5.2.2 Perkembangan Dikia Rabano di Desa Sialang
Sejalan dengan perkembagan zaman Dikia Rabano juga berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan agama Islam di Minangkabau khususnya di desa
Sialang, Kecamatan Perwakilan Situjuh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Menurut masyarakat desa Sialang Dikia Rabano yang ada di desa Sialang berasal dari desa
sebelah yaitu Desa Sungai Lansek, yang mana dibawa oleh seorang ulama dari Nagari Simerosok, Kabupaten Agam Bukittinggi. Dalam menyiarkan agama Islam ulama
tersebut mengenalkan kesenian Dikia Rabano dan masyarakat menerimanya dengan senang dan antusias. Masyarakat sangat senang menyaksikan Dikia Rabano yang
biasanya disajikan di Surau atau di Mesjid. Dikia Rabano diajarkan kepada siapa saja yang mau belajar mamainkannya, terutama pada pemuda-pemuda yang biasanya setiap
malam tidur di Surau. Proses pembelajaran berlangsung terus menerus sampai menyebar keseluruh desa yang ada di daerah Tungkar sampai ke desa Sialang.
Teks Dikia Rabano yang berkembang di desa Sialang adalah yang berisiskan tentang kisah Nabi-nabi khususnya Nabi Muhammad SAW semenjak dari kandungan
sampai menjadi Rasul Allah. Tahun pasti tentang munculnya Dikia Rabano tidak bisa diketahui, karena jenis kesenian rakyat tidak bisa diketahui dengan pasti angka tahun
lahirnya. Pemain Dikia Rabano adalah laki-laki dewasa yang berumur antara 18-50 tahun
atau selagi dia masih mampun memainkan atau menghafalkan teks Dikia Rabano. Pemain Dikia Rabano harus pandai mangaji atau membaca Al-Quran karena teksnya
berbentuk tulisan Arab. Jenis kesenian ini tidak pernah dibawakan oleh kaum perempuan karena biasanya kesenian ini selalu berlatih pada malam hari sementara
perempuan dilarang untuk keluar pada malam hari tanpa didampingi oleh muhrimnya
Universitas Sumatera Utara
atau walinya. Tetapi untuk sekedar menyaksikan permainan Dikia Rabano pada malam hari kaum perempuan dibolehkan apalagi kalau permainannya dirumah penduduk yang
sedang membuat hajatan. Hal seperti itu dibolehkan untuk semua orang seperti anak- anak, pemuda-pemudi dan orang tua.
5.3 Penggunaan Dan Fungsi Dikia Rabano