Strategi komunikasi guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa

(1)

(2)

(3)

vi

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirohanirohim,

Alhamdulilah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Skripsi dan salah satu syarat menempuh Sarjana Strata 1 Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Universitas Komputer Indonesia Bandung dengan judul “Strategi Komunikasi Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam Program Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa”

Adapun penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Pandeglang dengan objek yang diteliti yaitu strategi guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam Program Budaya dan Karakter Bangsa.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, Endang Mas’ud dan Ecih Titi Sunarsih yang telah memberikan kasih saying, semangat dan dorongan do’a kepada penulis, dan juga telah mendukung sepenuhnya baik moril maupun non moril kepada penulis. Untuk itu penulis mempersembahkan Skripsi ini untuk kedua orang tua.

Dalam melakukan penelitian dan penulisan hasil penelitian ini tidak sedikit penulis menghadapi kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun, atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, do’a, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak


(4)

Skripsi.

Adapun penelitian Skripsi ini dilakukan di SMA

Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa hormat, terima kasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan FISIP UNIKOM yang telah memberikan pengesahan pada Skripsi ini.

2. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pengesahan pada Skripsi ini.

3. Melly Maulin P., S.Sos., M.Si. selaku Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Adiyana Slamet, S.IP., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis selama mengerjakan Skripsi dan tidak henti-hentinya memberikan arahan serta saran dan kritik kepada penulis selama bimbingan Skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Khususnya Konsentrasi Humas, yang telah membantu penulis dalam setiap perkuliahan sehingga dapat diterapkan dalam skripsi ini.

6. Sekretariat Prodi Ilmu Komunikasi & Public Relations, Mba Astrid an Mba Intan yang telah membantu penulis dalam hal administrasi.


(5)

viii

7. Drs. Suherman, M.Pd., yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian di SMA Negeri 6 Pandeglang.

8. Guru-guru SMA Negeri 6 Pandeglang, yang telah membantu penulis dalam membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Untuk Kakak Tercinta Ika Panji Pubantara, serta adik-adikku tercinta Novia Devi dan Salsa Regita Pasha, terima kasih atas semua kasih sayang, dorongan, do’a, dan dukungan baik moril maupun materil. 10.Untuk Keluarga, Mamah Alit Lilis Nurlaelis, Mang Iman Rifa’i, dan

seluruh Keluarga Abah Syalendra yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, do’a sehingga memberikan semnagat bagi penulis.

11.Untuk teman-teman TUISDA 15A, Muhammad “Jacky” Kurnain, Amzah, Citra Dewi Rahmawati, Erwin “Hap Hap” Maulana, M. Mirza, Putra Kristiawan, Fauzan “Ucan”, yang selalu menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi.

12.Teman sepermainan, Ruhus Syifa Bhakti, Arrosyid Radiansyah, Yayang Maulina, Rizky Fadillah, Cintasa Poetri Pamungkasari, Septian “Bedu” Nugraha, Firman “Begeng”, Ryan “Emeh” Nugraha Rahmat, Riza “Izoet” Wibowo, M. Widiyatno, Gianta “Wacana” Utama, Ganisti, Agus “Simpsong” Sugiarto, Yuniko Manurung, yang selalu memberikan semangat, dukungan dan juga do’a bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(6)

UNIKOM, terutama teman-teman di IK-3 dan IK-Humas 3, yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan penelitian skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap mudah-mudahan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya serta untuk kemajuan SMA Negeri 6 Pandeglang dalam mengembangkan strategi Komunikasi dalam program budaya dan karakter bangsa dan khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public relations konsentrasi Humas Universitas Komputer Indonesia. Untuk itu sekiranya penulis sangat membutuhkan masukkan berupa saran maupun kritik yang dapat membangun kearah yang lebih baik demi kesempurnaan Skripsi ini. Dengan ini penulis memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila terdapat kesalahan pada Skripsi ini. Semoga bantuan, dorongan, bimbingan itu akan dapat mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata saya ucapkan Alhamdulillahhirobbilalamin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bandung, Mei 2012 Penulis


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Aditya Septian Nama Panggilan : Adit, Iyan

Tempat / Tgl Lahir : Pandeglang, 17 September 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Telepon : 08567600224

Status : Belum menikah Nama Ayah : Endang Mas’ud, S.Pd.

Pekerjaan : PNS

Nama Ibu : Ecih Titi Sunarsih Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Kp. Samoja RT. 04/01 Ds. Gunungsari Kec. Mandalawangi Kab. Pandeglang, Banten


(8)

1 2008-…… Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Komputer Indonesia, Bandung

………..

2 2005-2008 SMA Negeri 6 Pandeglang-Banten Berijazah 3 2002-2005 SMP Negeri 2 Pandeglang-Banten Berijazah 4 1996-2002 SD Negeri Gunungsari 2,

Pandeglang-Banten

Berijazah

PENDIDIKAN NON FORMAL BERSERTIFIKAT

No Tahun Uraian Keterangan

1 2009 Table Manner Course di Hotel Jaya Karta, Bandung

Bersertifikat

PENGALAMAN ORGANISASI

No Tahun Uraian Keterangan

1 2008-2009 Anggota Divisi Penerbitan, Himpunan Mahasiswa IK & PR, FISIP-UNIKOM, Bandung

-

2 2009-2010 Anggota Divisi Olahraga, Himpunan Mahasiswa IK & PR, FISIP-UNIKOM, Bandung

-

3 2010-2011 Kadiv Olahraga, Himpunan Mahasiswa IK & PR, FISIP-UNIKOM, Bandung

-

PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH

No Tahun Uraian Keterangan

1 2006 Juara 1 Sepakbola Liga Antar SMA Se-Kabupaten Pandeglang.

Bersertifikat 2 2007 Juara 2 Bola Basket Putra Se-Kabupaten

Pandeglang.

Bersertifikat 3 2008 Juara Umum ke 1 lulusan SMA Negeri 6

Pandeglang.


(9)

PENGALAMAN KEGIATAN, PELATIHAN DAN SEMINAR

No Tahun Uraian Keterangan

1 2010 Ketua Panitia Study Tour Ke Media Massa, RCTI, METRO TV, dan TRANS TV

Bersertifikat

2 2009 Pelatihan Melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri

Bersertifikat

3 2009 Mentoring Agama Islam Bersertifikat

4 2009 Pelatihan Kepemimpinan “Who’s the Next Leader” HIMA IK & PR FISIP UNIKOM, Bandung

Bersertifikat

5 2011 Hiking “Journey of Leadership” HIMA IK & PR UNIKOM, Bandung

Bersertifikat 6 2010 Pelatihan Kepemimpinan “Dare to be A

Leader” HIMA IK & PR UNIKOM, Bandung

Bersertifikat

7 2010 Seminar Fotografi, Lomba Foto Essay dan Apresiasi Seni (SEMIOTIKA LENSA) HIMA IK & PR FISIP UNIKOM, Bandung

Bersertifikat

8 2009 Seminar Kebudayaan Film & Sensor Film (Ilustrasi Tentang Perfilman), sebagai Panitia

Bersertifikat

9 2011 Panitia Wisuda Pascasarjana (S2), Sarjana (S1) dan Diploma (D3) Tahun Akademik 2010-2011

Bersertifikat

10 2011 Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2011-2012

Bersertifikat

PENGALAMAN KERJA

No Tahun Uraian Keterangan

1 2011 Praktek Kerja di Bidang Peliputan dan Informasi Pemerintah Kota Bandung

-

KEAHLIAN/BAKAT


(10)

Bandung, Mei 2012 Hormat Saya,


(11)

STRATEGI KOMUNIKASI GURU SMA NEGERI 6

PANDEGLANG DALAM PROGRAM PENDIDIKAN

BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh : Aditya Septian

41808104

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(12)

x

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ...v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang Masalah ...1

1.2Rumusan Masalah ...8

1.2.1 Pertanyaan Makro ...8

1.2.2 Pertanyaan Mikro ...9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ...9

1.3.1 Maksud Penelitian ...9

1.3.2 Tujuan Penelitian ...10

1.4Kegunaan Penelitian ...10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ...10

1.4.2 Kegunaan Praktis ...10

1.4.2.1Kegunaan Bagi Peneliti ...10

1.4.2.2Kegunaan Bagi Universitas ...11


(13)

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ...12

2.1 Tinjauan Pustaka ...12

2.1.8 Tinjauan Skripsi Terdahulu ...12

2.1.8 Skripsi Fitrah Dani ...12

2.1.1 Pengertian Komunikasi ...13

2.1.2 Komponen Komunikasi ...14

2.1.3 Tujuan Komunikasi ...17

2.1.4 Proses Komunikasi ...18

2.1.5 Konteks Komunikasi ...22

2.1.6 Tinjauan Tentang Komunikasi dan pendidikan ...23

2.1.7 Tinjauan Tentang Pendidikan ...25

2.2 Kerangka Pemikiran ...27

2.2.1 Strategi Komunikasi ...27

2.2.1.1 Tujuan Strategi Komunikasi ...29

2.2.2 Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ...29

2.2.2.1 Fungsi Pendidikan Budaya dan karakter bangsa ...30

2.2.2.2 Nilai-Nilai Pendidikan budaya dan karakter bangsa ...31

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...39

3.1 Objek Penelitian ...39

3.1.1 Sejarah SMA Negeri 6 Pandeglang ...39


(14)

3.1.4 Struktur Organisasi SMA Negeri 6 Pandeglang ...45

3.1.5 Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah ...45

3.2 Metode Penelitian ...55

3.2.1 Desain Penelitian ...55

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ...56

3.2.2.1 Studi Pustaka ...56

3.2.2.2 Studi Lapangan ...58

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ...59

3.2.4 Teknik Analisa Data ...60

3.2.5Uji Keabsahan data ... 62

3.3 Lokasi dan Tempat Penelitian ...64

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 64

3.3.2 Waktu Penelitian ...64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...66

4.1 Profil Informan ...70

4.2 Hasil Penelitian ...74

4.2.1 Tujuan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam budaya dan karakter bangsa ...74

4.2.2 Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam budaya dan karakter bangsa ...77 4.2.3 Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam budaya


(15)

xiii

dan karakter bangsa ...83

4.2.3 Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam budaya dan karakter bangsa ...85

4.2.3 Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam budaya dan karakter bangsa ...87

4.3 Pembahasan ...87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...96

5.1 Kesimpulan ...96

5.2 Saran ...96

DAFTAR PUSTAKA ...98

LAMPIRAN ...100


(16)

99

A. BUKU

Ardianto, Elvinaro. 2011. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan

Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi, Bandung, Penerbit CV Armieo, I984

Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :

PT. Citra Aditya Bakti

_____________________ . 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :

PT. Citra Aditya Bakti

_____________________ .1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :

Remadja Karya CV.

Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Nazir, Moch.2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Palapah, M O dan Atang Syamsudin. 1983. Ilmu Komunikasi. Bandung : Psikom Unpad.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:CV.ALFABETA


(17)

100

B. KARYA ILMIAH

Dani, Fitrah. 2011. Strategi Komunikasi Guru Pendamping Melalui Pendidikan Inklusi Pada Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Negeri Tunas Harapan

Cijerah Kota Bandung. Bandung. Universitas Komputer Indonesia

Riyandhy, Dicky Rizky. 2011. strategi komunikasi guru SMP Negeri 1 Margaasih Bandung melalui program EDNIK (Edukasi Elektronik) dalam meningkatkan

motivasi belajar siswanya. Bandung. Universitas Komputer Indonesia.

C. Sumber-Sumber Lain :

Bahan Pelatihan. Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010

Pedoman Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa. Data Profil SMA Negeri Pandeglang.


(18)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini persoalan budaya dan karakter bangsa menjadi sorotan tajam di masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang di berbagai tulisan media massa, baik cetak atau elektronik, maupun dialog. Para pemuka masyarakat, para ahli, para pengamat pendidikan, dan para pengamat sosial berbicara persoalan mengenai budaya dan karakter bangsa di berbagai seminar, baik tingkat lokal, tingkat nasional maupun internasional. Persoalan muncul di masyarakat mengenai korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan ekonomi yang produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar dan berbagai kesempatan.

Salah satu kasus yang paling menjadi sorotan kasus kekerasan di Indonesia yang semakin meningkat akhir-akhir ini. tindakan premanisme sebagian organisasi-organisasi mahasiswa yang sangat meresahkan masyarakat menjadi pekerjaan rumah yang sangat penting untuk disadari dan perlunya mengatasi masalah budaya dan karakter bangsa tersebut.

Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat pereventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda dari berbagai aspek yang dapat


(19)

2

memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.

Dalam Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar tersebut tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada terutama dari lingkungan budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip tersebut akan menyebabkan mereka tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukainya budayanya.

Budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang adalah budaya di lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsanya dan budaya universal yang dianut oleh ummat manusia. Apabila peserta didik menjadi asing terhadap lingkaran-lingkaran budaya tersebut pada gilirannya maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsanya dan dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian maka dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasional nya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan (valueing) tersebut.


(20)

Dalam bahan latihan pengembangan budaya dan karakter bangsa, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam upaya mengembangkan pendidikan pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta tanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan budaya karakter bangsa. (Bahan Latihan pengembangan budaya dan karakter bangsa, 2010:2)

Budaya diartikan sebagai keseluruhan system berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues ) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai


(21)

4

kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga


(22)

proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.

Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa, dan pendidikan yang telah dikemukakan di atas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif . (Bahan Latihan pengembangan budaya dan karakter bangsa, 2010:4)

Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif.

Pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam pengajaran. pengajaran adalah bentuk kegiatan dimana terjalin hubungan interakasi dalam proses


(23)

6

belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan (guru atau pengajar) dan peserta didik untuk mengembangkan prilaku sesuai dengan tujuan pendidikan. dalam sebuah interaksi tersebut tak akan terlepas dari komunikasi. Komunikasi sangat berperan penting dalam memberikan pengaruh dan pemahaman dalam mengubah tingkah laku kepada setiap individu.

Menurut Carl I. Hoveland merumuskan, “ komunikasi adalah proses dengan mana seorang individu (komunikator) mengoperkan stimuli ( biasanya menggunakan lambang-lambang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu (komunikan) yang lain”. (Hovland dalam Arifin, 1984:14)

Pandeglang merupakan salah satu kota di provinsi banten. Dengan latar budaya kejawaraan di setiap daerah/lingkungan di kota pandeglang menjadi salah satu faktor yang dapat memicu kekerasan antar masyarakat. Maka dari itu pendidikan budaya dan karakter bangsa ini sangat di perlukan dalam membentuk kepribadian sejak dini. Karena pendidikan tersebut bersifat preventif. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 6 Pandeglang karena SMA Negeri 6 Pandeglang merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit di kota pandeglang dengan beragam siswa dari daerah selatan (pakidulan) yang notabene sangat keras dan menganut kejawaraan.

Peran serta guru SMA Negeri 6 dalam mengembangkan budaya dan karakter bangsa ini merupakan faktor penting dalam membentuk karakter


(24)

siswa dimana guru menuntun peserta didik agar aktif. Hal ini dilakukan tanpa guru mengatakan kepada peserta didik bahwa mereka harus aktif, tapi guru merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di luar sekolah.

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, dalam arti kata proses tersebut melibatkan dua komponen yang terdiri dari manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Pesan komunikasi yang disampaikan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan tingkah laku siswa agar sesuai dengan budaya dan karakter bangsa tersebut. peneliti dalam penelitian ini lebih mengacu kepada pengembangan budaya dan karakter bangsa di dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Nilai-nilai Budaya karakter bangsa ini include ke dalam mata pelajaran di SMA Negeri 6 Pandeglang dan menjadi penilaian bagi pengajar/guru SMA Negeri 6 Pandeglang apakah siswa tersebut sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. dan dalam hal ini juga perlu adanya pesan komunikasi yang disampaikan oleh pengajar/guru agar siswa mengerti dengan apa yang disampaikan dan mampu melaksanakan nilai-nilai tersebut.


(25)

8

Salah satu hal yang menjadi dasar atas pelaksanaan hal tersebut adalah strategi guru atau tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar. Seperti yang diutarakan Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu, teori, dan filsafat komunikasi mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen ( management ) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.

Sedangkan menurut Anwar Arifin dalam buku “Strategi Komunikasi” menyatakan bahwa Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas.(1984 :10).

Untuk menjalankan rencana agar tercapainya tujuan guru dalam dunia pendidikan. Guru harus mempersiapkan strategi yang tepat dan matang agar mencapai tujuan tersebut.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Pertanyaan Makro

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang ada diatas maka peneliti mengambil perumusan masalah dari penelitian ini adalah :


(26)

Pandeglang Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa? ”.

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tujuan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa?

2. Bagaimana rencana Guru SMA Negeri 6 Pandeglang Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa ?

3. Bagaimana kegiatan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa?

4. Bagaimana pesan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa?

5. Bagaimana Media Guru SMA Negeri 6 Pandeglang Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menjelaskan mengenai strategi komunikasi yang digunakan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa


(27)

10

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tujuan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa. 2. Untuk mengetahui rencana Guru SMA Negeri 6 Pandeglang

Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa. 3. Untuk mengetahui kegiatan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang

Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa. 4. Untuk mengetahui pesan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang Banten

dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa.

5. Untuk mengetahui Media Guru SMA Negeri 6 Pandeglang Banten dalam program pendidikan budaya dan karakter bangsa.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoritis

Sebagai pengembangan disiplin ilmu komunikasi secara umum dan secara khususus penelitian ini dapat menjadi wacana yang lebih mendalam mengenai strategi komunikasi khususnya dalam proses belajar mengajar.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1.4.2.1Kegunaan bagi Peneliti

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat mengaplikasikan ilmu, memberikan manfaat pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, khususnya mengenai ilmu komunikasi terutama proses


(28)

komunikasi di dalam proses pembelajaran atau pendidikan bagi M ahasiswa.

1.4.2.2Kegunaan bagi Universitas

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa UNIKOM secara umum dan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas secara khusus sebagai literatur terutama bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

1.4.2.3Kegunaan bagi Lembaga

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan, informasi, dan evaluasi bagi guru di SMA Negeri 6 Pandeglang Banten dalam pendidikan program budaya dan karakter bangsa khususnya dilingkungan SMA Negeri 6 Pandeglang.


(29)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.1.1.1 Skripsi Fitrah Dani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Komunikasi Guru Pendamping Melalui Pendidikan Inklusi Pada Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Negeri Tunas Harapan Cijerah Kota Bandung. Untuk menjawab tujuan diatas maka peneliti mengangkat indikator sebagai sub fokus pada penelitian ini yaitu tujuan, perencanaan, kegiatan, pesan dan media.

Pendekatan Penelitian ini adalah kualitatif metode penelitian deskriptif yakni merupakan metode yang dipakai utnuk menjelaskan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, teknik pengumpalan data dan teknis analisis data. Subjek pada penelitian ini adalah tiga orang guru pendamping sebagai informan dan tiga orang informan kunci diantaranya Kepala Sekolah, Guru Kelas, dan Orang tua siswa.

Hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti adanya tujuan dalam mendidik siswa berkebutuhan khusus secara akademik dan sikap bersosial, perencanaan yang dilakukan guru pendamping pada siswa


(30)

berkebutuhan khusus dengan melakukan perubahan rekruitmen dan kerjasama dengan beberapa lembaga, kegiatan yang dilakukan didalam sekolah dan diluar sekolah (Outbond), pesan yang disampaikan pada siswa bersifat konsisten dan singkat, dan media alat bantu peraga yang menjadi media pembantu dalam kegiatan belajar mengajar siswa berkebutuhan khusus.

Kesimpulan Penelitian adalah Strategi Komunikasi Guru Pendamping Melalui Pendidikan Inklusi di SDN Tunas Harapan Cijerah Kota Bandung dapat berjalan sesuai dengan strategi yang telah diterapkan.

Saran penelitian adalah sebaiknya ada penambahan tenaga didik agar siswa dapat belajar lebih optimal, melakukan pemahaman kepada guru kelas dan staff terhadap sekolah dengan setting inklusi dengan cara menjadwalkan pertemuan satu bulan sekali dan melakukan sosialisasi inklusi kepada para orang tua siswa ketika awal tahun ajaran baru.

2.1.2 Pengertian Komunikasi

Dalam setiap aspek kehidupan tidak akan terlepas dari komunikasi. Setiap manusia hakikatnya akan saling berinteraksi. Dalam sebuah interaksi tersebut terdapat komunikasi. Istilah Komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.


(31)

14

Pada proses interaksi, komunikasi telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan

manusia. Dikatakan mendasar karena “Setiap masyarakat manusia - bai k primitif maupun modern- berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan

mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi”.(Rakhmat, 1986:1). Pernyataan tersebut, didukung pula dengan pernyataan lain, yaitu: “90% kehidupan manusia dilakukan dengan berkomunikasi” (Soesanto,1977:2).

Dari dua pernyataan tersebut, tergambarkan bagaimana komunikasi menjadi salah satu kebutuhan manusia yang hakiki, dan menjadi ajang sekaligus sarana penyampaian gagasan dan isi kepala kepada orang lain.

Menurut Hovland yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (1992) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut :

Proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lembaga dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku orang lain (komunikan) atau dalam bahasa

asingnya “the process by the wich and individual” (the communicator) transmit stimuli the behavior of other individual ( communicates) (Hovland dalam Effendy, 1992 : 2)

2.1.3 Komponen-komponen Komunikasi

Menurut Effendy (2000:6), Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) 2. Pesan (message)


(32)

4. Komunikan (communicant) 5. Efek (efect)

Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

1. Komunikator dan Komunikan

Komunikator dan komunikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator sering juga disebut sebagai sumber atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.

Hafied Cangara dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Komunikasi” mengatakan bahwa:

”Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sum ber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau

lembaga” (Cangara, 2004:23).

Begitu pula dengan komunikatan atau penerima, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.

Cangara menjelaskan, ”Penerima bisa terdiri dari satu orang

atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara”. Selain itu, ”dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima


(33)

16

adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada

sumber”. Cangara pun menekankan:

”Kenallah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam

berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai

keberhasilan komunikasi” (Cangara, 2004:25).

2. Pesan

Dalam bahasa Inggris pesan disebut message, content, atau information, merupakan salah satu unsur dalam komunikasi yang teramat penting, karena salah satu tujuan dari komunikasi yaitu menyampaikan atau menginformasikan pesan itu sendiri.

”Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu

yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,

informasi, nasihat, atau propaganda” (Cangara, 2004:23)

3. Media

Media dalam proses komunikasi yaitu, ”Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima” (Cangara, 2004:23). Media yang digunakan dalam proses komunikasi bermacam-macam, tergantung dari konteks komunikasi yang berlangsung dalam proses komunikasi tersebut.

Selain itu, ”Ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat,

telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi” (Cangara, 2004:24). Lebih jelas lagi Cangara menjelaskan, dalam konteks komunikasi massa media, yaitu:


(34)

”Alat yang dapat menghubungkan antara sum ber dan peneri ma

yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surata kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio casette, dan

semacamnya” (Cangara, 2004:24).

4. Efek

Efek, dampak atau pengaruh merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi. Namun, efek ini muncul sebagai akibat dari proses komunikasi yang telah dilakukan.

”Perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan

oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang” (De Fleur, 1982, dalam Cangara, 2004:25).

Oleh sebab itu, Cangara mengatakan, ”Pengaruh bisa juga diartikan

perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan

tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan” (Cangara, 2004:25) 2.1.4 Tujuan komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, tentu mempunyai tujuan. M enurut Onong Uchjana Effendy tujuan dari komunikasi adalah :

1. Peru bahan si kap (to change the attitude)

2. Mengubah opini opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. M engubah perilaku (to change the behavior)


(35)

18

Untuk lebih memahami tujuan komunikasi, Ruslan menyatakan tujuan komunikasi sebagi berikut :

1. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain. Maksudnya apakah kita menginginkan orang lain untuk mengerti dan memahami apa yang kita maksud.

2. Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. dalam hal ini tentu cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan untuk menyampaikan inform asi atau pengetahuan saja.

3. Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau agar mereka mau bertindak. (2003: 11)

2.1.5 Proses komunikasi

Pada proses komunikasi dapat dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, yaitu :

1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis

Proses komunikasi ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses, yaitu pengemasan isi pesan dan lambang. Isi pesan pada umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa (Effendy, 2003:31). Kemudian pesan tersebut ditransmisikan kepada komunikan. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau


(36)

pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi.

2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistik

Pada proses komunikasi ini dapat diklasifikasikan secara dua tahap, yakni sebagai berikut :

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Adapun lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pada proses komunikasi secara primer adalah bahasa yang paling banyak digunakan, sebab bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, gagasan, inform asi atau opini.


(37)

20

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai sasaran yaitu komunikan, karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari proses komunikasi primer, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator, harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang digunakan. Proses komunikasi secara sekunder ini dalam menjangkau sasarannya dengan menggunakan media massa yang mempunyai sirkulasi yang luas dan memiliki daya keserempakan. Seperti surat kabar, televisi siaran, radio, film, leaftlet, brosur, dan lain-lain. c. Proses komunikasi secara linear

Istilah linear mengandung makna lurus. Dalam konteks komunikasi, proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal (Effendy, 2003: 38). Komunikasi


(38)

linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face-to-face communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication).

Proses komunikasi linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui telepon. Komunikasi melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan dialogis, Tanya jawab dalam bentuk percakapan.

d. Proses komunikasi secara sirkular

Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses sirkular itu adalah terjadinya feed back atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu ada kalanya feed back tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang diterima dari komunikator.

Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi amat penting karena dengan terjadinya umpan balik komunikator mengetahui apakah komunikasi itu berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan balik itu positif atau negatif. Bila positif komunikator patut gem bira, sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga


(39)

22

komunikator harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif.

2.1.6 Konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruangan hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari :

1. Aspek bersifat fisik; seperti iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk menyampaikan pesan.

2. Aspek psikologis; seperti sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi para peserta komunikasi.

3. Aspek sosial; seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya.

4. Aspek waktu; yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam).

Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenaslah komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.


(40)

2.1.7 Tinjauan Tentang Komunikasi dan Pendidikan

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen terdiri dari manusia, yakni pengajar sebagai komuniktor dan pelajar sebagai komunikan. Perbedaan antara komunikasi dengan pendidikan terletak pada tujuan atau efek yang di harapkan. Ditinjau dari efek yang di harapkan itu, tujuan dari komunikasi bersifat umum sedangkan tujuan pendidikan bersifat khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses komunikasi melahirkan istilah – istilah khusus, seperti : penerangan, propaganda, indoktrinisasi, agitasi, pendidikan, dan lain – lain.

Pada umunya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam meskipun komunikasi antara pengajar dan pelajar dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok (group communication), pengajar sewaktu-waktu bisa mengubah menjadi kom unikasi interpersonal. Terjadilah komunikasi dua arah ini apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak

diminta. “Jika si pelajar pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan

tanpa ada gairah untuk mengekspresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung satu arah, dan komunikasi itu menjadi tidak efektif”. (Effendy, 1986:125 -126)


(41)

24

Pada proses belajar mengajar terjadilah komunikasi yang bersifat intra communication atau komunikasi intra yaitu komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Ia berkomunikasi dengan dirinya sendiri sebagai persiapan untuk melakukan inter communication dengan orang lain.

Secara teoritis pada waktu seorang pelajar melakukan intra communication terjadilah proses yang terjadi dalam tiga tahap :

1. Persepsi

2. Ideasi (ideation)

3. Transmisi (transmission)

Persepsi adalah pengindraan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya; pengindraan itu dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan dan kebutuhan. Hal ini ditentukan oleh pelajar itu sendiri, baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya benaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya persepsinya. Semakin sering ia melibatkan diri dalam komunikasi, akan sem akin kuat daya persepsinya.

Ideasi adalah tahap kedua dalam proses intra communication yaitu mengkonsepsi apa yang di persepsi oleh seorang pelajar. Ini berarti bahwa dia mengadakan seleksi dari sekian banyak pengetahuan dan pengalamannya yang pernah ia peroleh, mengadakan penataan dengan relevan dari hasil persepsinya tadi, yang siap untuk ditransmisikan secara verbal pada saat berkomunikasi.


(42)

Tahap yang terakhir ialah transmisi yaitu hasil dari konsepsi karya penalaran, sehingga apa yang dilontarkan dari mulutnya adalah pernyataan yang mantap, meyakinkan, sistematis dan logis. Dengan demikian, dalam proses inter communication berikutnya berkat intra communication yang terlatih, ia akan mengalami keberhasilan.

2.1.8 Tinjauan Tentang Pendidikan 2.1.8.1 Pengertian Pendidikan

Suatu rumusan nasional tentang istilah “pendidikan” adalah

sebagai berikut : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta sisik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau

latihan bagi peranannya di masa yang akan datang” (UU R.I. No. 2

Tahun 1989, Bab I, Pasal 1).

Pada rumusan di atas terkandung empat hal yang perlu

digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih lanjut. Dengan “ usaha sadar” dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan

secara berencana yang matang, mantap, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran rasional dan objektif.

Produk yang sihasilkan oleh proses pendidikan adalah berupa lulusan yang memiliki kemampuan melaksanakan peranan

– peranannya untuk masa yang akan datang. Peranan bertalian dengan jabatan dan pekerjaan tertentu, tentunya bertalian dengan kegiatan pembangunan di m asyarakat.


(43)

26

Dilihat dari penjelasan di atas mengenai pendidikan maka pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyelesaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara baik dan benar dalam kehidupan bermasyarakat. (Ham alik, 2010 : 3)

a. Siswa

Siswa merupakan suatu komponen masukan dalam system pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang memiliki potensi untuk berkembang, yang memerlukan lingkungan dan arah tertentu sehingga membutuhkan bimbingan dan pembelajaran. Siswa dapat ditinjau dari berbagai segi, yakni segi pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif atau paedadogis. (Hamalik, 2010 : 7) b. Guru

Guru adalah suatu komponen yang bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bimbingan, melatih, mengelola, meneliti, dan mengembangkan serta memberikan pelayanan teknik. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas pokok melaksanakan proses belajar mengajar. Karena itu, setiap guru harus memiliki


(44)

wewenang dan kemam puan – kemam puan profesianal, kepribadian dan kemasyarakatan. (Hamalik, 2010:8)

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Strategi Komunikasi

Dalam merumuskan strategi, sangat diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memeperhitungkan kondisi dan situasi. Strategi merupakan rencana yang disatukan yag menghubungkan keunggulan strategi guru dengan tantangan di lingkungan sekitarnya. Sebagaimana pengertian strategi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, yaitu :

“Strategi komunikasi adalah panduan antara perencanaan komunikasi

(communication planning) dengan menejemen komunikasi (communication Management) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi” (Onong Uchjana Effendy, 2003:301).

Dari pendapat Onong Uchjana Effendy diatas, terlihat bahwa dalam pelaksanaan sebuah strategi tidak terlepas dari konstruk Tujuan, Rencana, dan Manajemen Komunikasi yang didalamnya terdapat konstruk Kegiatan, Pesan, dan Media. Maka dari peneliti mengambil konstruk yaitu Tujuan, Rencana, Kegiatan, Media, dan Pesan

1. Tujuan pada hakekatnya adalah sebuah langkah awal ketika harus menyusun apa saja yang akan dilakukan, sehingga tujuan dapat berjalan sesuai dengan rencana, sebuah implementasi tujuan bisa


(45)

28

terwujud dan dinyatakan melalui beberapa bentuk seperti perubahan sikap, prestasi, sifat dan kualitas.

2. Perencanaan merupakan serangkaian tindakan tentang bagaimana proses strategi komunikasi akan diterapkan, apa saja rencana komunikasi yang akan dilakukan agar komunikan dapat menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator,

3. Kegiatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997 yaitu :

“Acara atau susunan acara, yaitu perincian waktu atau timing secara teratur dan menurut urutan tertentu tentang pelaksanaan langkah-langkah dengan apa yang sudah diterapkan pada planning”. Sedangkan kegiatan komunikasi merupakan suatu proses komunikasi yang dilakukan agar rencana komunikasi yang diterapkan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

4. Media merupakan penunjang dalam melakukan komunikasi.

5. Pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Pesan

adalah “Amanat yang disampaikan oleh orang lain” (Kamus Besar

Bahasa Indonesia,1996:761). Pesan verbal atau non verbal bagi seorang komunikator merupakan faktor utama yang harus dimiliki dalam rangka mempengaruhi komunikan. Kemasan pesan yang baik, dan mudah diterima oleh komunikan akan menghasilkan keberhasilan


(46)

komunikator, sedangkan bagi komunikan pesan merupakan sumber untuk bisa menerima informasi, tidak mungkin seorang komunikator bisa menyampaikan suatu informasi kepada komunikan apabila tidak ada pesan yang akan disampaikan. Secara sederhana pesan diartikan sebagai isi pikiran, gagasan yang dikirim dari sumber ke penerima untuk suatu tujuan mempengaruhi pikiran dan gagasan orang lain.

2.2.1.1 Tujuan strategi Komunikasi

Sebagaimana dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, menyatakan bahwa tujuan sentral strategi komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu:

1. Untuk mengamankan pemahaman ( to secure understanding). 2. Untuk menetapkan penerimaan (to estabilish acceptance) . 3. Untuk memotivasi tindakan (to motivate action)

(Onong Uchjana Effendy, 2003:32)

2.2.2 Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa

Sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional maka pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta


(47)

30

bertanggungjawab (Pasal 3 UU Sisdiknas). Sedangkan budaya adalah nilai, moral, norma dan keyakinan (belief), fikiran yang dianut oleh suatu masyarakat/bangsa dan mendasari perilaku seseorang sebagai dirinya, anggota masyarakat, dan warganegara. Budaya mengatur perilaku seseorang mengenai sesuatu yang dianggap benar, baik, dan indah. Selanjutnya, karakter adalah watak yang terbentuk dari nilai, moral, dan norma yang mendasari cara pandang, berfikir, sikap, dan cara bertindak seseorang serta yang membedakan dirinya dari orang lainnya. Karakter bangsa terwujud dari karakter seseorang yang menjadi anggota masyarakat bangsa tersebut.

Pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga menjadi dasar bagi mereka dalam berpikir, bersikap, bertindak dalam mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, dan warganegara. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dimiliki peserta didik tersebut menjadikan mereka sebagai warganegara Indonesia yang memiliki kekhasan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.

2.2.2.1 Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:

1. pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan


(48)

karakter bangsa;

2. perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan

3. penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

2.2.2.2Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari:

1. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama. Secara politis kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaedah yang berasal dari agama.

2. Pancasila: negara Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tersebut. Artinya, nilai-nilai yang ada dalam


(49)

32

Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang lebih baik dan warganegara yang lebih baik adalah warganegara yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warganegara.

3. Budaya adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai-nilai dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Nasional adalah kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Di dalam tujuan pendidikan nasional terdapat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki seorang warganegara. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.


(50)

Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut maka dihasilkan sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu:

1. Religius : suatu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur: perilaku yang didasarkan pada kebenaran, menghindari perilaku yang salah, dan menjadikan dirinya menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi: suatu tindakan dan sikap yang menghargai pendapat,

sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari pendapat, sikap, dan tindakan dirinya.

4. Disiplin: suatu tindakan tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang harus dilaksanakannya.

5. Kerja keras: suatu upaya yang diperlihatkan untuk selalu menggunakan waktu yang tersedia untuk suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan yang dilakukan selesai pada waktunya

6. Kreatif: berpikir untuk menghasilkan suatu cara atau produk baru dari apa yang telah dimiliki

7. Mandiri: kemampuan melakukan pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang telah dimilikinya


(51)

34

8. Demokratis: sikap dan tindakan yang menilai tinggi hak dan kewajiban dirinya dan orang lain dalam kedudukan yang sama 9. Rasa ingin tahu: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait.

10.Semangat kebangsaan: suatu cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11.Cinta tanah air: suatu sikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

12. Menghargai prestasi: suatu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/komunikatif: suatu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. 14.Cinta damai: suatu sikap dan tindakan yang selalu menyebabkan

orang lain senang dan dirinya diterima dengan baik oleh orang lain, masyarakat dan bangsa

15. Senang membaca: suatu kebiasaan yang selalu menyediakan waktu untuk membaca bahan bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.


(52)

16.Peduli sosial: suatu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan untuk membantu orang lain dan masyarakat dalam meringankan kesulitan yang mereka hadapi.

17.Peduli lingkungan: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian maka peneliti membuat alur model kerangka pemikiran. Alur model ini menjelaskan bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam hal ini menetapkan konstruk tujuan, rencana, kegiatan, media, dan pesan agar strategi komunikasi dapat sesuai dengan program budaya dan karakter bangsa sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam program budaya dan karakter bangsa dapat tercapai sesuai dengan tujuan dari program budaya dan karakter bangsa. Berikut gambar 2.1 dibawah ini :


(53)

36

Gambar 2.1

Alur Model Kerangka Pemikiran

Sumber : Peneliti, 2012

Guru SMA Negeri 6 Pandeglang

Rencana

Strategi Komunikasi

Kegiatan

Tujuan Media Pesan

Program Budaya dan Karakter


(54)

39

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah SMA Negeri 6 Pandeglang

SMA Negeri 6 Pandeglang merupakan alih fungsi dari sekolah pendidikan guru (SPG) Negri Pandeglang didirikan pada tahun 1961 dengan SK Mendikbud Nomor : 130/SK/B/1961 untuk mencetak guru TK/SD sampai tahun pelajaran 1990/1991, sejak tahun pelajaran 198/1990 diusulkan oleh Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat dengan SK Nomor : 876/102/0/1989 tanggal 5 juni 1986 agar SPG Negeri Pandeglang dialih fungsikan menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Pandeglang menerima kelas 1, Tahun Pelajaran 1991/1992 SMA Negeri 6 Pandeglang sepenuhnya memiliki siswa SMA.

SK Mendikbud Nomor : 0426/0/1991 tanggal 15 juni 1991 tentang alih fungsi SPG Negeri Pandeglang menjadi SMA Negeri 6 Pandeglang selanjutnya menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan SK Mendikbud Nomor : 035/0/1997 tanggal 7 maret 1997. SMA Negeri 6 Pandeglang beralamat di Jalan Pendidikan No. 2 Telp (0253) 201131 Karaton Pandeglang Kode Pos 42211 dengan NSS : 30.1.02.001.007 Serta Nomor DIK : 151808.

Luas tanah sekitar 7.300m terdiri dari bangunan/seluas 2.300m. Tanah kosong/kebun seluas 2.820m serta lapangan upacara/olahraga


(55)

40

seluas 2.300m. Status tanah belum diberi sertifikat terdiri dari tanah kepemilikan paburo dan kelurahan. Hal tersebut tertuang dalam surat keterangan dari Lurah Karaton Nomor : 593/22/05/05/1998 tanggal 28 Februari 1998 tentang keputusan Bupati Kepala Daerah Tinggkat II Pandeglang dengan Nomor : 530/215 Tapem tentang Surat Tanah SMA, Negeri 6 Pandeglang dikelola oleh SPD Negeri Pandeglang karena itu kepala Sekolah Pertama sebagai berikut :

1. Drs. Adi Nuryaman 1989/1990 - 1991/1992TMT1707 1989 2. Drs. H. Muhammad Soleh 1991/1992 - 1992/1993PJMT TMT 10 1991 3. Drs. Joko Sulistio 1992/1993 - 1994/1995TMT030392

4. Drs.Malik Ahmad Nisbah 1994/1995 - 1996/1997TMT14021995 5. Drs.Bahrum Munajat.MM 1996/1997 - 1999/2000TMT28021997 6. Drs.H.Neno Buseno, M.Pd 1999/2000 - 2008TMT01041997 7. Iva Saripah, S.Pd 2008/2009 - 2008/2009TMT2-5-2008 8. Drs. H.Suherman, M.Pd 2009 - Sekarang TMT18-11-2009

Seiring dengan otonomi daaeraah, berdasarkan SK Bupati nomor 34 tahun 2003 tentang perubahan namaa sekolah menengah atas berstatus negeri dilingkungan dinas pendidikan pandeglang, maaka SMU Negeri 6 Pandeglang menjadi SMA Negeri 6 Pandeglang. SMA Negeri 6 Pandeglang memiliki akreditas denga nilai amat baik (A) dengan jumlah siswa sebagai berikut :


(56)

Tabel 3.1

Data Keadaan siswa berdasarkan jenis kelamin dan rombel tahun 2012

No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Rombel

1. Kelas X

9

Laki – Laki 193

Perempuan 201

2. Kelas XI

8

Laki – Laki 143

Perempuan 142

3. Kelas XII

7

Laki – Laki 151

Perempuan 137

Jumlah 967

Sumber: Data profil SMA Negeri 6 Pandeglang

Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 6 Pandeglang membangun fasilitas sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan belajar mengajar, ekstrakulikuler dan keperluan sekolah lainnya. Berikut data yang diperoleh peneliti berupa tabel ruangan dan fasilitas SMA Negeri 6 Pandeglang :

Tabel 3.2

Data Keadaan Sarana dan Prasarana

No Sarana Prasarana Jumlah Baik Rusak

Ringan

1. Ruang Kelas 24 V

2. Ruang Kepala Sekolah 1 V

3. Ruang Guru dan Tata Usaha 2 V

4. Ruang Laboratorium 1 V

5. Ruang Perpustakaan 1 V

6. Ruang Keterampilan 1 V

7. Ruang Multi Media 1 V

8. Ruang UKS 1 V

9. Aula Serba Guna V


(57)

42

11. Rumah Dinas V

12. Ruang Osis 1 V

Sumber : Data profil SMA Negeri Pandeglang

Dalam meningkatkan kinerja sekolah, SMA Negeri 6 Pandeglang memiliki beberapa guru dan tenaga tata usaha yang dapat mendukung kinerja sekolah. Berikut tabel data guru dan staf berdasarkan jenis kelamin dan status kepegawaian :

Tabel 3.3 Data Guru dan staf

No Uraian Status Kepegawaian

PNS Non PNS

1. Tenaga Guru

Laki – Laki 18 4

Perempuan 28 6

2. Tenaga Laboran

Laki – Laki 1

Perempuan

3. Tenaga Pustakawan

Laki – Laki 1

Perempuan 1 1

4. Tenaga Tata Usaha

Laki – Laki 3 6

Perempuan 1 3

5. Penjaga Sekolah

Laki – Laki 3

Perempaun

Jumlah 52 25

Sumber : Data profil SMA Negeri 6 Pandeglang

3.1.2 Visi dan Misi SMA Negeri 6 Pandeglang

Visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah, agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya. Visi SMA Negeri 6 Pandeglang yaitu :


(58)

“ UNGGUL DALAM PRESTASI TELADAN DALAM IMTAQ “

Misi SMA Negeri 6 Pandeglang adalah sebagai berikut :

a) Manajemen partisipasi dengan melibatkan semua warga sekolah, komite, guna meningkatkan budaya kerja, disiplin dan tertib administrasi dalam pengelolaan sekolah dengan bernuansa Ahlakul Karimah.

b) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien, untuk meningkatkan mutu yang mampu bersaing, dengan dilandasi iman yang kuat.

c) Menumbuh kembangkan aktivitas warga sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler, baik akademik maupun non akademik sehingga menghasilkan prestasi terbaik di bidangnya.

d) Meningkatkan kerjasama melalui jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan menerapkan sekolah dan masyarakat yang bernuansa islami.

e) Meningkatkan penggunaan sarana perpustakaan dan laboratorium untuk menumbuhkan budaya membaca dan sikap ilmiah sebagai upaya peningkatan mutu sumber daya manusia madani.

f) Menciptakan lingkungan yang berkah (Bersih, Elok, Rapi, Kuat, Aman,Hidup) sehingga terbentuk suasana belajar yang kondusif.


(59)

44

3.1.3 Tujuan Sekolah

Tujuan Sekolah merupakan bagian operasional strategis dari tujuan pendidikan nasional seperti yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yaitu :

1. Meningkatkan Iman dan Taqwa 2. Meningkatkan Kecerdasan 3. Meningkatkan Pengetahuan 4. Meningkatkan Kepribadian

5. Berorientasi pada pendidikan lebih lanjut

6. Menjadikan lulusan yang terampil hidup mandiri di tengah-tengah persainagan global

3.1.4 Struktur Organisasi SMA Negeri 6 Pandeglang

Berikut adalah bagan struktur Organisasi SMA Negeri 6 Pandeglang :


(60)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi SMA Negeri 6 Pandeglang

Sumber : data profil sekolah SMA Negeri 6 Pandeglang 3.1.5 Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah

1. TUGAS WALI KELAS

Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sbb:

a. Pengelolaan kelas

b. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : 1. Denah tempat duduk

2. Papan absensi siswa 3. Daftar pelajaran kelas 4. Daftar piket kelas KEPALA SEKOLAH

KEPALA URUSAN TATA USAHA

KETUA KOMITE

WAKASEK KURIKULUM

WAKASEK KESISWAAN

WAKASEK HUMAS WAKASEK SARANA


(61)

46

5. Buku absensi siswa

6. Buku kegiatan pembelajaran/ buku kelas 7. Tata tertib siswa

c. Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa d. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (legger) e. Pembuatan catatan khusus tentang siswa f. Pencatatan mutasi siswa

g. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar h. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar 2. WAKIL KEPALA SEKOLAH

Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sbb :

a. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan pelaksanaan program

b. Pengorganisasian

c. Pengarahan

d. Ketenagaan

e. Penkoordinasian

f. Pengawasan

g. Penilaian

h. Identifikasi dan pengumpulan data


(62)

Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan-urusan sbb : Kurikulum, Kesiswaan, Sarana Prasarana, Hubungan dengan masyarakat

3. KURIKULUM

a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran c. Mengatur penyusunan program satuan pelajaran, dan

persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra

kurikuler

e. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian raport dan STTB

f. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar h. Mengatur pengembangan MGMPdan koordinator mata

pelajaran

i. Mengatur mutasi siswa

j. Melakukan supervisi administrasi dan akademis k. Menyusun laporan

4. KESISWAAN

a. Mengatur Program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling


(63)

48

b. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan, dan kerindangan

c. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Paskibraka

d. Mengatur program pesantren kilat

e. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah

f. Menyelenggarakan cerdas cermat, olah raga prestasi

g. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa 5. SARANA PRASARANA

A. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar

B. Merencanakan program pengadaannya C. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana D. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian E. Mengatur pembakuannya

F. Menyusun laporan 6. Hubungan Dengan Masyarakat

a. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan BP3 dan peran BP3


(64)

b. Menyelenggarakan bakti sosial, karyawisata

c. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar pendidikan)

d. Menyusun laporan 7. LABORAN

Pengelola laboratorium membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium

b. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium

c. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium

d. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium

e. Inventarisasi dan pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium

f. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium 8. PUSTAKAWAN SEKOLAH

Pustakawan sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sbb :

a. Perencanaan pengadaan buku-buku/ bahan pustaka/ media elektronika

b. Pengurusan pelayanan perpustakaan

c. Perencanaan pengembangan perpustakaan

d. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/ bahan pustaka/ media elektronika


(65)

50

e. Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku/ bahan pustaka/ media elektronika

f. Melakukan layanan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, serta masyarakat

g. Penyimpanan buku-buku perpustakaan/ media elektronika

h. Menyusun tata tertib perpustakaan

i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakan secara berkala

9. G U R U

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien Tugas dan tangung jawab seorang guru meliputi :

a. Membuat perangkat program pengajaran : AMP

Program tahunan/ cawu Program satuan pelajaran Program rencana pengajaran Program mingguan guru LKS

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, ujian akhir


(66)

d. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

f. Mengisi daftar nilai siswa

g. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar

h. Membuat alat pelajaran/ alat peraga

i. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni

j. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum

k. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya

m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa

n. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran

o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum

p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya

10.GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :


(67)

52

a. Penyusunan program dan pelaksanan bimbingan dan konseling

b. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar

c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar

d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

e. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling

f. Menyusun statistik hasil penulaian bimbingan dan konseling

g. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar

h. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling

i. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling 11.KEPALA TATA USAHA

Kepala tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah, dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :


(68)

b. Pengelolaan keuangan sekolah

c. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa

d. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah

e. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah

f. Penyusunan dan penyajian data/ statistik sekolah

g. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K

h. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala

12.TEKNISI MEDIA

Teknisi media membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sbb:

a. Merencanakan pengadaan alat-alat media

b. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan media

c. Menyusun program kegiatan teknisi media

d. Mengatur penyimpanan, pemeliharan dan perbaikan alat-alat media

e. Inventarisasi dan pengadministrasian alat-alat media

f. Menysun laporan pemanfaatan alat-alat media

13.LAYANAN TEKNIS DI BIDANG PERTAMANAN/ KEBUN (TUKANG KEBUN)

a. Mengusulkan keperluan alat perkebunan


(69)

54

c. Memotong rumput

d. Menyiangi rumput liar

e. Memelihara dan memangkas tanaman

f. Memupuk tanaman

g. Memberantas hama dan penyakit tanaman

h. Menjaga kebersihan dan keindahan tanaman serta kerindangan

i. Merawat tanaman dan infrastrukturnya (pagar, saluran air)

j. Merawat dan memperbaiki peralatan kebun

k. Membuang sampah kebun dan lingkungan sekolah ketempat sampah

14.LAYANAN TEKNIS DI BIDANG KEAMANAN (PENJAGA SEKOLAH/ SATPAM)

a. Mengisi buku catatan kejadian

b. Mengantar/ memberi petunjuk tamu sekolah c. Mengamankan pelaksanaan upacara PBM, EBTA/

EBTANAS, Rapat

d. Menjaga Kebersihan Pos Jaga

e. Menjaga ketenangan dan keamanan kampus sekolah siang dan malam

f. Merawat peralatan jaga malam


(70)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan prosedur yang digunakan peneliti dalam upaya mendapatkan data atau informasi guna memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut E.A. Suchman, desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. (Moh. Nazir, 2005:84).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Dr. Elvinaro Ardianto dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif menjelaskan bahwa metode deskriptif-kualitatif memiliki ciri sebagai berikut :

“Metode kualitatif deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat. Ia membuat kateogri perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. Ia tidak berusaha untuk memanipulasi variabel.” (Ardianto, 2011:60)

Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati.

Sementara itu menurut penulis pada buku kualitatif lainnya, seperti yang di ungkapkan Sugiono (2009:5) menyatakan:

“Bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,(sebagai


(1)

93

Program Budaya Dan Karakter Bangsa

Rapat Guru Mata Pelajaran

Strategi Komunikasi

Tujuan pembentukan akhlak mulia dan watak sesuai dengan UU RI ttg sisdiknas no 20 tahun

2003 pasal 3

Kegiatan intrakulikuler yaitu pelaksanaan pembelajaran didalam

kelas dan didalam sekolah

Perencanaan dengan nilai yang terkandung diintegrasikan ke dalam

RPP

Pesan Berupa Informatif, persuasive dan instruktif

Media Pembelajaran di dalam kelas

Siswa

Efek/Respon Gambar. 4.4

Model Strategi Komunikasi Guru

Sumber : Analisis Peneliti, 2012

Strategi Komunikasi Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam Budaya dan Karakter bangsa ini bertujuan yaitu membentuk akhlak atau watak yang mulia

Wakasek Bagian Kurikulum Rencana Pelaksanaan


(2)

sebagaimana yang terkandung di dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

Dalam perencanaan di rapat guru mata pelajaran guru menintegrasikan nilai-nilai yang sudah ditetapkan dalam program budaya dan karakter bangsa kedalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah disetujui oleh wakasek bagian kurikulum. Dalam hal ini guru menetapkan nilai apa saja yang perlu dikembangkan dalam diri setiap siswa. Dengan demikian guru dapat melaksanakan program tersebut didalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dalam hal ini guru menyampaikan pesan yang berupa informatif, persuasif, dan juga instruktif. Dalam proses penyampaian pesan guru tidak terlepas dari media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menstimuli pikiran siswa tentang nilai-nilai yang mesti dianut atau dilaksanakan oleh siswa sehingga menghasilkan efek apakah siswa tersebut


(3)

95

mampu melaksanakan nilai tersebut. hal ini dapat dilihat dari penilaian dan pengamatan guru didalam kelas maupun luar kelas.


(4)

96

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dianalisa pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tujuan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam program budaya dan karakter bangsa adalah membentuk akhlak mulia. Membentuk perilaku siswa agar sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ditetapkan dalam program budaya dan karakter bangsa. 2. Rencana Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam program budaya dan karakter

bangsa yaitu rencana yang sudah dibuat guru mata pelajaran yang disusun dan mengintegrasikan nilai-nilai yang sudah ditetapkan sesuai mata pelajaran ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Kegiatan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam program budaya dan karakter bangsa meliputi kegiatan intrakulikuler dalah hal ini adalah proses belajar mengajar di dalam kelas. Dalam proses belajar mengajar meliputi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Dalam aspek afektik guru mendidik siswa agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di dalam program budaya dan karakter bangsa.

4. Pesan Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam program budaya dan karakter bangsa adalah pesan verbal dan non verbal. Dalam hal ini verbal berupa intruktif dan persuasive, dan koersif. Sedangkan non verbalnya berupa sikap guru dan juga audio visual yang didiskusikan kembali antara guru dengan siswa.


(5)

97

5. Media Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam program budaya dan karakter bangsa adalah penggunaan media-media audiovisual. Dalam hal ini guru memberikan arahan melalui video-video yang diberikan di dalam kelas.

6. Strategi Komunikasi Guru SMA Negeri 6 Pandeglang dalam program budaya dan karakter bangsa sangat berguna bagi guru dalam memberikan pengarahan kepada siswa agar tujuan tercapai dalam membentuk karakter bangsa. hal ini terlihat dari tujuan, kegiatan, rencana, pesan dan media yang ditentukan oleh guru agar strategi tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

6.2Saran

Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti harus mampu memberikan suatu masukan berupa saran-saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

A. Bagi Lembaga :

1. Guru SMA Negeri 6 Pandeglang senantiasa dapat dengan baik menggunakan media-media yang dapat menunjang dalam membentuk sikap siswa.

2. Lebih memberikan pemahaman orang tua siswa. Karena sekolah saja tidak cukup dalam membentuk sikap dan perilaku siswa agar sesuai dengan program budaya dan karakter bangsa.

3. Secara merata program budaya dan karakter bangsa ini dapat di terapkan kepada guru-guru mata pelajaran lain agar memiliki tujuan yang merata dalam membentuk perilaku siswa.


(6)

4. Perlu adanya peran antar elemen, pihak sekolah, keluarga dan masyarakat agar program budaya dan karakter bangsa dapat terwujud sesuai dengan apa yang terkandung dalam budaya dan karakter bangsa.

B. Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Bagi peneliti selanjutnya apabila ingin melakukan kegiatan peneliti dalam bidang komunikasi sebelumnya harus memiliki gambaran tentang apa yang ingin diteliti, memahami metode penelitian dan mempersiapkan permasalahan sejak dini.

2. Meningkatkan ketelitian baik dalam kelengkapan data perusahaan maupun data penelitian dan lebih spesifik dalam menganalis permasalahan yang ada dalam penelitian.

3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan agar peneliti selanjutnya bisa lebih mempersiapkan diri secara mental, punya literatur yang cukup, dan kreatif juga inisiatif dalam membuat sebuah penelitian.