Modul Proses Filling IMPLEMENTASI SISTEM

61

c. Modul Proses Filling

Modul untuk proses filling terdiri dari 2 buah submodul. Submodul yang pertama adalah submodul Erosi yang dipergunakan untuk mengurangi ukuran dari daerah obyek, yaitu sebagai akibat adanya piksel-piksel obyek yang berada di daerah latar atau terasing dari piksel obyek yang lain. Submodul yang kedua adalah submodul Dilatasi, yang dipergunakan untuk menambahkan piksel obyek untuk menutup daerah obyek.

1. Submodul Erosi • Fungsi: mengurangi ukuran dari daerah obyek

• Input: matriks hasil proses normalisasi orientasi • Output: matriks yang bebas dari piksel-piksel obyek yang terasing • Algoritma: 1. Set latar = 1 2. Set obyek = 0 3. Mulai dari i=1 sampai dengan tinggi matriks input 4. Mulai dari j=1 sampai dengan lebar matriks input. 5. Apabila i = 1, maka P1 berada di batas kolom paling kanan dari citra, hitung nilai tetangga dari P1 P2 P3 P1 P4 P6 P5 Apabila nilai tetangga = 5, dan piksel P1 adalah obyek, maka piksel P1 diubah menjadi latar. 62 6. Apabila i = tinggi, maka P1 berada di kolom baris paling kanan dari citra,hitung nilai tetangga dari P1 P5 P6 P4 P1 P3 P2 Apabila nilai tetangga = 5, dan piksel P1 adalah obyek, maka piksel P1 diubah menjadi latar. 7. Apabila j = 1, maka P1 berada di batas baris paling atas dari citra, hitung nilai tetangga dari P1, P6 P1 P2 P5 P4 P3 Apabila nilai tetangga = 5, dan piksel P1 adalah obyek, maka piksel P1 diubah menjadi latar. 8. Apabila j = lebar, maka P1 berada di batas baris paling bawah dari citra, hitung nilai tetangga dari P1, P6 P2 P3 P5 P1 P4 Apabila nilai tetangga = 5, dan piksel P1 adalah obyek, maka piksel P1 diubah menjadi latar. 9. Apabila i ≠ 1 dan i ≠ tinggi, dan apabila j ≠ 1 dan j ≠ lebar, hitung nilai tetangga dari P1, P9 P2 P3 P8 P1 P4 P7 P6 P5 Apabila nilai tetangga = 8, dan piksel P1 adalah obyek, maka piksel P1 diubah menjadi latar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

1. Submodul Dilatasi • Fungsi: mengurangi ukuran dari daerah latar

• Input: matriks hasil proses erosi • Output: matriks yang bebas dari piksel-piksel latar yang terasing • Algoritma: 1. Set latar = 1 2. Set obyek = 0 3. Mulai dari i=1 sampai dengan tinggi matriks input 4. Mulai dari j=1 sampai dengan lebar matriks input. 5. Apabila i = 1, maka P1 berada di batas kolom paling kanan dari citra, hitung nilai tetangga dari P1 P2 P3 P1 P4 P6 P5 Apabila nilai tetangga = 0, dan piksel P1 adalah latar, maka piksel P1 diubah menjadi obyek. 6. Apabila i = tinggi, maka P1 berada di kolom baris paling kanan dari citra,hitung nilai tetangga dari P1 P5 P6 P4 P1 P3 P2 Apabila nilai tetangga = 0, dan piksel P1 adalah latar, maka piksel P1 diubah menjadi obyek. 7. Apabila j = 1, maka P1 berada di batas baris paling atas dari citra, hitung nilai tetangga dari P1, P6 P1 P2 64 P5 P4 P3 Apabila nilai tetangga = 0, dan piksel P1 adalah latar, maka piksel P1 diubah menjadi obyek. 8. Apabila j = lebar, maka P1 berada di batas baris paling bawah dari citra, hitung nilai tetangga dari P1, P6 P2 P3 P5 P1 P4 Apabila nilai tetangga = 5, dan piksel P1 adalah latar, maka piksel P1 diubah menjadi obyek. 9. Apabila i ≠ 1 dan i ≠ tinggi, dan apabila j ≠ 1 dan j ≠ lebar, hitung nilai tetangga dari P1, P9 P2 P3 P8 P1 P4 P7 P6 P5 Apabila nilai tetangga = 8, dan piksel P1 adalah latar, maka piksel P1 diubah menjadi obyek.

d. Modul Proses Thinning