24
memancing pujian, bersikap kasar. walaupun dalam penjelasannya saling tumpang tindihtidak sama tetapi apabila dipahami akan sama-sama
menjelaskan bahwa ciri-ciri rendah diri tersebut masuk ke aspek sosial. Jadi kesimpulannya dari perbedaaan ciri-ciri rendah diri tersebut akan
menjadi lebih kuat, jelas dan mudah dipahami setelah dimasukkan ke aspek sosial.
Jadi dapat dinyatakan dari setiap aspek yang dikembangkan menjadi sebuah kesimpulan bagian yang utuh dalam rasa rendah diri dilihat dari aspek fisik,
psikologi dan sosial. Dengan ciri-ciri yang utuh dan aspek rendah diri dari teori Adler penulis lebih mudah untuk memasukkan ciri-ciri rendah diri ke dalam setiap
aspek untuk menjadi sebuah instrumenkisi-kisi rendah diri yang lebih mudah untuk dipahami. Penulis membuat check list yang terdiri dari instrumen rendah
diri dari teori Adler yang dikembangkan oleh Suryabrata, Alwisol, Boeree, Chiril dan Kumbarini. Check list yang sudah jadi akan dipergunakan untuk membuat
pernyataanitem sebagai alat untuk mengetahui siswa yang mempunyai rasa rendah diri.
2.1.3 Jenis Rasa Rendah Diri
Adler dalam Alwisol, 2005 mengemukakan dimana aliran Adler menunjukkan perbedaan antara rasa rendah diri primer dan sekunder Rasa rendah
diri primer berakar dari pengalaman sebenarnya dari masa anak saat individu lemah, tak berdaya, dan tergantung pada orang dewasa. Perasaan demikian bisa
25
lebih meningkat saat dibandingkan dengan sesamanya atau dengan orang dewasa. Rasa rendah diri sekunder berhubungan dengan pengalaman orang dewasa saat
individu gagal mencapai tujuan akhir yang tidak disadari dan fiktif berupa keamanan subjektif dan berhasil mengkompensasi perasaan rendah dirinya.
Jauhnya pencapaian tujuan akan membawa pada perasaan kurang yang akan mengembalikan perasaan rendah dirinya, gabungan perasaan rendah diri demikian
akan sangat terasa. Tujuan yang ditentukan untuk menghilangkan rasa rendah diri pertama yang bersifat primer justru menjadi penyebab rasa rendah diri kedua yang
bersifat sekunder. Catatan Adler yang berjudul “Classical Adlerian Theory and Practice”
Stein 1999 dalam Susanto. Y, 2011, menyebutkan dengan istilah primary dan secondary inferiority. Keminderan primer adalah keminderan yang adanya
terletak di wilayah kepribadian kita yang paling dalam core personality. Biasanya ini terkait dengan nilai-nilai yang kita anut atau motif. Keminderan
primer sama seperti keminderan general. Sedangkan keminderan sekunder adalah bentuk keminderan yang letaknya berada di wilayah kepribadian yang di
permukaan. Biasanya ini terkait dengan pengetahuan, keterampilan informasi, atau sikap. Misalnya individu minder berdampingan dengan orang yang lebih
alim, lebih pakar, lebih hebat, atau lebih banyak menguasai informasi. Keminderan sekunder ini biasanya lebih mudah diubah ketimbang keminderan
primer. Umumnya, keminderan primer itu adanya di alam bawah sadar individu. Sedangkan keminderan sekunder itu adanya di alam Sadar individu. Hal lain lagi
yang perlu kita ketahui juga terkait dengan keminderan ini adalah ada bentuk
26
keminderan tertentu yang berasal dari opini tentang diri individu itu sendiri. Keminderan perseptual itu misalnya individu punya penilaian yang kurang atau
penilaian yang negatif tentang diri sendiri. Banyak orang yang menilai dirinya tidak mampu padahal sebetulnya kemampuan itu dimiliki. Ada juga keminderan
faktual, misalnya terkait dengan kecacatan fisik, kelas ekonomi, status sosial, dan seterusnya.
2.1.4 Penyebab Rasa Rendah diri