desa, kelurahan, kecamatan sampai pemkot semua berpartisipasi dalam acara perayaan tersebut. Karnaval ini mampu menarik perhatian pada


(30)

commit to user

Indonesia dan terlebih pada dunia karena frekuensi Kota Surakarta yang semakin meningkat dalam penyelenggaraan festival budayanya sebagai wujud keseriusan dalam memacu potensi wisata budaya di Kota Surakarta. Dengan ditetapkannya Kota Surakarta sebagai Kota Batik, event-event wisata budaya mulai bermunculan di Kota Surakarta. Pemerintah optimis peningkatan wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta akan semakin signifikan dengan ditujang peremajaan dan penambahan fasilitas baru yang semakin memperkuat citra pariwisata Kota Surakarta.

7. Solo Membatik Aspal

Solo Membatik Aspal merupakan serangkaian kegiatan event budaya di Kota Surakarta yang merupakan bagian dari acara Solo Membatik Dunia. Solo Membatik Aspal diselenggarakan satu hari setelah diakuinya batik menjadi pusaka dunia oleh UNESCO. Kegiatan tersebut sebagai bentuk perayaan diakuinya batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Event ini di ikuti oleh ribuan anak SD se-Surakarta. Mereka membatik jalan sepanjang ruas Jalan Diponegoro, Windujenar, Surakarta. Alasan pemilihan jalan beraspal sebagai media alternatif pendidikan seni rupa karena berseni lukis tidak harus terpaku pada media kertas atau kanvas, di aspal pun jadi media yang mampu meledakkan ekspresi anak.. Anak-anak yang beraksi membatik aspal tersebut merupakan gabungan siswa dari beberapa sekolah di Solo di antaranya, SDN Ketelan, SDN Ngudisuman, SDN Yosodipuro, SDN Tumenggungan dan beberapa SD


(31)

commit to user

dan SMP. Mereka membatik jalan bukan dengan cat atau malam, namun dengan kapur tulis. Aksi yang berlangsung selama satu jam, dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB itu membuat jalan yang terletak di jantung Kota Solo menjadi lautan batik berwarna putih. Aksi ribuan anak membatik jalan itu menghabiskan kapur tulis sebanyak 10.000 batang. "Alasan pemilihan kapur tulis agar tidak mengotori jalan, karena kapur mudah dihapus. Selain sebagai bentuk ekspresi suka cita dari masyarakat Kota Surakarta, aksi itu juga untuk mendukung branding kota solo sebagai kota batik. Kota Solo mempunyai jargon Solo Batik dan Batik Solo. Momen ini tepat setelah Indonesia dipercaya UNESCO sebagai pemilik warisan budaya berupa batik. Dengan membatik anak bisa berimajinasi luar biasa. itu bisa menciptakan motif-motif baru dan unik.

G.

Komparasi

Komparasi merupakan usaha dalam membadingkan produk yang kita jual dengan produk yang telah ada. Selain Bandara Adi Soemarmo Surakarta yang memiliki branding dari Kota Surakarta sebagai Kota Batik, di Indonesia yang lainnya ialah Bandara Ngurah Rai di Bali dan juga Bandara Internasional Soekarno - Hatta. Oleh karena itu kami memilih Bandara Ngurah Rai di Bali dan juga Bandara sebagai pembandingnya dengan mengacu pada bandara yang berpotensi untuk di lakukan branding. Pada dasarnya bandara yang telah dibranding dengan mengacu terhadap kota dimana ia berada, pastilah memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri.


(32)

commit to user

Perbandingan antara Bandara Adi Soemarmo - Surakarta, Bandara Ngurah Rai – Bali, dan juga Bandara Soekarno – Hatta – Jakarta dilihat dari beberapa faktor :

Environmental Graphic Design dengan konsep

branding (EGD)

Penempatan Environmental Graphic

Design di Bandara Bandara Adi

Soemarmo - Surakarta

EGD dibuat dengan dominasi corak dan motif batik Kota Surakarta, baik pada sign age maupun way findingnya.

Keunikan EGD terlihat pada plane area, terdapat archigraphic yang besar bertuliskan “Solo The Capital of Batik”.

Bandara

Soekarno – Hatta - Jakarta

Tampilan EGD dengan merepresentasikan dengan budaya Indonesia secara umum dan visit to Jakarta secara khusus.

Bentuk, struktur serta ornament bandara bergaya khas Indonesia dengan gaya dan penempatan EGD sangat eksklusif, hal ini sangat merepresentasikan sebagai


(33)

commit to user Bandara Ngurah

Rai - Bali

EGD dibuat dengan perpaduan antara unsure kebudayaan religious Bali dan ditunjang dengan corak modernisasi.

Penempatan EGD di setiap sudut ruangan sangat compatible dengan element disekitarnya

karena ditunjang dengan kemantapan dan kekuatan image Bali sebagai kota Dewata .


(34)

commit to user

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A.

Konsep Karya

1. Konsep Kreatif

Kota Surakarta salah satu kota yang menyandang gelar sebagai kota batik yang memiliki latar belakang historis tentang kekayaan batik nusantara. Beragam jenis motif dan corak batik ada di kota ini. Melalui kekuatan promosi serta adanya kerjasama yang baik antara pemerintah kota dengan masyarakat Kota Surakarta, menjadikan batik di kota ini sangat dijunjung tinggi dan mampu dikemas dalam wadah promosi kota yang luar biasa. Kekuatan batik di Kota Surakarta sebenarnya merupakan perpaduan antara kekuatan dari nilai seni batik itu sendiri dan juga kekuatan dari keterpaduan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kelestarian batik Surakarta dan juga memperkenalkan pada kota lain di Indonesia.

Tak lepas dari semua itu, Kota Surakarta memiliki akses internasional yang memiliki potensi sebagai penguat image kota tersebut sebagai kota batik. Bandara Adi Soemarmo melalui perancangan ini, akan dimanfaatkan oleh Kota Surakarta sebagai penguat Kota Batik dengan tujuan utama meningkatkan wisatawan domestik maupun asing. Bandara Adi Soemarmo dianggap efektif dalam mempromosikan Kota Surakarta, karena berfungsi sebagai gerbang masuk ke kota tersebut, baik antarkota dalam satu negara maupun antarnegara. Dengan visual branding Bandara Adi Soemarmo yang mengacu pada Kota Surakarta sebagai Kota Batik akan menambah nilai keunikan tersendiri bagi Kota Surakarta melalui


(35)

commit to user

akses internasionalnya tersebut. Sehingga, diharapkan para wisatawan akan merasakan aura Kota Surakarta yang sangat kental ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota batik tersebut.

Diperlukan strategi kreatif dalam mempromosikan Kota Surakarta sebagai Kota Batik melalui perancangan visual Bandara Adi Soemarmo sebagai penguatnya, dengan tujuan :

a. Memperkenalkan Kota Surakarta sebagai Kota Batik yang memiliki potensi pariwisata budaya dunia dan bertujuan sebagai tempat tujuan utama pariwisata dunia.

b. Menarik perhatian para wisatawan asing maupun domestik untuk meningkatkan pengunjung ke Kota Surakarta.

c. Memperkuat memorable (kenangan) para wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta akan keunikan Kota Surakarta, sehingga diharapkan para wisatawan akan kembali lagi ke Kota Surakarta.

2. Positioning

Positioning adalah menempatkan sebuah produk atau jasa untuk mendapatkan posisi yang baik di mata konsumen ( Adi Kusrianto, 2007 : 55 ). Menciptakan posisi dalam pikiran (mindset) atau benak konsumen (Agus S. Madjadikara, 2005 : 60). Positioning berhubungan dengan bagaimana memainkan komunikasi agar dalam benak konsumen tertanam suatu citra tertentu, yang dalam hal ini konsumen akan diperkenalkan dengan Kota Surakarta melalui sentuhan awal yang berada di Bandara Adi Soemarmo melalui visual bandaranya yang sangat kental


(36)

commit to user

dengan budaya Surakarta khususnya Batik. Sehingga ada kesan keunikan dari Kota Surakarta pada waktu para wisatawan pertama menginjakkan kaki di kota tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan memorable (kenangan) bagi para wisatawan sehingga mereka akan terus mencari tahu lebih banyak tentang Kota Surakarta dengan hadir kembali ke kota batik terserbut. Maka dalam hal ini, Bandara Adi Soemarmo ditempatkan sebagai “gerbang menuju Kota Batik”.

3. Unique Selling Preposition

Kota Surakarta mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan kota yang menyandang sebagai kota batik yang lain. Dari segi corak dan jenis batiknya, Kota Surakarta memiliki corak yang beraneka ragam dengan jenis yang sangat banyak dan bervariasi. Warna khas batik Kota Surakarta ialah “SOGA” yakni coklat agak kemerah-merahan. Selain itu, faktor promosi yang sangat gencar dilakukan Pemerintah Kota Surakarta dalam mengenalkan tradisi kota tersebut, khususnya tradisi batik mampu mengangkat image Kota Surakarta sebagai kota batik. USP (Unique Selling Preposition) dari Kota Surakarta ini sendiri ialah adanya bandara internasional yang memperkuat image Kota Surakarta sebagai Kota Batik, yakni Bandara Internasional Adi Soemarmo. Melalui pencitraan awal sebelum para wisatawan domestik maupun mancanegara memasuki atau baru menginjakkan kaki yang pertamakali di Kota Surakarta melalui sentuhan corak batik di bandara tersebut, dengan sendirinya image Kota Surakarta sebagai Kota Batik akan menguat. Fokus dari visual branding itu sendiri yakni, bagaimana bandara Adi Soemarmo itu mampu memberikan kesan pada


(37)

commit to user

pandangan pertama, sehingga memorable dari para wisatawan akan selalu tertambat pada Kota Surakarta sebagai kota tujuan wisata.

B.

Konsep Perancangan

Strategi perancangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pada akhirnya. Jika strategi perancangan tidak tepat dan tidak sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, maka dapat dikatakan promosi yang kita lakukan tidak berhasil dan tidak sampai pada target audience. Sehingga dalam merancang suatu strategi perancangan diperlukan suatu pemikiran atau gagasan yang tepat untuk dapat direalisasikan menjadi sebuah media promosi yang komunikatif dan efektif. Ada beberapa pokok pikiran yang mengacu pada pola dukungan dalam menciptakan desain secara global dan menyeluruh. Unsur pendukung tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Strategi Visual Verbal a. Headline

Headline sering disebut judul. Hal ini merupakan bagian terpenting dari suatu media promosi yang dipakai sebagai penangkap perhatian utama. Salah satu kunci keberhasilan promosi adalah adanya headline yang persuasive, simpel, dan juga memiliki kekuatan verbal untuk meningkatkan rasa penasaran audience terhadap promosi tersebut. Karena fungsi utama headline sendiri untuk menarik perhatian khalayak umum dengan cepat dan berusaha menarik konsumen sebanyak-banyaknya dalam hal ini pengunjung atau wisatawan Kota Surakarta. Headine merupakan


(38)

commit to user

suatu pendukung ide dan gagasan, maka headline diharapkan dapat menarik perhatian sasaran untuk memasuki tujuan pemahaman pesan, mengantar untuk menterjemahkan bahasa visual dan menarik pihak khalayak untuk membaca body copy lebih lanjut. Headline umumnya ditulis dengan huruf besar dibandingkan dengan huruf lainnya. Dan menggunakan pilihan kata yang singkat, informatif, komunikatif, mudah dibaca dan mudah dimengerti oleh khalayak sasaran.

Maka headline dari perancangan ini adalah:

1) We are the gate to the city of batik. 2) Welcome to the zone of batik. 3) Nol km zona bebas buta batik.

4) Kami adalah gerbang menuju kota batik. 5) Wilujeng rawuh dumateng kutho Solo.

b. Sub headline

Sub headline merupakan jembatan penghubung antara headline dengan body text. Sub headline digunakan apabila kalimat dalam headline cukup panjang sehingga kurang efektif. Apabila headline sudah memiliki kemampuan lebih untuk meningkatkan ketertarikan untuk membaca body text, maka sub headline tidak diperlukan lagi. Kalimat dalam suatu Sub Headline lebih jelas dan lebih menarik agar mudah dicerna oleh konsumen yang membacanya.


(39)

commit to user

1) Pintu menuju Kota Solo untuk berwisata batik. 2) Disinilah kawasan belanja batik yang tepat.

3) Bermacam-macam jenis batik ada di kota ini jadi jangan takut untuk tidak tahu tentang batik.

4) Kutho budaya ingkang tansah ngagungaken budaya adiluhung.

c. Body copy

Body copy merupakan penjelas dari headline sehingga perlu dibuat sekomunikatif dan seefektif mungkin. Bodycopy berfungsi menerangkan tentang produk sebenarnya yang yang dapat dipertanggungjawabkan. Pesan yang disampaikan bersifat ringkas, sederhana, mudah dimengerti oleh khalayak konsumen. Body copy menjadi perluasan ide yang disampaikan oleh headline dan ilustrasi. Dalam perancangan ini, body copy yang digunakan haruslah menerangkan bahwa Solo adalah kota batik dengan kalimat yang jelas dan efektif.

d. Baseline

Baseline adalah unsur yang lain dan biasanya ditempatkan di bagian bidang keseluruhan (biasanya dicantumkan nama perusahaan, brand name dan mungkin juga slogan atau alamat perusahaan). Kalimat yang digunakan sebagai baseline yaitu PT. Angkasa Pura I (PERSERO) Kantor Cabang Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta – 5718, Telp. (0271) 780400 – 780715 – 781164. Fax 78005 AFTN WRSQ YDYX. [email protected]


(40)

commit to user e. Slogan

Slogan adalah inti sari dari pesan yang ingin disampaikan. Slogan dapat membantu mengenalkan dan menanamkan citra produk ataupun image produk pada benak masyarakat. Salah satu unsur dalam keberhasilan suatu slogan adalah kalimat atau kata-kata yang digunakan harus padat, jelas, menarik dan komunikatif sehingga dapat terus diingat konsumen (memorable).

Slogan yang dipilih dalam perancangan ini ialah The world understand (dunia memahami). Slogan tersebut dipilih untuk menguatkan promosi wisata budaya kota Surakarta di mata Internasional dan lokal secara subjektif sehingga jawaban apakah Solo merupakan kota batik, tentunya akan muncul dari masing-masing pribadi (para wisatawan yang telah berkunjung ke Kota Solo) tanpa kita memberikan paksaan kepada para wisatawan tentang pemahaman yang sesuai dengan konsep branding.

2. Strategi Visual Non Verbal a. Layout

Layout adalah pengaturan dari berbagai unsur komposisi seperti misal huruf teks, garis, bidang, gambar dam sebagainya. Layout adalah kemasan setiap elemen lain dari “paket catalog” yang merefleksikan konsep desain (Fred E. Hahn dan Kenneth G. Mangun, 1999 : 174). Proses layout dimulai dari pemikiran utama kemudian masuk ke layout kasar (rough sket), yaitu penuangan bebas yang berfungsi untuk menciptakan key visual. Pada tahapan ini unsur-unsur pendukung


(41)

commit to user

perancangan komunikasi visual seperti bentuk, warna, dan tipografi sudah dibuat sehingga lebih menekankan pada persoalan dalam penataan letak dari unsur-unsur tersebut dan akhirnya diharapkan akan mendapat pesan yang ingin diinformasikan.

Pada perancangan promosi ini akan mengacu pada 3 tipe layout, seperti:

1) AXIAL

Elemen iklan ditelakkan berdasarkan sebuah sumber sumbu yang diletakkan pada posisi tertentu di halaman iklan. Pada metode ini ditampakkan banyak bidang kosong.

2) GROUP

Layout ini menggunakan sejumlah elemen berupa foto yang diletakkan berkelompok dalam suatu titik konsentrasi pandang di halaman iklan. Tujuannnya adalah untuk memberikan satu pusat perhatian.


(42)

commit to user 3) BAND

Elemen iklan dipasang membentang seperti sabuk, tetapi letaknya membujur vertikal. Tipikal tersebut memberikan blocking materi setinggi halaman iklan.

4) MONDRIAN Layout

Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square, landscape, atau portrait. Masing- masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian serta memuat gambar atau copy yang saling berpadu sehingga membentuk komposisi yang konseptual.

5) PICTURE WINDOW Layout

Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau bisa juga menggunakan model (public figure)

6) MULTI PANEL Layout

Bentuk iklan dimana satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square atau double square semuanya) b. Ilustrasi


(43)

commit to user

memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual (Adi Kusrianto, 2007 : 140). Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi sebuah produk karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yag ditimbulkan oleh perbedaan bahasa kata-kata (Iwan Wirya, 1999 : 32). Dalam dunia periklanan, hal ini merupakan unsur yang sangat penting karena sering dianggap sebagai ‘bahasa universal’. Ilustrasi disampaikan dalam bentuk gambar atau foto. Fungsi dari ilustrasi adalah menarik simpati dari khalayak sasaran dengan menjelaskan maksud dan tujuan dari pesan dalam bentuk gambar atau foto. Di samping itu pula ilustrasi dapat menghubungkan antara maksud-maksud yang berbeda antara bahasa dan kata. Pada suatu iklan gambar dapat mengungkapkan berbagai penilaian, maka ilustrasi haruslah relevan dengan produk ataupun jasa yang ditawarkan dan mampu ‘berbicara’ walau hanya dengan sekilas memandang. Sehingga dapat menarik dan merangsang khalayak untuk membaca keseluruhan isi pesan.

Adapun penggolongan ilustrasi menurut teknik pembuatannya ada 3 macam, yaitu :

a. Ilustrasi tangan (drawing), yang biasa didefinisikan sebagai ilustrasi yang dalam pembuatannya menggunakan cara manual, yakni menggambar dengan kemampuan gerak alami tangan.

b. Ilustrasi fotografi , yang biasa di definisikan sebagai ilustrasi yang dalam pembuatannya menggunakan teknik foto dengan berbagai


(44)

commit to user manipulasinya.

c. Ilustrasi komputer, yang dalam definisi pembuatannya menggunakan teknik pengolahan komputer, baik dari hasil gambar tangan, fotografi, maupun penggabungan dari keduanya. Teknik pembuatan ilustrasi ini bisa disebut juga teknik digitalisasi dengan menggunakan program komputer Adobe Photoshop, Corel Draw, Iilustrator, dan lainnya. Gambar yang ingin ditampilkan bukan sebuah kumpulan gambar produk tetapi pembuatannya nampilkan dari sebuah logo dalam berbagai aplikasi desain promosi dan menjadikan sebagai visual key karena penulis ingin memberikan sentuhan etnik tetapi elegant dan berkelas dan berkesan exsklusif pada produk branding tersebut, sehingga tanpa gambar produk pun mampu menarik perhatian konsumen dan mampu untuk di ingat oleh konsumen (memorable). c. Logo


(45)

commit to user

Konsep Logo

Bandara Internasional Adi Soemarmo ditujukan sebagai penguat image Kota Surakarta sebagai kota batik di mata dunia. Oleh karena itu Bandara Adi Soemarmo haruslah memiliki visualisasi yang mampu menawarkan atau mempromosikan Kota Surakarta sebagai kota batik atau minimal mampu mewakili visual Kota Surakarta secara umum. Visual dalam artian ini ialah mampu merepresentasikan wajah Kota Surakarta baik dari segi budaya ataupun karakter masyarakatnya kepada para pengguna jasa penerbangan baik itu lokal ataupun internasional yang singgah di Kota Surakarta. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui Bandara Adi Soemarmo sebagai media untuk memperkenalkan dan juga memperkuat image Kota Surakarta sebagai Kota batik dengan visualnya.

Dasar bentuk dan nilai visual Logo

Logo “ Solo the city of Batik “ ini terdiri dari dua elemen dan satu logo type. Huruf “S” di distilasi sedemikian rupa sehingga menyerupai pola parang yakni pola batik klasik khas Solo. Pola parang ini bermakna suatu keagungan dan memiliki suatu nilai kehormatan yang tinggi(adiluhung). Hal ini merepresentasikan bahwa Kota Surakarta merupakan kota yang memiliki keagungan budaya di dalamnya. Kota batik ini menjadi lain dengan kota batik lainnya, dengan semangat dalam mempromosikan batik di mata dunia.

Elemen kedua yakni kuncup bunga tulip dan bakal daun yang akan mekar. Hal inimerepresentasikan bahwa Kota Surakarta memiliki potensi untuk tumbuh menjadi kota yang modern dan tetap berpegang teguh pada sendi-sendi


(46)

commit to user

ketradisionalannya dengan menghasilkan generasi penerus yang mampu menjaga dan melestarikan budaya luhurnya.

Colour guide

Warna coklat ini merupakan warna coklat yang bersifat kontemporer, yakni warna populer dipakai pada masa tertentu dan bersifat modern. Warna ini mengkomunikasikan bahwa Kota Surakarta merupakan kota yang modern dan dinamis dengan mengacu pada slogan “ Solo past as Solo future “. Dengan maksud bahwa meskipun Kota Surakarta


(47)

commit to user

telah menjadi kota yang modern di masa yang akan datang tetapi tetap mempertahankan pada tradisi lokal.

Warna coklat soga merupakan warna khas batik di Kota Surakarta yang tidak dimiliki oleh batik di kota lain di Indonesia. Warna ini mengkomunikasikan bahwa Kota Surakarta merupakan kota dengan khazanah budaya nya yang sangat agung terlebih dengan didukung oleh berbagai corak khas batiknya yang menguatkan Surakarta sebagai kota batik .


(48)

commit to user

Century

Nn Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9

empertahankan budaya tradisionalnya dan melahirkan generasi penerusnya.

onviguration

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Oo Pp Qq Rr Ss Tt

0

Century memiliki karakter klasik dan elegant. Font ini merepresentasikan bahwa Kota Surakarta berkarakter kuat akan kebudayaan leluhurnya. Didalam suatu kemodsernisasian dunia, Kota Surakarta mampu m


(49)

commit to user

Grid


(50)

commit to user


(51)

commit to user

d. Typografi

Typografi merupakan unsur penunjang yang sangat penting yang dapat membawa kesan atau citra yang ingin ditampilkan atau dijual oleh perusahaan. Selain itu, typografi juga dapat berpengaruh terhadap keberhasilan branding. Citra yang kuat yang tedapat pada typografi akan selalu berada dibenak konsumen dan akan senantiasa di ingat oleh konsumen. Sebagai figure informative, huruf sebaiknya memenuhi persyaratan teknis dari segi ketampakan (legibility), keterbacaan (readability), dan aspek-aspek ergonomik lainnya. Typografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan menariknya desain huruf tertentu sehingga dapat menciptakan karakter atau karakteristik produk yang bersangkutan. (Frank Jefkins, 1996 : 248)

Jenis typografi yang digunakan dalam visual branding Bandara Adi Soemarmo disesuaikan dengan citra yang ditampilkan Kota Solo sebagai Kota Batik. Tipografinya harus sesuai dengan karakter Kota Surakarta sendiri dan juga komunikatif, padat makna, selain itu unsur futuristik harus ada di dalamnya.

Perancangan typography didasarkan pada pertimbangan gaya desain, fungsi dan juga karakter huruf yang digunakan. Dari tema yang diangkat, menggunakan typography yang berbentuk sederhana, namun tetap sesuai dengan karakteristik dari Kota Surakarta.


(52)

commit to user Maka jenis huruf yang akan dipilih adalah:

Calibri 

 

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

 

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

 

1234567890

 

Alasan pemilihan font:

Calibri termasuk jenis san serif memiliki kesan futuristik, simple dan modern serta berkarakter kuat sehingga mampu menonjolkan image modern dan internasional bagi bandara Adi Soemarmo itu sendiri. Calibri memberikan sentuhan yang lugas sehingga biasanya digunakan untuk kalimat penjelas dalam suatu ilustrasi.

Myriad Pro - normal

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

Alasan pemilihan font:

Myriad Pro memiliki karakteristik yang simple, lugas, serta bergaya modern. Font ini berkesan futuristik sehingga mampu memunculkan sentuhan gaya desain modern yang tak lepas dari unsur etnik pada branding Bandara Adi Soemarmo. Sehingga para pengguna jasa


(53)

commit to user

penerbangan yang singgah di Bandara Adi Soemarmo menangkap kesan modern dari Bandara tersebut.

Century

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Century memiliki karakter klasik dan elegant. Font ini merepresentasikan bahwa Kota Surakarta berkarakter kuat akan kebudayaan leluhurnya. Didalam suatu kemodsernisasian dunia, Kota Surakarta mampu mempertahankan budaya tradisionalnya dan melahirkan generasi penerusnya.

Arial

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Huruf ini termasuk jenis sanserif atau tanpa kait. Alasan pemilihan huruf ini karena bekesan simpel dan tegas tujuannya untuk menguatkan kesan modern Bandara Adi Soemarmo melalui visual branding ini.

Katy Berry 

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn  Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz  0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 


(54)

commit to user

Huruf ini termasuk golongan huruf decorative karena berfungsi sebagai huruf hiasan dan penggunaannya pun jauh dari kesan formalitas. Huruf ini dipilih karena memiliki kesan decorative yang kuat dan sangat memorable untuk dijadikan suatu icon.

Harabara

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Harabara merupakan font decorative yang memiliki bentuk yang simple, terkesan etnik karena pola lengkungnya pada setiap hurufnya.

e. Warna

Warna merupakan representasi bahasa komunikasi yang disampaikan lewat indera penglihatan. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan, sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat (Adi Kusrianto, 2007 : 46). Penggunaan warna menunjukkan identitas dari produk tersebut yang selanjutnya akan dipakai dalam setiap media visual yang akan digunakan.

Warna-warna yang akan dominan digunakan dalam perancangan visual brand Bandara Adi Soemarmo adalah warna-warna yang natural ,elegance, dan berkarakter karismatik serta tidak meninggalkan kesan etnik sehingga tampak kesederhanaannya maupun kekhasannya yang


(55)

commit to user

bertujuan menguatkan citra Kota Surakarta sebagai Kota Batik. Warna yang dipakai antara lain coklat, hitam, putih, dan juga biru tua.

1) Warna coklat (soga)

Warna coklat mengkomunikasikan suatu ke naturalan (alami). Penggunaan warna coklat ini diharapkan agar Bandara Adi Soemarmo mampu merepresentasikan sebagai Bandara Internasional yang berada di Kota Batik dengan mengangkat nilai-nilai batik di dalamnya untuk lebih mengenalkan Kota Surakarta sebagai kota batik.

2) Warna coklat gold

Warna coklat ini merupakan warna coklat yang bersifat kontemporer, yakni warna populer dipakai pada masa tertentu dan bersifat modern. Warna ini mengkomunikasikan bahwa Kota Surakarta merupakan kota yang modern dan dinamis dengan mengacu pada slogan “ Solo past as Solo future “. Dengan maksud bahwa meskipun Kota Surakarta telah menjadi kota yang modern di masa yang akan datang tetapi tetap mempertahankan pada tradisi lokal.

3) Warna coklat muda

Warna coklat muda merepresentasikan suatu kenaturalan dalam budaya Jawa dan berfungsi sebagai penguat image tradisional dalam perancangan “Solo the City of Batik” tersebut.

at muda merepresentasikan suatu kenaturalan dalam budaya Jawa dan berfungsi sebagai penguat image tradisional dalam perancangan “Solo the City of Batik” tersebut.


(56)

commit to user

C.

Target Karya

Sebagai penunjang dalam memperkenalkan Kota Surakarta sebagai kota batik, dengan Bandara Adi Soemarmo yang dipilih sebagai media untuk mempromosikannya, maka dipilihlah target karya sebagai berikut :

1. Media Lini Atas (ATL)

Media lini atas merupakan Media iklan yang mengharuskan pembayaran komisi kepada biro iklan (Frank Jefkins, 1996 : 28). Media lini atas merupakan media iklan yang penempatannya terjangkau oleh banyak khalayak umum. Oleh karena itu, media lini atas lebih banyak menyaring target audience.

Traffic ad

2. Media Lini Bawah (BTL)

Media lini bawah merupakan iklan ataupun media yang biasa diselenggarakan sendiri atau tidak melalui jasa industri iklan.

a. Billboard Wilujeng Rawuh. b. Name Board Adi Sumarmo. c. Wayfiding system (Eksterior). d. Palang pintu parkir (post parkir). e. Archigraphic pos parkir.

f. Seragam petugas parkir.

g. Standing floor tentang peraturan parkir. h. Standing flor peraturan memasuki bandara.


(57)

commit to user i. X-banner bandara.

j. Seragam petugas-petugas di bandara Adi Soemarmo. k. Wayfiding system (interior).

l. Sign age identitas atau penamaan fasilitas. m. Cover kursi tunggu bandara.

n. Poster Indoor. o. Brosur.

p. Kotak Dispenser. q. Flag chain.

r. Stationery ( perlengkapan kantor ) 1) Amplop

2) Kertas Surat 3) Kartu Pos

4) ID card karyawan 5) ID Card Visitor Pass 6) Kartu nama

s. Gimmick (Souvenir) 1) Mug

2) Pin 3) Sticker 4) Paper bag


(58)

commit to user

D.

Media Placement

Media adalah segala sesuatu untuk menyampaikan / mengaplikasikan iklan atau pesan yang disampaikan melalui alat atau sarana komunikasi, misalnya melalui media cetak maupun media elektronik. Strategi media diperlukan agar pesan-pesan periklanan yang akan disampaikan dapat dirancang dan dilakukan dengan baik dan dapat diterima masyarakat luas sehingga promosi Kota Surakarta sebagai kota batik berhasil . Dalam dunia periklanan media dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Media lini Atas (Above The Line Media) Traffic Ad.

1. Alasan pemilihan media :

Traffic Ad, merupakan petunjuk arah letak suatu instansi ataupun wilayah. Traffic ad sangat dibutuhkan oleh seseorang / publik yang masih awam dengan suatu tempat dan dimana keberadaannya. Hal ini sangat efektif untuk dijadikan sebagai media promosi “Solo the city of batik” karena yang strategis dan terjangkau oleh publik letaknya (keberadaannya).

2. Konsep desain :

Konsep desain dari traffic ad sendiri dengan memunculkan logo “Solo the city of batik” pada bidangnya dan juga nama Bandara Adi Soemarmo. Selain logo dan nama bandara, tentunya keterangan jarak dan lokasi juga tertera pada traffic ad tersebut. Pada bagian atas bidang


(59)

commit to user

media dituliskan headline “Wilujeng rawuh dumateng kutho Solo” dan pada bagian bawah dimunculkan tagline “the world understand” . Ukuran media ini ialah 60 cm x 30 cm dan tinggi 2 m.

3. Penempatan media :

Penempatan traffic ad tersebut yakni :

a. Di perempatan pasar Mangu (sebelah utara bandara)

b. Di perempatan gagak sipat (Jembatan Sebelah Selatan Bandara Adi Sumarmo)

c. Perempatan Pasar Colomadu.

2. Media lini bawah (Below The Line Media)

Berdasarkan hal tersebut maka 4 media yang akan dipilih untuk menjadi media promosi Kota Surakarta sebagai kota batik melalui Bandara Adi Soemarmo yaitu:

a. Billboard Wilujeng Rawuh 1. Alasan pemilihan media :

Billboard wilujeng rawuh merupakan media komunikasi secara tidak langsung yang ditujukan kepada para penumpang pesawat yang singgah di kota Surakarta dan hendak berkunjung ke kota Surakarta. wilujeng rawuh dalam bahasa Indonesia “selamat datang” merupakan komunikasi khas masyarakat Surakarta dalam menyambut tamu.

Baliho wilujeng rawuh ini sangat efektif sebagai media promosi “ Solo The City Of Batik” karena letaknya strategis dalam menyambut tamu pendatang dan mampu untuk menguatkan memorable para pengunjung


(60)

commit to user

akan kota Surakarta saat menginjakkan kaki yang pertama kali di Bandara Adi Sumarmo.

2. Konsep desain :

Konsep desain Billboard Sugeng Rawuh ini memadukan headline, subheadline, tagline serta logo “Solo The City Of Batik” dengan ilustrasi vector tangan yang sedang memegang canthing. Dalam hal ini batik diexpose dan diharapkan mampu mempengaruhi audiences. Ukuran baliho ini yakni : 6 m x 4 m.

3. Penempatan media :

Media ini ditempatkan di area parkir “Bandara Adi Sumarmo” di sebelah sisi utara dan barat.

b. Name Board Adi Sumarmo 1. Alasan pemilihan media :

Name board merupakan media yang digunakan untuk mempublikasikan suatu instansi. Name board fungsinya sangatlah penting dan pokok sebagai promosi. Name Board bandara sangat efektif digunakan sebagai media untuk memperkenalkan kepada publik “Solo The City Of Batik” karena dalam perancangan media ini konsep tersebut diexpose dalam name board tersebut selain nama Bandara Adi Sumarmo.

2. Konsep desain :

Konsep desain name board Bandara Adi Soemarmo sendiri yakni dengan diberi sentuhan archigraphic berupa tulisan “Bandara Adi


(61)

commit to user

Soemarmo” dengan menempatkan juga logo “Solo The City Of Batik” yang berupa archigraphic juga yang penempatannya dibawah nama identitas bandara tersebut. Selain itu, headline beserta tagline juga ditampilkan dalam name board bandara tersebut. Ukuran media ini yakni : 50 cm x 1 m dengan tinggi 2 m.

3. Penempatan media :

Media ini ditempatkan di jalan masuk bandara kearah parkiran bandara yang bertujuan mengenalkan kepada publik terlebih dahulu tentang image kota yang disinggahinya yakni Kota Surakarta.

c. Wayfinding system (Eksterior) 1. Alasan pemilihan media :

Wayfinding system merupakan kesatuan suatu sistem petunjuk arah yang dimiliki oleh setiap bandara di dunia khususnya Bandara Adi Soemarmo. Wayfinding system ini digunakan untuk mempermudah para pengunjung bandara (calon penumpang ataupun penumpang pesawat terbang) dalam menemukan fasilitas yang akan digunakan bandara tersebut dengan waktu yang relatif singkat. Karena fungsinya sangatlah penting di bandara ini sebagai alat komunikasi, maka perlulah dirancang kesatuan wayfinding system yang terintegrasi (integrated wayfinding system) untuk menarik perhatian para pengunjung bandara dan juga bisa digunakan sebagai sarana promosi kepada publik “Solo The City Of


(62)

commit to user

Batik” baik interior wayfinding maupun eksterior bandara Adi Soemarmo.

Wayfinding eksterior merupakan wayfiding system yang terdapat di luar ruangan utama Bandara Adi Soemarmo. Wayfinding ini terdiri dari : a. Penunjuk arah parkir

b. Penunjuk arah transit

c. Penunjuk arah untuk masuk keluar area parkir 2. Konsep desain :

Seluruh wayfinding system eksterior ini akan terintegrasi menjadi satu kesatuan dengan konsep desain yang terpadu. Pengecualian atau pembeda hanya terletak pada fungsinya masing-masing dan icon yang sesuai dengan ilustrasi masing-masing. Dan masing-masing item wayfinding tersebut akan dibubuhkan logo “Solo The City Of Batik” dan tagline the world understand ukuran masing-masing item :

a. Penunjuk arah parkir : 1 m x 30 cm b. Penunjuk transit : 40 x 40 cm

c. Penunjuk arah keluar dan masuk : 40 x 40 cm 3. Penempatan media

Penempatan media wayfinding system khusus eksterior ini akan ditempatkan pada area parkir Bandara Adi Soemarmo.

d. Palang pintu parkir (post parkir) 1. Alasan pemilihan media :


(63)

commit to user

Palang pintu parkir merupakan item yang strategis dan efektif dalam mempromosikan “Solo The City Of Batik” karena palang pintu ini selalu berhadapan dengan publik ketika mereka mau masuk ataupun meninggalkan Bandara.

2. Konsep desain :

Konsep desain palang pintu parkir ini yakni hanya memunculkan logo “Solo The City Of Batik” dan juga tagline wilujeng rawuh dumateng kutho Solo pada palangnya dan garis crossnya menggunakan main colour logo yakni coklat muda dengan ukuran desain 100 cm x 20 cm dengan teknik cutting sticker pada logo “Solo The City Of Batik”.

3. Penempatan media :

Media ini ditempatkan pada palang pintu parkir.

e. Archigraphic pos parkir 1. Alasan pemilihan media :

Pos parkir merupakan media yang paling awal bertatap muka dengan publik media ini sangat strategis untuk diberikan sentuhan promosi “Solo The City Of Batik” karena medianya cukup besar dan banyak terdapat ruang kosong.

2. Konsep desain :

Archigraphic yang berupa “Solo The City Of Batik” dan juga main colour logo tersebut untuk memberikan sentuhan warna pada pos parkir


(64)

commit to user

tersebut. Selain itu, sentuhan elemen huruf “S” pada logo yang ditransparansi akan menjadi background pos parkir tersebut.

3. Penempatan media :

Archigraphic ini akan ditampilkan pada media Pos Parkir bandara.

f. Seragam petugas parkir 1. Alasan pemilihan media :

Uniform atau seragam sangat berperan dalam menguatkan identitas suatu instalasi. Media ini tergolong strategis dan efisien untuk melakukan promosi yang dalam hal ini promosi “Solo The City Of Batik” yang dilakukan di Bandara Adi Soemarmo. Kembali ke integrated desain, visual branding Adi Soemarmo, maka seragam untuk petugas parkir perlu di serasikan dengan konsep branding.

2. Konsep media :

Konsep yang diambil ialah dengan menempatkan logo “Solo The City of Batik” dan merubah visual seragam dengan main colour coklat soga dengan sedikit motif batik dalam seragam tersebut.

3. Penempatan media :

Media ini digunakan oleh setiap petugas parkir di Bandara Adi Soemarmo.


(65)

commit to user

g. Standing floor tentang peraturan parkir 1. Alasan pemilihan media :

Standing floor peraturan parkir merupakan media diam yang mengkomunikasikan atau menginformasikan peraturan-peraturan dan tata tertib perparkiran. Dalam hubungannya dengan pemakai jasa tersebut sangatlah penting agar para pengguna jasa perparkiran tersebut mengetahui segala peraturan-peraturan yang ada pada perparkiran tersebut. Oleh karena itu standing floor peraturan parkir ini juga efektif sebagai media promosi “Solo The City Of Batik” di Bandara Adi Soemarmo, karena letak dan fungsi publikasinya sangat penting.

2. Konsep media :

Media ini nanti berisi informasi tentang peraturan perparkiran di bandara dan juga dibubuhi logo “Solo The City Of Batik” dengan warna main colour logo yakni coklat muda dengan ukuran bidang informasi 30 x 25 cm dengan tinggi 150 cm. Selain itu ditampilkan pula ilustrasi tangan yang memegang canthing ,headline wilujeng rawuh dumateng kutho Solo serta tagline “the world understand” .

3. Penempatan media :

Media ini ditempatkan di setiap area parkir mobil dan motor di Bandara Adi Soemarmo sebagai media informasi dan komunikasi kepada pengguna jasa parkir Bandara Adi Soemarmo.


(66)

commit to user

h. Standing floor peraturan memasuki bandara. 1. Alasan pemilihan media :

Standing floor merupakan peraturan tatatertib memasuki bandara merupakan informasi yang diberikan bandara kepada pengunjung bandara baik penumpang ataupun penjemput penumpang yang ada di bandara agar mereka mengetahui semua peraturan tata tertib yang dikeluarkan oleh bandara dengan tujuan terciptanya ketertiban dan kelancaran dalam penyelenggaraan di bandara. Media ini juga bisa dijadikan sebagai media komunikasi untuk memperkenalkan “Solo The City Of Batik” kepada publik karena fungsinya yang lebih ke informatif dan publikatif.

2. Konsep media :

Media ini nanti berisi informasi tentang peraturan perparkiran di bandara dan juga dibubuhi logo “Solo The City Of Batik” dengan warna main colour logo yakni coklat muda dengan ukuran bidang informasi 30 x 25 cm dengan tinggi 150 cm. Selain itu ditampilkan pula ilustrasi tangan yang memegang canthing ,headline wilujeng rawuh dumateng kutho Solo serta tagline “the world understand” .

3. Penempatan media :

Media ini ditempatkan di lobi bandara tepatnya di dekat pintu masuk ke ruang utama bandara dan di ruang tunggu kedatangan.


(67)

commit to user

i. X-banner bandara

1. Alasan pemilihan media :

X-banner bandara memberikan pengenalan seputar pengetahuan tentang “Solo The City Of Batik” pada publik. X-banner ini menginformasikan pada para penumpang yang singgah tentang kebudayaan khas kota Surakarta yakni “batik” melalui ilustrasi layoutnya. X-banner ini sangat strategis dan efektif dalam memberikan informasi kepada publik karena penempatannya berada di depan pintu masuk ruang utama Bandara Adi Soemarmo sehingga mampu dijangkau oleh publik.

2. Konsep media :

Media ini nanti berisi ilustrasi vector tangan yang memegang canthing yang merupakan cirikhas dari batik. Headline ”we are the gate to the city of batik” ditempatkan pada bagian atas (head banner) Tagline “the world understand” diletakkan pada bagian footnya. Logo “Solo The City Of Batik” akan menjadi pusat perhatian ditengah-tengah x-banner tersebut. Ukuran X- banner ini yakni 160 cm x 60 cm.

3. Penempatan media :

X-banner ini ditempatkan pada setiap pintu akses menuju ke ruangan sentral dan berakhir di lobi tunggu kedatangan. Titik penempatannya diantaranya disamping depan pintu masuk awal bandara (lobi bandara) tangga escalator menuju ke ruang tunggu kedatangan dan pemberangkatan, lobi stand pameran batik di bandara, lobi tunggu kedatangan pemberangkatan.


(68)

commit to user

j. Seragam karyawan di Bandara Adi Soemarmo. 1. Alasan pemilihan media :

Seragam atau uniform merupakan item identitas yang dimiliki oleh suatu instansi. Identitas ini berguna untuk mengangkat image dan mencitrakan atau juga menambah unsur unik yang ada pada instansi tersebut. Dalam hal ini Bandara Adi Soemarmo sebagai media dalam menguatkan image “Kota Solo sebagai Kota Batik”.Menguatkan image malalui item tersebut, diharapkan mampu mengkomunikasikan barand “Solo The City of Batik” kepada publik di Bandara Adi Soemarmo dengan baik. 2. Konsep media :

Seragam ini berupa baju dinas yang dikalborasikan dengan unsur batik di dalam baju seragam tersebut tapatnya di saku dibubuhi logo “Solo The City Of Batik”.

3. Penempatan media :

Seragam ini merupakan seragam dinas yang harus dipakai atau wajib oleh semua karyawan PT. Angkasa Pura I (PERSERO) cabang Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta.

k. Wayfinding system (interior) 1. Alasan pemilihan media :

Wayfinding system interior bandara berisi informasi tentang petunjuk arah dimana suatu tempat atau fasilitas-fasilitas yang ada di Bandara itu berada. Wayfinding system interior dibuat untuk memudahkan para


(69)

commit to user

penumpang yang masih asing dengan Bandara Adi Soemarmo dalam mencari tempat atau fasilitas yang diperlukan. Wayfiding system ini terdiri dari :

a. Board petunjuk arah kedatangan dosmetik, internasional, kamar kecil dan penukaran uang.

b. Board petunjuk arah pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U).

c. Board petunjuk arah ruangan tunggu (Waiting Room). d. Board petunjuk arah kamar kecil dan lift penyandang cacat. e. Board petunjuk arah ruangan P3K (Fist Aid Room).

f. Board petunjuk arah pembayaran fiscal. g. Archigraphic petunjuk arah emergency exit.

h. Board petunjuk arah ruang tunggu keberangkatan (Departure Waiting Room).

i. Board petunjuk arah ruang tunggu keberangkatan internasional dan domestik.

j. Board petunjuk arah ruang tunggu keberangkatan domestik k. Board petunjuk arah ruang tunggu keberangkatan internasional l. Board petunjuk arah pengambilan barang.

m. Board petunjuk arah kamar kecil dan mushola. 2. Konsep media :

Konsep desain seluruh wayfiding system ini jadi satu kesatuan desain (integrated wayfiding) agar tercipta suatu image yang kuat yang muncul


(70)

commit to user

pada visual branding tersebut. Motif batik dan petunjuk anak panah yang dibuat decorative menghiasi setiap wayfinding system ini. logo “Solo The City Of Batik” pun akan dibubuhkan pada setiap item wayfiding indoor Bandara Adi Soemarmo tersebut.

Ukuran media :

a. Board petunjuk arah kedatangan dosmetik, internasional, kamar kecil dan penukaran uang.

Ukuran board tersebut yakni 1.5 m x 1 m.

b. Board petunjuk arah pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U)

Ukuran board tersebut yakni 1 m x 40 cm.

c. Board petunjuk arah ruang tunggu (Waiting Room) Ukuran board tersebut yakni 1 m x 40 cm.

d. Board petunjuk arah kamar kecil dan lift penyandang cacat. Ukuran board tersebut yakni 120 cm x 50 cm.

e. Board petunjuk arah ruang P3K (Fist Aid) Ukuran board tersebut yakni 1 m x 40 cm. f. Board petunjuk arah pembayaran fiskal.

Ukuran board tersebut yakni 120 cm x 40 cm. g. Board petunjuk arah emergency exit.

Ukuran board tersebut yakni 25 cm x 15 cm. h. Board petunjuk arah ruang tunggu keberangkatan.


(71)

commit to user

i. Board petunjuk arah ruang tunggu keberangkatan internasional dan domestik.

Ukuran board tersebut yakni 150 cm x 60 cm.

j. Board petunjuk arah ruang tunggu keberangkatan dosmetik. Ukuran board tersebut yakni 2 m x 50 cm.

k. Board petunjuk arah ruang tunggu keberangkatan internasional. Ukuran board tersebut yakni 2 m x 50 cm.

l. Board petunjuk arah pengambilan barang. Ukuran board tersebut yakni 150 cm x 60 cm. m. Board petunjuk arah kamar kecil dan mushola.

Ukuran board tersebut yakni 1 m x 40 cm. 3. Penempatan media :

Seluruh media wayfiding system (interior) tersebut diaplikasikan penempatannya di dalam Bandara Adi Soemarmo dan peletakannya sesuai dengan masing-masing fungsi informasinya.

l. Signage identitas atau penamaan fasilitas. 1. Alasan pemilihan media :

Signage merupakan suatu identitas atau penamaan yang tertera pada masing-masing fasilitas tertentu yang ada di Bandara Adi Soemarmo. Signage berfungsi memperjelas tempat (fasilitas) setelah dibantu dengan adanya wayfinding system tersebut. Dengan signage bandara, maka lebih mempermudah para penumpang dalam menentukan lokasi fasilitas


(72)

commit to user

yang dicari signage tersebut sangatlah tepat dan efektif untuk dilakukan visualisasi promosi tentang “Solo The City Of Batik” karena semua signage ini merupakan media publik dan pastinya setiap penumpang selalu berkomunikasi (searah) dengan media tersebut diantaranya : 1) Signed pelaporan (Chek In).

2) Signed penjualan tiket masing-masing maskapai penerbangan. 3) Signed oleh-oleh dan souvenir shop.

4) Signed coffee shop. 5) Signed money changer.

6) Signed hotel reservation dan car rental. 7) Signed tourist information center. 8) Signed kedatangan internasional. 9) Signed batik gallery I.

10)Signed perkantoran (offices). 11)Signed batik gallery II. 12)Signed restaurant. 13)Signed garment.

14)Signed dilarang merokok. 15)Signed mushola.

16)Signed kamar kecil. 17)Signed book store. 18)Signed xecutive lounge.


(73)

commit to user

20)Signed gate (1, 2, 3) (pintu keberangkatan). 21)Signed family reflexology.

22)Signed kamar kecil dan mushola. 23)Signed pengambilan barang. 24)Signed kehilangan dan penemuan. 2. Konsep Desain :

Seluruh wayfinding interior Bandara Adi Soemarmo memiliki kesatuan desain yang terintegrated untuk lebih menguatkan konsep visual branding Bandara Adi Soemarmo yakni “ Solo the city of batik “. Olehkarena itu, keseluruhan item signed ini juga memiliki desain dan bentuk yang sama dengan pengecualian ilustrasi icon dan penempatan yang sesuai dengan fungsinya.

Masing – masing item signed tersebut memiliki ukuran yakni : 1) Signed pelaporan (Chek In), berukuran 100 cm x 40 cm

2) Signed penjualan tiket masing-masing maskapai penerbangan, berukuran 300 x 40 cm.

3) Signed oleh-oleh dan souvenir shop, berukuran 200 x 40 cm. 4) Signed coffee shop, berukuran 200 x 40 cm.

5) Signed money changer, berukuran 200 x 40 cm.

6) Signed hotel reservation dan car rental, berukuran 200 x 40 cm. 7) Signed tourist information center, berukuran 200 x 40 cm. 8) Signed kedatangan internasional, berukuran 200 x 40 cm. 9) Signed batik gallery I, berukuran 200 x 40 cm.


(74)

commit to user

10)Signed perkantoran (offices), berukuran 100 x 50 cm. 11)Signed batik gallery II, berukuran 200 x 40 cm. 12)Signed restaurant, berukuran 300 x 40 cm. 13)Signed garment, berukuran 300 x 40 cm.

14)Signed dilarang merokok, berukuran 30 x 15 cm. 15)Signed mushola, berukuran 100 x 50 cm.

16)Signed kamar kecil, berukuran 100 x 50 cm. 17)Signed book store, berukuran 300 x 40 cm. 18)Signed xecutive lounge, berukuran 300 x 40 cm.

19)Signed kamar kecil dan perawatan bayi, berukuran 120 x 60 cm. 20)Signed gate (1, 2, 3) (pintu keberangkatan), berukuran 100 x 50cm. 21)Signed family reflexology, berukuran 300 x 40 cm.

22)Signed kamar kecil dan mushola, berukuran 120 x 60 cm. 23)Signed pengambilan barang, berukuran 300 x 60 cm. 24)Signed kehilangan dan penemuan, berukuran 200 x 40 cm. 3. Penempatan media :

Seluruh item signed interior ini ditempatkan didalam ruang utama bandara dengan mengacu pada masing-masing fungsinya pada penempatannya.

m. Cover Kursi Tunggu 1. Alasan Pemilihan Media :


(1)

commit to user

152 

 


(2)

commit to user

153 

 

Media Bahan : Kertas Stiker Graftac

Ukuran : Ukuran diameter 10 x 10 cm.

Ilustrasi desain : Stiker ini nanti hanya menampilkan logo Solo the city of

batik.

Tipografi : Katy Berry, Harabara, Calibri, dan Century Format Desain : Horizontal

Proses Visualisasi : CorelDraw X4 Realisasi : Digital printing

Media Placement : Item ini ditempatkan di stand Tourist Information center untuk para wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta


(3)

commit to user

154 

 

d. Paper Bag

Media Bahan : Art paper 260 gr dan duplek Ukuran : Ukuran 26 x 27 x 7 cm

Ilustrasi desain : Konsep desain paper bag ini hanya menggunakan logo Solo

the city of batik.

Tipografi : Century

Format Desain : Vertical Proses Visualisasi : CorelDraw X4 Realisasi : Offset printing

Media Placement : Item ini ditempatkan di stand Tourist Information center untuk para wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta .


(4)

commit to user

155

BAB V

PENUTUP

A.

Simpulan

Harapan dari perancangan promosi ini adalah agar masyarakat Indonesia secara umum terlebih masyarakat dunia mengenal Kota Surakarta sebagai kota batik sekaligus menggeliatkan promosi pariwisata di kota bengawan ini. Meningkatnya animo masyarakat Indonesia dalam mengunjungi Kota Surakarta maka secara tidak langsung akan menambah peluang usaha di bidang kepariwisataan maupun perdagangan bagi masyarakat sehingga dampak positif tersebut yakni diharapkan mampu mendongkrak pendapatan masyarakat khususnya di Kota Surakarta dan sekitarnya. Promosi yang berkesinambungan dan efektif melalui media Bandara Adi Soemarmo dengan perspektif atau sudut pandang sebagai gerbang menuju kota batik, akan memberikan suatu kemudahan dalam mempromosikan Kota Surakarta sebagai kota batik sesuai dengan target audiensnya.

Bandara Adi Soemarmo merupakan bandar udara yang terletak di wilayah eks-karesidenan Kota Surakarta sehingga merupakan media yang ideal bagi Kota Surakarta dalam mempromosikan kota tersebut sebagai kota batik kepada para pengunjung Kota Surakarta baik itu wisatawan ataupun pengunjung lainnya yang singgah di Bandara tersebut. Promosi melalui media bandara ini akan lebih memperkuat memorable pengunjung yang singgah di bandara tersebut sebagai tempat transit dan akan senantiasa menguatkan brand Kota Surakarta sebagai kota batik.


(5)

commit to user

156

Kelebihan dari Kota Surakarta sendiri sebagai kota batik dibandingkan dengan kota batik lainnya di Indonesia yakni Kota Surakarta memiliki bandara yang diakses secara Internasional dan memiliki visual branding yang selaras dengan image kotanya yakni dengan menampilkan interior dan juga

environmental graphic design (EGD) yang saling terpadu kuat didalamnya dengan

konsep batik. Sehingga diharapkan agar para wisatawan atau pengunjung yang pernah mengunjungi Kota Surakarta dengan mudah mengingat bandara Adi Soemarmo Surakarta sebagai bandara batik.

Pemilihan jenis media yang efektif dan tepat sasaran diharapkan mampu memberikan pengaruh besar dalam menarik minat masyarakat untuk lebih mengetahui Kota Surakarta sebagai kota batik.


(6)

commit to user

157

B.

Saran

Keberhasilan suatu penjualan dan pemasaran merupakan suatu hasil dari ingin kejelian dalam pemilihan media yang tepat dan efektif. Surakarta telah mengantongi pengahargaan yang berupa pengakuan sebagai kota batik dari UNICEF dan masyarakat internasional lainnya tetapi ada beberapa saran yang penulis ingin sampaikan, antara lain :

1. Keterpaduan antar aparatur pemerintah di Kota Surakarta dengan

masyarakatnya akan menumbuhkan semangat untuk bekerja sama dalam meningkatkan tujuan utama pariwisata di kota ini dengan membawa slogan

Solo The City of Batik.

2. Selain promosi, pelayanan yang baik, ramah dan familiar merupakan modal

untuk menarik minat konsumen, terutama para wisatawan asing. Karena tanpa adanya kenyamanan dalam aktivitas promosi sampai pada penjualan maka akan mengurangi nilai estetis sebuah sebuah produk yang dihasilkan.

3. Bandara Adi Soemarmo yang dalam hal ini ditunjuk sebagai media promosi

Solo The City of Batik dengan visual branding di dalamnya hendaknya selalu

menjaga keindahan dan senantiasa memfokuskan setiap interior maupun eksterior di dalamnya dengan memadukan antara eksotisme budaya Kota Surakarta dengan perkembangan desain internasional. Keberhasilan produk yang memiliki brand terletak pada penilain publik di dalamnya.