4.3.2. Jenis Kelamin Responden
Adapun jenis kelamin responden berdasarkan keluhan kesehatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.19 Tabulasi Silang Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan Pada Pedagang Asongan Di Terminal Amplas Tahun 2014
No. Jenis
Kelamin Keluhan Kesehatan Yang Terjadi
Batuk Sesak
nafas Mata
berair Mata
perih Sakit
kepalapusing Mualmuntah
1. Laki-laki
8 2
7 8
8 1
2. Perempuan
17 2
17 13
16 11
Total 25
4 24
21 24
12
Tabel 4.19 diatas menunjukkan bahwa responden yang paling banyak mengalami keluhan kesehatan batuk, mata berair, mata perih, sakit kepala dan mualmuntah adalah
responden berjenis kelamin perempuan.
4.3.3. Responden dan Jenis Keluhan Kesehatan Yang Dialami
Adapun responden dan jenis keluhan kesehatan yang dialami pada pedagang asongan di terminal Amplas menunjukkan jenis keluhan kesehatan apa saja yang dialami
oleh tiap responden, dapat dilihat pada tabel 4.20 dibawah ini: Tabel 4.20. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan
Yang Dialami
No. Nama Responden
Jenis Keluhan Kesehatan Batuk
Sesak nafas
Mata Perih
Mata Berair
Sakit KepalaPusing
Mual Muntah
1 E.br.simare-mare
√ -
√ √
√ √
2 M.br.manurung
√ -
√ √
√ √
3 N.butar-butar
√ -
- √
√ -
4 R. br.siahaan
- -
√ -
√ √
5 Rabati
√ -
√ √
√ -
6 Rinto Samosir
√ √
√ -
√ -
7 S.Sianipar
√ -
√ √
√ -
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seorang responden paling banyak mengalami 5 jenis keluhan kesehatan dan minimal mengalami 1 jenis keluhan kesehatan, dan tiap
responden berbeda-beda jenis keluhan kesehatan yang dialaminya. Keluhan kesehatan yang paling banyak dialami responden adalah batuk, ada 25 responden 83.3 yang
memiliki keluhan batuk, 4 responden 13.3 memiliki keluhan sesak nafas, ada 21 responden 70 memiliki keluhan mata perih, 24 responden 80 memiliki keluhan
mata berair, 24 responden 80 mengalami keluhan sakit kepalapusing, dan 12 responden 40 memiliki keluhan mualmuntah.
8 S.br.Manurung
- -
√ √
√ -
9 Zaididah
√ -
√ √
√ -
10 B.br.sibuea
√ -
√ √
- -
11 Bai
√ -
- √
√ -
12 Br.haloho
√ -
√ √
√ √
13 Br.hutauruk
- √
√ -
√ -
14 Br.manurung
√ -
- √
- √
15 Darwis
√ -
√ √
√ -
16 Deliana br.saragih
√ -
√ √
√ √
17 Elfrina br.tohang
√ √
√ -
√ √
18 Friska br.sirait
√ -
- √
√ -
19 Hatdin nasution
√ -
- √
√ -
20 Khairuddin
nasution -
- √
√ -
√ 21
Kristina br.hasibuan √
- -
√ √
- 22
Mardawina br.sitompul
√ -
√ √
√ √
23 Rahuddin lubis
- -
√ -
- -
24 Saragih
√ -
√ √
√ -
25 Sinur br.manuru
√ -
- √
√ -
26 Siti br.tompul
√ -
√ √
- √
27 Tiamsah br.siagian
√ -
- √
√ √
28 Tunggul silalahi
√ -
√ -
√ -
29 Yuniater br.halolo
√ -
- √
- √
30 Zanibar
√ √
√ √
√ -
Universitas Sumatera Utara
Ada 7 responden 23.3 yang mengalami 5 jenis keluhan kesehatan, ada 8 responden 26.7 yang mengalami 4 jenis keluhan kesehatan, ada 14 responden 46.7
yang mengalami 3 jenis keluhan kesehatan, dan ada 1 responden 3.3 yang mengalami 1 jenis keluhan kesehatan yaitu mata perih.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Kadar Karbon Monoksida CO Di Terminal Amplas
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 , tabel 4.2 , dan tabel 4.3 kadar monoksida CO tertinggi pada pagi hari terjadi pada titik sampel III pintu keluar masuk
terminal yaitu sebesar 24 ppm , kadar karbon monoksida CO tertinggi pada siang hari terjadi pada titik sampel III pintu keluar masuk terminal yaitu sebesar 18 ppm,
sedangkan kadar karbon monoksida CO tertinggi pada sore hari juga terjadi pada titik sampel III yaitu sebesar 22 ppm. Kadar karbon monoksida CO yang diukur pada ketiga
waktu pengambilan sampel penelitian tersebut masih memenuhi syarat baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 yaitu 29 ppm.
Pada pintu keluar masuk terminal titik sampel III kadar karbon monoksida CO yang didapat adalah paling tinggi dibandingkan 2 titik sampel lainnya . Kadar karbon
monoksida CO yang tinggi yang didapat pada pintu keluar masuk terminal disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melintasi jalan tersebut serta titik pengambilan
sampel yang dekat dengan persimpangan lampu merah karena pada saat lampu merah banyak kendaraan yang berhenti, sehingga kadar karbon monoksida CO yang
diemisikan ke udara lebih banyak. Gas karbon monoksida CO yang dihasilkan oleh kendaraan bermesin bensin
premium adalah sekitar 1 pada waktu berjalan dan sekitar 7 pada waktu tidak berjalan, sementara mesin disel menghasilkan gas karbon monoksida CO sebesar 0,2
pada saat berjalan dan sekitar 4 pada waktu berhenti. Siswanto dalam Sarudji, 2010. 54
Universitas Sumatera Utara