STRUKTUR NARATIF DALAM YUKI ONNA KARYA K

STRUKTUR NARATIF DALAM YUKI-ONNA KARYA KOIZUMI YAKUMO
MENURUT TEORI NARATOLOGI GREIMAS
Dikumpulkan guna memenuhi Ujian Akhir Semester Naratologi

Oleh
Nadia Sari Pertiwi
121414153019

KEMENRISTEKDIKTI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
MAGISTER KAJIAN SASTRA DAN BUDAYA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cerita legenda Yuki-Onna atau hantu wanita salju yang ditulis oleh Koizumi Yakumo
dalam buku Kwaidan: stories and studies of strange things yang ditulis oleh Lafcadio
Hearn pada tahun 1904. Menurut legenda, Yuki-onna yang dikaitkan dengan musim
dingin dan badai salju, adalah arwah seseorang yang tewas dalam salju. Di sisi lain, ia

tampak cantik dan tenang, namun kejam saat membunuh orang yang tak bersalah. Sampai
abad ke-18, hampir seluruh legenda menceritakannya sebagai makhluk yang jahat. Dalam
kisah masa kini, sosoknya sering digambarkan lebih manusiawi, menekankan pada sifat
hantunya dan kecantikannya yang sekejap. (Hearn: 56)
Legenda Yuki-onna berbeda-beda antara versi satu dengan versi lainnya. Dalam berbagai
kisah, Yuki-onna menampakkan diri pada para pengelana yang terjebak dalam badai
salju, dan menggunakan hembusan nafasnya yang dingin untuk membekukan mereka
sampai mati. Legenda lain menyatakan bahwa mereka menyesatkan para pengelana
sampai mati kedinginan. Dalam kisah lain, ia berwujud sebagai wanita yang
menggendong anak. Legenda lain menceritakan Yuki-onna yang lebih agresif. Dalam
kisah tersebut, ia menyerang rumah penduduk, mendobrak pintu dengan hembusan angin
demi membunuh penghuninya saat tertidur. Di suatu kisah, ia bersifat lebih mirip vampir,
menguras darah korbannya atau "daya kehidupannya". Kadangkala ia bersifat mirip
succubus, menggerogoti pria berkemauan lemah untuk membekukannya melalui
hubungan seksual atau ciuman (Hearn: 56) Seperti salju dan musim dingin, Yuki-onna
memiliki sisi yang lembut. Kadangkala ia membiarkan korbannya pergi karena berbagai
alasan.
Penulis tertarik pada cerita Yuki Onna yang tokoh-tokohnya adalah usur alam salju,
hantu, dan manusia selain itu alur cerita yang muncul dari cerpen tersebut dapat
diidentifikasi dengan teori yang akan penulis gunakan pada penelitian ini. Untuk

mengetahui struktur naratif cerita tersebut, penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan teori naratologi A.J. Greimas. Teori tersebut untuk menemukan aktanaktan yang terdapat pada Yuki Onna dari para tokohnya di setiap alur yang ada dalam
cerita. Aktan-aktan tersebut memiliki beberapa unsur yang berbeda yang dapat muncul

pada tokoh, antara lain: subjek, objek, pengirim, penolong, penerima, dan penentang.
Aktan dapat melekat pada tokoh utama maupun tokoh-tokoh lainnya sesuai dengan
hubungan, fungsi, dan tujuan yang ada, sehingga dapat mempengaruhi alur dalam cerita.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana teori strutur naratologi greimas dapat menemukan karakter penggerak dalam
Yuki Onna?
1.3 Tujuan
Untuk menjelaskan penerapan teori naratologi greimas pada cerita Yuki Onna.
1.4 Manfaat
Melalui makalah ini pembaca atau audience dapat mengetahui pengertian teori greimas
dan dapat menggunakan pendekatan tersebut dalam menganalisis karya sastra.
1.5 Tinjauan Pustaka
-

Jurnal yang ditulis oleh Alfian Rokhmansyah dalam academia.edu tentang pendekatan
naratologi greimas pada cerita hantu sadako. Dalam jurnalnya ditulis bahwa teori

greimas tidak hanya dapat digunakan untuk menganalisis karya sastra namun juga
hal-hal lainnya seperti agama, filsafat, ilmu sosial. Melalui teori greimas, dapat
diketahui bahwa Sadako merupakan penggerak dalam cerita hantu Sadako. Namun,
karena perubahan sifat Sadako di pertengahan cerita, mengantarkan Sadako sebagai
opposant dari subjek Oizumi. Meskipun, demikian, Sadako tetap mendapat porsi
imbang dalam cerita.

-

Yang kedua merupakan jurnal dari Nandita Agati, dalam kajian Yodaka no Hoshi
dalam struktur naratologi Greimas. Di dapati bahwa pada cerpen Yodaka No Hoshi
yang dianalisis dengan skema aktan penulis menemukan keseimbangan dalam
peranannya dari 6 skema aktan, karena dari 6 skema tersebut penulis menemukan 3
skema sempurna dan 3 skema yang mengalami zeroisasi (Ø) Sebagian besar hasil
skema aktan digerakkan oleh tokoh utama pada cerpen Yodaka No Hoshi yaitu
Yodaka. Yodaka sebagai sender berada di 3 skema, kemudia Yodaka sebagai subject
berada di 4 skema, lalu Yodaka sebagai receiver berada di 5 skema. Maka dapat
dilihat bahwa penggerak cerita pada cerpen Yodaka No Hoshi tidak lain adalah
Yodaka. Dari 3 adegan yang penulis tentukan pada tabel fungsionalnya secara
keseluruhan sempurna dan tidak ada yang mengalami zeroisasi (Ø).


BAB II

1.1 Teori

Strukturalisme Naratologi Algirdas Julien Greimas

Menurut Ratna (2013: 128 dan 138) teori Greimas masuk ke dalam golongan strukturalisme
naratologi karena memiliki kelebihan dalam konsep penyajiannya yang terperinci, di mana di
dalamnya terdapat alur cerita kehidupan tokoh-tokoh yang dapat menjembatani pemahaman
cerita tersebut melalui teks sebagai media komunikasi antara pengarang dan pembaca.
Strukturalisme model A.J. Greimas dianggap memiliki kelebihan dalam menyajikansecara
terperinci kehidupan tokoh-tokoh dalam cerita dari awal sampai akhir. Selain
itu,strukturalisme model ini mampu menunjukkan secara jelas dan dikotomis antara
tokohprotagonis dan antagonis. Naratologi disebut juga teori wacana (teks) naratif. Baik
naratologi maupun teori wacana (teks) naratif diartikan sebagai seperangkat konsepmengenai
cerita dan penceritaan (Ratna, 2013:128).Dalam strukturalisme naratologi yang
dikembangkan oleh A.J. Greimas, padapengkajiannya, yang lebih diperhatikan adalah aksi
dibandingkan pelaku. Subjek yangterdapat dalam wacana merupakan manusia semu yang
dibentuk oleh tindakan yang disebut actans dan acteurs. Menurut Rimon-Kenan, baik actans

maupun acteurs dapat berupa suatu tindakan, tetapi tidak selalu harus merupakan manusia,
melainkan juganonmanusia. (dalam Ratna, 2013:138). Kemudian menurut Jabrohim
(2012:21), teoristruktural naratif dipergunakan untuk menganalisis karya prosa fiksi

berdasarkan pada struktur cerita, dan analisis struktur aktan dan fungsional merupakan
konsep dasarlangkah kerja yang dikemukakan Greimas.Algirdas Julien Greimas adalah
seorang ahli sastra yang berasal dari Perancis. Sebagaiseorang penganut teori struktural, ia
telah berhasil mengembangkan teori strukturalismemenjadi strukturalisme naratif dan
memperkenalkan konsep satuan naratif terkecildalam karya sastra yang disebut aktan. Teori
ini dikembangkan atas dasar analogi-analogi struktural dalam Linguistik yang berasal dari
Ferdinand de Saussure, danGreimas menerapkan teorinya dalam dongeng atau cerita rakyat
Rusia.Aktan dalam teori Greimas, ditinjau dari segi tata cerita menunjukkan hubungan
yangberbeda-beda. Maksudnya, dalam suatu skema aktan suatu fungsi dapat
mendudukibeberapa peran, dan dari karakter peran kriteria tokoh dapat diamati. Menurut
teori Greimas, seorang tokoh dapat menduduki beberapa fungsi dan peran di dalam suatu
skema aktan. (Jabrohim, 2012:12)

1.2 Model Fungsional

Model fungsional merupakan urutan-urutan peristiwa yang disebut fungsi. Fungsi-fungsi

tersebut adalah situasi awal yang dicirikan dengan keadaan yang masih dalam ketentraman.
Berlanjut ke masa transformasi, yaitu masa cobaan penuh gangguan yang dialami tokoh,
kemudian menuju cobaan utama yang diakhiri dengan masa cobaan untuk mencapai
kejayaan. Lalu situasi akhir di mana tokoh telah memperoleh ketentraman yang lebih baik
lagi (Greimas dalam Susanto, 2012: 128).

Skema Naratif Fungsional (Canonical Narative schema )

Skema naratif fungsional menurut Jabrohim (2012: 17 - 19) memiliki fungsi untuk mengurai
peran subjek dalam melaksanakan tugas dari pengirim. Operasi struktur model fungsional
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Bagian pertama adalah situasi awal yang merupakan situasi di mana sender ‘Pengirim’
memiliki keinginan yang ingin dicapainya dengan menugaskan subject sebagai alat untuk
memperoleh hal yang diinginkan, yaitu object.

Bagian kedua adalah tahap transformasi yang terbagi lagi dalam tiga tahap sebagai berikut:

Uji kecakapan yaitu tahap di mana subject memulai tugasnya untuk memperoleh object yang
diinginkan sender ‘Pengirim’ dengan adanya rintangan yang disebabkan oleh opposant

‘Penentang’. Kemudian muncullah helper ‘Penolong’ yang membantu subject dalam
melaksanakan tugasnya mencapai object.

Tahap utama yaitu tahap di mana subject yang berhasil dalam usahanya mencapai object
dengan memenangkan perlawanannya terhadap opposant ‘Penentang’.

Tahap kegemilangan yaitu tahap di mana subject yang telah berhasil memdapatkan object
menyerahkan hasilnya kepada sender ‘Pengirim’. Kemudian subject mendapatkan imbalan
atas jasanya dari sender ‘Pengirim’, sedangkan oppossant ‘Penentang’ mendapat
ganjarannya.

Bagian ketiga adalah situasi akhir yang merupakan kembalinya keseimbangan situasi di mana
semua permasalahan telah selesai dan object telah diterima oleh receiver ‘Penerima’.

Bila dijelaskan dalam bentuk bagan, maka ketiga bagian tersebut menjadi bagan sebagai
berikut:

Bagian Pertama

Bagian Kedua


Bagian Ketiga

Transformasi

Situasi Awal
Tahap Uji
Tahap

Tahap
Situasi Akhir

Kecakapan
Utama

Kegemilangan

Model Aktan

Menurut Greimas dalam Martin melalui jurnal nandita agita, aktan (actant) adalah seseorang

atau sesuatu yang menyempurnakan atau menjalani perbuatan. Aktan dapat berupa orang,
antropomorfis (pelaku yang dipersonifikasi), zoomorfis (pada umumnya, istilah itu mengacu
kepada sesuatu yang berbentuk binatang, namun menurut Greimas, pelaku dapat berupa
bentuk yang bersifat binatang atau sesuatu yang lain, khususnya dewa atau keberadaan yang
melebihi manusia), suatu barang atau keberadaan yang abstrak. Satu aktan dapat mengambil
beberapa peran. Sementara itu, aktan tidak sama dengan aktor atau tokoh (2000: 20).

Aktan ini menekankan pada peran dan posisi tokoh yang menjiwai dan membangun unsur
naratif cerita. Karakter dalam narasi menempatkan posisi dan fungsinya masing-masing.
Sebuah narasi dikaraterisasi oleh enam peran, yaitu subjek, objek, pengirim, penerima,
penolong, dan penentang (Greimas dalam Eriyanto, 2013: 96).

Greimas dalam Susanto (2012: 128) menjelaskan pengertian enam karakter aktan sebagai
berikut: Pengirim adalah seseorang atau sesuatu yang memiliki keinginan atau kehendak
untuk mendapatkan objek. Subjek adalah seseorang atau sesuatu yang digunakan pengirim
sebagai alat untuk mendapatkan objek. Objek adalah seseorang atau sesuatu yang diinginkan

oleh pengirim melalu subjek. Penolong adalah seseorang atau sesuatu yang datang membantu
subjek dalam menjalankan tugasnya dalam mencapai objek. Penentang adalah seseorang atau
sesuatu yang datang menghalang – halangi kegiatan subjek dalam mencapai objek. Penerima

adalah seseorang atau sesuatu yang menerima hasil kerja subjek dalam mendapatkan objek,
terkadang penerima itu sendiri adalah pengirim.

Skema Naratif Aktansial (Actantial Narrative Schema)

Skema naratif aktansial di sini merupakan struktur naratif yang fundamental yang mendasari
seluruh teks. Skema ini mempunyai enam peran aktansial atau fungsi yang tersusun dalam
tiga pasang oposisi biner, yaitu subjek / objek, pengirim / penerima, dan penolong /
penentang (Greimas dalam Budiman, 2006: 16).
Greimas dalam Jabrohim (2012: 13) menggambarkan dalam bentuk skema aktansial seperti
gambar berikut:

Objek

Pengirim

Penerima

(Object)


(Sender)

(Receiver)

Penolong

Subjek

Penentang
(Helper)

(Subject)

(Opposant)

Tanda panah pada skema di atas memiliki peran penting dalam menjelaskan fungsi naratif
masing – masing aktan, antara lain :

Tanda panah dari sender yang mengarah pada objek mengandung arti bahwa dari sender
memiliki keinginan untuk mendapatkan objek. Tanda panah dari objek ke receiver
mengandung arti bahwa sesuatu yang dicari subjek atas keinginan sender diberikan pada
receiver.
Tanda panah dari helper ke subjek mengandung arti bahwa helper memberikan bantuan
kepada subjek dalam rangka menunaikan tugas yang dibebankan oleh sender. Tanda panah
dari opposant ke subjek mangandung arti bahwa opposant mengganggu, menghalangi,
menentang dan merusak usaha subjek.
Tanda panah subjek ke objek mengandung arti subjek bertugas menemukan objek yang
dibebankan oleh sender .

BAB III

PEMBAHASAN
1.1 Penerapan teori Greimas dalam Yuki Onna
Dahulu, terdapat dua orang pria bernama Mosaku dan Minokichi yang hidup di
daerah provinsi Musashi (terletak di antara Tokyo dan Saitama), Mosaku adalah
seorang pria yang berada di usia senja, sementara muridnya , Minokichi adalah
seorang pemuda tegap berumur 18 tahun. Setiap hari mereka berangkat pagi-pagi
sekali ke sebuah hutan yang jaraknya 5 mil dari desa mereka. Di antara desa mereka
dan hutan yang dituju ada sebuah sungai besar yang beraliran deras. Begitu derasnya
arus sungai tersebut sehingga tidak ada jembatan yang kuat menahan arus (jembatan
yang ada selalu rusak akibat terjangan arus deras). Siapapun yang ingin menyebrangi
sungai harus melewatinya dengan bantuan kapal penyebrang kecil.
Suatu hari Mosaku dan Minokichi sedang dalam perjalan pulang. Ketika itu cuaca
begitu dingin dan mulai turun badai salju. Saat sampai di di tepi sungai, mereka
menemukan bahwa si pengayuh perahu yang menyebrangkan mereka telah pulang ke
rumah dan meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar bahwa mereka tidak
mungkin menyebrangi sungai, mereka memutuskan bermalam di pondok sementara si
pengayuh perahu. Pondok itu benar-benar sederhana, hanya terdiri dari sebuah
ruangan tanpa jendela yang berisi dua buah Tatami, tanpa perabotan apapun.
Mosaku dan Minokichi yang sudah lelah segera menutup pintu agar salju tidak masuk
ke dalam pondok,lalu kemudian beristirahat. Mereka merasa cukup hangat dan
nyaman sehingga Mosaku yang lanjut usia tak lama berbaring langsung tertidur
pulas, sementara Minokichi yang masih muda termenung mendeangar suara angin
yang menderu yang disertai arus sungai yang bertambah deras. Badai tidak mereda
dan udara malah bertambah dingin, namun setelah bersusah payah skhirnya
Minokichi tertidur juga. Entah telah berapa lama Minokichi tertidur, tiba-tiba ia
terbangun karena merasakan butir-butir salju yang lembut di wajahnya. Ternyata
pintu pondok yang mereka diami telah terbuka dengan paksa.
Minokichi melihat seorang wanita dalam pondok, wanita yang putih seperti salju dan
memancarkan cahaya seperti salju (Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku.
Ia tengah meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada Mosaku.
Minokichi benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin menjerit namun tak ada
sebuah suara pun yang keluar dari mulutnya. saat itulah sang wanita misterius itu
beradu pandang dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada Minokichi. Dalam
ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa wanita yang berada di

hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik, walaupun sorot matanya
membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan. Wanita itu terus menatap Minokichi
dan tiba-tiba tersenyum dan berkata, “aku ingin memperlakukanmu sama seperti
orang lain, tapi aku kasihan padamu. Kau, masih muda, begitu tampan, Minokichi.
Aku tidak akan menyakitimu tapi jika kau memberitahu siapapun termasuk ibumu
tentang apa yang terjadi malam ini… maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang
telah kukatakan ini.” Seusai wanita salju itu berkata, ia meninggalkan Minokichi
sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera bangun dan melihat
keluar namun ia tidak melihat siapapun atau apapun. Sambil menutup pintu ia
bertanya-tanya apakah bukan angin yang membuka pintu pondok tadi. Ia memanggil
Mosaku namun tidak ada jawaban. Minokichi mengulurkan tangan untuk menyentuh
Mosaku dan tanpa sengaja ia menyentuh wajah Mosaku, dan ternyata wajahnya telah
membeku. Mosaku telah meninggal.
Ketika fajar tiba, badai pun berakhir dan si pengayuh perahu menemukan Minokichi
yang tergeletak pingsan di samping Mosaku yang telah meninggal. Ia membawa
keduanya menyebrang, lalu menguburkan jenazah Mosaku. Sementara Minokichi
dibawa pulang kerumahnya. Setelah sembuh, Minokichi tidak dapat langsung
melupakan kejadian yang telah ia alami. Ia dihantui oleh kematian Mosaku, namun ia
bersikeras untuk menceritakan kejadian itu pada siapapun, karena ia tidak ingin
kehilangan nyawanya. Lama berselang, Minokichi baru berani kembali pada
pekerjaan sehari-harinya, menebang kayu, membelahnya menjadi potongan-potongan
kecil, lalu menjual kayu tersebut ke pasar dengan bantuan ibunya.
Pada musim dingin tahun berikutnya, Minokichi sedang berada dalam perjalanan
pulang melalui jalan setapak di hutan, saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang
amat cantik, berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama. Minokichi
pun menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu menjawab dengan suara yang
menurut Minokichi adalah suara yang paling merdu didengarnya. Mereka pun mulai
berjalan bersama dan bercakap-cakap. Si gadis menceritakan bahwa ia bernama OYuki, ia telah kehilangan kedua orangtua, dan untuk menyambung hidupnya ia akan
pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo) untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu
mencarikannya pekerjaan sebagai pelayan.
Entah apa yang dirasakan Minokichi, namun rasanya gadis itu nampaknya makin
cantik dimatanya. Minokichi pun mulai merasa suka pada gadis itu, sehingga ia
memberanikan diri untuk bertanya apakah gadis itu sudah memiliki pasangan. Gadis

itu tertawa sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan atau kekasih. Ia
pun balik bertanya apakah Minokichi telah memiliki pasangan, dan Minokichi
menjawab bahwa ia pun belum memilikinya. Setelah pernyataan ini maka kedua
muda-mudi ini tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa tempat tinggal
Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh rasa saling menyukai.
Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah dan beristirahat di rumahnya.
O-Yuki ternyata bukan hanya gadis cantik, namun juga berkelakuan baik. Ibu
Minokichi pun tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sampai ia membujuk agar
O-Yuki mau menunda perjalanannya ke Yedo. Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah
melanjutkan perjalanannya ke Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal
bersama Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.
Lima tahun kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap bersama-sama
Minokichi, bahkan ia telah melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan bagi
Minokichi. Semuanya tampan dan cantik, serta memiliki kulit putih seindah ibunya.
Banyak penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan petani tampak tua
setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah menjadi ibu 10 anak tetap terlihat
cantik. Secantik saat pertama kedatangannya di desa, mereka.
Suatu malam setelah anak-anak tidur, O-Yuki menjahit dibantu dengan sebuah
cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang sedang menatapnya, tiba-tiba berkata,
“Melihat kau menjahit dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal
aneh yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat seorang
wanita yang secantik dan seputih dirimu… dan ia memang mirip denganmu… “
Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya, ”ceritakanlah padaku, dimana
kau bertemu dengannya?” lalu Minokichi mulai bercerita tentang Mosaku dan
pengalamannya di pondok pengayuh perahu. “Entah itu sebuah mimpi atau
bukan,tapi saat-saat itulah aku pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja ia
pasti bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Hingga sekarang pun aku tidak
yakin apakah yang aku lihat itu mimpi atau memang benar-benar seorang wanita
salju.”
O-Yuki langsung melemparkan jahitannya. Ia mendekati suaminya dan berseru, “itu
adalah aku! Bukankah aku telah mengatakan bahwa aku akan membunuhmu jika
cerita itu pernah keluar dari mulutmu. Sekarang, demi anak-anak kita…” O-Yuki
tetap berteriak namun suaranya menjadi penuh kesedihan, “jagalah anak-anak kita,

karena jika kamu tidak melakukannya, maka aku akan melakukan hal yang pernah
aku katakan padamu…”
Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak terlihat dan kemudian
menguap menjadi butir-butir salju yang halus, yang menghilang melalui cerobong
asap. sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi.

Di atas merupakan adegan keseluruhan dari Yuki Onna. Dalam penerapan teori Greimas,
maka adegan-adegan tersebut akan di pisah menjadi beberapa adegan untuk mendapatkan
porsi aktan yang seimbang.
Model aktan dan model fungsional greimas
Adegan 1. Minokichi dan yuki onna saling bertatapan.
Minokichi melihat seorang wanita dalam pondok, wanita yang putih seperti salju dan
memancarkan cahaya seperti salju (Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku.
Ia tengah meniupkan nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada Mosaku.
Minokichi benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin menjerit namun tak ada
sebuah suara pun yang keluar dari mulutnya. saat itulah sang wanita misterius itu
beradu pandang dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada Minokichi. Dalam
ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa wanita yang berada di
hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik, walaupun sorot matanya
membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan. Wanita itu terus menatap Minokichi
dan tiba-tiba tersenyum dan berkata, “aku ingin memperlakukanmu sama seperti
orang lain, tapi aku kasihan padamu. Kau, masih muda, begitu tampan, Minokichi.
Aku tidak akan menyakitimu tapi jika kau memberitahu siapapun termasuk ibumu
tentang apa yang terjadi malam ini… maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang
telah kukatakan ini.” Seusai wanita salju itu berkata, ia meninggalkan Minokichi
sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera bangun dan melihat
keluar namun ia tidak melihat siapapun atau apapun. Sambil menutup pintu ia
bertanya-tanya apakah bukan angin yang membuka pintu pondok tadi. Ia memanggil
Mosaku namun tidak ada jawaban. Minokichi mengulurkan tangan untuk menyentuh
Mosaku dan tanpa sengaja ia menyentuh wajah Mosaku, dan ternyata wajahnya telah
membeku. Mosaku telah meninggal.
Dalam adegan di atas diceritakan bahwa Yuki Onna atau wanita salju datang kepada
minokichi dan mosaku di tengah badai seperti halnya dalam legenda-legenda. Dia biasa
menyesatkan korbannya saat badai salju hingga tewas. Namun kali ini, kedatangannya

terlihat seperti mimpi bagi minokichi. Wanita salju hendak membunuhnya tetapi ia memilih
untuk membiarkannya tetap hidup dengan berbagai alasan. Namun, keinginan wanita salju
atau Yuki Onna jelas sekali tertahan dengan kondisi Minokichi saat itu, yaitu: muda dan
tampan. Namun, di sisi lain, Yuki Onna membunuh Mosaku karena tidak memiliki
penghalang seperti halnya Minokichi.
Tabel Fungsional 1
Situasi Awal
Yuki
Onna
membunuh
Mosaku
terlebih
dahulu dan hendak
membunuh
Minokichi
selayaknya yang
dilakukan wanita
salju kepada pria

Tahap uji
kecakapan
Wanita salju
atau
Yuki
Onna
mendatangi
minokichi
untuk
membunuhny
a sama seperti
yang
ia
lakukan pada
Mosaku.

Transformasi
Tahap utama
Wanita salju
atau
Yuki
Onna
mendekatka
n
dirinya
pada wajah
Minokichi
dan hendak
meniupkan
hembusan
saljunya
yang
mematikan.
Namun,
Minokichi
hanya diam
tanpa
melawan.

Tahap
kegemilangan
Yuki
Onna
berhasil
mendekati
minokichi dan
melontarkan
ancaman bahwa
suatu saat nanti
dia
akan
membunuh
Minokichi.
Akibat
dari
ketampanan
Minokichi Yuki
Onna
membiarkanny
a hidup.

Situasi Akhir
Yuki Onna dengan
ancamannya
meskipun
tidak
membunuh
Minokichi berhasil
membuat pemuda itu
ketakutan akan Yuki
onna. Ia kemudian
meninggalkan
Minokichi sendirian
dalam
pondok
dengan
kondisi
ketakutan
yang
sangat.

Situasi Awal menceritakan Yuki Onna ingin membunuh Minokichi seperti halnya ia
telah membunuh Mosaku dengan meniupkan nafas beku mematikannya ke wajah
Mosaku.
Tahap uji kecakapan dari bagian transformasi: Yuki Onna sebenarnya sudah hendak
membunuh Minokichi. Dia telah mendatangi Minokichi dengan sangat dekat. Namun,
saat ia bertemu pandang dengan Minokichi. Yuki Onna merasa sayang jika
ketampanan Minokichi hilang karena ia mati sia-sia. Maka Yuki Onna mengancam
Minokichi sebelum pergi membunuhnya. Minokichi yang merasa tertekan oleh Yuki
Onna merasa sangat ketakutan. Pada tahap ini terlihat subject yang mendapat
halangan dari opposant ‘Penentang’ telah dibantu oleh helper
‘Penolong’ untuk mendapatkan object.
Tahap utama dari bagian transformasi: Yuki Onna mendekati Minokichi setelah
membunuh Mosaku. Meskipun Mosaku berteriak tapi tak ada suarapun yang keluar

dari mulutnya, menbuat Yuki onna terus maju dan mengancam keselamatan
Minokichi. Pada tahap ini terlihat usaha subject yang berhasil mendekati object.
Tahap kegemilangan dari bagian transformasi: Yuki Onna berhasil mencapai titik
dimana wajahnya bertemu dengan wajah Minokichi, serta bersiap meniupkan nafas es
mematikannya. Sementara Minokichi hanya terdiam dan ketakutan setengah mati.
Yuki Onna yang tiba-tiba mengurungkan niatnya berhasil memberikan ancaman pada
Minokichi bahwa suatu hari nanti dia pasti akan membunuh Minokichi Pada tahap ini
terlihat subject telah berhasil mendapatkan object.
Situasi akhir menceritakan di mana Yuki onna meninggalkan Minokichi dalam
kondisi ketakutan di dalam pondok. Pada situasi ini terlihat subject telah berhasil
mendapatkan object dan diterima oleh receiver ‘Penerima’.
Skema aktan 1
Sender
Yuki Onna

Object
Nyawa Minokichi

Receiver
Yuki Onna

Helper
Rasa takut
Minokichi

Subject
Yuki Onna

Opposant
Ketampanan
Minokichi

Yuki Onna yang ingin membunuh Minokichi menempati tempat sebagai sender kemudian
Minokichi yang hendak diambil nyawanya menempati tempat sebagai object. Dengan
bantuan rasa takut minokichi dan tiadanya perlawanan, Yuki Onna berhasil mendekati
Minokichi dan bersiap untuk mengambil nyawanya. Sehingga hal ini menempatkan Yuki
Onna sebagai receiver yang mana nantinya akan menerima nyawa Minokichi. Namu,
ketampanan Minokichi membuat Yuki Onna tidak membunuhnya namun berhasil
memberinya ancaman sehingga Minokichi ketakutan.
Adegan 2: Pertemuan O-Yuki dengan Minokichi
Pada musim dingin tahun berikutnya, Minokichi sedang berada dalam perjalanan
pulang melalui jalan setapak di hutan, saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang
amat cantik, berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama. Minokichi
pun menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu menjawab dengan suara yang

menurut Minokichi adalah suara yang paling merdu didengarnya. Mereka pun mulai
berjalan bersama dan bercakap-cakap. Si gadis menceritakan bahwa ia bernama OYuki, ia telah kehilangan kedua orangtua, dan untuk menyambung hidupnya ia akan
pergi ke Yedo (Edo atau Tokyo) untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu
mencarikannya pekerjaan sebagai pelayan.
Entah apa yang dirasakan Minokichi, namun rasanya gadis itu nampaknya makin
cantik dimatanya. Minokichi pun mulai merasa suka pada gadis itu, sehingga ia
memberanikan diri untuk bertanya apakah gadis itu sudah memiliki pasangan. Gadis
itu tertawa sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan atau kekasih. Ia
pun balik bertanya apakah Minokichi telah memiliki pasangan, dan Minokichi
menjawab bahwa ia pun belum memilikinya. Setelah pernyataan ini maka kedua
muda-mudi ini tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa tempat tinggal
Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh rasa saling menyukai.
Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah dan beristirahat di rumahnya.
O-Yuki ternyata bukan hanya gadis cantik, namun juga berkelakuan baik. Ibu
Minokichi pun tak butuh waktu lama untuk menyukainya. Sampai ia membujuk agar
O-Yuki mau menunda perjalanannya ke Yedo. Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah
melanjutkan perjalanannya ke Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal
bersama Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.
Setelah masa-masa kelam Minokichi berlalu. Kini, kehidupan Minokichi telah kembali
normal seperti sedia kala. Hingga pada suatu hari dia bertemu dengan seorang gadis cantik
ditengah hutan yang bernama O-Yuki yang hendak menuju ke yedo. Melihat kecantikannya
tak perlu waktu lama bagi Minokichi untuk membawanya pulang. Di rumah Minokichi, Oyuki bertemu dengan ibu Minokichi yang juga menyukainya. Tentunya, hal ini menunda niat
O-yuki untuk pergi ke yedo. Ia kemudia menetap di desa Minokichi sebagai istri dan juga
seorang menantu.
Tabel Fungsional 2
Situasi Awal
Minokichi Bertemu
dengan O-Yuki yang
hendak menuju ke
Yedo ditengah hutan
saat ia pulang dari
mengambil kayu.

Tahap uji
kecakapan
Minokichi
mulai
menyukai OYuki karena

Transformasi
Tahap
utama
Minokichi
mengajak
O-Yuki
untuk

Tahap
kegemilanga
n
Minokichi
membuat Ibu
Minokichi
mengenal O-

Situasi Akhir
O-Yuki menetap di
desa Minokichi dan
menjadi Istrinya serta
menantu dari ibunda
Minokichi. Ia tidak
pernah melakukan
perjalanannya ke

kecantikannya
sehingga ia
memberanika
n diri bertanya
apakah OYuki sudah
punya
pasangan.

beristirahat
di
rumahnya
sebelum
melanjutka
n perjalanan
ke Yedo.

Yuki dan
merasa suka
dengannya.
Sehingga ia
mebujuk OYuki agar
tidak pergi ke
yedo.

Yedo.

Situasi awal menceritakan Minokichi yang bertemu dengan O-Yuki dalam perjalanan
pulangnya dari mengambil kayu di tengah hutan.
Tahap uji kecakapan bagian transfromasi: Minokichi tertarik dengan kecantika O-Yuki yang
disini dapat dimasukkan sebagai subjek. Sedangkan, Minokichi yang menanyakan status
pasangan O-Yuki dapat dikatakan sebagai sender dalam langkah untuk mendapatkann Object.
Tahap uji utama bagian transformasi: pada tahap ini Minokichi mengajak O-Yuki untuk
singgah di rumahnya. Di sini dapat dikatakan bahwa receivera atau Minokichi berusaha
mendekati Object dan berhasil.
Tahap uji gemilang bagian transformasi: Minokichi memperkenalkan O-Yuki kepada ibunya.
Tak perlu lama ibu Minokichi menyukai O-Yuki. Sehingga, ibu Minokichi berusaha untuk
membujuk O-Yuki untuk tidak pergi ke Yedo dan menetap di desa dimana tempat Minokichi
tinggal. Di sini, ibu Minokichi berperan sebagai helper untuk mendapatkan object kepada
receiver.
Situasi bagian akhir: pada akhirnya, O-Yuki tidak pernah pergi ke Yedo dan menjadi istri dari
Minokichi. Dalam hal ini tidak ditemukan opposant yang menghalangi receiver untuk
mendapatkan object.
Skema Aktan 2

Sender
Minokichi

Object
Kecantikan OYuki

Helper

Subject

Ibu Minokichi
yang membujuk
O-Yuki agar
tetap tinggal

Minokichi

Receiver
Minokichi

Opposant

Ø

Dalam hal di atas, di dapati bahwa Minokichi sebagai Subject berhasil mendekati Object
dengan bantuan helper. Dalam kasus di atas dapat diketahui tidak adanya opposant bagi
subject untuk mendekati object. Sehingga, dengan mudah, subject menjadi reveiver dari
object.
Adegan 3: O-Yuki merupakan penjelmaan dari Yuki Onna yang ingin membunuh Minokichi
bertahun-tahun silam.
Lima tahun kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap bersama-sama
Minokichi, bahkan ia telah melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan bagi
Minokichi. Semuanya tampan dan cantik, serta memiliki kulit putih seindah ibunya.
Banyak penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan petani tampak tua
setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah menjadi ibu 10 anak tetap terlihat
cantik. Secantik saat pertama kedatangannya di desa, mereka.
Suatu malam setelah anak-anak tidur, O-Yuki menjahit dibantu dengan sebuah
cahaya dari lampu kertas. Minokichi yang sedang menatapnya, tiba-tiba berkata,
“Melihat kau menjahit dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal
aneh yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat seorang
wanita yang secantik dan seputih dirimu… dan ia memang mirip denganmu… “
Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya, ”ceritakanlah padaku, dimana
kau bertemu dengannya?” lalu Minokichi mulai bercerita tentang Mosaku dan
pengalamannya di pondok pengayuh perahu. “Entah itu sebuah mimpi atau
bukan,tapi saat-saat itulah aku pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja ia
pasti bukan manusia dan aku sangat takut padanya. Hingga sekarang pun aku tidak
yakin apakah yang aku lihat itu mimpi atau memang benar-benar seorang wanita
salju.”
O-Yuki langsung melemparkan jahitannya. Ia mendekati suaminya dan berseru, “itu
adalah aku! Bukankah aku telah mengatakan bahwa aku akan membunuhmu jika
cerita itu pernah keluar dari mulutmu. Sekarang, demi anak-anak kita…” O-Yuki
tetap berteriak namun suaranya menjadi penuh kesedihan, “jagalah anak-anak kita,
karena jika kamu tidak melakukannya, maka aku akan melakukan hal yang pernah
aku katakan padamu…”

Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak terlihat dan kemudian
menguap menjadi butir-butir salju yang halus, yang menghilang melalui cerobong
asap. sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi.
Lima tahun kemudian, ibu Minokichi telah tiada pada saat itu. Namun, kedua pasangan ini
tetap hidup damai berdampingan dengan anak-anak yang banyak. Hingga pada suatu malam
ketika bulan bersinar terang. O-Yuki menjahit ditemani dengan lampu kertas tepat di bawah
sinar rembulan yang membuatnya begitu putih. Mengingatkan Minokichi pada wanita salju
yang pernah ia temui bertahun-tahun silam. Namun, tak disangka-sangka saat Minokichi
bercerita tentang wanita salju itu kepada O-Yuki. O-Yuki berteriak bahwa wanita salju itu
adalah dirinya. Ia sedang mengejar janjinya untuk membunuh Minokichi namun hal itu
terhalang oleh anak-anak mereka. Sebagai ungkapan cintanya O-Yuki kembali ke dalam
wujud Yuki Onna pergi meninggalkan Minokichi dan membiarkannya tetap hidup dengan
syarat merawat anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang.
Tabel Fungsional 3.
Situasi Awal
Transformasi
O-Yuki
menjahit Tahap uji
Tahap
Tahap
dengan sebuah lampu kecakapa
utama
kegemilanga
cahaya dari lampu
n
n
kertas di bawah sinar Minokichi O-Yuki
Minokichi
rembulan.
Ditemani menginga meminta
bercerita
oleh Minokichi.
t O-Yuki Minokichi
tentang
sebagai
untuk
wanita salju.
wanita
meceritaka Tiba-tiba Osalju yang n
ulang Yuki
pernah
kejadian
berteriak
dilihatnya yang
dia bahwa wanita
bertahun- alami saat salju
itu
tahun
bertemu
adalah
silam.
dengan
dirinya dan ia
wanita
pun hendak
salju.
membunuh
Minokichi
karena
melanggar
janjinya.

Situasi Akhir
O-Yuki
menjelma
kembali menjadi Yuki
Onna. Dia membiarkan
Minokichi tetap hidup
karena adanya anakanak mereka. Yuki
Onna kemudian pergi
meninggalkan
Minokichi.

Situasi awal menceritakan bahwa mereka berdua awalnya baik-baik saja sampai O-Yuki
menjahit sebuah baju di bawah sinar rembulan ditemani oleh Minokichi.

Tahap uji kecakapan bagian transformasi: Minokichi mengingat kembali bahwa ia pernah
melihat wanita salju sebelumnya. Hal ini membantu Minokichi sebagai helper bagi O-Yuki
yang berperan sebagai sender agar Minokichi bercerita lebih tentang wanita salju yang pernah
dilihatnya.
Tahap utama bagian transformasi: O-Yuki berusaha mendekati Minokichi yang sebagai
object. Hal ini menempatkan O-Yuki sebagai Subject yang berusaha mendekati object.
Tahap gemilang bagian transformasi : O-Yuki sebagai subject, berhasil mendapatkan object
yaitu Minokichi dengan bantuan helper yang tak lain merupakan ingatan Minokichi.
Situasi akhir: O-Yuki kembali menjadi Yuki Onna dan membiarkan Subject tetap hidup. Hal
ini, karena adanya opposant yaitu anak-anak. Karena jika O-Yuki atau Yuki Onna membunuh
Minokichi maka tak akan ada yang merawat anak-anak mereka. Jadi O-Yuki memutuskan
untuk kembali kepada salju dimana seharusnya ia tinggal.
Skema aktan 3.
Sender
Object

Receiver

O-Yuki atau
Yuki Onna

Minokichi

Helper

Subject

Opposant

Minokichi

O-Yuki atau
Yuki Onna

Anak-anak Minokichi dan
O-Yuki

O-Yuki atau
Yuki Onna

O-Yuki menggiring Object (Minokichi) untuk menggali ingatannya lebih dalam tentang Yuki
Onna atau wanita salju menempatkan O-Yuki sebagai sender. Keputusan O-Yuki untuk tetap
membunuh Minokichi karena telah melanggar janjinya membuat O-Yuki menjadi receiver.
Dalam hal lain, ketika Minokichi bercerita tentang ingatannya yang membuat O-Yuki marah
menempatkan Minokichi sebagai helper. Serta O-Yuki yang berusaha mendapatkan nyawa
Minokichi menempatkannya sekaligus sebagai subject. Namun, keinginan O-Yuki terhalang
oleh adanya anak-anak mereka. Hal ini tentunya membuat status anak-anak mereka sebagai
opposant bagi O-Yuki yang ingin membunuh minokichi.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penelitian ini menganalisis struktur naratif pada cerpen Yuki Onna karya Koizumi Yakumo
dengan teori naratologi A. J. Greimas model aktan dan fungsional. Meskipun tidak semua
adegan dapat dianalisis menggunakan teori ini. Namu, didapati tida adegan utama dapat
dianalisis menggunakan model fungsional dan aktan greimas. Hasil analisis selengkapnya ada
pada bab III dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penulis menemukan keseimbangan cerita pada 3 skema aktan. Dua skema aktan
mengalami kesempurnaan dalam cerita dan satu skema mengalami zeroisasi atau Ø
pada skema opposant.
2. Karakter yang menggerakkan cerita dalam cerita ini tak lain adalah Yuki Onna atau
O-Yuki. Ia berada pada skema aktan 1 sebagai sender, receiver, dan subject. Dan pada
skema aktan 2 sebagai object. Serta pada skema aktan 3 sebagai sender, receiver, dan
subject. Dari penjelasan tersebut, membuat Yuki Onna mendapat 7 bagian dalam 3
skema aktan. Hal itu tentunya lebih besar dari Minokichi yang hanya mendapat 6
bagian dari 3 skema aktan. Yaitu minokichi sebagai object pada skema aktan 1.
Sebagai sender, subject, dan receiver pada skema aktan 2. Dan sebagai Object serta
helper pada skema aktan 3.
3. Dari 3 tabel fungsional yang ada, semua penulisan mengalami adegan sempurna tanpa
mengalami zeroisasi pada bagian situasi awal, transformasi, maupun situasi akhir.

DAFTAR PUSTAKA

Yuki Onna by Koizumi Yakumo in Hearn, Lafcadio. 1904. Kwaidan : stories and studies of
strage things. Tokyo.
Kutha Nyoman, Ratna. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Satra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Jabrohim. 2012. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Agati, nandita. 2000. Jurnal. Struktur naratif dalam yodaka no hoshi karya miyazawa kenji
menurut teori naratologi greimas. Academia.edu
Rokhmansyah, alfian. 2010. Pendekatan naratologi greimas pada cerita hantu sadako.
Jurnal. Academia.edu
Budiman, Kazuko, Dr. 2006. Sastra Agama Endo Shusaku: Dilema Memahami Tuhan.
Kampus Universitas Indonesia Depok: ILUNI KJW.
Eriyanto. 2013. Analisis Naratif: Dasar-dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Indonesia.
Susanto, Dwi, S.S, M. Hum. 2012. Pengantar Teori Sastra (Dasar – Dasar Memahami
Fenomena Kesusastraan: Psikoanalisis Sastra, Struturalisme, Formalisme Rusia,
Marxisme, Interpretasi Dan Pembaca, Dan Pascastrukturalisme). Yogyakarta: CAPS