Tabel 2.2.1 Panduan Penggunaan Air Bersih Disinfeksi CDC 2000
penggunaan filtrasi Dianjurkan
Alternatif Konsentrasi
Klorin ppm
Konsentrasi Klorin
Diminum, ORS rehidrasi oral
+ Dididihkan
Klorinasi 1
0,0001
Keadaan Darurat
+ Klorinasi
Dididihkan 10
0,001 Medis
Cuci tangan
Peralatan +
Klorinasi -
10 0,001
Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Cuci tangan
dengan sabun air sama efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun anti microba Pereira, Lee dan Wade 1990. Cairan Organik, seperti gliserol, propilen
glikol atau sorbitol, ketika ditambah penggosok dan pelumas tangan akan melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit pecah, pengeringan,
iritasi, dan dermatitis disebabkan karena sering mencuci tangan dengan sabun dan air Prawirohardjo, 2004.
2.3. Bahan Antiseptik atau bahan antimikroba
Zat kimia yang digunakan pada permukaan kulit atau jaringan hidup lain adalah untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme baik bersifat sementara
maupun tetap sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri secara keseluruhan. Antiseptik atau bahan antimikroba yang digunakan untuk kebersihan tangan
termasuk sabun
antimikroba, alkohol,
chlorhexidine, chloroxylenol,
heksaklorofen, yodium, iodophors, surfaktan senyawa, dan triclosan. Sifat dari zat kimia tersebut adalah untuk menurunkan tegangan permukaan sehingga
membantu membuang
kotoran, debu
dan mikroorganisme
sementara meningkatkan aktivitas sifat antiseptik terhadap spora bakteri dan mengurangi
Universitas Sumatera Utara
kerentanan organisme terhadap antiseptik. Antiseptik yang paling sering digunakan adalah klorheksidin glukonat, yang terdapat dalam Hibitane,
Hibiscrub, dan Wescodyne yang tersedia di rumah sakit seluruh dunia Larson dkk 2001.
2.4. Jenis-jenis cuci tangan cara cuci tangan
Cuci tangan dalam bidang medis dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu cuci tangan medical medical hand washing, cuci tangan surgical surgical hand
washing dan cuci tangan operasi operating theatre handwashing. Cara untuk melakukan cuci tangan tersebut dapat dibedakan dalam beberapa teknik antara
lain sebagai berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Gambar cuci tangan RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 a Teknik mencuci tangan biasa
Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan, biasanya digunakan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan yang tidak mempunyai resiko penularan penyakit. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan biasa adalah setiap wastafel
dilengkapi dengan peralatan cuci tangan sesuai standard rumah sakit misalnya kran air bertangkai panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat sampah injak
tertutup yang dilapisi kantung sampah medis atau kantung plastik berwarna kuning untuk sampah yang terkontaminasi atau terinfeksi, alat pengering seperti
tisu, lap tangan hand towel, sarung tangan gloves, sabun cair atau cairan pembersih tangan yang berfungsi sebagai antiseptik, lotion tangan, serta di bawah
wastefel terdapat alas kaki dari bahan handuk. Basahi kedua tangan dengan air, teteskan sabun cair secukupnya di atas telapak tangan atau gosoklah kedua telapak
tangan dan kedua punggung tangan apabila menggunakan sabun padat.
6 langkah selanjutnya yaitu :
1. Telapak dengan telapak kemudian gosoklah kedua telapak tangan secara bergantian, sehingga kedua telapak tangan kena sabun.
2. Telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung
tangan kanan, kemudian gosok kedua punggung tangan secara bergantian dan, gosok diantara jari jemari tangan secara bergantian sehingga kena sabun.
3. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait, kemudian gosok kedua telapak
tangan dan diantara jari jemari secara bergantian sehingga kena sabun. 4.
Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci kemudian gosok punggung jari yang saling mengunci pada telapak satunya,
secara bergantian. 5.
Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya kemudian, gosok jempol, dan jari jari tangan lainnya, secara memutar bergantian di
kedua tangan. 6.
Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan dan sebaliknya, kemudian gosoklah ujung ujung kuku pada telapak tangan,
Universitas Sumatera Utara
sehingga busa sabun masuk kedalam sela sela kuku, secara bergantian dikedua tangan.Setelah selesai siramlah kedua tangan dengan air yang mengalir,
dengan kran air atau dengan air mengalir menggunakan gayung. Setelah selesai keringkan kedua tangan dengan kain kering dan bersih.
WHO, 2005
2.4.1 b Teknik mencuci tangan aseptik
Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan antiseptik. Mencuci tangan dengan
larutan disinfektan, khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien yang mempunyai penyakit menular atau sebelum melakukan tindakan bedah
aseptik dengan antiseptik dan sikat steril. Prosedur mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur pada cuci tangan higienis atau cuci tangan biasa,
hanya saja bahan deterjen atau sabun diganti dengan antiseptik dan setelah mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril.
2.4.1 c Teknik mencuci tangan steril
Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril, khususnya bila akan membantu tindakan pembedahan atau operasi. Peralatan yang dibutuhkan
untuk mencuci tangan steril adalah menyediakan bak cuci tangan dengan pedal kaki atau pengontrol lutut, sabun antimikrobial non-iritasi, spektrum luas, kerja
cepat, sikat scrub bedah dengan pembersih kuku dari plastik, masker kertas dan topi atau penutup kepala, handuk steril, pakaian di ruang scrub dan pelindung
mata, penutup sepatu.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Anjuran untuk petugas kesehatan pada saat ini adalah:
Jika kulit rusak atau diperlukan cuci tangan yang sering, sabun lembut tanpa bahan antiseptik dapat digunakan untuk menghilangkan kotoran dan debu.
Apabila dikehendaki efek antimikroba misalnya sebelum suatu tindakan invasive atau kontak dengan pasien yang rentan seperti pasien AIDS atau bayi
baru lahir penggosok tangan berbasis alkohol tanpa air harus digunakan. Di area beresiko tinggi, seperti ruang bedah dan ICU atau unit transplantasi,
langkah-langkah penggosokan tangan dengan menggunakan sikat lunak atau spon dalam waktu singkat setidaknya 2 menit dapat menggantikan
penggosokan keras dengan sifat kasar selama 6-10 menit. Untuk petugas yang sering mencuci tangannya 30 kali atau lebih pershift ,
pelumas tangan dank rim harus disediakan agar dapat mengurangi iritasi kulit. Kesehatan dan kebersihan tangan dapat dilakukan dengan kegiatan cuci tangan
rutin dengan atau tanpa bahan antiseptik ataupun penggosok tangan antiseptik dan penggosok tangan bedah dengan mempergunakan bahan dasar
alkohol tanpa air. Tujuan dan cara melakukannya masing-masing agak berbeda.
BOYCE JM, 2002
2.5.1 Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum:
Memeriksa kontak langsung dengan pasien. Memakai sarung tangan bedah steril atau DTT sebelum pembedahan atau
sarung tangan pemeriksaan untuk tindakan rutin, seperti pemeriksaan panggul.
2.5.2 Cuci tangan sebaiknya dilakukan setelah:
Situasi tertentu di mana kedua tangan dapat terkontaminasi, seperti - memegang instrument yang kotor dan alat lainnya.
- menyentuh selaput lender, darah, atau cairan tubuh lainnya sekresi atau ekskresi.
- kontak yang lama dan intensif dengan pasien. Melepaskan sarung tangan.
BOYCE JM, 2002
Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Gambar : 5 moments for Hand Hygiene .
WHO 2009
1. Sebelum kontak dengan pasien. 2. Sebelum tindakan asepsis.
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien. 4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
2.6. Tujuan cuci tangan Menurut Susiati 2008, tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk :
a Membuang mikroorganisme yang ada di tangan. b Mencegah infeksi silang cross infection.
c Menjaga kondisi steril. d Melindungi diri dan pasien dari infeksi.
e Memberikan perasaan segar dan bersih.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Indikasi cuci tangan Indikasi untuk mencuci tangan menurut Depkes RI. 1993 adalah :
a Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya, menyuntik, pemasangan kateter dan pemasangan alat bantu pernafasan.
b Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung. c Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka.
d Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikroorganisme khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaput
lendir, cairan tubuh, sekresi atau ekresi. e Setelah menyentuh benda yang kemungkinan terkontaminasi dengan
mikroorganisme virulen atau secara epidemiologis merupakan mikroorganisme penting. Benda ini termasuk pengukur urin atau alat penampung sekresi.
f Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien yang terinfeksi atau kemungkinan kolonisasi mikroorganisme yang bermakna secara klinis
atau epidemiologis. g Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi.
h Setelah melakukan asuhan langsung maupun tidak langsung pada pasien yang tidak infeksius.
2.8. Keuntungan mencuci tangan Menurut Puruhito 1995, cuci tangan akan memberikan keuntungan