BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengobatan Rasional
Pengobatan rasional didasarkan pada fakta atau data yang diperoleh dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dengan instrumen
kedokteran. Dalam proses pengobatan, terkandung aspek keputusan ilmiah yang didasari oleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan
proses pengobatan. Tujuan pengobatan untuk memberi manfaat maksimal dengan resiko seminimal mungkin bagi pasien Nasution dan Lubis, 1993.
Menurut badan kesehatan dunia WHO tahun 1987, pemakaian obat dikatakan rasional jika memiliki kriteria: sesuai dengan indikasi penyakit, tersedia
setiap saat dengan harga yang terjangkau, diberikan dengan dosis yang tepat, lama pemberian yang tepat dan obat yang diberikan harus efektif, dengan mutu yang
terjamin dan aman Nasution dan Lubis, 1993. Untuk memahami syarat-syarat di atas dapat dijelaskan beberapa hal
sebagai berikut : 1. Ketepatan diagnosis indikasi
Penegakan diagnosis diperlukan dalam pengambilan keputusan pengobatan yang akan diberikan kepada pasien. Penegakan diagnosis tersebut umumnya
didasarkan atas anamnesis dan hasil temuan selama pemeriksaan baik fisik, laboratorium jika memungkinkan maupun pemeriksaan penunjang lainnya.
Dengan dasar diagnosis ini, dokter akan menentukan pengobatan atau tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
medis selanjutnya, akan tetapi tidak setiap upaya medik memerlukan intervensi obat farmakoterapi, untuk beberapa keadaan, anjuran atau nasehat non-
farmakoterapi akan jauh lebih baik dan bermanfaat, misalnya anjuran untuk meningkatkan asupan dan nilai gizi bagi anak yang malnutrisis.
2. Ketepatan pemilihan obat Ketepatan dalam pemilihan obat diharapkan dapat memenuhi efek klinik yang
maksimal. Hal-hal yang perlu diperhatikan mencakup kelas terapi, jenis obat, kemanfaatan obat, keamanan obat resiko efek samping, harga dan mutu obat.
Pengobatan diupayakan untuk memenuhi kriteria sebagai berikut : a.
telah terbukti secara ilmiah memberi manfaat yang maksimal dengan resiko yang sekecil mungkin.
b. diantara beberapa alternatif yang ada hendaknya dipilih yang paling
terjangkau pasien dan memberi manfaat klinik yang setara. c.
mutu terjamin. d.
merupakan obat yang betul-betul dibutuhkan dan mudah didapat. 3. Ketepatan penilaian terhadap kondisi pasien
Mengingat respon tiap individu terhadap obat beragam, maka diperlukan pertimbangan yang mencangkup kemungkinan adanya kontraindikasi, terjadinya
efek samping, serta adanya penyakit yang menyertai. 4. Ketepatan pemberian informasi
Kejelasan informasi tentang obat yang harus diminum atau digunakan pasien, akan sangat mempengaruhi ketaatan pasien dan keberhasilan pengobatan.
Informasi ini tidak saja mengenai cara pemakaian, tetapi juga meliputi berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hal yang mungkin terjadi sehubungan dengan cara pengunaannya, kemungkinan kegagalan terapi jika pasien tidak taat meminum obat sangatlah besar.
5. Tindak lanjut Upaya tindak lanjut pengobatan perlu mempertimbangkan efek klinik atau
respon apa yang diharapkan dari terapi yang diberikan, sehingga dalam pemantauan terhadap pasien selama masa pengobatan dapat diperoleh kesimpulan
mengenai kesembuhan, berkurangnya gejala penyakit, perlu dirujuk atau tidak, timbul efek samping dan sebagainya Nasution dan Lubis, 1993.
B. Drug Related Problems DRPs