21
E. Dinamika Sikap Terhadap
Privacy
di Situs Jejaring Sosial antara Remaja Laki
– laki dan Remaja Perempuan
Masa remaja merupakan masa pencarian identitas. Pada masa ini, seseorang akan mengeksplorasi diri mereka dengan mencoba beberapa
pengalaman Papalia, Olds, Feldman, 2008; Santrock, 2007. Untuk membentuk identitas diri, remaja menghabiskan waktu yang lebih banyak
dengan teman – temannya daripada dengan keluarga untuk bersosialisasi atau
saling berinteraksi untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman Papalia, Olds, Feldman, 2008.
Seiring berkembangnya teknologi, cara remaja bersosialisasi tidak hanya dengan berinteraksi secara langsung tetapi juga dapat dilakukan
melalui situs jejaring sosial. Di situs jejaring sosial, seseorang bisa saling bertukar informasi, mengunggah foto atau video, mengirim pesan satu sama
lain,
chatting
, dan aktivitas lain Boyd Ellison, 2008. Meskipun pengguna bebas menuliskan apapun di akunnya, pengguna juga harus menyadari bahwa
situs jejaring sosial memiliki sifat yang terbuka dapat diakses atau dilihat orang lain. Oleh karena itu, pengguna harus dapat melindungi privasinya di
situs jejaring sosial agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, menjaga privasi di situs jejaring sosial dapat
dilakukan dengan cara mengendalikan informasi yang akan ditulis pemilik akun dan menggunakan fasilitas
privacy setting
yang tersedia di situs tersebut. Dalam suatu proses interaksi, baik secara langsung maupun melalui
jejaring sosial, laki – laki dan perempuan memiliki perbedaan. Perempuan
22
lebih terbuka daripada laki – laki Foubert Sholley, 1996; Dindia Allen,
dalam Derlega, Winstead, Greene, 2007. Selain itu, perempuan juga lebih mendalam ketika mengungkapkan diri seperti saat mengungkapkan perasaan
dan informasi tentang dirinya terutama dalam berinteraksi di dunia maya Paluckaite Matulaitiene, 2012.
Kecenderungan remaja perempuan yang lebih mendalam ketika mengungkapkan diri didukung oleh teori yang menyatakan bahwa perempuan
lebih emosional dibanding laki – laki. Ruble, Martin, dan Berenbaum dalam
Santrock, 2007 menyatakan bahwa saat usia remaja, perempuan lebih banyak mengungkapkan perasaan sedih, malu, dan bersalah. Sedangkan laki
– laki cenderung menyangkal perasaan tersebut Santrock, 2007. Teori tersebut
juga didukung oleh hasil penelitian Sultan dan Chaudry 2008 yang menemukan bahwa laki
– laki ingin lebih menunjukkan kekuatannya, sedangkan perempuan lebih sering menunjukkan ketakutannya.
Perbedaan perilaku pengungkapan diri antara remaja laki – laki dan
remaja perempuan mengindikasikan bahwa dibandingkan remaja perempuan, remaja laki
– laki lebih melindungi privasinya. Adanya kecenderungan ini juga dapat dilihat dari perilaku mereka di situs jejaring sosial. Dari hasil
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak melakukan pengungkapan informasi tentang diri mereka dan mengunggah
foto diri mereka di akun jejaring sosial dibanding laki – laki Thelwall, M.
dalam Trepte Reinecke, 2011; Kim dan Dindia, 2008. Kemudian, dalam berinteraksi melalui situs jejaring sosial, laki
– laki lebih banyak
23
menggunakan alamat anonim atau samaranpalsu dan sering memberikan informasi yang tidak sebenarnya ketika menanggapi pertanyaan yang bersifat
pribadi Thelwall, M. dalam Trepte Reinecke, 2011. Perilaku remaja perempuan yang lebih terbuka termasuk tentang
perasaannya dan mengunggah foto dirinya menunjukkan bahwa mereka lebih mengabaikan penjagaan
privacy
diri di situs jejaring sosial. Selain itu, adanya fasilitas
privacy setting
di situs jejaring sosial justru menjadi penghambat bagi remaja perempuan dalam mengungkapkan dirinya di situs jejaring sosial.
Oleh karena itu, remaja perempuan akan cenderung memiliki sikap yang kurang positif terhadap
privacy
di situs jejaring sosial bila dibandingkan dengan remaja laki
– laki. Kecenderungan remaja laki
– laki yang lebih menjaga informasi tentang dirinya mengindikasikan bahwa mereka lebih menjaga
privacy
di situs jejaring sosial. Oleh karena itu, adanya fasilitas
privacy setting
di situs jejaring sosial justru mendukung pengendalian pengungkapan informasi yang
dilakukan. Hal tersebut membuat remaja laki – laki akan cenderung memiliki
sikap yang lebih positif terhadap
privacy
di situs jejaring sosial daripada remaja perempuan.
24
Skema 2.1 Skema Sikap Terhadap
Privacy
di Situs Jejaring Sosial
Karakteristik remaja
perempuan : -
Lebih senang bercakap –
cakap dan berbagi rahasia dengan teman.
- Lebih terbuka
- Lebih
mendalam ketika
mengungkapkan perasaan
dan informasi
tentang dirinya.
- Lebih banyak mengunggah
foto diri mereka. Karakteristik remaja laki
– laki : -
Lebih sering menggunakan situs jejaring sosial untuk
berbagi informasi
bukan untuk menyimpan informasi
pribadi. -
Lebih sering memberikan informasi
yang tidak
sebenarnya ketika ditanya masalah pribadi.
- Lebih sering menggunakan
akun anonim samaran.
- Lebih mengabaikan
privacy
di jejaring sosial
- Pemanfaatan
privacy setting
di jejaring
sosial menghambat
pengungkapan informasi tentang diri melalui jejaring sosial.
- Lebih menjaga
privacy
di jejaring sosial
- Pemanfaatan
privacy setting
di jejaring
sosial mendukung
pembatasan pengendalian
pengungkapan informasi tentang diri di jejaring sosial
-
Sikap kurang positif terhadap
privacy
di situs jejaring sosial Karakteristik remaja laki
– laki dan perempuan dalam menggunakan
situs jejaring sosial
Sikap positif terhadap
privacy
di situs jejaring sosial
25
F. Hipotesis Penelitian