292
tersebut benar-benar tercampur buatlah bentuk adonan tersebut bola-
bola dan adonana tersebut sudah tidak lengket ditangan. Setelah
dilakukan pencampuran bahan baku secara homogen langkah selanjutnya
adalah membuat pakan buatan sesuai dengan bentuk pakan buatan
yang ditentukan. Pakan buatan yang akan diberikan kepada ikan air ada
berbagai macam bentuk antara lain adalah tepung, remahan dan pellet.
Bentuk pellet ada berbagai macam ukuran mulai dari 1 mm sampai 5
mm sesuai dengan peruntukkannya.
Proses selanjutnya setelah pakan buatan dicetak adalah melakukan
pengeringan terhadap pakan yang telah dicetak. Pakan tersebut
kemudian dikeringkan dengan menggunakan alat pengering atau
dengan menggunakan sumber panas alami yaitu sinar matahari. Proses
pengeringan dengan menggunakan sinar matahari bisa memakan waktu
2-3 hari jika sinar matahari bersinar sepanjang hari. Jika menggunakan
alat pengering hanya beberapa jam saja tergantung suhu pemanasan
didalam oven sampai kadar air dalam pakan tersebut adalah kurang
dari 10. Hal ini bertujuan agar pakan yang dibuat mempunyai daya
simpan lama dan proses pembusukan dihambat karena kadar
air dalam bahan pakan sangat rendah.
Setelah pakan buatan dicetak dan dikeringkan langkah selanjutnya
adalah melakukan pengemasan dan penyimpanan pakan ikan seperti
yang dilakukan pada skala pabrikasi. Jika anda bertujuan untuk menjual
produk pakan ikan kepada masyarakat dan dilakukan sebagai
suatu usaha produksi pakan ikan maka pakan ikan yang telah dibuat
harus dilakukan uji coba terhadap pakan yang telah dibuat tersebut. Uji
coba pakan yang telah dibuat sebelum digunakan oleh ikan yang
akan mengkonsumsi pakan tersebut adalah uji secara kimia, uji secara
fisik dan uji secara biologis. Pengujian tersebut sebaiknya
dilakukan untuk mendapatkan validitas data uji coba terhadap
pakan buatan yang akan digunakan. Oleh karena itu kita akan membahas
dalam subbab selanjutnya tentang uji coba pakan ikan.
6.4. UJI COBA PAKAN IKAN
Pakan ikan yang akan digunakan oleh ikan budidaya harus dilakukan
ujicoba terhadap pakan tersebut. Hal ini dilakukan agar pakan yang akan
digunakan tersebut memberikan hasil yang optimal sesuai dengan
standar produk pakan ikan. Uji coba terhadap pakan ikan dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu : 1. Uji pakan secara kimia
2. Uji pakan secara fisik 3. Uji pakan secara biologi
6.4.1 Uji Pakan secara Kimia
Uji pakan ikan secara kimia dapat dilakukan jika memiliki peralatan
analisa proximat yang lengkap. Pada uji secara kimia bertujuan untuk
mengetahui kandungan gizi pada pakan buatan yang telah dibuat
Di unduh dari : Bukupaket.com
293 pakan sesuai dengan formulasi
pakan yang disusun. Uji coba ini sangat berguna bagi konsumen dan
juga sebagai pengawasan mutu pakan yang diproduksi. Uji pakan
secara kimia meliputi : 1. Uji kadar air, kadar air yang baik
untuk pelletpakan buatan adalah kurang dari 12. Hal ini sangat
penting karena pakan buatan tidak langsung dikonsumsi oleh
ikan setelah diproduksi tetapi disimpan beberapa saat. Prinsip
pengujian kadar air dilaboratorium adalah bahan
makanan pellet dipanaskan pada suhu 105 – 110
o
C, dengan pemanasan tersebut maka air
akan menguap. Peralatan yang digunakan untuk melakukan uji
kadar air adalah oven dan peralatan gelas. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.8.
Gambar 6.8. Alat pengukur kadar air 2. Uji kadar protein, kadar protein
pellet yang dibuat harus benar- benar disesuaikan dengan
ukuran ikan dan jenis ikan yang akan mengkonsumsi pakan
tersebut. Prinsip pengujian kadar protein di laboratorium adalah
dengan menggunakan cara Kyeldahl yaitu menentukan kadar
protein secara tidak langsung. Cara ini adalah dengan
menentukan kadarN-nya kemudian mengalikan dengan
protein 6,25. Peralatan yang digunakan untuk mengukur kadar
protein pakan ikan dengan peralatan semi mikrokjeldahl .
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.9.
Di unduh dari : Bukupaket.com
294
Gambar 6.9. Peralatan pengukuran kadar protein 3. Uji kadar lemak, kadar lemk
dalam pakan buatan menurut hasil penelitian sebaiknya kurang
dari 8. Hal ini dikarenakan jika kadar lemak dalam pakan tinggi
akan mempercepat proses ketengikan pakan buatan. Prinsip
pengujian kadar lemak adalah bahan makanan akan larut di
dalam petrelium eter disebut lemak kasar. Uji inimenggunakan
alat yang disebut Soxhlet. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 6.10.
Gambar 6.10. Peralatan pengukuran kadar lemak
Di unduh dari : Bukupaket.com
295 4. Kadar Serat kasar, kadar serat
kasardalam pakan buatan menurut hasil penelitian
sebaiknya adalah kurang dari 7. Serat kasar ini diperlukan untuk
menambah baik srtuktur pellet. Kandungan serat kasar yang
terlalu tinggi pada pakan buatan akan mempengaruhi data cerna
dan penyerapan didalam alat pencernaan ikan. Prinsip
pengujian kadar serat kasar adalah menentukan zat organik
yang tidak larut dalam asam kuat dan basa kuat dan disertai
pemanasan. Peralatan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran kadar serat kasar adalah peralatan soxlet ditambah
dengan peralatan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 6.11.
Gambar 6.11. Peralatan pengukuran kadar serat kasar 5. Kadar abu, kadar abu dalam
pakan buatan sebaiknya kurang dari 12. Kadar abu ini
merupakan bahan anorganik, jika kadar abu tinggi dalam pakan
buatan berarti pakan buatan tersebut tidak akan memberikan
pertumbuhan yang baik untuk ikan. Prinsip pengujian kadar abu
ini adalah bahan makanan dilakukan pemanasan didalam
tanur listrik yang bersuhu 600
o
C. Pada suhu tersebut semua
bahan organik akan menguap dan yang tertinggal hanya bahan
anorganik yaitu abu. Peralatan untuk melakuakn pengukuaran
kadar abu dilakukan dengan menggunakan tanur listrik. Untuk
Di unduh dari : Bukupaket.com
296
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.12.
Gambar 6.12. Peralatan pengukuran
kadar abu. Adapun prosedur yang dapat
dilakukan dalam melakukan uji coba secara kimia yang disebut dengan
melakukan uji analisa proksimat dapat menggunakan beberapa
metode. Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode yang dapat
dilakukan dalam melakukan pengukuran beberapa parameter uji
kimia pakan ikan. Adapun prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
Pengukuran Kadar Air Pengukuran kadar air pakan ikan
atau bahan baku yang akan digunakan untuk membuat pakan
ikan dapat dilakukan dengan cara pemanasan yang biasa disebut
dengan Metode Gravimetri. Prinsip
: Air akan menguap
seluruhnya jika bahan makanan dipanaskan
pada suhu 105–110
o
C.
Peralatan :
y Botol timbang bertutupcawan y DessiccatorEksikator
y Oven y Neraca analitik
Langkah Kerja 1 : 1.
Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 105 – 110
o
C selama 1jam, dinginkan dalam eksikator
selama 10 menit dan ditimbang x
1
. 2.
Timbang bahancontoh yang telah dihaluskan sebanyak 2 – 3
gram a lalu dimasukkan kedalam cawan X
1
. 3.
Cawan dan bahan dipanaskan dalam oven selama 4 – 6 jam
pada suhu 105 – 110
o
C, dinginkan dalam eksikator
kemudian timbang, lakukan pemanasan kembali dalam oven
selama 30 menit, dinginkan dalam eksikator dan timbang,
lakukan hal tersebut sampai tercapai berat yang konstan
selisih penimbangan berturut- turut kurang dari 0,02 gram.
4. Hitunglah persentase kadar air
bahan yang dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
X
1
+ a - X
2
Kadar air = X100 a
Prosedur pengukuran kadar air dapat dilakukan berdasarkan prrosedur
Standar Nasional Indonesia SNI, dengan menggunakan pengukuran
dengan SNI yang merupakan suatu standar dalam melakukan
Di unduh dari : Bukupaket.com
297 pengukuran yang telah diakreditasi
secara internasional yang disebut dengan ISO 17025 mengenai
Internasional Standar Operational untuk kegiatan laboratorium. Oleh
karena itu bagi para penguji yang laboratoriumnya telah mendapatkan
sertifikat ini akan menggunakan prosedur pengujian dengan prosedur
SNI.
Langkah Kerja SNI : 1. Timbang dengan seksama 1-2 g
cuplikan pada sebuah botol timbang bertutup yang sudah
diketahui bobotnya W1. 2. Keringkan pada oven suhu 105
o
C selama 3 jam
3. Dinginkan dalam eksikator 4. Timbang W, ulangi pekerjaan ini
hingga diperoleh bobot tetap Perhitungan :
W Kadar air = X 100
W1
Pengukuran Kadar Abu
Pengukuran kadar abu pakan ikan atau bahan baku yang akan
digunakan untuk membuat pakan ikan dapat dilakukan dengan cara
pemanasan yang biasa disebut dengan Metode Gravimetri.
Prinsip : Bahan makanan jika dilakukan pemanasan
didalam tanur listrik yang bersuhu 600
o
C, maka zat- zat organik akan diuraikan
menjadi air dan CO
2
yang tertinggal hanya bahan
anorganik yaitu abu. Peralatan :
y Cawan porselen y Tanur listrik
y Neraca analitik y Dessicatoreksikator
Langkah Kerja 1 : 1. Cawan dipanaskan dalam oven
pada suhu 105 – 110
o
C selama 1jam, dinginkan dalam eksikator
selama 10 menit dan ditimbang X
1
. 2.
Timbang bahancontoh yang kering sebanyak 2 – 3 gram a
lalu masukkan ke dalam cawan X
1
. 3. Masukkan cawan dan bahan
kedalam oven pengabuantanur dengan cara dipanaskan dengan
suhu 550 – 600
o
C sampai menjadi abu dan berwarna putih
selama 3 – 6 jam. 4.
Dinginkan dalam eksikator selama 15 menit dan timbang
cawan dan abu tersebut X
2
. 5. Hitunglah persentase kadar abu
bahan yang dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
X
2
– X
1
Kadar Abu = X 100 a
Langkah kerja SNI : 1. Timbang dengan seksama 2-3 g
contoh kedalam cawan porselen yang telah diketahui bobotnya
2. Arangkan di atas nyala pembakar, lalu abukan dalam tanur listrik
pada suhu maksimum 550
o
C sampai pengabuan sempurna
sekali-kali pintu tanur dibuka sedikit, agar oksigen bisa masuk
Di unduh dari : Bukupaket.com
298
3. Dinginkan dalam eksikator, lalu timbang sampai bobot tetap
Perhitungan : W1 – W2
Kadar abu = X 100 W
W : Bobot contoh sebelum
diabukan dalam gram W1 :
Bobot contoh + cawan sesudah diabukan dalam
gram W2 : Bobot cawan kosong dalam
gram
Pengukuran Kadar Lemak
Pengukuran kadar lemak pakan ikan atau bahan baku yang akan
digunakan untuk membuat pakan ikan dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Soxhlet dan metode Weibull. Metode soxlet
digunakan jika bahan baku pakan atau pakan ikan mengandung kadar
lemak yang relatif tidak terlalu banyak, dan jika kadar lemak dalam
bahan pakan atau pakan ikan cukup banyak maka bahan pakan dan
pakan itu harus dilakukan hidrolisis terlebih dahulu dan metode yang
digunakan adalah metode weibull.
Prinsip : Bahan makanan yang larut di dalam petrelium eter,
atau ekstraksi lemak bebas dengan pelarut non polar
Peralatan : y Kertas
saring y Labu
lemak y Alat
soxhlet y Pemanas
listrik y Oven
y Neraca analitik
y Kapas bebas lemak y Pereaksi : hexane atau pelarut
lemak lainnya Langkah kerja 1 :
1. Panaskan cawan labu dalam oven pada suhu 105–110
o
C selama satu jam, dinginkan
dalam eksikator selama 10 menit dan timbang X
1
. 2. Timbang bahancontoh sebanyak
2 – 5 gram bahan sebaiknya dalam bentuk halus dan kering,
dan dibungkus dengan kertas saringkertas filter dalam bentuk
silinder a.
3. Masukkan selongsong kertas
filter kedalam tabung ekstraksi dan diberi pemberat serta
dihubungkan dengan kondensorpendingin .
4. Pasanglah tabung ekstraksi pada alat destilasi Soxhlet dengan
pelarut petroleum ether petroleum benzenahexana
sebanyak 150 ml yang dimasukkan kedalam soxhlet
sampai kertas saring tersebut terendam dan sisa larutan
dimasukkan kedalam labu.
5. Panaskan cawan labu yang dihubungkan dengan soxhlet di
atas water bath sampai cairan dalam soxhlet terlihat bening.
Pemanasan ini berlangsung selama 2 – 4 jam, apabila
setelah 4 jam ekstraksi belum sempurna pemanasan dapat
dilanjutkan selama 2 jam lagi. 6. Lepaskan labu dari soxhlet dan
tetap dipanaskan di atas water bath untuk menguapkan semua
petroleum ether dari cawan labu.
Di unduh dari : Bukupaket.com
299 7. Cawan labu dipanaskan dalam
oven pada suhu 105 – 110
o
C selama 15 –60 menit, kemudian
didinginkan dalam eksikator selama 10 menit dan ditimbang.
Ulangi prosedur ini sampai diperoleh berat yang stabil X
2
. 8.
Hitunglah persentase kadar lemak bahancontoh dengan
persamaan sebagai berikut ;
X
2
– X
1
Kadar Lemak = X 100 a
Langkah kerja SNI : 1. Timbang seksama 1-2 g contoh,
masukkan kedalam selongsong kertas yang dialasi dengan kapas
2. Sumbat selongsong kertas berisi contoh tersebut dengan kapas,
keringkan dalam oven pada suhu tidak lebih dari 80
o
C selama lebih kurang satu jam, kemudian
masukkan ke dalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan
labu lemak berisi batu didih yang telah dikeringkan dan telah
diketahui bobotnya
3. ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya selama
lebih kurang 6 jam 4.
Sulingkan heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam
oven pengering pada suhu 105
o
C 5. Dinginkan dan timbang
6. Ulangi pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap
Perhitungan : W – W1
Lemak = X 100 W2
W : bobot contoh dalam gram
W1 : bobot lemak sebelum
ekstraksi dalam gram W2 : bobot labu lemak sesudah
ekstraksi
Pengukuran Kadar Lemak dengan Metode Weibull
Prinsip : ekstraksi lemak dengan pelarut non polar setelah
contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk
membebaskan lemak yang terikat.
Peralatan : y Kertas
saring y Kertas saring pembungkus
Thimle y Labu
lemak y Alat
Soxhlet y Neraca
Analitik y Pereaksi : larutan HCl 25,
kertas lakmus, n-Heksana atau pelarut lemak lainnya
Langkah kerja SNI ; 1. Timbang seksama 1-2 g cuplikan
ke dalam gelas piala 2. Tambah 30 ml HCl 25 dan 20
ml air serta beberapa butir batu didih
3. Tutup gelas dengan kaca arloji dan didihkan selama 15 menit
4. Saring dengan keadaan panas dan cuci dengan air panas
hingga tidak bereaksi asam lagi 5. Keringkan kertas saring berikut
isinya pada suhu 100 – 105
o
C. 6. Masukkan ke dalam kertas saring
pembungkus paper thimble dan ekstrak dengan heksana atau
Di unduh dari : Bukupaket.com
300
pelarut lemak lainnya 2 – 3 jam pada suhu lebih kurang 80
o
C. 7. Sulingkan larutan heksana atau
pelarut lemak lainnya dan keringkan ekstrak lemak pada
suhu 100 – 105
o
C. 8. Dinginkan dan timbang
9. Ulangi proses pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap
Perhitungan : W1 – W2
Kadar lemak = X 100
W W : bobot cuplikan dalam gram
W1 : bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam gram
W2 : bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam gram
Pengukuran Kadar Protein dengan Metode Kjeldahl
Prinsip : Menentukan kadar protein secara
tidak langsung, dengan cara menentukan kadar N nya kemudian
dikalikan dengan faktor protein 6,25. Senyawa nitrogen diubah menjadi
amonium sulfat oleh H
2
SO
4
pekat. Amonium Sulfat yang terbentuk
diuraikan dengan NaOH, amoniak yang dibebaskan diikat dengan asam
borat dan kemudian dititar dengan larutan baku asam.
Peralatan : y Labu
kjeldhal y
Alat penyulingan dan kelengkapannya
y Pemanas listrikpembakar
y Neraca analitik
Tahap Oksidasi, langkah kerjanya ; 1.
Masukkan 0,5 – 1 gram bahancontoh a, 3 gram katalis
K
2
SO
4
+ CuSO
4
dan 10 ml H
2
SO
4
kedalam tabung Kjeldahl. 2.
Tabung dipanaskan hingga larutan di dalam tabung berubah
warna menjadi hijau bening, kemudian di dinginkan.
3. Encerkan dengan akuades
sampai larutan menjadi 100 ml. Tahap Destruksi, langkah kerjanya:
1. Masukkan 5 ml larutan hasil oksidasike dalam cawan labu
kjeldahl. 2.
Tambahkan NaOH 0,05 N sebanyak 10 ml.
3. Siapkan Erlenmeyer, masukkan H
2
SO
4
0,05 N sebanyak 10 ml dan tambahkan 2 – 3 tetes
larutan indikator metyl redmethylen blue, kemudian
didestruksi selam 10 menit.
Tahap Titrasi 1. Hasil destruksi dititrasi dengan
NaOH 0,05 N 2. Volume titran yang digunakan
dicatat. 3. Lakukan prosedur yang sama
pada blanko. Perhitungan kadar protein diperoleh
dari persamaan sebagai berikut :
0,0007 X 6,25 X 20 X titran blanko-titran sampel Kadar Protein =
X 100 a
Di unduh dari : Bukupaket.com
301
Pengukuran Kadar Protein Metode Gunning
Langkah kerja : 1. Timbang bahan sebanyak 2 – 5
gram yang telah ditumbuk halus dan masukkan kedalam labu
kjeldahl, tambahkan 10 gram K
2
S atau Na
2
SO
4
anhidrat dan 15 – 25 ml H
2
SO
4
pekat, kalau destruksi sukar dilakukan perlu
ditambah katalis CuSO
4
sebanyak 6 gram dan digoyang. 2. Kemudian dipanaskan pada
pemanas listrik atau api bunsen dalam almari asanm, mula-mula
dengan api kecil dan setelah asap hilang api dibesarkan,
pemanasan diakhiri setelah cairan menjadi jernih tidak
berwarna.
3. Lakukan langkah 1 dan 2 untuk perlakuan blanko.
4. Setelah labu kjeldahl beserta cairannya menjadi dingin,
tambahkan 200 ml aquades dan 75 ml larutan NaOH 40-45
sampai larutan menjadi basa, pasanglah labu kjeldahl dengan
segera pada alat destilasi.
5. Panaskan labu kjeldahl sampai amonia menguap semua,
destilat ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 100 ml
HCl 0,1 N yang sudah diberi indikator phenolphtalein 1 2 –
5 tetes. Destilasi diakhiri setelah volume destilat 150 ml atau
setelah destilat yang keluar tidak bersifat basa.
6. Kelebihan HCl 0,1 N dalam destilat dititrasi dengan larutan
basa standar larutan NaOH 0,1 N samapi larutan berwarna
pink, catat volume titran.
7. Hitunglah kadar protein bahan dengan persamaan sebagai
berikut : ml NaOH blanko – ml NaOH contoh
Kadar Nitrogen = X N NaOH X 14,008 Gram contoh X 10
Kadar Protein = Kadar Nitrogen X faktor konversi
Pengukuran Kadar Protein Metode SNI
Pereaksi : 1. Campuran selen, campuran 2,5
gr serbuk SeO
2
, 100 gr K
2
SO
4
dan 20 gr CuSO
4
5 H
2
O. 2. Indikator campuran, siapkan
latutan bromcresol green 0,1 dan larutan merah metil 0,1
dalam alkohol 95 secara terpisah. Campur 10 ml
bromcresol green dengan 2 ml merah metil.
3. Larutan asam borat H
3
BO
3
2 , larutkan 10 gr H
3
BO
3
dalam 500 ml air suling. Setelah dingin
pindahkan kedalam botol bertutup gelas. Campur 500 ml
asam borat dengan 5 ml indikator.
4. Larutan asam klorida, HCL 0,01 N
Di unduh dari : Bukupaket.com
302
5. Larutan Natrium Hidroksida NaOH 30, larutkan 150 gram
Natrium Hidroksida kedalam 350 ml air, simpan dalam botol
bertutup karet.
Langkah kerja : 1.
Timbang seksama 0,51 g cuplikan, masukkan ke dalam
labu Kjeldahl 100 ml 2. tambahkan 2 g campuran selen
dan 25 ml H
2
SO
4
pekat. 3. Panaskan diatas pemanas listrik
atau api pembakar sampai mendidih dan larutan menjadi
jernih kehijau-hijauan sekitar 2 jam
4. Biarkan dingin, kemudian
encerkan dan masukkan kedalam labu ukur 100 ml, tepatkan
sampai tanda garis
5. Pipet 5 ml larutan dan masukkan kedalam alat penyuling,
tambahkan 5 ml NaOH 30 dan beberapa tetes indikator PP,
6. Sulingkan selama lebih kurang 10 menit, sebagai penampung
gunakan 10 ml larutan asam borat 2 yang telah dicampur
indikator
7. Titar dengan larutan HCL 0,01 N
8. Kerjakan penetapan blanko Perhitungan :
V1-V2 X N X 0,014 X f.k X fp Kadar Protein =
W W : bobot cuplikan
V1 : volume HCL 0,01 N yang dipergunakan penitaran
contoh V2
: volume HCl yang
dipergunkan penitaran blanko N :
normalitas HCl Fk : faktor konversi untuk protein
6,25 fp :
faktor pengenceran
Pengukuran Kadar Serat Kasar dengan Metode Pencucian asam
dan basa kuat
Prinsip : Menentukan zat organik yang tidak larut dalam
asam kuat dan basa kuat dan disertai dengan
pemanasan. Peralatan :
y Neraca analitik
y Pendingin y Corong
Buchner y Pompa
vakum Pereaksi :
y Asam sulfat H
2
SO
4
1,25 y Natrium Hidroksida, NaOH 3,25
y Etanol 96
y Kertas saring Whatman 54, 541 atau 41
Langkah kerja SNI : 1. Timbang seksama 2 – 4 g
cuplikan Bebaskan lemaknya dengan
cara ekstraksi dengan cara
Di unduh dari : Bukupaket.com
303 SOXlet atau dengan cara
mengaduk, mengenap tuangkan contoh dalam pelarut organik
sebanyak 3 kali. Keringkan contoh dan masuk-kan ke dalam
erlemeyer 500 ml.
2. Tambahkan 50 ml larutan H
2
SO
4
1,25, kemudian didihkan selama 30 menit dengan
menggunakan pendingin tegak 3. Tambahkan 50 ml NaOH 3,25
dan didihkan lagi selama 30 menit
4. Dalam keadaan panas, saring dengan corong Buchner yang
berisi kertas saring tak berabu Whatman 54, 41 atau 541 yang
telah dikeringkan dan diketahui bobotnya.
5. Cuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut
dengan H
2
SO
4
1,25 panas, air panas dan etanol 96.
6. Angkat kertas saring beserta isinya, masukkan kedalam kotak
timbang yang telah diketahui bobotnya, keringkan pada suhu
105
o
C dinginkan dan timbang sampai bobot tetap.
7. bila ternyata kadar serat kasar lebih besar 1 abukan kertas
saring beserta isinya, timbang sampai bobot tetap
Perhitungan : a. Serat kasar 1,
w Serat kasar = X 100
w1 b. serat kasar 1
w – w1 Serat kasar = X 100
w2 w :
bobot cuplikan dalam gram w1 :
bobot abu dalam gram w2 : bobot endapan pada kertas
saring dalam gram
Langkah kerja 2 : 1. Timbang bahan sebanyak 0,5–2
gram a lalu masukkan kedalam erlenmeyer, kemudian tambah-
kan 50 ml H
2
SO
4
0,3 N dan di panaskan diatas hot plate selama
30 menit. 2. Tambahkan 25 ml NaOH 1,5 N
kemudian panaskan kembali selama 30 menit.
3. Panaskan kertas saring di dalam oven selama 1 jam pada suhu
110
o
C Dan dinginkan dalam eksikator
lalu ditimbang X
1
. Pasang kertas saring pada corong
buchner yang dihubungkan dengan vacuum pump.
Panaskan juga cawan porselen pada suhu 110
o
C selama satu
jam dan dinginkan didalam eksikator.
4. Larutan yang telah dipanaskan dituang ke dalam corong buchner.
Lakukan pembilasan berturut- turut menggunakan 50 ml air
panas, 50 ml H
2
SO
4
0,3 N, 50 ml air panas dan 25 ml aceton.
5. Masukkan kertas saring dari corong buchner kedalam cawan,
panaskan pada suhu 105–110
o
C selama 0,5–1 jam, dinginkan
dalam eksikator dan timbang X
2
. 6. Panaskan cawan dalam tanur
listrik bersuhu 600
o
C selama 2
Di unduh dari : Bukupaket.com
304
jam hingga bahan di dalam cawan berwarna putih,
didinginkan dan timbang X
3
. 7. Hitunglah kadar serat kasar
bahan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
X
2
– X
3
– X
1
Serat Kasar = X100 a
Langkah Kerja 3 : 1. Timbang bahan sebanyak 2 – 5
gram 2. Masukkan kedalam erlemeyer
600 ml, tambahkan larutan H
2
SO
4
0,255 N sebanyak 200 ml dan batu didih, panaskan selama
30 menit dengan dilakukan penggoyangan sesekali.
3. Saring suspensi dengan kertas saring dan residu yang tertinggal
dalam erlemeyer dicuci dengan aquades mendidih, cucilah residu
dalam kertas saring sampai air cucian tidak bersifat asam lagi
uji dengan kertas lakmus, sampai berwarna biru tidak
berubah. 4.
Pindahkan secara kuantitatif residu dari kertas saring kedalam
erlemeyer kembali dengan spatula, dan sisanya dicuci
dengan larutan NaOH 0,313 N sebanyak 200 ml sampai semua
residu masuk kedalam erlemeyer. Didihkan dengan pendingin balik
sambil kadang kala digoyang- goyangkan selama 30 menit.
5. Saring menggunakan kertas
saring yang telah diketahui beratnya, sambil dicuci dengan
larutan K
2
SO
4
10, cuci lagi residu dengan aquades mendidih
dan kemudian dengan lebih kurang 15 ml alkohol 95.
6. Keringkan kertas saring dan isinya pada oven dengan suhu
110
O
C sampai berat konstan selama 1 – 2 jam, dinginkan
dalam eksikator dan timbang 7. Hitunglah kadar serat kasar
dengan persamaan sebagai berikut :
Berat kertas saring +serat – Berat kertas saring Kadar Serat Kasar= X100
Berat Sampel
6.4.2. Uji Pakan secara Fisik