Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

(1)

LAPORAN

TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN RETRIBUSI

IZIN TRAYEK PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

O L E H

NAMA : FANUSIAN VELERIA APRIANI DACHI NIM : 102600066

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN

OLEH :

Nam : Fanusian Veleria Apriani Dachi NIM : 102600066

Program Studi : Diploma-III Administrasi Perpajakan

Judul : Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

Ketua PRODIP-III Dosen Pembimbing Supervisor Administrasi Perpajakan

Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si Drs. Rasudyn Ginting, M.Si Hendrik Ginting, ATD NIP. 195608311986011001 NIP. 195908141986011002 NIP. 196108111987031005

Diketahui DEKAN FISIP USU

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini guna melengkapi syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara tentang ” Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek pada Dinas Perhubungan Kota Medan” sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Laporan ini merupakan sebuah karya ilmiah yang disusun berdasarkan data-data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Medan selama penulis menjalani proses riset pada Dinas Perhubungan Kota Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.


(4)

4. Seluruh dosen dan pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan di Lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta pelayanan kepada penulis selama proses perkuliahan.

5. Kepala Dinas dan seluruh pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan.

6. Bapak Hendrik Ginting, ATD, selaku supervisor saya yang telah banyak dalam membantu serta memberikan pengarahan kepada penulis.

7. Teman-teman terbaik penulis Dos Roha dan Charlie Angels (Novita, Merry, Nadette, Saurmauli, dan Alexander) yang selalu saling membantu dan saling menyemangati.

8. Seluruh teman penulis di kampus, tidak ada kalian tidak ramai.

Teristimewa ucapan terima kasih dan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada orang tua penulis yang telah bersusah payah dengan segenap hati dan penuh kasih sayang serta sabar dalam membesarkan, mendidik dan mendorong penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Dan terima kasih juga buat Christopher yang telah banyak membantu penulis, memberikan semangat serta menemani penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini, mengingat terbatasnya kemampuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.


(5)

Akhir kata, semoga apa yang penulis peroleh dari semua pihak yang telah membantu dalam Laporan Tugas Akhir ini dan penyusunan laporan ini dapat berguna bagi semua pihak.

Medan, Juli 2013

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6

C. Uraian Teoritis ... 9

1. Pengertian Retribusi Daerah... 9

2. Pengertian Retribusi Izin Trayek ... 12

3. Subjek dan Objek Retribusi Izin Trayek ... 16

4. Prinsip dan Sasaran Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif ... 16

5. Dasar Hukum Retribusi Daerah Kota Medan ... 17

6. Tarif Retribusi Izin Trayek ... 19

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 19

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 20

F. Metode Pengumpulan Data ... 21


(7)

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan ... 24

B. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan ... 24

C. Sarana dan Prasarana serta Alokasi Pendanaan Dinas Perhubungan Kota Medan ... 25

D. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan ... 29

E. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan ... 33

BAB III PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN GAMBARAN DATA RETRIBUSI IZIN TRAYEK A. Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Kota Medan ... 93

1. Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Izin Trayek ... 93

2. Prosedur Pembayaran Retribusi Izin Trayek ... 94

3. Prosedur Penagihan Retribusi Izin Trayek ... 95

4. Prosedur Penghapusan Piutang Retribusi ... 95

5. Ketentuan Pidana ... 96

6. Penyidikan ... 97

B. Realisasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek ... 99

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A. Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Kota Medan ... 105

B. Realisasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek ... 106

C. Hambatan dan Upaya Dalam Prosedur Pemungutan Retribusi Izin Trayek Kota Medan ... 107


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 109 B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Sarana Operasional Dinas Perhubungan Kota Medan ... 26 Tabel II Prasarana Jalan Dinas Perhubungan Kota Medan ... 27 Tabel III Alokasi Pendanaan Sektor Transportasi APBD Kota Medan ... 28 Tabel IV Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Harian Lepas

Dinas Perhubungan Kota Medan ... 31 Tabel V Realisasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek/KPS Mobil

Penumpang Umum ... 100 Tabel VI Realisasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek/KPS

Becak Bermotor ... 101 Tabel VII Realisasi Penerimaan Retribusi Izin Trayek/KPS Taksi ... 103


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pembangunan di suatu daerah dimaksudkan untuk membangun masyarakat seutuhnya. Untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup keseluruhan aspek kehidupan masyarakat yang dapat berjalan serasi dan seimbang di segala bidang dalam rangka menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Pembangunan nasional dan pembangunan daerah sesungguhnya menjadi tanggung jawab warga negara dan masyarakatnya. Kaitannya dengan pembangunan daerah dalam rangka otonomi daerah, pendapatan daerah menjadi sangat penting karena dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Penerapan otonomi daerah diharapkan dapat mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerahnya. Otonomi daerah juga diharapkan mampu mendorong perbaikan pengelolahan sumber daya yang dimiliki setiap daerah dan mampu mendorong pemerintahan daerah untuk meningkatkan daya saing daerah dalam meningkatkan pembangunan perekonomian di daerah.


(12)

Untuk melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan maka daerah/kota lebih dituntut untuk dapat menggali seoptimal mungkin sumber-sumber keuangannya seperti: pajak, retribusi atau pungutan yang merupakan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Adapun unsur- unsur pendapatan daerah itu sendiri menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 157 tentang Pemerintahan Daerah terdiri atas:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari: a. Hasil Pajak Daerah

b. Hasil Retribusi Daerah

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan d. Lain- lain Pendapatan Daerah yang sah

2. Dana Perimbangan

a. Dana Perimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 159 yang terdiri dari:

1) Dana Bagi Hasil 2) Dana Alokasi Umum 3) Dana Alokasi Khusus

b. Bagian Daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor pedesaan, perkotaan, dan perkebunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).


(13)

c. Bagian Daerah dan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta kehutanan dan penerimaan dari Sumber Daya Alam (SDA).

3. Pinjaman Daerah

a. Pemerintah dapat melalui dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri untuk membiayai kegiatan pemerintah dengan persetujuan DPRD.

b. Pinjaman dari dalam negeri diberitahukan kepada pemerintah dan dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber penerimaan daerah mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus dapat mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri. Dalam rangka mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri diperlukan kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah yang harus dilaksanakan dengan berpedoman pada prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan peran serta masyarakat dengan memperhatikan potensi daerah. Kebijakan pemerintah daerah dalam mengatur pajak dan retribusi daerah dengan berpedoman pada ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Selain pajak daerah, retribusi daerah juga sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber pendapatan suatu daerah. Adapun jenis-jenis retribusi daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, retribusi dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:


(14)

1. Retribusi Jasa Umum yang terdiri dari: a. Retribusi pelayanan kesehatan

b. Retribusi pelayanan sampah dan kebersihan

c. Retribusi pelayanan biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte kelahiran sipil d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat

e. Retribusi pelayanan pasar

f. Retribusi pengujian kendaraan bermotor g. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum h. Retribusi penggantian biaya cetak peta

i. Retribusi penyedotan kakus j. Retribusi pengolahan limbah cair k. Retribusi pengujian kapal perikanan l. Retribusi alat pemadam kebakaran m. Retribusi pelayanan pendidikan

n. Retribusi pengendalian menara telekomunikasi 2. Retribusi Jasa Usaha yang terdiri dari:

a. Retribusi pasar dan pertokoan b. Retribusi tempat pelelangan c. Retribusi terminal

d. Retribusi tempat khusus parkir

e. Retribusi penginapan/pesanggrahan/villa f. Retribusi rumah potong hewan


(15)

g. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal h. Retribusi penyeberangan di atas air

i. Retribusi penjualan produksi usaha daerah j. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga k. Retribusi pemakaian kekayaan daerah 3. Retribusi Perizinan Tertentu yang terdiri dari:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

b. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol c. Retribusi izin gangguan

d. Retribusi izin trayek

e. Retribusi izin usaha perikanan

Salah satu dari jenis retribusi tersebut diatas yang juga mempunyai andil dan dapat dikembangkan menjadi salah satu sumber penerimaan oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan sumbangsih bagi pembangunan daerah adalah retribusi izin trayek. Oleh karena tingginya mobilitas penduduk dalam melaksanakan aktivitasnya dan karena ekonomi masyarakat yang sebagian besar golongan menengah ke bawah maka sebagai salah satu alternatif masyarakat untuk beraktivitas adalah dengan menggunakan angkutan umum. Sebagian besar dari jumlah penduduk kota Medan banyak yang menggunakan jasa angkutan umum sehingga mengharuskan pemerintah untuk menyediakan armada angkutan umum serta jumlah trayek yang lebih banyak. Untuk itu, pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Medan perlu menetapkan jalur trayek.


(16)

Dari pembahasan di atas tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana prosedur yang dilakukan dalam pemungutan Retribusi Izin Trayek serta bagaimana tata cara pembayarannya yang dituangkan dalam sebuah Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dengan judul: “Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek pada Dinas Perhubungan Kota Medan.”

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakulikuler yang langsung dipraktikkan atau dilakukan mahasiswa secara mandiri. yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima di bangku perkuliahan dan diharapkan mahasiswa yang diminta dituntut untuk mampu berpikir kritis, tegas, dan kreatif khususnya di bidang yang mereka pilih.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemungutan dan pembayaran retribusi izin trayek pada Dinas Perhubungan Kota Medan.

b. Untuk mengetahui data perkembangan penerimaan retribusi izin trayek di kota Medan dari tahun ke tahun.


(17)

c. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi dalam mekanisme pelaksanaan pemungutan retribusi izin trayek.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) a. Bagi Mahasiswa

1) Mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari dan diperoleh di bangku perkuliahan.

2) Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya dalam permasalahan retribusi izin trayek.

3) Melatih mahasiswa berdisiplin dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan serta mngembangkan dan mengubah nilai, sikap, kemampuan serta keterampilan untuk berkomunikasi.

4) Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

b. Bagi Dinas Perhubungan Kota Medan

1) Sebagai sarana untuk membina hubungan antara Dinas Perhubungan Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU sehingga instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di


(18)

lembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

2) Dapat memberikan sumbangsih kepada instansi pemerintah baik merupakan saran maupun kritikan yang bersifat membangun dan juga akan menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi pemerintah.

3) Untuk memperkenalkan citra Dinas Perhubungan Kota Medan kepada masyarakat khususnya kepada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP Universitas Sumatera Utara

1) Hasil penelitian ini diharapkan juga berguna bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU seperti untuk menjalin kerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Medan tempat dilakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2) Memberikan uji nyata teori dan praktik dalam perkuliahan khususnya menyangkut retribusi daerah.


(19)

3) Dapat memperkenalkan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

4) Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi pemerintah yang bersangkutan yaitu Kantor Dinas Perhubungan Kota Medan.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Retribusi Daerah

Sejak awal kemerdekaan Indonesia, pajak dan retribusi daerah telah dipungut sebagai salah satu sumber penerimaan yang dapat diandalkan daerah. Sumber penerimaan ini terus dipertahankan sampai dengan era otonomi daerah dewasa ini. Penetapan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah ditetapkan dengan dasar hukum yang kuat. Sejak tahun 1948 berbagai Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah menempatkan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber pendapatan daerah agar daerah dapat melaksanakan otonominya, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Latar belakang reformasi pajak dan retribusi daerah di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Penggantian Undang Pajak dan Retribusi Daerah terus dilakukan mulai dari


(20)

Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 hingga Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang berlaku sampai sekarang.

Berbeda dengan pajak, retribusi pada umumnya berhubungan dengan kontraprestasi secara langsung, dalam arti bahwa pembayar retribusi akan menerima imbalan secara langsung dari retribusi yang dibayarnya (Brotodihardjo,1993:7). Adapun pengertian retribusi daerah menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan kepada pemerintah daerah. Retribusi dapat dipungut dengan sistem yang sifatnya progresif atau regresif berdasarkan potensi kemampuan membayar retribusi (Suparmoko,2002:94). Sedangkan pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Untuk dapat menjelaskan pengertian retribusi lebih lanjut, berikut beberapa pengertian retribusi menurut beberapa ahli:

a. Menurut Prof.DR.P.J.A Adrian

Retribusi adalah suatu pungutan sebagai pembayaran untuk jasa yang oleh negara secara langsung diberikan kepada yang berkepentingan (Soedargo,1964:1)


(21)

b. Menurut Drs.Darwin

Retribusi adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (Darwin,2010:166).

c. Menurut Marihot P. Siahaan

Retribusi adalah pembayaran wajib dari masyarakat kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara kepada penduduknya secara perorangan (Marihot,2005:5)

d. Menurut Rochmat Sumitro

Retribusi daerah adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan kepada mereka yang menggunakan jasa-jasa negara (Sutedi,2008:74)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas terlihat bahwa ciri-ciri yang melekat pada retribusi daerah adalah:

1. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang-undang dan peraturan daerah yang berkenaan.

2. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah.

3. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontraprestasi yang secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukan.

4. Retribusi dikenakan kepada setiap orang atau badan yang mengggunakan atau menikmati jasa-jasa yang disediakan oleh negara (daerah).


(22)

5. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu jika tidak membayar retribusi tidak akan memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

2. Pengertian Retribusi Izin Trayek

Retribusi Perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan (Bambang,2003:91).

Adapun kriteria retribusi perizinan tertentu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 18 ayat 3 huruf c ditentukan berdasarkan:

a. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi.

b. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum. c. Perizinan tidak bertentangan atau tumpang tindih dengan perizinan yang

diselenggarakan oleh tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.

d. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan.


(23)

Retribusi Izin Trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu (PP No.66 Tahun 2001). Hasil retribusi izin trayek merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang berguna untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah

Pemungutan retribusi daerah pada saat ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 33 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan dan Izin di Bidang Perhubungan serta mengatur beberapa istilah yang umum digunakan dalam hal retribusi daerah diantaranya:

1. Daerah otonom selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut azas otonomi dan tugas pembantu dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Peraturan daerah (Perda) adalah peraturan daerah provinsi dan/atau peraturan daerah kabupaten/kota.


(24)

4. Pejabat adalah pegawai yang diberikan tugas tertentu di bidang retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Bendaharawan khusus penerima adalah bendaharawan khusus penerima pada Dinas Perhubungan Kota Medan.

6. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khususnya disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi dan atau badan.

7. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi kewajiban untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

8. Surat Keterangan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang tertuang.

9. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa perizinan dari pemerintah daerah yang bersangkutan.

10. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disngkat SSRD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Walikota.

11. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakkan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.


(25)

12. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.

13. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu.

14. Kendaraan tidak bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang meliputi Beca Pengangkut orang (BPO) dan Beca Pengangkut Barang BPB). 15. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8

(delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkut bagasi.

16. Kendaraan Khusus adalah kendaraan bermotor selain dari kendaraan bermotor untuk menumpang dan kendaraan bermotor untuk barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus.

17. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

18. Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor, mobil penumpang, mobil bus, dan kendaraan khusus.

19. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.


(26)

20. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.

21. Sepeda motor adalah kendaraan bermotor roda dua, atau tiga tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.

3. Subjek dan Objek Retribusi Izin Trayek

Retribusi izin trayek merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan dan melindungi masyarakat pengguna angkutan kota. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan usaha angkutan kota di jalan dengan kendaraan umum baik mobil penumpang maupun mobil bus dalam trayek tetap dan teratur wajib dilengkapi dengan izin trayek.

Subjek retribusi izin trayek adalah Orang Pribadi dan atau badan yang menikmati/menggunakan jasa pelayanan dan atau perizinan yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah.

Objek retribusi izin trayek adalah pemberian izin kepada Orang Pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.

4. Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi dimaksud untuk menutupi biaya pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pengujian serta pemberian izin.


(27)

5. Dasar Hukum Retribusi Daerah Kota Medan

Adapun dasar hukum retribusi daerah kota Medan adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Nomor 8 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah

Otonom Kota-Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara; b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan;

c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; d. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1984 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

e. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan;

f. Undang-Undang Nomor18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

g. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

h. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

i. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

j. Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; k. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1973 tentang Perluasan Daerah

Kotamadya Medan;

l. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Instansi Vertikal di Daerah;


(28)

m. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;

n. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor dijalan;

o. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;

p. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi;

q. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan; r. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah

dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;

s. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

t. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah; u. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan; w. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah;

x. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan;

y. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah;

z. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemeriksaan di bidang Retribusi Daerah.


(29)

6. Tarif Retribusi Izin Trayek

Adapun beberapa jenis tarif yang dikenakan dalam retribusi izin trayek sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 33 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan dan Izin di Bidang Perhubungan adalah sebagai berikut:

a. Mobil bus (26 tempat duduk keatas) Rp 35.000/kendaraan/5 tahun b. Mobil bus (16-25 tempat duduk) Rp 30.000/kendaraan/5 tahun c. Mobil bus (10-15) tempat duduk) Rp 25.000/kendaraan/5 tahun d. Mobil penumpang (1-9 tempat duduk) Rp 25.000/kendaraan/5 tahun

e. Taxi Rp 30.000/kendaraan/5 tahun

f. Angkutan penumpang khusus/cara sewa Rp 25.000/kendaraan/5 tahun

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Penulis ingin mengetahui beberapa masalah berikut:

1. Bagaimana prosedur pemungutan retribusi izin trayek.

2. Data perkembangan penerimaan retribusi izin trayek di kota Medan dari tahun ke tahun.

3. Masalah maupun kendala yang dihadapi dalam mekanisme pelaksanaan pemungutan retribusi izin trayek.


(30)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dimulai dari : a. Memilih jenis pajak dan bahasan yang akan dijadikan judul.

b. Pengajuan judul kepada ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

c. Persetujuan penentuan judul tempat praktik kerja lapangan mandiri oleh ketua Program Studi Diploma III Administarasi Perpajakan FISIP USU.

d. Penyusunan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

e. Memohon surat pengantar praktik kerja lapangan mandiri (PLKM) dari pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

2. Studi Literatur ( Kepustakaan)

Penulis mencari, mengumpulkan serta melakukan pengkajian terhadap data yang baik yang bersumber dari buku – buku, Undang – Undang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, serta sumber sumber lainnya yang mendukung penulisan laporan ini.


(31)

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung terhadap masalah yang dibahas dan meninjau secara langsung terhadap kondisi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Perhubungan Kota Medan. 4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data mengenai prosedur pemungutan dan pembayaran retribusi izin trayek.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data-data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data yang telah dikumpulkan.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data mengenai Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Studi Pustaka (Liberary Research)

Pengumpulan data mengenai prosedur pemungutan dan pembayaran retribusi izin trayek melalui bahan-bahan bacaan seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dan Undang-Undang.

2. Metode Pengamatan (Observasi)

Yaitu dengan melakukan Pengamatan Langsung atas kegiatan yang sedang dilakukan dalam Penulisan Laporan PKLM.


(32)

3. Daftar Dokumentasi (Optional)

Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objek PKLM, dokumen itu berupa sejarah berdirinya instansi pemerintahan dan lainnya.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mempermudah pemahaman dan penulisan laporan PKLM ini, penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 (lima) bab. Adapun rincian tiap-tiap bab seperti terlihat di bawah ini :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi latar belakang penyusunan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup dan metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, serta metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan secara singkat sejarahnya berdirinya Dinas Perhubungan Kota Medan, Stuktur Organisasi, tugas dan fungsi masing – masing pegawai di instansi tersebut serta gambaran lain jika dibutuhkan.


(33)

BAB III : GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan prosedur pelaksanaan pemungutan retribusi izin trayek yang ada di Kantor Dinas Perhubungan Kota Medan.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini Penulis akan menjelaskan data-data yang telah dikumpulkan melalui proses menganalisa dan mengevaluasi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian dalam bab-bab sebelumnya kemudian penulis juga akan memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

DAFTAR PUSTAKA


(34)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan

Sebagai gambaran umum Dinas Perhubungan Kota Medan sebelum tahun 2002 semula bernama Cabang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) yang berada di bawah induk Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) Tingkat I Provinsi Sumatera Utara yang kemudian diubah namanya menjadi Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2002 tentang penyerahan sebagian wewenang pemerintah pusat tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan kepada daerah provinsi dan kabupaten/kota yang sampai sekarang dikenal dengan nama Dinas Perhubungan Kota Medan.

B. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan

Adapun visi dan misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Visi

Visi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah terciptanya transportasi Kota Medan yang handal, nyaman, dan manusiawi.


(35)

2. Misi

Yang menjadi Misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah:

a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparatur maupun

masyarakat.

b. Mewujudkan sistem angkutan massal terpadu.

c. Menyediakan aksesibilitas transportasi bagi semua golongan.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja pelayanan transportasi.

e. Mempromosikan transportasi yang tertib, selamat dan ramah.

C. Sarana dan Prasarana serta Alokasi Pendanaan Dinas Perhubungan Kota Medan

Dalam menunjang aktivitas para pegawainya, Dinas Perhubungan Kota Medan menyediakan beberapa sarana untuk mempermudah serta memperlancar tugas dan tanggung jawab para pegawai agar dapat terlaksana dengan baik, dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Medan menyediakan sarana berupa transportasi, seragam, dan juga alat komunikasi di lapangan. Adapun sarana operasional Dinas Perhubungan Kota Medan adalah sebagai berikut:


(36)

Tabel 1 : Sarana Operasional Dinas Perhubungan Kota Medan

No Prasarana Unit

1. Kendaraan Roda 6 3

2. Kendaraan Roda 4 15

3. Kendaraan Roda 2 85

4. Handy Talky 74

5. Radio Right 7

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jenis sarana yang paling dibutuhkan oleh para pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan adalah kendaraan roda 2 yaitu sepeda motor. Hal ini dikarenakan para pegawai Dinas perhubungan lebih banyak yang bertugas terjun langsung ke lapangan untuk memantau keadaan transportasi jalan.

Selain itu, dalam menjalankan fungsinya mengenai pelayanan di bidang perhubungan, Dinas Perhubungan Kota Medan juga menyediakan prasarana/ perlengkapan jalan. Adapun prasarana jalan tersebut adalah sebagai berikut:


(37)

Tabel 2 : Prasarana Jalan Dinas Perhubungan Kota Medan

No Prasarana Jalan Jumlah

1. Rambu:

- Rambu Peringatan - Rambu Larangan - Rambu Perintah - Rambu Petunjuk

3.784 Unit 446 Unit 1.967 Unit 668 Unit 703 Unit

2. Marka Jalan 25.545 M2

3. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL):

- Traffict Light - Warning Light - Traffict Pedestrian

136 Unit 116 Unit 13 Unit 7 Unit

4. Delineator 800 Unit

5. Halte 41 Unit

6. Jembatan Penyebrangan 5 Unit

7. Zebra Cross 306 Unit

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan

Berdasarkan tabel di atas, prasarana jalan yang paling banyak disediakan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan (dalam jumlah unit) adalah rambu-rambu lalu lintas baik rambu peringatan, larangan, perintah, maupun petunjuk yang merupakan unsur penting dalam menciptakan lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar.

Dan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Perhubungan Kota Medan juga memerlukan alokasi pendanaan bagi sarana dan prasarananya bagi


(38)

pelayanan dan izin di bidang perhubungan. Berikut merupakan komitmen pendanaan Dinas Perhubungan Kota Medan.

Tabel 3 : Alokasi Pendanaan Sektor Transportasi APBD Kota Medan

NO Peruntukan/Alokasi

Dana APBD (Juta Rupiah) Tahun

2010

Tahun 2011

Tahun 2012

(1) (2) (3) (4) (5)

Sarana dan Prasarana LLAJ

1.

Belanja Langsung Dinas Perhubungan

48.781 58.864 65.978

Jalan dan Jembatan

2.

Belanja Langsung Dinas Binamarga

197.286 389.974 405.974

TOTAL 246.067 448.838 471.952

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan

Berdasarkan tabel di atas jumlah alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Derah (APBD) yang diperuntukkan bagi Dinas Perhubungan lebih kecil dibandingkan dengan Dinas Binamarga. Namun, jumlah alokasi dana bagi Dinas Perhubungan Kota Medan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.


(39)

D. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

Struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai pembagian dan pembatasan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan setiap bagian dan tujuan organisasi itu dengan cara yang paling efektif. Struktur organisasi ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja. Berikut uraian struktur organisasi dan kemudian menyajikan dalam bentuk bagan.

Susunan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

1. Kepala dinas

2. Sekretaris

3. Kepala sub bagian umum

4. Kepala sub bagian keuangan

5. Kepala sub bagian penyusunan program

6. Kepala bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat

7. Kepala seksi teknik perbengkelan karoseri

8. Kepala seksi pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor


(40)

10. Kepala bidang lalu lintas dan angkutan darat

11. Kepala seksi manajemen dan rekayasa lalu lintas

12. Kepala seksi angkutan darat

13. Kepala seksi pengendalian dan ketertiban

14. Kepala bidang perhubungan laut dan udara

15. Kepala seksi kepelabuhan dan kebandarudaraan

16. Kepala seksi lalu lintas dan angkutan laut

17. Kepala seksi penunjang pelayaran

18. Kepala bidang perparkiran

19. Kepala seksi parkir khusus

20. Kepala seksi parkir harian tepi jalan (wilayah I)

21. Kepala seksi parkir harian tepi jalan (wilayah II)

22. Kepala unit pelaksana teknis (UPT) terminal tipe A

23. Kepala unit pelaksana teknis (UPT) pengujian kendaraan bermotor

Jumlah sumber daya manusia di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Medan berjumlah 1211 orang yang terdiri dari 560 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 651


(41)

orang Pegawai Harian Lepas (PHL) yang tersebar di seluruh sub unit organisasi ditambah Personil TNI yang diperbantukan sebanyak 4 orang.

Tabel 4 : Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Harian Lepas Dinas

Perhubungan Kota Medan

N

Noo PePennddiiddiikkaann PPeeggaawwaaii NNeeggeerrii SSiippiill PePeggaawwaaii HHaarriiaann L

Leeppaass 1

1. . SS--22 7 7 -

-2

2. . SS--11//DD--IIV V 11884 4 88

3

3. . SSaarrjjaannaammuuddaa//DDiipplloomma a 117 7 88

4

4. . SSLLTTAAddaannlleebbiihhrreennddaah h 336622 665511

J

JUUMMLLAAHH 565600 665511


(42)

Gambar 1: Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

KEPALA DINAS RENWARD PARAPAT,ATD,MTD NIP.196301191983031006 SEKRETARIS Drs. AZWANTO NIP 196308191986021007

KASSUBAG UMUM

IMELDA HERLINA,SH NIP 197103121998032003

KASSUBAG KEUANGAN

FATIMAH BULKIS NIP 196507121985122001

KASSUBAG PENY. PROGRAM

AMI KHOLIS HASIBUAN S.SiT MT NIP 198104062002121006

KABID TEKHSAPRA ANGT.DARAT

SURIONO S.SiT MT NIP. 197302061996021001

KABID LALIN & ANGKUTAN DARAT

TOGA ARUAN SE NIP. 196509091996101001

KASI TEKNIK PERBENGKELAN KAROSERI

MAKLUM SIREGAR S.sos NIP. 19201011986091001

KASI PENGEMBANGAN TEKNIK PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR

GULTOM PARLIN S.SiT,MT NIP. 197211141997031002

KASI PENGEMBANGAN TEKNIK TERMINAL

RICHARD MEDY,S.SiT,MT NIP. 197902142002121002

KASI MANAJEMEN & REKAYASA LALU LINTAS

EDISON B.H SAGALA S,SiT,MT NIP. 197902162001121001

KASI ANGKUTAN DARAT

HENDRIK GINTING, ATD NIP. 196108111987031005

KASI PENGENDALIAN & KETERTIBAN

Drs. GUMARTIN TAMPUBOLON NIP. 196508131987031010

KABID HUB. LAUT & UDARA

NISMA DARMA SIREGAR NIP. 196112181993032001

KASI KEPELABUHAN & KEBANDARUDARAAN

Dra. SUKMAWATI POHAN NIP. 196209211993031003

KABID PARKIR

SAHAT PARULIAN TAMBUNAN, SE NIP. 196201191993031005

KABID LALU LINTAS & ANGKUTAN LAUT

GUFRON, S.Sos NIP.196012311981031090

KASI PARKIR KHUSUS

BOROHIM SITOMPUL, SH NIP. 196604201986031005

KASI PENUNJANG KES. PELAYARAN

Drs. KHAIRIL AZHAR NIP. 195610181980031001

KASI PARKIR HARIAN WILAYAH - I

AMRAN,S.Sos,MSP NIP. 196707151989031003

KASI PARKIR HARIAN WILAYAH - II

Ir. M. SYAHRUDDIN HARAHAP, ST NIP. 195611241985031010

UPTD PENGUJIAN KEND.BERMOTOR AMPLAS

ROBEN SILALAHI NIP. 195802181983021006

Ph.UPTD TERMINAL PENUMPANG TYPE A AMPLAS

RICHARD MEDY,S.SiT,MT NIP. 197902142002121002

UPTD TERMINAL PENUMPANG TYPE A P.BARIS

ARDANI SIREGAR, S.Sos NIP. 196607121988111001

UPTD PENGUJIAN KEND.BERMOTOR P.BARIS

TOHARUDDIN HARAHAP, S.Sos NIP.196205271989091001

KASUBAG TU UPTD PKB AMPLAS

AHYARUDDIN AF, SH NIP. 196712251960111001

KASUBAG TU UPTD TERMINAL AMPLAS

SYAHRIAL HARAHAP NIP. 196406061987121001

KASUBAG TU UPTD TERMINAL PINANG BARIS

ANTO YULIANTO, SE NIP. 197207272009021001

KASUBAG TU UPTD PKB P. PARIS

SUHARTO SIMANJUNTAK, SH NIP. 196506051990031005


(43)

E. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan

1. Kepala Dinas

a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah di bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

b. Tujuan Jabatan

Menyelenggarakan pelaksanaan fungsi perhubungan di bidang, perumusan kebijakan teknis, pelayanan dan perizinan bidang perhubungan, pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perhubungan.

c. Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyaian tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan yaitu:

a) Mengindentifikasi, menemukenali, serta memahami sistem transportasi kota berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan. b) Menyusun siklus perencanaan dan penganggaran bidang perhubungan

kota.

c) Menyampaikan rancangan siklus perencanaan dan penganggaran bidang perhubungan kota kepada Walikota Medan melalui Sekretaris Daerah


(44)

untuk ditetapkan sebagai pola kebijakan transportasi berkelanjutan di Kota Medan.

d) Mengidentifikasi, mendisposisi dan menugaskan tindak lanjut surat-surat masuk kepada bawahan.

e) Memeriksa konsep surat tindak lanjut yang disampaikan bawahan. f) Menyetujui, menandatangani dan atau membuat catatan-catatan

penyempurnaan untuk mendapat masukan dari bawahan.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan yaitu:

a) Mengidentifikasi, menyusun dan mengagendakan rapat-rapat

perencanaan, pengendalian dan evaluasi rencana kebijakan sistem transportasi kota

b) Menyelenggarakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi, perencanaan, pengendalian dan evaluasi serta implementasi kebijakan transportasi perkotaan yang diselenggarakan.

c) Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi bakortib lalu lintas Kota Medan.

d) Mendorong pelaksanaan pelayanan dan perizinan di bidang perhubungan yang baik dan sesuai ketentuan yang berlaku.


(45)

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan yaitu:

a) Mengidentifikasi dan menemukenali kebutuhan keterampilan dan keahlian khusus yang diperlukan didalam pelaksanaan kebijakan transportasi dan pelayanan perizinan kepada masyarakat.

b) Menyelenggarakan, mengikuti diklat peningkatan kemampuan khusus steakholder perhubungan.

c) Melakukan bimbingan kepada bawahan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja.

d) Melaksanakan fungsi reward dan punishment

e) Menetapkan jenis-jenis kebijakan transportasi yang akan dilaksanakan dan yang akan disusun.

f) Memberikan arahan proses penyelenggaraan perhubungan dan pelayanan perizinan di bidang perhubungan.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu:

a) Menerima tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota Medan secara tertulis.

b) Mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota Medan. c) Merumuskan tindak lanjut dari tugas-tugas lain yang diberikan.


(46)

d) Menugaskan pelaksanaan untuk mempersiapkan rumusan tindak lanjut. e) Memeriksa konsep bahan tindak lanjut sekaligus menyetujuinya dan atau

membuat catatan-catatan penyempurnaan untuk mendapatkan perbaikan kembali dari pelaksanaan.

f) Meneruskan saran tindak lanjut kepada walikota medan untuk mendapatkan tanggapan atau persetujuan

g) Melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan tupoksi Dinas Perhubungan Kota Medan.

2. Sekretaris

a. Ikhtisar Jabatan.

Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan tugas-tugas administrasi umum, keuangan dan penyusunan program sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kesekretariatan dilingkungan SKPD.

b. Tujuan Jabatan

Menyediakan pelayanan administrasi perkantoran, pengelolaan keuangan dan penyusunan program dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD.

c. Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:


(47)

1) Penyusunan Rencana Kerja Kesekretariatan yaitu:

a) Mengumpulkan dan menyusun data/informasi relevan sebagai bahan penyusunan rencana kerja kesekretariatan.

b) Mempelajari dasar-dasar regulasi penyelenggaraan tugas-tugas administrasi, keuangan dan penyusunan program.

c) Merumuskan kebutuhan prasarana sarana pelayanan administrasi perkantoran, pengelolaan keuangan dan penyusunan program. d) Menyusun rencana kerja tahunan kesekretariatan

e) Menyusun rencana kebutuhan prasarana dan sarana kantor

f) Menyampaikan rancangan rencana kerja kesekretariatan kepada atasan langsung untuk mendapat koreksi dan atau persetujuan

2) Pengkoordinasian Penyusunan Perencanaan Program SKPD yaitu:

a) Menginventarisir materi dan jadwal rapat-rapat koordinasi penyusunan program SKPD.

b) Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan terkait dengan rapat-rapat koordinasi penyusunan program SKPD yang diperlukan. c) Merumuskan hasil-hasil rapat koordinasi penyusunan program SKPD. d) Menyampaikan rumusan rekomendasi rapat-rapat koordinasi penyusunan

program kepada atasan.


(48)

kepada unit kerja yang ada di lingkungan SKPD berdasarkan persetujuan atasan.

f) Meminta usulan program kerja dari masing-masing unit kerja yang ada di lingkungan SKPD.

g) Melaksanakan rekapitulasi usulan program kerja dari masing-masing unit kerja menjadi rencana kerja SKPD.

h) Menyampaikan rancangan rencana kerja SKPD kepada atasan untuk mendapatkan pembahasan dan persetujuan lebih lanjut.

3) Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Kesekretariatan yang meliputi Administrasi Umum, Kepegawaian, Keuangan dan Kerumahtanggaan SKPD yaitu:

a) Menyusun pedoman pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan.

b) Mengajukan pertimbangan dan persetujuan pengadaaan prasarana dan sarana pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggan kepada atasan.

c) Menyelenggarakan pelayanan surat masuk dan surat keluar

d) Merumuskan ringkasan materi surat masuk dalam lembar disposisi untuk diteruskan kepada atasan.

e) Mendistribusikan surat masuk kepada unit kerja yang ada di lingkungan SKPD berdasarkan disposisi atasan.


(49)

f) Memeriksa dan memaraf surat-surat yang disampaikan oleh unit kerja yang ada di lingkungan SKPD untuk selanjutnya diteruskan kepada atasan.

g) Menugaskan kepada pelaksana untuk menyampaikan informasi

penyelenggaraan Kepegawaian kepada seluruh pegawai yang ada di lingkungan SKPD.

h) Memantau penyelenggaraan pelayanan administrasi kepegawaian yang dilaksanakan oleh pelaksana.

i) Mengajukan konsep surat-surat administrasi kepegawaian kepada atasan untuk mendapatkan pertimbangan dan persetujuan atasan.

j) Menyelenggarakan pelayanan administrasi kepegawaian kepada SKPD terkait.

k) Memantau penyelenggaraan penatausahaan dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan SKPD.

l) Memeriksa dan memaraf pengajuan SPD, SPM, penagihan belanja tidak langsung SKPD.

m) Merumuskan tugas-tugas kerumahtanggaan SKPD untuk diteruskan kepada atasan guna mendapat pertimbangan dan persetujuan.

n) Menyelenggarakan tugas-tugas kerumahtanggaan berdasarkan persetujuan atasan


(50)

4) Pengelolaan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Organisasi dan Ketatalaksanaan yaitu: merumuskan rencana pengembangan sumber daya aparatur, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta meneruskannya kepada catasan untuk mendapat pertimbangan dan persetujuan.

3. Kepala Sub Bagian Umum

a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Sub Bagian Umum Dinas Perhubungan Kota Medan melaksanakan dan menyelenggarakan sebagian tugas Sekretariat yaitu: di bidang administrasi perkantoran dan administrasi kepegawaian dalam rangka mendukung tugas-tugas SKPD.

b. Tujuan jabatan

Menyediakan pelayanan administrasi umum; kebutuhan prasarana dan sarana kantor ; administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan serta kerumahtanggaan SKPD. c. Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Program dan kegiatan Sub. Bagian Umum yaitu: a) Mengidentifikasi dan mengenali tugas-tugas Sub. Bagian Umum

b) Mempersiapkan rencana kerja tahunan Sub. Bagian Umum dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan.


(51)

d) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administarasi umum. e) Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis

penyelenggaraan tugas-tugas Sub Bagian Umum.

f) Membimbing unsur Staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas Sub Bagian Umum.

2) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi tata naskah dinas; penataan kearsipan; perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan SKPD yaitu:

a) Menugaskan penatausahaan surat masuk dan surat keluar. b) Mempersiapkan isi ringkas surat masuk pada lembar disposisi.

c) Mengajukan surat masuk kepada atasan untuk diteruskan kepada pimpinan SKPD.

d) Mendistribusikan surat masuk kepada unit kerja yang ditujukan dalam disposisi atasan.

e) Mempersiapkan tindak lanjut konsep surat yang ditugaskan atasan dan mengajukannya kepada atasan.

f) Mendistribusikan surat keluar kepada pihak-pihak yang menjadi tujuan surat.

g) Menugaskan pengarsipan surat masuk dan surat keluar sebagai dokumentasi


(52)

digunakan sendiri maupun untuk diteruskan kepada atasan atau unit kerja SKPD.

i) Mengidentifikasi kebutuhan perlengkapan, peralatan kantor dan gedung kantor serta mobiler untuk mendukung penyelenggaraan tugas-tugas SKPD dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan

j) Melaksanakan pemeliharaan perlengkapan, peralatan kantor,gedung kantor serta mobile.

k) Melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaan SKPD. 3) Administrasi Kepegawaian yaitu:

a) Melakukan pencatatan atas kebutuhan pembinaan kepegawaian seperti jadwal kenaikan pangkat regular dan pilihan dan sebagainya.

b) Menginformasikan hak dan kewajiban kepegawaian kepada seluruh pegawai yang ada di lingkungan SKPD.

c) Mempersiapkan konsep surat-surat kepegawaian yang diperlukan; memaraf dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapatkan pertimbangan dan persetujuan seperti permohonan perpanjangan pensiun; pengaktifan cuti; permohonan izin perceraian dan beristri lebih dari 1 (satu) orang, penugasan pegawai dan lain-lain.

d) Mengkomunikasikan kepentingan kepegawaian kepada SKPD diluar. 4) Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan;


(53)

ketatalaksanaan dan kepegawaian yaitu:

a) Mengumpulkan bahan-bahan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.

b) Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kelembagaan,ketatalaksanaan dan kepegawaian.

c) Mempersiapkan rancangan rencana pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan dan kepegawaian untuk selanjutnya diajukan kepada atasan.

5) Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan dan pengendalian yaitu:

a) Mempersiapkan rencana peningkatan motifasi dan prestasi kerja pegawai dan mengajukannya kepada atasan.

b) Memantau pelaksanaan penegakan disiplin pegawai dan melaporkannya secara regular kepada atasan.

c) Mempersiapkan rancangan konsep surat hukuman terhadap pelanggaran disiplin yang diminta atasan dan mengajukannya kepada atasan untuk tindak lanjut.

6) Penyiapan bahan monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas yaitu: a) Menyiapkan rancangan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja

kesekretariatan dan menyampaikannya kepada atasan.

b) Menyiapkan saran dan pertimbangan kepada atasan terkait dengan

peningkatan motifasi dan prestasi kerja di unit kerja sekretariatan dan mengajukannya pada atasan.


(54)

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu:

a) Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan b) Menyiapkan tindak lanjut pengorganisasian dan pelaksanaan tugas-tugas

lain yang diberikan atasan.

c) Memantau pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung.

4. Kepala Sub Bagian Keuangan

a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Sub Bagian Keuangan Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan sebagian tugas sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas-tugas SKPD.

b. Tujuan Jabatan

Menyediakan pelayanan administrasi keuangan SKPD

c. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut: 1) Penyusunan rencana dan kegiatan Sub Bagian Keuangan yaitu:

a) Mengidentifikasi dan mengenali tugas-tugas sub bagian keuangan b) Mempersiapkan rencana kerja tahunan sub bagian keuangan dan


(55)

c) Melaksanakan rencana kerja tahunan sub bagian keuangan.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan yaitu: a) Mengumpulkan serta mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis

penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian keuangan.

b) Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian keuangan.

3) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi yaitu:

a) Menugaskan penata usahaan administrasi keuangan b) Mempersiapkan administrasi/registrasi SP2D

c) Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh Bendahara pengeluaran yang diketahui /disetujui oleh PPTK SKPD.

d) Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran.


(56)

4) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan yaitu:

a) Menyiapkan SPM untuk ditandatangani oleh Kepala SKPD b) Menyampaikan SPM ke sub bagian verifikasi BUD

5) Penyusunan laporan keuangan yaitu menyiapkan laporan keuangan SKPD 6) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian yaitu:

a) Melaksanakan akuntansi SKPD b) Memverifikasi harian atas penerimaan

7) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas yaitu menyiapkan rancangan penyusunan laporan pendapatan.

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu:

a) Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan b) Menindak lanjuti tugas-tugas lain yang diberikan atasan

c) Memantau pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang dilaksanakan staf pelaksana.


(57)

5. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program

a. Ikhtisar jabatan

Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Dinas Perhubungan Kota Medan melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan SKPD.

b. Tujuan jabatan

Melaksanakan tugas penyuusunan rencana program kegiatan dinas, evaluasi dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan program kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan.

c. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana, program dan kegiatan sub bagian penyusunan program yaitu:

a) Mengidentifikasi dan mengenali tugas-tugas sub bagian penyusunan program.

b) Mempersiapkan rencana kerja tahunan sub bagian penyusunan program dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan.

c) Melaksanakan rencana kerja tahunan sub bagian penyusunan program. 2) Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan


(58)

program dinas yaitu:

a) Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian penyusunan program b) Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan

teknis penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian penyusunan program 3) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program dinas yaitu:

a) Mempersiapkan rencana dan program tahunan dari masing-masing

bidang (Sekretaris, Bidang Dinas) dan sub bidang (Kasubag/Kasi, Ka. UPTD) untuk dapat ditampung dalam bahan Musrenbang kota Medan. b) Memperrsiapkan Bahan Rencana Kerja (Renja) SKPD setiap tahun yang

berasal dari usulan dan masukan bidang/sub bidang Dinas Perhubungan. c) Mengumpulkan usulan dan masukan dari hasil Musrenbang untuk disusun

dalam penyusunan RKA SKPD Dinas Perhubungan.

d) Mempersiapkan bahan RKA SKPD Dinas Perhubungan yang berasal dari masukan/usulan hasil musrenbang dan usulan Dinas Perhubungan yang berasal dari bidang dan sub bidang Dinas Perhubungan.

e) Berkoordinasi dengan Bappeda Kota Medan untuk menyusun KUA PPAS Dinas Perhubungan.

4) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian yaitu: a) Mempersiapkan laporan pelaksanaan masing-masing kegiatan yang


(59)

b) Mempersiapkan koreksi dan masukan kepada Sekretaris terhadap

tugas/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program kegiatan dinas yang ditampung dalam DPA SKPD Dinas Perhubungan.

5) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas yaitu:

a) Mempersiapkan bahan laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Dinas ke Sekretariat Kota Medan secara Triwulan setiap tahun

b) Mempersiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perhubungan setiap tahun

c) Membuat laporan tertulis kepada sekretaris terhadap kinerja program dan kegiatan yang dilaksanakan / belum dilaksanakan oleh bidang/sub bidang dinas.

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu:

a) Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan b) Menyiapkan tindak lanjut pengorganisasian dan pelaksanaan tugas-tugas

lain yang diberikan atasan

c) Memantau pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang dilaksanakan pelaksana.


(60)

6. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat

a. Ikhtisar Jabatan

Menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi dinas lingkup teknik perbengkelan karoseri, pengembangan teknik pengujian bermotor dan pengembangan teknik terminal.

b. Tujuan Jabatan

Menyediakan pelayanan proses pemberian surat izin gangguan bukan industri dan pengelolaan terminal yang bukan unit pelaksana teknis dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD.

c. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana, program,dan kegiatan bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat yaitu:

a) Mengumpulkan dan menyusun informasi/data sebagai bahan penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat.

b) Mempelajari dasar-dasar regulasi penyelenggaraan tugas-tugas di bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat;

c) Merumuskan kebutuhan dan dukungan prasarana sarana penyusunan program kegiatan bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat d) Menyusun rencana kerja tahunan bidang teknik sarana dan prasarana


(61)

e) Mengajukan rancangan rencana, progaran dan kegiatan bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat.

2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbengkelan kroseri, pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor, dan pengembangan teknik terminal yaitu:

a) Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis

penyelenggaraan tugas-tugas bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat lingkup perbengkelan karoseri, pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor dan pengembangan teknik terminal;

b) Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat lingkup perbengkelan karoseri, pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor dan pengembangan teknik terminal;

3) Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup bengkel umum kendaraan bermotor, usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi yaitu:

a) Menyelenggarakan pelayanan proses perizinan izin gangguan bukan industri lingkup usaha bengkel umum kendaran bermotor;

b) Menugaskan kepada seksi sebagai pelaksana untuk meninjau, meneliti, mengukur objek usaha lingkup usaha bengkel umum kendaraan bermotor; c) Memantau penyelenggara pelayanan proses perizinan;


(62)

e) Mememeriksa dan memaraf pengajuan surat izin gangguan bukan industri untuk selanjutnya diteruskan kepada sekretaris dan kepala dinas;

f) Menginventarisir data/dokumen dan penyelenggaraan proses perizinan. 4) Pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan dan pengembangan terminal

yaitu:

a) Menyelenggarakan pelayanan pengujian kendaraan bermotor di terminal; b) Menugaskan kepada seksi sebagai pelaksana untuk meneliti, memeriksa

pengujian kendaran bermotor yang dilakukan secara berkala setiap 6 bulan;

c) Memantau penyelenggara pelayanan pengujian kendaran bermotor ;

d) Menginventarisir data/dokumen penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor.

5) Pelaksanaan kegiatan pengelolaan terminal yang bukan unit pelaksana teknis (UPT) Dinas yaitu:

a) Menyelenggarakan kegiatan pengolaan terminal yang bukan unit pelaksana teknis yaitu Terminal Sambu dan Terminal Belawan;

b) Memantau penyelenggaraan pengolaan terminal yang bukan unit pelaksana teknis;

c) Menginventarisir data/dokumen penyelenggaraan pengolaan terminal yang bukan unit pelaksana teknis.


(63)

prasarana angkutan darat yaitu:

a) Membimbing bawahan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja; b) Menugaskan seksi sebagai pelaksana untuk pengkosepan surat-surat yaitu

Surat Pemberitahuan dan Surat Peringatan untuk Pengusaha yang belum mengurus izin dan yang melanggar peraturan dan ketentuan.

7) Penyiapan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang sarana dan prasarana angkutan darat

a) Merumuskan instrument monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang teknik sarana dan prasaran angkutan darat;

b) Menugaskan seksi sebagai pelaksana untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang teknik sarana dan prasaran angkutan darat;

c) Memantau pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang teknik sarana dan prasaran angkutan darat;

d) Menyusun laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang teknik sarana dan prasaran angkutan darat;

e) Menyusun akuntabilitas kinerja bidang teknik sarana dan prasaran angkutan darat;

f) Merumuskan saran dan pertimbangan kepada atasan terkait dengan peningkatan motivasi dan prestasi kerja di unit bidang teknik sarana dan prasaran angkutan darat dan mengajukan kepada atasan.


(64)

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu:

a) Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan; b) Merumuskan tindak lanjut pengorganisasian dan pelaksanaan tugas-tugas

lain yang diberikan atasan;

c) Memantau pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang dilaksankan pelaksana;

d) Memeriksa konsep bahan tindak lanjut yang disampaikan pelaksana, memaraf dan mengajukan kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan;

e) Melaksanakan tindak lanjut tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tupoksi bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat.

d. Hasil Kerja Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat: 1) Rancangan kerja tahunan bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat; 2) Terselenggaranya pelayanan pemberian surat izin gangguan bukan industri

lingkup teknik perbengkelan karoseri;

3) Terselengaranya pelayananan pengujian kendaraan bermotor; 4) Laporan implemntasi pelaksananaan tugas bidang teknik sarana dan

prasarana angkutan darat;


(65)

7. Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri

a. Ikhtisar jabatan

Menyelenggarakan pelayanan proses pemberian surat izin gangguan bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri dan kegiatan lain yang mendukung penyelenggaraan tugas-tugas bidang teknik sarana dan prasarana angkutan darat. b. Tujuan Jabatan

Melaksanakan pelayanan proses pemberian surat izin gangguan bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri.

c. Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi teknik perbengkelan karoseri yaitu:

a) Mengindentifikasi, mempelajari dan mengenali tugas-tugas seksi teknik perbengkelan karoseri;

b) Mempersiapkan rencana, program kerja tahunan seksi teknik perbengkelan karoseri;

c) Melaksanakan rencana, program dan kegiatan tahunan seksi teknik perbengkelan karoseri.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup teknik perbengkelan karoseri yaitu:

a) Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas seksi teknik perbengkelan karoseri;


(66)

b) Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas seksi teknik perbengkelan karoseri. 3) Pengumpulan dan pengolahan data lingkup teknik perbengkelan karoseri

yaitu:

a) Menugaskan staf lapangan untuk mengumpulkan dan mengolah data lingkup seksi teknik perbengkelan karoseri sesuai Surat Perintah Tugas yang ditandatangani Kepala Dinas;

b) Mempersiapkan konsep surat yang ditugaskan atasan lingkup seksi teknik perbengkelan karoseri dan mengajukan kepada atasan untuk mendapatkan tanggapan dan persetujuan;

c) Mengumpulkan arsip dan dokumen data lingkup seksi teknik

perbengkelan karoseri baik untuk digunakan sendiri maupun untuk diteruskan kepada atasan.

4) Menyelenggarakan proses pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bermotor izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan mengemudi sesuai dengan peraturan pemerintah kota yaitu:

a) Menerima dan memberi penjelasan kepada pemohon izin/pengusaha tentang syarat-syarat dan proses perizinan lingkup teknik perbengkelan karoseri;

b) Menerima surat permohonan yang telah didisposisi atasan dan mempersiapkan tindak lanjut proses dari permohonan tersebut;


(67)

Bidang untuk meninjau, meneliti, memeriksa dan mengukur objek usaha lingkup teknik perbengkelan karoseri;

d) Menugaskan staf administrasi untuk memproses surat izin gangguan bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri setelah semua persyaratan lengkap;

e) Menandatangani formulir hasil pemeriksaan;

f) Memaraf surat izin gangguan bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri yang selanjutnya diteruskan kepada Kepala Bidang, Sekretaris dan Kepala Dinas;

g) Menugaskan staf administrasi untuk menomori, membukukan, dan mengarsipkan berkas izin gangguan lingkup teknik perbengkelan karoseri;

h) Memberikan Surat Izin Gangguan bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri kepada pengusaha dan menyetor retribusinya kepada Bendahara Penerima.

5) Penyiapan bahan dan data pembinaan, pengawasan terhadap kegiatan perbengkelan yaitu:

a) Menugaskan staf lapangan sesuai Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas untuk melakukan pemeriksaan, penertiban, pembinaan, pengawasan dan penindakan terhadap usaha lingkup teknik perbengkelan karoseri;


(68)

mengurus izin dan surat peringatan bagi pengusaha yang belum mengurus perpanjangan izin dan yang melakukan pelanggaran dan diajukan kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan;

c) Menugaskan staf lapangan untuk mendistribusikan surat-surat lingkup teknik perbengkelan karoseri.

6) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas yaitu:

a) Menyiapkan rancangan penyusunan laporan kerja dan menyampaikan kepada atasan;

b) Menyiapkan saran dan pertimbangan kepada atasan terkait dengan peningkatan kinerja, motivasi, prestasi kerja seksi teknik perbengkelan karoseri dalam meningkatkan Penerimaan Asli Daerah (PAD).

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu:

a) Menerima dan mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan; b) Menyiapkan tindak lanjut pengorganisasian dan pelaksanaan tugas-tugas

lain yang diberikan atasan;

c) Memantau pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan atasan; d) Memeriksa konsep bahan tindak lanjut, memaraf dan mengajukan

kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan;

e) Melaksanakan tindak lanjut tugas-tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tupoksi seksi teknik perbengkelan karoseri.


(69)

d. Hasil Kerja Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri:

1) Konsep surat masuk dan keluar sebagai tindak lanjut lingkup teknik perbengkelan karoseri;

2) Konsep Surat Perintah Tugas lingkup teknik perbengkelan karoseri; 3) Pelayanan Pemberian Surat Izin Gangguan Bukan Industri lingkup teknik

perbengkelan karoseri.

8. Staf Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri

a. Ikhtisar Staf

Menyelenggarakan tugas administrasi, pelayanan pemberian surat izin gangguan bukan industri dan kegiatan lain yang mendukung pelaksaaan tugas seksi teknik perbengkelan karoseri.

b. Tujuan Staf

Melaksanakan tugas administrasi dan memproses pemberian surat izin gangguan bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri.

c. Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Staf administrasi (1 orang PNS) yaitu:

a) Melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar yang telah didisposisi Kepala Bidang kepada Kepala Seksi;

b) Menerima dan mengetik konsep surat tindak lanjut dan mengajukan kepada atasan untuk mendapat koreksi ;


(70)

c) Melaksanakan proses pemberian surat izin gangguan bukan industri

lingkup teknik perbengkelan karoseri yaitu pengetikan permohonan, pengetikan izin, penyusunan berkas izin untuk diparaf Kepala Seksi dan diteruskan ke Kepala Bidang, Sekretaris dan Kepala Dinas, pengetikan nomor izin yang telah ditandatangani Kepala Dinas, membukukan izin dan mengarsipkan berkas izin yang telah menyetor retribusi kepada Bendahara Penerima;

d) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tupoksi seksi teknik perbengkelan karoseri.

2) Staf lapangan (17 orang PNS) yaitu:

a) Melaksanakan pendataan lingkup teknik perbengkelan karoseri;

b) Melakukan peninjauan, penelitian, pemeriksaan dan pengukuran terhadap objek usaha bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri sesuai dengan Surat Penugasan dari Kepala Bidang;

c) Melakukan pemeriksaan, penertiban,, pembinaan, pengawasan dan

penindakan terhadap objek usaha bukan industri lingkup teknik perbengkelan karoseri sesuai dengan Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas;

d) Mendistribusikan Surat Pemberitahuan bagi pengusaha yang belum

mengurus izin dan Surat Peringatan bagi pengusaha yang belum mengurus perpanjangan izin dan yang melakukan pelanggaran lingkup teknik perbengkelan karoseri.


(71)

9. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor

Kepala seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Medan dengan tugas sebagai berikut:

a. Menyusun program seksi pengembangan Pengujian Kenderaan Bermotor Dinas Perhubungan Kota Medan.

b. Melakukan pembinaan kepada kepada seluruh staf seksi Pengembangan Pengujian Dinas Perhubungan Kota Medan.

c. Berkoordinasi dengan para Kepala UPT Pengujian terhadap peningkatan pelayanan Pengujian Kenderaan Bermotor di Kota Medan.

d. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

e. Berkoordinasi dengan instansi lain.

10. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Terminal

a. Ikhtisar Jabatan

Seksi pengembangan teknik terminal yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan darat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan kegiatan lain yang mendukung penyelenggaraan tugas-tugas Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat Lingkup Pengembangan Teknik Terminal.


(72)

b. Tujuan Jabatan

Melaksanakan pelayanan seksi pengembangan teknik terminal.

c. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Terminal mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyiapan rencana, program yang kegiatan bidang teknis sarana dan prasarana angkutan darat yaitu:

a) Mengindentifikasi, dan mengenali tugas-tugas Seksi Pengembangan Teknik Terminal.

b) Mempersiapkan rencana, program kerja tahunan Seksi Pengembangan Teknik Terminal kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan.

c) Melaksanakan rencana, program dan kegiatan tahunan Seksi Pengembangan Teknik Terminal.

2) Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbengkelan kroseri, pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor, dan pengembangan teknik terminal yaitu:

a) Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas pengembangan teknik terminal;

b) Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas pengembangan teknik terminal;


(73)

3) Melaksanakan koordinasi kegiatan di bidang pelayanan, pengembangan pengeloaan terminal yang bukan unit pelaksanaan teknis (UPT) dinas dalam hal ini 2 (dua) terminal yaitu terminal penumpang sambu dan terminal penumpang belawan.

4) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas yaitu:

a) Menugaskan staf lapangan sesuai SPT yang ditandatangani Kepala Dinas untuk melakukan penertiban pada Teknik Terminal

b) Menyiapkan rancangan penyusunan laporan kerja dan menyampaikan kepada atasan.

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu:

a) Wajib mengikuti apel pagi dan apel bersama di Kantor Walikota Medan atau tempat lainnya sesuai dengan perintah

b) Melakukan pemeriksaan, penertiban dan penindakan terhadap usaha bukan perusahaan industri antara lain pool angkutan barang dan angkutan orang.


(74)

11. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat

a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan tugas-tugas angkutan darat, manajemen dan rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban sesuai dengan tugas pokok dan fungsi bidang lalu lintas dan angkutan darat di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Medan;

b. Tujuan Jabatan

Menyediakan pelayanan dan administrasi serta penyediaan data dan informasi dan bahan penyusunan rencana dan pelaksana kegiatan dan program dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan.

c. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan Rencana Kerja Angkutan Darat, Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan Pengendalian dan Ketertiban yaitu:

a) Mengumpulkan dan menyusun data/informasi yang relevan sebagai bahan penyusunan rencana kerja kegiatan dan program di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat;


(75)

Angkutan Darat, Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan Pengendalian dan Ketertiban;

c) Menyusun dan merumuskan permasalahan lalu lintas;

d) Menyusun dan merumuskan kebutuhan sarana dan prasarana untuk

melaksanakan Angkutan Darat, Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan Pengendalian dan Ketertiban;

e) Menyusun petunjuk teknis lingkup Angkutan Darat, Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dan Pengendalian dan Ketertiban;

f) Penyusunan rencana umum jaringan transportasi jalan Kota Medan; g) Penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk

kebutuhan angkutan yang wilayah pelayanannya dalam kota, penetapan kelas dan jaringan jalan kota, penetapan jaringan lintas angkutan barang, rencana umum jaringan sungai dan danau;

2) Pelaksanaan proses dan pelayanan perizinan angkutan darat, manajemen dan rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban yaitu:

a) Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup lalu lintas dan angkutan kota meliputi izin trayek angkutan, oprasi angkutan taksi, usaha angkutan pariwisata, usaha angkutan barang dan lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan kota;


(76)

b) Pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas dari aspek pengadaan sarana dan prasarana

c) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup lalu lintas dan angkutan darat.

3) Pelaksanaan evaluasi penyusunan rencana kerja, pelayanan serta pengawasan dan pengendalian di bidang angkutan darat, manajemen dan rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban.

4) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya yaitu:

a) Menerima tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas secara tertulis;

b) Mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas; c) Merumuskan tindak lanjut dari tugas-tugas lain yang diberikan; d) Menugaskan pelaksana untuk mempersiapkan rumusan tindak lanjut; e) Memeriksa konsep bahan tindak lanjut sekaligus menyetujuinya dan atau

membuat catatan-catan penyempurnaan untuk mendapatkan perbaikan kembali dari pelaksana;

f) Meneruskan saran tindak lanjut kepada Kepala Dinas untuk mendapatkan tanggapan atau persetujuan;


(77)

g) Melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan tupoksi SKPD.

12. Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.

a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyai tugas pokok pada seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.

b. Tujuan Jabatan

Merencanakan dan menyusun program kerja di seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan.

c. Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;

3) Pengumpulan, pengolahan data lingkup Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;

4) Pelaksanaan kegiatan pelayanan di bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas sesuai dengan Pemerintah Kota;


(78)

jaringan transportasi jalan kota, penetapan kelas jalan pada jaringan jalan, penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

d. Hasil Kerja Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas:

1) Susunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;

2) Susunan petunjuk teknis lingkup Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; 3) Susunan pengumpulan dan pengolahan data lingkup Manajemen dan

Rekayasa Lalu Lintas;

4) Terselenggaranya kegiatan pelayanan di bidang Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas sesuai dengan Pemerintah Kota;

5) Susunan bahan dan data penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan kota, penetapan kelas jalan pada jaringan jalan, penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

6) Terselenggaranya tugas-tugas lain.

13. Kepala Seksi Angkutan Darat

Kepala Seksi Angkutan Darat mempunyai tugas sebagai berikut:


(1)

3. Hambatan yang paling sering dihadapi oleh Dinas Perhubungan Kota Medan disamping lemahnya pengawasan oleh penegak hukum adalah masalah kurangnya kesadaran pemilik/pengemudi angkutan untuk melakukan pengurusan izin karena pemilik/pengemudi tidak mau membayar retribusi izin trayek/KPS.

B. Saran

Agar pelaksanaan pemungutan terhadap Retribusi Izin Trayek pada Dinas Perhubungan Kota Medan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal, maka yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah maupun Dinas Perhubungan Kota Medan adalah:

1. Adanya upaya para pegawai atau staf Dinas Perhubungan Kota Medan dalam meningkatkan disiplin kerja agar lebih produktif dan terarah. Dan memperbaiki pelayanan yang ekstra dalam bentuk Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) untuk mempermudah masyarakat dalam mengurus perizinan.

2. Perlunya diatur suatu mekanisme penyusunan dan pengawasan peraturan daerah yang lebih komprehensif sebelum ditetapkan. Dan perlunya pemahaman bersama tentang prinsip dasar pengenaan retribusi, dimana penetapan suatu retribusi tidak boleh ditujukan untuk peningkatan pendapatan daerah tetapi untuk peningkatan kualitas pelayanan.

3. Dinas Perhubungan Kota Medan perlu melakukan soaialisasi maupun penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat mengenai retribusi daerah khususnya retribusi izin trayek.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Kesit, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, UII Press, Yogyakarta.

Brotodihardjo, Santoso, 1993, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT. Eresco, Bandung.

Darwin, 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Marihot, P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Rajawali Pers, Jakarta.

Soedargo, R, 1964, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, N.V.Eresco, Bandung.

Suparmoko, 2002, Ekonomi Publik Untuk Keuangan & Pembangunan Daerah, Edisi Pertama.

Sutedi, Adrian, 2008, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, Ghalia Indonesia, Bogor.

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437).

, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 33 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan dan Izin di Bidang Perhubungan.


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Mekanisme Pemungutan Dan Penetapan Besarnya Tarif Retribusi Izin Tempat Usaha Oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan Dan Energi Di Kabupaten Nias

1 67 97

Analisis Pengendalian Intern terhadap Pemungutan Retribusi Jasa Usaha terminal pada Dinas Perhubungan Kota Medan

1 35 68

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

3 24 116

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 11

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 1

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 56

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 5

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 2

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan - Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

0 0 69

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

0 0 23