Dengan Sentrifugasi Dengan Screw Press Dengan Menggunakan Bahan Pelarut

Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut difraksinasi lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan ke dalam tangki minyak sawit kasar Crude Oil Tank dan setelah melalui fraksinasi bertahap, maka akan dihasilkan minyak sawit mentah. Proses penjernihan dilakukan untuk menurunkan kandungan air di dalam minyak. Minyak sawit ini dapat ditampung dalam tangki-tangki penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih laniut sampai dihasilkan minyak savsit murni. Sedangkan sisa hasil olahan yang berupa lumpur. masih dapat dimanfaatkan dengan proses daur uiang untuk diarnbil minyak sawitnya. Tim Penulis, 1997 Walaupun dilakukan pemisahan minyak semaksimal mungkin tetapi pada sisa lumpur dan air yang dialirkan ke kolam limbah tersebut. masih saja ada minyak yang terikut. Minyak yang ikut ke kolam limbah ini dihitung sebagai kerugian losses. Minyak dan inti sawit yang diperoleh dari pemisahan belum siap dipasarkan. karena belum memiliki spesifikasi kadar air dan kadar kotoran yang ditentukan. Minyak sawit masih harus melalui pemurnian dan pengeringan, dan inti sawit melalui pengeringan dan pemilihan kotoran. Abdul Karim, 2001 2.6. Proses Pengambilan Hasil Minyak Kelapa Sawit Untuk memisahkan biji sawit dari hasil lumatan TBS, maka perlu dilakukan pengadukan selama 25-30 menit. Setelah lumatan buah bersih dari biji sawit, langkah selanjutnya adalah pemerasan atau ekstraksi yang bertujuan untuk mengambil minyak dari massa adukan. Ada beberapa cara dan alat yang digunakan dalam proses ekstraksi minyak, yaitu seperti berikut.

2.6.1 Dengan Sentrifugasi

Alat yang dipakai berupa baja silindris yang berlubang-lubang pada bagian dindingnya. Buah yang telah lumat, dimasukkan ke dalam tabung, lalu diputar. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya gaya sentrifusi, maka minyak akan keluar melalui lubang-lubang pada dinding tabung.

2.6.2 Dengan Screw Press

Prinsip proses pengambilan hasil minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak akan keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur secara elektris, dan tergantung dari volume bahan yang akan dipress. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu pada tekanan yang terlampau kuat akan menyebabkan banyak biji yang pecah. Tim Penulis.Ps, 1997 Cara kerja screw press adalah : -Berdasarkan gaya berat massa adukan dari tangki remasan akan turun melalui corong penyalur yang dihubungkan dengan kempa ulir. Setelah massa adukan masuk kedalam Cylinder Kempa yang tetap disorong ulir keluar tetapi tertahan oleh conus dibagian ujung yang dikendalikan oleh pompa Hydraulik dengan tekanan 60 kgcm s.d 80 kgcm 2 -Akibat gerakan ulir yang membawa massa ditahan oleh conus di ujung, maka minyak akan keluar lebih dahulu kebagian bawah yang ditompang pada talang Sand Trap Tank -Setelah minyak habis dikempa sampai ke ujung ulir maka serabut dan campuran biji yang masih basah jatuh ke cake breaker conveyor yang memakai mantel uap. -Jumlah air panas pada suhu 95°C yang dimasukkan mengencerkan massa didalam kempa ± 12 dari kapasitas kempajam. J.M. Siagian, 1999 Universitas Sumatera Utara

2.6.3 Dengan Menggunakan Bahan Pelarut

Cara ini lebih sering dipakai dalam proses pengambilan minyak biji-bijian, termasuk minyak inti sawit. Sedangkan proses pengambilan minyak sawit dari daging buah, belum umum digunakan dengan cara ini karena kurang efisien. Pada dasarnya, ekstraksi dengan cara inilah adalah dengan menambah pelarut tertentu pada lumatan daging buah semakin minyak akan terpisah dari partikel yang lain. Tim Penulis.PS, 1997 Proses pengambilan minyak kelapa sawit dengan bahan pelarut disebut juga mengekstrak, yang merupakan mencabut mengeluarkan sesuatu zat dari campuran zat dengan jalan penambahan bahan ekstraksi tepat pada waktunya. Hanya zat yang akan diekstrak yang dapat larut dalam bahan ekstraksi. Zat yang lain dari campuran, praktis boleh dikatakan tak dapat larut di dalamnya. Bahan-bahan pelarut yang terkenal adalah: etanol, aseton, dietil-eter, butil- asetat, heksan, bensen, toluen, ksilen, zat arang belerang, zat arang tetraklor, di-klhor- etilen, tri-klhor-etilen dan sebagainya. Dan bahan pelarut yang digunakan di PTPN III adalah n-heksan. N-heksan dipakai karena merupakan pelarut yang sesuai untuk mengeluarkan minyak sawit, n-heksan juga dapat diperoleh kembali dari ekstrak seluruhnya tanpa penguraian, hanya dengan jalan penguapan, biaya yang rendah dan juga aman digunakan. K.Van Bergeyk, 1981 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat

a. Cawan Petridis Steriplan b. Neraca analitis Perisca Sartorius c. Oven listrik Memmert d. Hot plate Best Tech Gerhard e. Desikator Perth f. Labu alas Pyrex g. Alat soklet Scot Duran h. Cawan aluminium

3.2. Bahan

a. Biji buah kelapa sawit hasil press b. N-Heksan c. Kapas d. Extraction timble

3.3. Prosedur

a. Kadar air − Cawan aluminium ditimbang terlebih dahulu dengan neraca Perisca dan Sartorius − Biji buah kelapa sawit hasil press dimasukkan ke dalam cawan aluminium lalu ditimbang lagi Universitas Sumatera Utara