14
kejahatan perang, melalui prosedur pengadilan yang baik.
5. Mereformasi bingkai hukum nasional dan sistem penjara untuk memastikan keamanan
penghuninya dan mencegah radikalisasi di penjara.
6. Membuat program disengagement, rehabilitasi, dan konseling bagi orang yang terlibat dengan
violent extremism. 7. Mencegah penyalahgunaan lembaga
pendidikan, budaya, dan agama oleh kelompok teroris dan pendukungnya; dengan melakukan
tindakan yang tepat untuk melawan segala bentuk intoleransi atas nama agama atau
keyakinan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam kurikulum formal dan non-formal dari
lembaga pendidikan, buku ajar, dan metode pengajaran mereka.
8. Memastikan bahwa segala bentuk pembatasan freedom of expression didefinisikan dengan
jelas dan memenuhi uji tiga bagian: legalitas, proporsionalitas, dan keperluan.
c. Pelibatan Komunitas
9. Mengembangkan strategi pelibatan masyarakat sipil dan komunitas lokal untuk mencegah
munculnya violent extremism. 10. Mengembangkan program mentorship yang
berbasis lokal dan keluarga. 11. Mengadopsi program dan model kebijakan
yang berorientasi pada komunitas yang berusaha menyelesaikan persoalan lokal
dengan bekerjasama dengan komunitas.
12. Memberikan layanan medis, psikologis, dan hukum kepada komunitas yang memberikan
perlindungan kepada korban violent extremism. 13. Mempromosikan diskusi atau tulisan
yang membahas tentang penyebab violent extremism, termasuk terus berlangsungnya
pelanggaran HAM.
d. Penguatan Pemuda
1. Mendukung dan meningkatkan peran serta pemuda dalam aktivitas yang bertujuan untuk
mencegah violent extremism. 2. Mengintegrasikan pemuda dalam proses
pengambilan keputusan pada tingkat lokal dan nasional.
3. Membantu mengembangkan rasa percaya di antara para pembuat keputusan dan para
pemuda. 4. Mengembangkan program mentoring nasional
untuk para pemuda. 5. Memastikan dana yang didedikasikan untuk
PVE juga ada alokasi untuk proyek yang terkait dengan kebutuhan para pemuda.
e. Persamaan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan
1. Lakukan investasi dalam riset dan pengumpulan data yang sensitif gender terkait dengan peran
wanita dalam violent extremism. 2. Libatkan wanita dalam badan keamanan dan
penegakan hukum, sebagai usaha pencegahan terorisme.
3. Bangun kapasitas wanita untuk terlibat dalam usaha pencegahan violent extremism.
f. Pendidikan, Pengembangan Skill, dan
Kemudahan Lapangan Kerja
1. Pendidikan di sini meliputi pengajaran untuk menghormati HAM dan perbedaan,
mengembangkan cara berpikir kritis, mengembangkan perilaku dan skill
socioemotional yang berkontribusi pada toleransi dan sikap hidup berdampingan secara damai.
2. Investasi dalam pendidikan, terutama usia dini 3-8 tahun, untuk memastikan bahwa seluruh
anak mempunyai akses pendidikan yang berkualitas tinggi.