7 Salah satu negara berkembang tersebut adalah Indonesia. Seperti yang
dinyatakan sebelumnya modal sangat diperlukan dalam pembangunan, ketika berbagai cara dan alternatif seperti bantuan dan kerjasama luar negeri terganggu
karena keadaan negara pada tahun 1965 Peralihan pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru, dan meletusnya G 30SPKI inflasi meningkat tajam dan berada diatas
angka 600.
8
Perekonomian kembali melemah di berbagai bidang usaha, hingga pendekatan terhadap negara-negara terutama negara Belanda dilaksanakan dan
menghasilkan bantuan dana bagi negara Indonesia. Bantuan luar negeri diartikan oleh Bruce Herrick dan Charles P. Kind Leberger sebagai pemindahan
internasional yang dibuat dengan bentuk konsesional bukan pada tingkat pasar untuk meningkatkan pembangunan ekonomi.
9
Salah satu bentuk bantuan tersebut adalah berupa pinjaman. Pada mulanya negara-negara maju enggan membantu
Indonesia lewat pemberian pinjaman luar negeri yang disebabkan Indonesia pernah melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan asing di
Indonesia serta keadaan politik yang meresahkan. Dengan kemampuan pemerintahan Orde baru yang dapat meyakinkan beberapa negara, akhirnya
negara-negara tersebut terdorong memberi pinjaman, dan negara tersebut adalah negara anggota yang tergabung dalam bank Dunia World bank.
Perekonomian dunia menjadi goyah ketika terjadi resesi. Akibatnya negara maju mulai tertutup dalam hal memberikan pinjaman dan berdampak pada
perekonomian negara-negara berkembang. Dengan keadaan yang demikian,
8
Ibid. Hlm.3.
9
N. Rosyidah Rakhmawati. Hukum Ekonomi Internasional Dalam Era Global. 2006. Hlm.88.
8 negara-negara berkembang atau sedang berkembang mencari alternatif bantuan
yang didapati melalui cara penanaman modal asing. Begitu juga dengan Indonesia, Indonesia melakukan cara alternatif yaitu dengan “kebijaksanaan pintu
terbuka” terhadap penanaman modal asing untuk melakukan aplikasi usahanya di Indonesia.
10
Berbeda negara, berbeda pula sejarah kebijakan investasinya. Jika Indonesia telah lebih awal memulainya, Vietnam baru memulainya pada tahun 1986 yang
diawali dengan reformasi pasar bebas Đổi Mới Renovasi. Sebagai tindak lanjut
pada tahun 1987 Pemerintah Vietnam menerbitkan Law on Foreign Investment. Setelah Vietnam mulai membuka diri terhadap investor asing, maka para investor
dari negara-negara asia seperti Taiwan dan Hongkong, beberapa negara Eropa Perancis, Belanda, dan Inggris, Australia bahkan Amerika perusahaan IBM,
General Electric, Pepsi,Coca Cola, exxon dan Mobil oil telah berinvestasi di Vietnam.
11
Tidak cukup sampai pada prestasi itu saja, Vietnam memperbaharui UU investasi tahun 1987 pada tahun 1990 yang mencantumkan pengaturan joint
venture. Perubahan mendasar terjadi pada tahun 1992 yakni investor asing yang akan menanamkan modalnya dapat melakukan investasi hingga 70 tahun.
12
Langkah-langkah Vietnam selanjutnya baik dalam kebijakan investasi maupun penandatanganan perjanjian dengan berbagai negara maju salah satunya Amerika
Serikat dipastikan untuk dan alasan yang menjadikan Vietnam menjadi negara yang diminati investor asing. Informasi lain yang Penulis dapati tentang sejarah
kebijakan investasi di Vietnam adalah, sama dengan kebijakan di Indonesia pada
10
Aminuddin ilmar. Op.Cit. Hlm.4.
11
Sentosa Sembiring. Op.Cit. Hlm.273-274.
12
F.van Sluis. Foreign Investment in Vietnam. Dalam Sentosa Sembiring. Op.Cit. Hlm.276.
9 tahun 60-an dimana pengaturan tentang penanaman modal asing dan Penanaman
modal dalam negeri dipisahkan. Kemudian pada tahun 2001 akhirnya diwujudkan menjadi satu dalam Law on Investment yang mengatur mengenai penanaman
modal dalam negeri dan asing. Fungsi investasi selalu dipaparkan untuk mendorong pembangunan nasional
sehingga kesejahteraan umum dapat tercipta. Secara spesifik, kegiatan investasi memberikan dampak positif bagi negara penerima modal, seperti mendorong
tumbuhnya bisnis, adanya supply teknologi dari investor baik dalam bentuk proses produksi maupun permesinan, dan menciptakan lapangan kerja.
13
Berkaitan dengan penanaman modal, istilah lain yang dapat ditemukan adalah capital flight atau pelarian modal. Definisnya adalah sebagai berikut:
Capital flight in economics, occurs when assets and or money rapidly flow out of a country, due to an economic event such as an increase in
taxes on capital and or capital holders or the government of the country defaulting on its debt and that distrubs investors and causes
them to lower their valuation of the assets in that country, or otherwise to lose confidence in its economic strength.
14
Capital flight dapat terjadi karena berbagai faktor, yaitu: kondisi ekonomi maupun politik suatu negara yang memburuk, bencana alam pada negara penerima modal,
dan bisa pula karena regulasi mengenai penanaman modal tidak melindungi modal dan investor dengan baik.
Apabila capital flight terjadi dari Indonesia ke negara lain, maka tentu saja akan berdampak pada perekonomian negara, kesejahteraan masyarakat, terutama
13
Delissa A. Ridgway dan Mariya A. Thalib. Globalization and Development: Free Trade, Foreign Aid, Investment amd The Rule of Law.
California Western Internationla Law Jurnal,
Vol.33. Spring 2003. Hlm.335. Dalam Camelia Malik. Jaminan Kepastian Hukum dalam Kegiatan Penanaman Modal di Indonesia. Jurnal Hukum Bisnis, Vol.26 No.4. 2007. Hlm.16 .
14
http:en.m.wikipedia.orgwikiCapital_Flight. Diunduh pada tanggal 16 September 2011, pada pukul 10.38 WIB.
10 tujuan negara yaitu pembangunan nasional. Bila negara berkembang ingin
menarik negara maju untuk berinvestasi di negara tersebut, maka ada beberapa hal yang harus dipenuhi untuk menarik arus modal asing tersebut, antara lain:
15
1. Peraturan-peraturan kebijakan tetap dan konsisten yang tidak terlalu cepat
berubah dan dapat menjamin adanya kepastian hukum karena ketiadaan kepastian hukum akan menyulitkan perencanaan jangka panjang usaha
mereka. 2.
Prosedur Perizinan yang tidak berbelit-belit yang dapat mengakibatkan high cost economy.
3. Jaminan terhadap investasi mereka dan proteksi hukum mengenai hak atas
kekayaan milik investor. 4.
Sarana dan prasarana yang dapat menunjang terlaksananya investasi mereka dengan baik, antara lain meliputi komunikasi, transportasi atau
pengangkutan, perbankan dan perasuransian.
Ketika kebijakan negara sudah memenuhi empat unsur penting diatas, maka dapat dipastikan negara tersebut akan menarik minat investor untuk berinvestasi
dinegaranya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka komparasi hukum dalam fungsinya sebagai perencanaan hukum legal planning sangat dibutuhkan
menciptakan peraturan-peraturan yang presisi dan menguntungkan bagi setiap pihak sehingga dapat menarik investor untuk berinvestasi. Dalam hal ini
dibutuhkan legal drafters yakni perencanaan-perencanaan hukum pada masa yang
15
Nindyo Pramono. 2006. Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hlm.171.
11 akan datang. Untuk mewujudkan peraturan-peraturan hukum ini hanya
perbandingan hukumlah yang dapat menyiapkannya, karena dengan perbandingan hukum kita mengetahuinya melalui pengalaman-pengalaman negara lain.
16
Dengan melaksanakan perbandingan hukum antara UUPM dengan LIV, Penulis berharap dapat mengambil keunggulan pengaturan investasi dari LIV, sebagai
masukan untuk perubahan UUPM yang lebih baik pada masa mendatang. Dalam mengkomparasikan kebijakan investasi UUPM dengan LIV, maka
Penulis akan mengambil beberapa aspek, yaitu: lingkup investasi, jaminan dan kewajiban yang diberikan Pemerintah, hak dan kewajiban investor serta transfer
dan repatriasi dalam valuta asing sesuai kebijakan investasi. Mengingat faktor lingkungan bisnis, baik nasional, regional dan global yang tidak mendukung serta
kurang menariknya insentif atas fasilitas investasi yang termasuk hak investor merupakan salah satu kendala eksternal dalam pelaksanaan investasi di Indonesia
khususnya.
17
C. Rumusan Masalah