digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang dihadapi dengan penuh kesabaran, akan menghasilkan keluarga yang harmonisbahagia dan sehat. Sedangkan mawaddah adalah cinta
yang tampak dampaknya pada perlakuan serupa dengan nampaknya kepatuhan akibat rasa kagum dan hormat pada seseorang.
47
Selanjutnya adalah Rahmah yaitu kondisi psikologis yang muncul didalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan, sehingga
mendorong yang bersangkutan untuk melakukan pemberdayaan. Oleh karena itu dalam kehidupan berrumah tangga suami istri akan
bersungguh-sungguh bahkan bersusah payah demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala yang mengganggu
dan mengeruhkannya. Sehingga rahmah itu menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak cemburu, pemiliknya tidak angkuh, tidak mecari
keuntungan sendiri, tidak juga pemarah apalagi pendendam. Karena ia telah menutupi segala sesuatu keburukan dan sabar menunggunya
seraya ingin menunjukan yang lebih baik.
48
Dari segi agama, pada hakikatnya pernikahan itu adalah salah satu bentuk pengabdian ibadah kepada Allah SWT. Selain itu pernikahan
juga dimaksudkan untuk melahirkan keturunan demi berlanjutnya kelestarian kehidupan umat manusia. Oleh karenanya setiap orang
yang hendak melaksanakan pernikahan harus memiliki niat yang tulus ikhlas semata-mata hendak mengabdi atau beribadah kepada Allah
SWT. Yang dalam kehidupan rumah tangga niat tersebut dapat
47
Shihab, Pengantin al-Quran, 88-89.
48
Shihab, Pengantin al-Quran, 91.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
diformulasikan dengan niat untuk selalu mempertahankan pernikahan selama-lamanya, yakni tanpa berganti-ganti pasangan.
49
Kembali pada beberapa definisi diatas maka yang dimaksudkan sakinah diorientasikan pada suasana dan sikap batin yang diliputi
suasana atau iklim yang nyaman dan tentram dibarengi dengan suasana penerimaan diri dalam balutan cahaya ketenangan.
50
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keharmonisan
Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan juga ada beberapa pendapat :
Menurut Sarwono, Keluarga harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila dalam kehidupannya telah memperlihatkan faktor-
faktor berikut :
51
a.
Faktor kesejahteraan jiwa
Yaitu rendahnya frekuensi pertengkaran dan percekcokan di rumah, saling mengasihi, saling membutuhkan, saling tolong-
menolong antar sesama keluarga, kepuasan dalam pekerjaan dan pelajaran masing-masing dan sebagainya yang merupakan
indicator-indikator dari adanya jiwa yang bahagia, sejahtera dan sehat.
49
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1995, 203
50
Ulfiah, Psikologi Keluarga, Bogor : Ghalia Indonesia, 2016, 61.
51
Sarlito Wirawan Sarwono, Menuju Keluarga Bahagia 2, Jakarta: Bhatara Karya Aksara, 1982, 79.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b.
Faktor kesejahteraan fisik
Seringnya anggota keluarga yang sakit, banyak pengeluaran untuk ke dokter, untuk obat-obatan, dan rumah sakit tentu akan
mengurangi dan menghambat tercapainya kesejahteraan keluarga. c.
Faktor keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan keluarga
Kemampuan keluarga dalam merencanakan hidupnya dapat menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran dalam keluarga.
Misalnya; banyak keluarga yang kaya namun mengeluh
kekurangan.
Menurut Basri, keharmonisan rumah tangga mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi. Saling mencintai, fisik kedua belah pihak,
material, pendidikan,
dan agama
merupakan faktor
yang mempengaruhi dalam keharmonisan. Namun yang paling penting
adalah faktor kedewasaan diri dari kedua pasangan. Jika kedua pasangan telah memiliki kedewasaan untuk menjalankan perannya
dalam rumah tangga maka didalam keluarga tersebut akan terjadi kesinambungan dan keseimbangan yang saling mengisi satu sama lain
sehingga tercipta kesejahteraan dalam rumah tangganya.
52
Menurut Hurlock Ada berbagai kondisi yang mempengaruhi stabilitas perkawinan yang dapat dan sering mengakibatkan
perceraian. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi stabilitas perkawinan diantaranya adalah :
52
Hasan Basri, Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2002, 5-7.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
a. Keberadaan anak
Lebih banyak perceraian terjadi karena pasanagan tidak mempunyai anak atau hanya mempunyai beberapa anak.
b. Kelas sosial
Kasus meninggalkan keluarga lebih banyak terjadi pada kelompok masyarakat kelas rendah, sedangkan perceraian banyak terjadi pada
kelompok sosial masyarakat menengah ke atas dan kelompok atas. c.
Kemiripan latar belakang Perceraian lebih banyak terjadi antara pasangan yang mempunyai
latar belakang kebudayaan, suku, bangsa, agama, sosial, dan ekonomi yang berbeda. Di antara sekian penyebab, perbedaan
agama merupakan penyebab utama perceraian. d.
Saat menikah Tingkat perceraian yang sangat tinggi khususnya terjadi pada orang
yang menikah terlalu dini atau yang belum mempunyai pekerjaan dan ekonominya belum kuat
e. Alasan untuk menikah
f. Saat pasangan menjadi orang tua
g. Status ekonomi
h. Model pasangan sebagai orang tua