utama, penampilan berbagai peristiwa yang saling berhubungan atau berkaitan
membentuk alur.
Jadi untuk mendapatkan sebuah keterpaduan sebuah cerita perlu dilakukan langkah mengidentifikasi, mendeskripsikan dan memilah unsur-unsur intrinsik dalam
sebuah cerita. Penentuan tema dapat dilakukan dengan mengidentifikasi para tokoh terutama tokoh utama, baik secara fisik, sosail, budaya maupun politik dan lain
sebagainya. Perilaku tokoh dalam cerita dapat menyebabkan serangkaian peristiwa menjadi sebuah konflik kemudian penyelesaian. Hal tersebut menunjukkan bahwa
adanya keterkaitan antara unsur penokohan dan alur. Sedangkan dimana tokoh tinggal dan bagaimana keadaan tokoh dapat diidentifikasi melalui unsur latar. Hal
tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara unsur penokohan dan latar.
D. Analisis Semiotik
Istilah semiotik secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sisten tanda. Menurut Junus dalam Jabrohim, 2001 :97 mengungkapkan
bahwa pada dasarnya strukturalisme dan semiotik berhubungan erat, dengan kata lain semiotik merupakan perkembangan dari strukturalisme. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Junus bahwa strukturalisme tidak dapat dipisahkan dengan semiotik. Alasannya adalah karena karya sastra itu merupakan struktur tanda-tanda yang
bermakna. Tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda dan maknanya, dan konvensi tanda, struktur karya sastra atau karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya
secara optimal Jabrohim, 2001:70.
Salah satu tokoh yang mencetuskan teori analisis semiotik adalah Charles Sanders Peirce 1839-1914. Peirce merupakan seorang filsuf asal Amerika yang
menbuat Model triadik. Peirce melalui Deledalle, 1978: 229 memperlihatkan tiga elemen utama pembentuk tanda, yaitu representamen sesuatu yang mereprestasikan
sesuatu yang lain, objek sesuatu yang direpresentasikan dan interpretan interpretasi seseorang tentang tanda. Seperti terlihat pada skema berikut ini :
Gambar 2: Model Triadik Peirce
Berdasarkan gambar model triadik Peirce di atas, maka dapat diketahui bahwa representamen sebagai sesuatu mewakili tanda, kemudian yang diacunya
sebagai objek. Makna yang diperoleh atau dihasilkan dari sebuah tanda diberi istilah interprétant. Interprétant ini juga menentukan sesuatu yang lain agar mengacu pada
sebuah objek. Selanjutnya, sebuah interpretan akan menjadi tanda, dan begitu seterusnya. Sebagai contoh, Grenade adalah sebuah tanda atau representamen karena
ia menggantikan objek tertentu yaitu la ville de Grenade. Kata ini membangkitkan
REPRESENTAMEN Image sonore ou visuelle
D’un mot «Grenade» OBJET
«réel, imaginable ou inimaginable» ex. la ville de Grenade
INTERPRÉTANT Image «mentale» associée
Avec ou sans mot «ville»
une signification indetérminée ou
incomplète
ayant ayant
une signification reçue qui déterminée ou
complète