2.7. Indikasi cuci tangan Indikasi untuk mencuci tangan menurut Depkes RI. 1993 adalah :
a Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya, menyuntik, pemasangan kateter dan pemasangan alat bantu pernafasan.
b Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung. c Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka.
d Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikroorganisme khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaput
lendir, cairan tubuh, sekresi atau ekresi. e Setelah menyentuh benda yang kemungkinan terkontaminasi dengan
mikroorganisme virulen atau secara epidemiologis merupakan mikroorganisme penting. Benda ini termasuk pengukur urin atau alat penampung sekresi.
f Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien yang terinfeksi atau kemungkinan kolonisasi mikroorganisme yang bermakna secara klinis
atau epidemiologis. g Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi.
h Setelah melakukan asuhan langsung maupun tidak langsung pada pasien yang tidak infeksius.
2.8. Keuntungan mencuci tangan Menurut Puruhito 1995, cuci tangan akan memberikan keuntungan
sebagai berikut:
a Dapat mengurangi infeksi nosokomial. b Jumlah kuman yang terbasmi lebih banyak sehingga tangan lebih bersih
dibandingkan dengan tidak mencuci tangan. c Dari segi praktis, ternyata lebih murah dari pada tidak mencuci tangan sehingga
tidak dapat menyebabkan infeksi nosokomial.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Prosedur kerja mencuci tangan steril adalah sebagai berikut:
1. Terlebih dahulu memeriksa adanya luka terpotong pada tangan dan jari, kemudian melepaskan semua perhiasan misalnya cincin atau jam tangan.
2. Menggunakan pakaian bedah sebagai proteksi perawat yaitu: penutup sepatu, penutup kepala atau topi, masker wajah, pastikan masker menutup hidung dan
mulut anda dengan kencang. Selain itu juga memakai pelindung mata. 3. Menyalakan air dengan menggunakan lutut atau control dengan kaki dan
sesuaikan air untuk suhu yang nyaman. 4. Membasahi tangan dan lengan bawah secara bebas, mempertahankankan tangan
atas berada setinggi siku selama seluruh prosedur. 5. Menuangkan sejumlah sabun 2 sampai 5 ml ke tangan dan menggosok tangan
serta lengan sampai dengan 5 cm di atas siku. 6. Membersihkan kuku di bawah air mengalir dengan pengikir. Membuang
pengikir setelah selesai digunakan. 7. Membasahi sikat dan menggunakan sabun antimikrobial. Menyikat ujung jari,
tangan, dan lengan. a. Menyikat kuku tangan sebanyak 15 kali gerakan.
b. Dengan gerakan sirkular, menyikat telapak tangan dan permukaan anterior jari 10 kali gerakan.
c. Menyikat sisi ibu jari 10 kali gerakan dan bagian posterior ibu jari 10 gerakan.
d. Menyikat samping dan belakang tiap jari 10. Kali gerakan tiap area, kemudian sikat punggung tangan sebanyak 10 kali gerakan.
e. Seluruh penyikatan harus selesai sedikitnya 2 sampai 3 menit sebagaimana dikutip, kemudian bilas sikat secara seksama.
8. Dengan tepat mengingat, bagi lengan dalam tiga bagian. Kemudian mulai menyikat setiap permukaan lengan bawah lebih bawah dengan gerakan
sirkular selama 10 kali gerakan; menyikat bagian tengah dan atas lengan bawah dengan cara yang sama setelah selesai menyikat buang sikat yang telah
dipakai.
Universitas Sumatera Utara
9. Dengan tangan fleksi, mencuci keseluruhan dari ujung jari sampai siku satu kali gerakan, biarkan air mengalir pada siku.
10. Mengulangi langkah 8 sampai 10 untuk lengan yang lain. 11. Mempertahankan lengan tetap fleksi, buang sikat kedua dan mematikan air
dengan pedal kaki. 12. Kemudian mengeringkan dengan handuk steril untuk satu tangan secara
seksama, menggerakan dari jari ke siku dan mengeringkan dengan gerakan melingkar.
13. Mengulangi metode pengeringan untuk tangan yang lain dengan menggunakan area handuk yang lain atau handuk steril baru.
14. Mempertahankan tangan lebih tinggi dari siku dan jauh dari tubuh anda. 15. Perawat memasuki ruang steril dan melindungi tangan dari kontak dengan
objek apa pun. AORN 1999 Perry Potter, 2000
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Gambar 3.1 Gambaran 3.1 Kerangka konsep gambaran kemampuan dan perilaku cuci tangan
staf unit Perinatologi RSUP H. Adam Malik Medan.
3.2 Definisi Operasional
1 Staf perawat, PPDS, dan staf bukan medis laki-laki atau perempuan yang ada di unit Perinatologi RSUP Haji Adam Malik adalah :-
A Perawat adalah pegawai tetap atau pegawai honor yang memiliki SK penempatan di unit Perinatologi.
B PPDS adalah Dokter Peserta Program Spesialisasi ilmu kesehatan anak yang sedang menjalani stase Perinatologi.
C Staf bukan medis adalah staf yang bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan di unit Perinatologi dan jugak penyediaan makanan bagi
pasien yang rawat inap di unit Perinatologi. Staf yang ada di unit
Perinatologi RSUP HAM,Medan.
Kemampuan mengenai cuci tangan.
Perilaku cuci tangan.
Universitas Sumatera Utara