Desain Struktur Data Struktur Program

34 Gambar 3.2. berikut ini menunjukkan struktur hubungan antara bagian pembuat basis data dan bagian pengenal citra dokumen. Citra Karakter Pembuat Basis Data Nama Latin dan Ciri setiap Karakter Pengenal Citra Dokumen Hasil Pengenalan, Citra Karakter Baru Citra Dokumen Gambar 3.2. Struktur Hubungan Antara Bagian Pembuat Basis Data dan Bagian Pengenal Citra Dokumen

3.2.1 Desain Struktur Data

Data yang dipakai dalam Sistem Pembuat Basis Data terdiri dari data citra karakter Jawa yang akan disimpan dalam basis data, dan basis datanya sendiri. Basis data yang akan dibuat oleh Sistem Pembuat Basis Data adalah basis data ciri karakter Jawa yang terdiri dari citra karakter, ciri karakter, dan nama latin dari karakter Jawa yang bersesuaian. Struktur data dari basis data ciri citra karakter Jawa bertipe cell array dua dimensi berukuran n x 3, di mana dalam bahasa pemrograman Matlab bentuknya adalah: ciri = cell1,3; 35 dengan keterangan setiap selnya adalah sebagai berikut 1. cell kolom ke 1 bertipe char array dipergunakan untuk menyimpan nama latin dari karakter Jawa 2. cell kolom ke 2 bertipe double array, dipergunakan untuk menyimpan ciri karakter Jawa 3. cell kolom ke 3 bertipe uint8 array logical, dipergunakan untuk menyimpan citra biner karakter Jawa.

3.2.2 Diagram Aliran Data

Diagram aliran data dari sistem untuk pengenalan citra dokumen ini terdiri dari dua bagian, yaitu Sistem Pembuat Basis Data SPBD dan Sistem Pengenalan Citra Dokumen SPCD. SPDC berfungsi untuk mengolah citra dokumen sehingga dihasilkan deretan karakter pembentuk dokumen beserta ciri dari setiap karakter yang diperoleh. SPBD berfungsi untuk membuat basis data yang berisi ciri karakter Jawa dan terjemahan karakter Jawa tersebut ke dalam karakter Latinnya. Ciri yang dimasukkan dalam SPBD dihasilkan oleh SPCD pada saat mengenal citra dokumen. Basis data yang dihasilkan oleh SPBD selanjutnya akan dipergunakan oleh SPCD untuk mengenal nama-nama Latin dari setiap karakter Jawa yang ditemukan berdasarkan ciri yang dipunyai oleh karakter tersebut.

3.2.2.1 Diagram Aliran Data Sistem Pembuat Basis Data SPBD

Diagram aliran data dari SPBD terdiri dari beberapa level, yaitu dimulai dari level 0 sampai level 2. DFD level 0 dari SPBD gambar 3.3 terdiri dari 2 komponen, yaitu satu proses dan satu entitas luar yaitu pengembang developer yang memberikan input kepada sistem dan yang menerima output dari sistem. 36 Input yang diberikan developer kepada sistem adalah berupa citra karakter Jawa, dan nama Latin yang bersesuaian dengan karakter Jawa tersebut. Sedangkan outputnya adalah citra karakter, ciri karakter, dan nama latin dari karakter. Developer Sistem Pembuat Basis Data citra karakter, nama latin citra karakter, ciri karakter, nama latin Gambar 3.3 DAD Level 0 Sistem Pembuat Basis Data Informasi lebih rinci dari proses SPBD diperlihatkan dalam DFD level 1 gambar 3.4. Dalam DFD level 1 SPBD ini terdapat dua buah proses, yaitu proses Olah Data, dan proses Cari Nama. Proses Olah Data berfungsi untuk mengelola citra karakter. Proses Cari Nama berfungsi untuk menemukan ciri dan citra dari nama latin karakter yang diberikan oleh developer. 1 Olah Data 2 cari nama cit ra ka ra kte r, na m a lat in nama latin cit ra ka ra kte r, na ma la tin , cir i k ar ak ter File Pustaka Karakter Jawa citra kara kter, nama latin , ciri k arak ter cit ra ka ra kte r, na ma la tin , cir i k ar ak ter citra kara kter, nam a latin , ciri k arakt er Developer Gambar 3.4 DAD Level 1 Sistem Pembuat Basis Data 37 citra karakter citra karakter citra karakter ciri karakter citra karakter ciri karakter ciri karakter nama latin citra karakter, nama latin citra karakter, nama latin, ciri karakter citra karakter, nama latin, ciri karakter citra karakter, nama latin, ciri karakter Gambar 3.5. DAD Level 2 Proses Olah Data Proses Olah Data dijabarkan secara lebih rinci dalam DAD level 2 gambar 3.5 di atas. Proses Buka File berfungsi untuk membuka file citra karakter Jawa dari direktori data, dan menyimpan file tersebut dengan nama KarJawa.mat pada direktori program. Kemudian developer dapat melanjutkan proses untuk mencari ciri dari karakter Jawa masukan dengan mempergunakan proses Ekstraksi Ciri. Ciri dari karakter yang dihasilkan akan disimpan dalam file cirikar.mat. Proses Cari Ciri berfungsi untuk mencari citra karakter dan nama latin dari ciri karakter, dan kemudian memberikan keluaran berupa data ciri karakter Jawa dari citra karakter yang bersesuaian. Apabila citra dengan ciri karakter masukan sudah terdapat dalam 1.1 Buka File 1.4 Tambah Data 1.3 Cari Ciri 1.2 Ekstraksi Ciri File Citra Karakter Jawa File Ciri Karakter Jawa File Pustaka Karakter Jawa Developer 38 database, maka proses juga akan menampilkan nama latin dari karakter Jawa tersebut kepada Developer. Apabila data citra karakter dengan ciri tertentu belum ada dalam database, maka proses Tambah Data akan memasukkan data citra karakter Jawa tersebut ke dalam basis data Pustaka Karakter Jawa.

3.2.2.2 Diagram Aliran Data Sistem Pengenalan Citra Dokumen SPCD

Diagram aliran data dari SPCD terdiri dari beberapa level, yaitu dimulai dari level 0 seperti terlihat dalam gambar 3.6., sampai level 2. Entitas luar yaitu user memberikan masukan kepada sistem berupa citra dokumen yang akan dikonversi. Selain itu sistem juga akan mengambil informasi dari basis data Pustaka Karakter Jawa, di mana basis data tersebut dihasilkan oleh Sistem Pembuat Basis Data. Sistem kemudian akan memproses citra dokumen yang diperoleh dari user untuk menghasilkan keluaran berupa teks dokumen dari citra dokumen yang bersangkutan, dan kemudian memberikan hasil tersebut kepada user. User Sistem Pengenalan Citra Dokumen SPCD citra dokumen teks dokumen File Pustaka Karakter Jawa ciri karakter Jawa, Nama Latin Developer cit ra ka ra kte r Gambar 3.6 DAD Level 0 Sistem Pengenalan Citra Dokumen Informasi lebih rinci dari proses SPCD diperlihatkan dalam DAD level 1 SPCD seperti terlihat dalam gambar 3.7. Terdapat tujuh buah proses dalam sistem 39 SPCD ini. Sedangkan masukan untuk sistem diperoleh dari user maupun dari Sistem Pembuat Basis Data. User citra bin er 3 Filling 4 Thinning 5 Segmen 6 Pengenalan Karakter 7 Pembentukan Kata File citra biner citra terotasi citra tero tas i File citra filling citra filling citra filling File citra kerangka dokumen citra kerangka dokumen citra keran gka d okum en File citra-citra karakter citra-citra karakter citra -citr a ka rakt er 8 Tampil Data File Pustaka Karakter Jawa ciri karakter jawa, nama latin File Nama-nama latin nama -nam a latin nama-nama latin File Teks deretan k ata dere tan k ata CI tr a Do ku m en citra biner 2 Normalisasi Orientasi 1 Binarisasi File citra terotasi tasi citra-citra baris File citra-citra baris ciri karakter jawa, nama latin, citra karakter Developer Te k s Dok u m e n citra k arakte r baru Gambar 3.7 DAD Level 1 Sistem Pengenalan Citra Dokumen 40 Setelah user memberikan masukan berupa citra dokumen, kemudian sistem akan melakukan proses binarisasi. Proses binarisasi ini berfungsi untuk memisahkan citra utama dengan citra latar belakang. Sebagai hasil dari proses ini akan diperoleh data citra biner yang mempunyai nilai 1 jika piksel dari citra adalah bagian dari latar belakang, atau 0 jika piksel dari citra adalah bagian dari citra utama. Proses selanjutnya adalah proses normalisasi orientasi. Proses normalisasi orientasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sudut penyimpangan proses scanning, dan kemudian apabila ditemukan sudut dengan besar tertentu, maka citra masukan kemudian dirotasi sebesar sudut penyimpangannya. Setelah dihasilkan citra biner yang normal, maka data citra biner normal akan disimpan dan diproses ke tahap berikutnya, yaitu proses Filtering. Dalam proses filtering citra tadi akan dikurangi sebanyak mungkin noisenya. Hasil dari proses filtering adalah berupa citra biner yang relatif sudah bebas dari noise, seperti tidak ada lagi piksel yang terasing, atau adanya lubang di dalam kerumunan piksel. Tahap selanjutnya adalah proses thinning, yaitu proses yang berfungsi untuk menghasilkan kerangka dari setiap bentuk citra karakter Jawa. Sebagai hasil dari proses ini akan diperoleh citra dokumen yang setiap karakter dalam dokumen tersebut sudah berupa kerangka pokoknya saja. Hasil dari proses thinning ini kemudian akan diolah lagi dalam proses segmentasi. Proses segmentasi berfungsi untuk memisahkan setiap karakter dari karakter yang lain. Keluaran dari proses ini adalah deretan citra karakter Jawa yang menyusun citra dokumen yang dimasukkan oleh user. 41 Proses pengolahan tingkat piksel berakhir di proses segmentasi. Langkah berikutnya adalah proses pengenalan karakter. Dalam proses ini setiap karakter Jawa yang diperoleh akan dicoba untuk dikenali dengan nama Latinnya. Sehingga sebagai hasil dari proses ini akan berupa deretan nama-nama Latin penyusun citra dokumen di awal. Setelah deretan nama-nama Latin diperoleh maka nama-nama Latin itu akan dipakai sebagai masukan untuk proses pembentukan kata. Proses pembentukan kata ini akan menyusun kata-kata berdasarkan nama-nama Latin yang diperoleh. Jika semua nama sudah selesai diproses menunjukkan bahwa proses pembentukan kata juga selesai. Proses selanjutnya tinggal menampilkan hasil akhir dari keseluruhan proses konversi kepada user, yaitu berupa sebuah teks dokumen. 1.1 Cari Ambang citra dokumen ambang 1.2 Ubah Biner citra biner File citra biner User citra dokumen Gambar 3.8 DAD Level 2 Proses Binarisasi Penjabaran lebih rinci dari proses-proses binarisasi, normalisasi orientasi, filling, segmentasi, dan pengenalan karakter dinyatakan dalam DAD level 2. DAD level 2 proses Binarisasi gambar 3.8 di atas dijabarkan menjadi proses Cari Ambang, dan Ubah Biner. Proses Cari Ambang akan mencari nilai ambang threshold yang menjadi acuan pemisahan obyek dari latar. Nilai ambang threshold ini kemudian dikirim ke proses Ubah Biner. Proses Ubah Biner akan mengubah nilai 42 elemen dari matriks citra inputan menjadi hanya bernilai 0 atau 1, di mana nilai 0 menyatakan obyek sementara nilai 1 menyatakan latar belakang obyek. DAD level 2 proses Normalisasi Orientasi dijabarkan menjadi proses Cari Teta dan Rotasi gambar 3.9. Proses Cari Teta akan mencari besar sudut kemiringan teta θ hasil proses scanning citra. Kemudian nilai teta ini akan dikirim ke proses Putar Citra yang akan memutar citra biner sebesar sebagai teta apabila nilai teta tidak sama dengan nol. 2.1 Cari Teta citra biner teta 2.2 Putar Citra citra b iner citra terotasi File citra terotasi Gambar 3.9 DAD Level 2 Proses Normalisasi Orientasi Proses Filling dijabarkan lebih lanjut dalam DAD level 2 seperti ditunjukkan dalam gambar 3.10, yaitu terdiri dari proses Erosi dan Dilatasi. Proses Erosi akan mengubah nilai piksel dari obyek menjadi latar apabila ditemukan adanya piksel- piksel obyek yang terasing dalam piksel latar pada citra masukan. Citra baru hasil proses Erosi kemudian dipakai sebagai masukan dalam proses Dilatasi. Dalam proses Erosi piksel-piksel latar yang terasing dalam kelompok piksel obyek akan diubah menjadi piksel obyek. 3.1 Erosi citra terotasi citra ubah1 3.2 Dilatasi citra filling File citra filling Gambar 3.10 DAD Level 2 Proses Filling 43 5.1 Proyeksi vertikal citra kerangka dokumen histogram vertikal 5.2 Cari indek baris citra kerangka dokumen indek baris File indek baris ind ek bar is 5.3 Potong baris citra -citr a b aris File citra-citra baris 5.4 Proyeksi horisontal citra-citra baris 5.5 Cari indek kolom citra-citra baris indek kolom File indek kolom ind ek ko lom 5.6 Potong karakter cit ra -c itra b ari s citra-citra karakter File citra-citra karakter Gambar 3.11 DAD Level 2 Proses Segmentasi DAD level 2 proses Segmentasi gambar 3.11 di atas dijabarkan menjadi proses Proyeksi Vertikal, Cari Indek Baris, Potong Baris, Proyeksi Horisontal, Cari Indek Kolom, dan proses Potong Karakter. Proses Proyeksi Vertikal akan menghitung banyaknya piksel hitam yang tegak lurus sumbu y sesuai dengan rumus 2.13. Nilai proyeksi vertikal kemudian dipergunakan dalam proses Cari Indek Baris untuk menemukan indek-indek baris yang akan menjadi acuan untuk membagi citra masukan menjadi baris-baris karakter citra pada proses Potong Baris. Sehingga dari proses Potong Baris akan diperoleh baris-baris citra karakter yang akan disimpan dalam suatu file, serta akan dikirim ke proses Proyeksi Horisontal. Pada Proses Proyeksi Horisontal akan dihitung banyaknya piksel hitam yang tegak lurus sumbu x dengan mempergunakan rumus 2.14. Nilai proyeksi horisontal kemudian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 dipergunakan dalam proses Cari Indek Kolom untuk menemukan indek-indek kolom setiap baris data yang akan menjadi acuan untuk membagi citra masukan menjadi citra-citra karakter pada proses Potong Karakter. Sehingga hasil akhir dari keseluruhan proses segmentasi adalah citra-citra karakter penyusun citra masukan, yang akan disimpan dalam sebuah file . Penjabaran lebih rinci proses Pengenalan Karakter digambarkan dalam gambar 3.12. Terdapat dua buah proses utama dalam DAD tersebut, yaitu proses Ekstraksi Ciri dan proses Cari Ciri. Proses Ekstraksi Ciri berfungsi untuk menghitung ciri dari citra karakter masukan. Ciri hasil proses Ekstraksi Ciri ini kemudian akan dipergunakan sebagai masukan dalam proses Cari Ciri, untuk menemukan nama latin dari citra karakter masukan. 6.1 Ekstraksi ciri citra-citra karakter 6.2 Cari karakter ciri-ciri karakter na m a- na m a la tin File nama-nama latin cir i k ar ak te r j aw a, nam a lati n citra -citra kar akte r File Pustaka Karakter Jawa citr a k ara kte r b aru Developer Gambar 3.12 DAD Level 2 Proses Pengenalan Karakter 45

3.2.3 Struktur Program

Struktur suatu program adalah hasil pemetaan dari desain diagram aliran data. Tujuan dari pembuatan struktur program ini adalah agar sistem yang nanti dihasilkan akan lebih mudah untuk ditesting, diubah, dan dirawat. Struktur program dari sistem untuk konversi citra dokumen ke teks tediri dari dua bagian, yaitu struktur program Sistem Pembuat Basis Data dan struktur program Sistem Pengenalan Citra Dokumen. Struktur program Sistem Pembuat Basis Data secara garis besar dibagi menjadi tiga modul, seperti ditunjukkan dalam gambar 3.13. Modul baca citra berfungsi untuk membuka file citra karakter Jawa. Modul hitung ciri citra dipergunakan untuk menghitung ciri-ciri citra karakter Jawa, dan kemudian menyimpan ciri dari citra tersebut ke dalam basis data ciri citra karakter. Kemudian modul pasang nama berfungsi untuk memasangkan bunyi pembacaan karakter Jawa yang bersangkutan dalam huruf Latinnya. Sebagai contoh, karakter akan dipasangkan dengan kata pra . Gambar 3.13 Struktur Program Sistem Pembuat Basis Data Sistem Pembuat Basis Data Olah Data Cari Nama Tambah Data Cari Ciri Ekstraksi Ciri Buka File 46 Struktur program Sistem Pembuat Basis Data, seperti ditunjukkan dalam gambar 3.13, secara garis besar dibagi menjadi 2 modul. Modul Olah Data berfungsi untuk mengelola citra karakter Jawa, dan modul Cari Nama berfungsi untuk membantu developer menemukan citra-citra karakter beserta cirinya dengan panduan nama latin dari Karakter Jawa. Modul Olah Data kemudian dibagi lagi menjadi sub modul Buka File, Ekstraksi Ciri, Cari Ciri, dan Tambah Data. Submodul Buka File berfungsi untuk membuka file citra karakter. Submodul Ekstraksi Ciri berfungsi untuk menghitung ciri citra karakter. Submodul Cari Ciri berfungsi untuk mencari citra karakter dalam basis data pustaka berdasarkan ciri dari karakternya. Submodul Tambah Data berfungsi untuk menambahkan data citra ke dalam basis data pustaka. Struktur program Sistem Pengenalan Citra Dokumen, seperti ditunjukkan dalam gambar 3.14, secara garis besar dibagi menjadi delapan modul. Modul normalisasi orientasi berfungsi untuk merotasi citra dokumen sebesar sudut kemiringan hasil scanning. Modul binarisasi berfungsi untuk membuat citra asli menjadi citra biner. Citra biner tersebut akan berwujud sebagai matriks yang semua elemennya berupa nilai 0 atau 1. Modul filtering berfungsi untuk mengurangi sebanyak mungkin noise. Modul thinning akan berfungsi untuk menghasilkan kerangka dari setiap bentuk citra karakter Jawa. Hasil dari proses thinning ini kemudian akan dipakai untuk proses segmentasi, yang akan dijalankan oleh modul segmentasi. Modul segmentasi ini berfungsi untuk memisahkan setiap karakter dari karakter yang lain. Dalam modul pengenalan karakter, tiap karakter Jawa yang diperoleh dari modul segmentasi akan dikenali dengan nama Latinnya. Kemudian modul pembentukan kata semua nama-nama Latin yang diperoleh dari modul PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 pengenalan karakter akan dibentuk sebagai kata-kata dalam bahasa Latin juga. Dan terakhir modul tampil hasil akan memberikan user hasil konversi citra dokumen yang diproses. filtering Sistem Konversi Citra ke Teks pengenalan karakter segmentasi binarisasi thinning tampil data pembentukan kata normalisasi orientasi Gambar 3.14. Struktur Program Sistem Pengenalan Citra Dokumen

3.2.4 Desain Antar Muka a. Fitur yang disediakan oleh sistem Pembuat Basis Data adalah: