17
Perasaan inferior ini turut muncul dalam diri individu dalam pengaruh layanan orang tua yang diterima saat di awal 5 tahun pertama. Baik individu ini
dimanjakan atau diabaikan oleh ibu dan ayah menjadi faktor yang menyumbang kepada pembentukan kepribadian individu ketika dewasa. Pengasuhan orang tua
yang tidak toleran dengan anak dipercaya mampu memberi langkah kepada anak bersikap memberontak dan bersikap anti-sosial. Proses memampas inferioriti ini
akan terjadi terus menerus cycle through lifetime dan terjadi di sepanjang hayat. Karena itu, inferior ini perlu dilihat dari perspektif yang positif. Dalam perasaan
inferior, manusia sebenarnya mengalami proses perkembangan yang sehat dan individu merupakan satu kritik yang konstruktif buat diri sendiri dan dalam pada
saat yang sama individu menjadi lebih peka terhadap kelemahan dan kelebihan diri sendiri.
2.1.2 Ciri-ciri Rasa Rendah diri
Dari tahun ke tahun teori rasa rendah diri Adler sudah dikembangkan menjadi teori yang lebih spesifik, kuat, mudah untuk dipelajari dan dipahami.
Empat pengertian tentang rendah diri dari teori Adler yang dari tahun-ke tahun seperti yang dikemukakan oleh Suryabrata 1983, Alwisol 2005, Boeree
2006, Chiril 2010, dan ciri-ciri rasa rendah diri menurut Adler dalam Kumbarini 2010. Dari setiap pendapat yang dikembangkan oleh tokoh
ditemukan pendapat yang berbeda yang mengupas rasa rendah diri tetapi apabila dipahami akan sama-sama menjelaskan rasa rendah diri. Penulis dapat
18
menyimpulkan ciri-ciri dari rendah diri yang dikelompokkan menurut aspek fisik, psikologis, dan sosial dalam teori Adler seperti dibawah ini:
1. Adler dalam Suryabrata, 1983, ciri-ciri rendah diri mencakup:
a. Fisik : Jasmani kurang sempurna dan orgam inferiority rendah
karena daerah tersebut kekurangan kesempurnaan baik karena dasar maupun karena kelainan dalam perkembangan
b. Psikologis : Perasaan kurang berharga c. Sosial
: perasaan kurang mampu dalam kehidupan sosial. 2. Adler dalam Alwisol, 2005 ciri-ciri rendah diri mencakup:
a. Fisik : Tubuh pendek
b. Psikologis : Memposisikan diri sebagai korban, merasa tidak puas terhadap dirinya, mengasihani diri sendiri, mudah
menyerah, agresif, egosentris. c. Sosial
: kecenderungan menolak orang, diintimidasi oleh teman- teman.
3. Adler dalam Boeree, 2006. Ciri-ciri rendah diri mencakup:
a. Fisik : Inferioritas organ lahir dengan kondisi jantung lemah,
mengidap kelainan jantung dini, memiliki paru-paru lemah, asma polio, mengalami masalah penglihatan, pendengaran atau otot
sejak kecil, sudah ada kecenderugan gemuk sejak kecil, sejak kecil sudah tidak bisa diharapkan perkembangannya.
b. Psikologis
: Selalu dicap sebagai orang yang bodoh, nakal, lemah, dilecehkan.
19
c. Sosial : Malu, penakut, merasa tidak aman, ragu-ragu, pengecut,
tertindas. 4.
Adler dalam Chiril, 2010. Ciri-ciri rendah diri mencakup: a.Fisik
: Cacat angggota tubuh, rendah diri organ penyakit, individu normal dapat mengalami perasaan inferiority
organ karena diri individu berpikiran negatif dan pesimis terhadap diri sendiri disfungsi.
b.Psikologis : berfikiran negatif, pesimis. c.Sosial
: dimanja, diabaikan, pengasuhan yang tidak toleran.
Adler dalam Kumbarani, 2011 mengemukakan ciri-ciri rendah diri ini akan terus menerus mengingat keterbatasan individu, sebagai hasil dari tindakan
orang tua yang terlalu otoriter atau tekanan dari teman sebaya. Keterbatasan ini mungkin dalam penampilan fisik, perbedaan budaya, respons emosional, dan
keterampilan dasar tertentu. Dengan terus-menerus mengingat keterbatasan ini, maka seseorang akan mulai menunjukkan ciri-ciri dari rasa rendah diri. Individu
juga mengembangkan mekanisme pertahanan diri yang akan digunakan setiap kali mereka merasa rendah diri. Mekanisme pertahanan diri yang kemudian menjadi
ciri-ciri dari rasa rendah diri.
Ciri-ciri orang yang rendah diri dikemukakan Adler dalam Kumbarani, 2011 sebagai berikut:
20
1. Menarik diri dari kehidupan sosial. Individu yang merasa rendah diri akan
menarik diri dari lingkungan sosialnya. Menganggap dirinya tidak berharga dibanding orang lain yang mereka anggap lebih baik dalam setiap
hal. 2.
Kelainan fisik. Seperti kepincangan, lemah, kerdil, cacat, bagian wajah yang tidak proposional, ketidakmampuan dalam bicara maupun
penglihatan, akan mengakibatkan reaksi emosional dan berhubungan dengan pengalaman yang tidak menyenangkan pada kejadian sebelumnya
3. Menyalahkan Dunia. Individu yang merasa rendah diri selalu
menyalahkan faktor ekternal, misalnya nasib sial, perusahaannya, atau lingkungannya secara umum, setiap kali dia mengalami kegagalan yang
disebabkan oleh dirinya sendiri. Individu tidak mampu untuk menerima bahwa kegagalannya mungkin terjadi karena kesalahannya sendiri. Karena
itulah, individu menuntut bahwa seluruh dunia harus bertanggung jawab atas penderitaan dan kegagalannya.
4. Mencela. Salah satu ciri paling umum dari orang yang menderita rasa
rendah diri adalah sikap yang suka mencela. Sebagai contoh, individu mungkin tidak mampu untuk melakukan suatu pekerjaan dengan benar,
dan jika temannya bisa melakukannya dengan baik, maka dia mengaitkan kesuksesan temannya itu dengan faktor luar, misalnya bantuan dari orang
lain, atau keberuntungan. Dia tidak pernah mengaitkan kesuksesan temannya itu dengan kemampuan yang dimiliki oleh temannya. Cara ini
21
digunakannya sebagai jalan untuk menolak kebenaran atau fakta bahwa sebenarnya temannya tersebut memang lebih ahli dibanding dirinya.
5. Tidak Sportif. Orang yang rendah diri menolak untuk berpartisipasi dalam
semua jenis kompetisi, dimana kemampuan individu akan diuji melawan orang lain. Meski individu melakukannya, sikapnya yang suka mencela
akan muncul. Meski begitu, dia sangat menikmati kemenangan, walau itu mungkin bukan atas usahanya sendiri.
6. Sangat Sensitif. Orang yang punya rasa rendah diri sangat sensitif terhadap
pujian dan kritikan. Jika dipuji, individu akan mempertanyakan ketulusan dari orang yang memuji, dan jika dikritik, individu akan segera
mempertahankan diri. Individu tidak bisa merespon humor ringan dengan baik. Bila dilontarkan komentar secara tidak sengaja individu mungkin
akan menanggapinya dengan serius. 7.
Memancing Pujian. Orang yang rendah diri sangat suka memancing pujian dari orang lain. Akan tetapi, terkadang, meski ingin sekali dipuji, individu
mungkin tidak mau menerimanya dan percaya bahwa orang yang memuji tersebut hanyalah karena dipancing.
8. Takut Membuat Kesalahan. Orang yang rendah diri juga takut untuk
mencoba sesuatu yang baru, karena jauh di dalam hatinya dia sangat takut membuat kesalahan sehingga akan terus menerus teringat dengan
kesalahannya tersebut. 9.
Bersikap Kasar. Orang rendah diri, sering berbicara lantang, bahkan sampai bersikap kasar. Ini berasal dari keinginan untuk membuktikan pada
22
dirinya dan orang lain bahwa dia juga mampu untuk melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang lain.
Dari ciri-ciri rendah diri menurut teori Adler yang dapat dikategorikan oleh penulis dalam 3 aspek, dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri tersebut mempunyai
hasil yang tumpang tindih dan hampir sama. Yang membedakan hanyalah bentuk penjelasannya dari setiap teori rendah diri dari Adler yang dikembangkan oleh
Suryabrata 1983, Alwisol 2005, Boeree 2006, Chiril 2010 dan Kumbarini 2011. Berikut ini penulis menjabarkan dan menjelaskan aspek rendah diri Adler
dengan menggolongkan ciri-ciri rendah diri untuk dimasukkan ke setiap aspek rendah diri untuk diterapakan dengan instrumen yang dipakai:
1. Dari aspek fisik, Alwisol, Boeree, Chiril dan Kumbarini menjelaskan lebih
spesifik ke dalam bagian fisik dan organ inferiority seperti: bertumbuh pendekkerdil, kepincangan, cacat, bagian wajah yang tidak proposional,
ketidakmampuan dalam bicara maupun penglihatan, aspek fisik lebih kedalam organ inferiority bentuk fisik kurang sempurna, cacat anggota
tubuh dan tubuh yang normal mengalami inferiority organ karena diri individu berfikiran negatif dan pesimis terhadap dirinya disfungsi,
kondisi jantung lemah, mengidap kelainan jantung dini, memiliki paru- paru lemah, asma atau polio, mengalami masalah penglihatan,
pendengaran atau otot sejak kecil, sejak kecil sudak kerempeng, ada yang sejak kecil sudah tidak bisa diharapkan pertumbuhannya. sedangkan
23
Suryabrata menjelaskan lebih luas yaitu jasmani kurang sempurna dan juga menjelaskan mengenai organ inferiority karena daerah tersebut
kekurangan kesempuran baik karena dasar maupun karena kelainan dalam perkembangan. Jadi kesimpulannya dari perbedaaan mengenai ciri-ciri
rendah diri tersebut akan menjadi lebih kuat, jelas dan mudah dipahami setelah dimasukkan ke aspek fisik.
2. Dari aspek psikologis, Suryabrata, Alwisol, Boeree, Chiril dan Kumbarini
menjelaskan masing-masing lebih spesifik contohnya: Perasaan kurang berharga, Memposisikan diri sebagai korban, merasa tidak puas terhadap
dirinya, mengasihani diri sendiri, mudah menyerah,agresif, egosentris, Selalu dicap sebagai orang yang bodoh, nakal, lemah, dilecehkan,
berfikiran negatif, pesimis, takut membuat kesalahan, menyalahkan dunia, berfikir negatif. walaupun dalam penjelasannya saling tumpah tindihtidak
sama tetapi apabila dipahami akan sama-sama menjelaskan bahwa ciri-ciri rendah diri tersebut masuk ke aspek psikologis. Jadi kesimpulannya dari
perbedaaan ciri-ciri rendah diri tersebut akan menjadi lebih kuat, jelas dan mudah dipahami setelah dimasukkan ke aspek psikologis.
3. Dari aspek sosial, Suryabrata, Alwisol, Boeree, Chiril, dan Kumbarini
menjelaskan masing-masing lebih spesifik contohnya: perasaan kurang mampu dalam penghidupan, kecenderungan menolak orang, diintimidasi
oleh teman-teman, Malu, penakut, merasa tidak aman, ragu-ragu, pengecut, tertindas, dimanja, diabaikan, pengasuhan yang tidak toleran,
menarik diri dari kehidupan sosial, mencela, tidak sportif, sangat sensitif,
24
memancing pujian, bersikap kasar. walaupun dalam penjelasannya saling tumpang tindihtidak sama tetapi apabila dipahami akan sama-sama
menjelaskan bahwa ciri-ciri rendah diri tersebut masuk ke aspek sosial. Jadi kesimpulannya dari perbedaaan ciri-ciri rendah diri tersebut akan
menjadi lebih kuat, jelas dan mudah dipahami setelah dimasukkan ke aspek sosial.
Jadi dapat dinyatakan dari setiap aspek yang dikembangkan menjadi sebuah kesimpulan bagian yang utuh dalam rasa rendah diri dilihat dari aspek fisik,
psikologi dan sosial. Dengan ciri-ciri yang utuh dan aspek rendah diri dari teori Adler penulis lebih mudah untuk memasukkan ciri-ciri rendah diri ke dalam setiap
aspek untuk menjadi sebuah instrumenkisi-kisi rendah diri yang lebih mudah untuk dipahami. Penulis membuat check list yang terdiri dari instrumen rendah
diri dari teori Adler yang dikembangkan oleh Suryabrata, Alwisol, Boeree, Chiril dan Kumbarini. Check list yang sudah jadi akan dipergunakan untuk membuat
pernyataanitem sebagai alat untuk mengetahui siswa yang mempunyai rasa rendah diri.
2.1.3 Jenis Rasa Rendah Diri