BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1 Beberapa Rujukan
Dalam penelitian penulis mengumpulkan beberapa literatur pendukung berupa buku, jurnal, majalah dan koran dengan cara membaca dan menganalisa bahan-bahan
tersebut. Seperti buku A. Damhoeri 1976:15, “Tambo Alam Minangkabau” yang menjelaskan secara menyeluruh dan menyentuh berbagai aspek struktur sosial
masyarakat Minangkabau. Azyumardi Azra 2003, “Surau : Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi dan Modernisasi”, menjelaskan nilai-nilai tradisional yang
diekspresikan dalam pepatah-petitih adat yang diilustrasikan melalui sejarah. Boedhisantoso, S. 1982: 17, “Kesenian dan Nilai-Nilai Budaya” menjelaskan dalam
kesenian mengandung nilai-nilai budaya daerah tertentu. Menurut Koentjaraningrat beberapa cabang dari kesenian adalah seni vokal, dan
seni instrumental Koentjaraningrat, 1994:115. Jadi dengan demikian Dikia Rabano juga ada salah satu gejala kesenian dalam masyarakat Minangkabau, karena di dalamnya
terdapat seni vokal dan seni instrumental dan selalu menjadi pertunjukan utama. Selanjutnya menurut Merriam, musik vokal dan instrumen adalah suatu lambang dari
hal-hal yang berkaitan dengan ide-ide maupun prilaku suatu masyarakat, Merriam, 1964:32-33.
Menurut Merriam, 1964:210, sebagai upaya untuk mengenal makna musik tersebut, penelitian ini mengkaji penggunaan dan fungsi musik. Penggunaan maksudnya
mencakup kebiasaan dalam memakaimemainkan alat musik, baik sebagai aktifitas yang
Universitas Sumatera Utara
berdiri sendiri maupun sebagai iringan aktifitas lain. Selanjutnya fungsi musik adalah menyakut akan tujuan dari memainkan musik tersebut.
William R. Bascom dalam Danandjaja, 1991:19, menjelaskan fungsi musik adalah sebagai sistem proyeksi, yatu sebagai alat pencerminan angan-angan suatu
kolektif, sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan, sebagai alat pengawas agar norma-norma masyarakat selalu
dipatuhi masyarakat pendukungnya. Menurut Mursal Esten dalam Zulkifli, 1993:129 “Randai Sebagai Teater
Rakyat Minangkabau Di Sumatera Barat Dalam Dimensi Sosial Budaya”, menjelaskan kehidupan dan perkembangan kesenian berkaitan dengan kehidupan dan perkembangan
sosial budaya masyarakat. Perubahan dan perkembangan tidak boleh dielakkan apabila kesenian tersebut tetap mau hidup dalam masyarakat yang berkembang. Morrin E.
Olsen, 1968:136 “The Process Of Social Organization”, menjelaskan apabila ditinjau dari sosial budaya, maka setiap masyarakat mempunyai unsur-unsur potensi maupun
motivasi yang pontensial untuk menghasilkan perubahan dan dinamika. Selanjutnya Desmawardi 1997, menjelaskan Dikia Rabano merupakan salah
satu kesenian tradisional Minangkabau yang lahir dikalangan masyarakat pedesaan dan tidak diketahui dengan pasti kapan munculnya pertama kali. Untuk lebih menjelaskan
masalah ini Umar Kayam 1995, mengatakan bahwa kesenian tradisional pada umumnya tidak dapat diketahui dengan pasti kapan lahir dan siapa penciptanya. Karena
seni tradisional bukan merupakan hasil kreatifitas individu, tetapi tercipta secara anonim bersama kolektifitas masyarakatnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Konsep