Fenomena Seni Rupa Penampilan Kritik Seni Rupa Pendekatan Saintiik

Seni Budaya 91

B. Pengkajian Seni Rupa

Dengan pembelajaran pengkajian seni rupa, penerapan proses belajar pendekatan saintiik para siswa akan mengembangkan minat dan rasa ingin tahu dan sikap ilmiah. Baik dalam hal pemahaman pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan apresiatif dan sikap kreatif di bidang kesenirupaan. Dalam proses pembelajaran guru seni budaya perlu membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk memecahkan suatu masalah, dengan jalan pengumpulan data, analisis data, penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berkaitan dengan aspek konseptual, aspek visual, aspek keterampilan dan aspek kreativitas.

C. Fenomena Seni Rupa

Aktivitas pembelajaran fenomena seni rupa mencakup seni rupa pramodern, seni rupa modern dan seni rupa posmodern, bertujuan membentuk kesadaran siswa terhadap pengetahuan umum kesenirupaan yang sifatnya fundamental. Khususnya dalam pembentukan kesadaran sejarah untuk memahami masa lalu; seperti primitivisme, naturalisme, realisme, dekorativisme, masa kini; seperti seni pop pop art, seni optikal optical art, seni kontemporer contemporary art dan orientasi ke masa depan; seperti misalnya seni konseptual conseptual art dan seni eksperimental experimental art. Semua ini bermanfaat sebagai basis pemahaman siswa dalam kegiatan mengapresiasi dan mengkritisi karya seni rupa.

D. Penampilan Kritik Seni Rupa

Pada dasarnya para siswa memerlukan keterampilan, pengetahuan dan sikap kritis ketika berhadapan dengan karya seni rupa. Untuk itu para guru seni budaya perlu memberikan latihan mengamati dan mendeskripsi karya seni rupa, khususnya karya seni rupa murni, desain dan kria. Latihan berikutnya adalah latihan menganalisis gejala rupa, baik aspek estetik maupun kaitannya dengan aspek fungsional. Sehingga siswa memahami tatanan rupa sebagai faktor pembangkit timbulnya pengalaman estetis, di samping menganalisis bagaimana gagasan seni divisualkan oleh perupa. Dari aktivitas mendeskripsi dan menganalisis data tertulis yang dibuat oleh siswa berlanjut ke aktivitas menafsirkan makna seni denotatif, konotatif dan menyimpulkan nilai seni dan relevansi nilai itu bagi kemanusiaan dengan alasan yang logis berdasarkan data dan fakta yang telah ditulis sebelumnya. Dengan demikian penilaian siswa dapat dipertanggungjawabkan secara estetis mengapa karya seni kita katakan indah dan secara visual perwujudan seni yang bermakna. 92 Buku Guru kelas XI SMASMKMAMAK

A. Pendekatan Saintiik

Merupakan teknik pembelajaran untuk dapat merangsang siswa lebih aktif mencari dan meneliti sendiri permasalahan kritik seni rupa. Khususnya dalam aktivitas mengevaluasi karya seni rupa. Ini berarti, aspek pengetahuan dan ketrampilan siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta, akan tetapi adalah hasil penemuannya sendiri. Untuk itu guru seni budaya perlu merancang siklus pembelajaran dari mengamati karya seni rupa, menanyakan apa makna karya itu, mencoba meru-muskan alternatif penafsiran makna seni, menalar; menganalisis faktor intrinsik kesenirupaan dan faktor ekstrinsik pesan moral seni dan menyajikan hasil penilaian itu secara lisan praktik dan tertulis penulisan kritik seni rupa. Dalam pendekatan saintiik asumsi dibangun berdasarkan data dan fakta, artinya setiap kesimpulan akhir yang diperoleh dalam pemecahan suatu masalah, misalnya, menafsirkan makna suatu lukisan, semuanya dapat dipertanggungjawabkan dari hasil deskripsi dan analisis gejala rupa lukisan itu sendiri.

B. Pembelajaran Inkuiri