Analisis Persentase Kehilangan Minyak Sawit Yang Terdapat Pada Biji Buah Kelapa Sawit Yang Telah Dipress Di PTPN II Pagar Merbau

(1)

ANALISIS PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK SAWIT

YANG TERDAPAT PADA BIJI BUAH KELAPA SAWIT YANG

TELAH DIPRESS

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

PAGAR MERBAU

TUGAS AKHIR

ZULQARNAIN ALBAASITH

082409060

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

2011 ANALISIS PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK SAWIT

YANG TERDAPAT PADA BIJI BUAH KELAPA SAWIT YANG

TELAH DIPRESS

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

PAGAR MERBAU

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

ZULQARNAIN ALBAASITH

082409060

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK SAWIT YANG TERDAPAT PADA BIJI BUAH KELAPA SAWIT YANG TELAH DIPRESS DI PTPN II PAGAR MERBAU

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ZULQARNAIN ALBAASITH Nomor Induk Mahasiswa : 082409060

Program Studi : DIPLOMA (D3) KIMIA INDUSTRI Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juli 2011

Diketahui oleh

Program Studi D3 Kimia

Ketua, Dosen Pembimbing

Dra. Emma Zaidar Nst., M.Si Drs. Johanes H Simorangkir, MSi NIP . 195512181987012001 NIP . 195307141980031004

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

Dr. Hj. Rumondang Bulan, MS NIP . 1954083019850322001


(4)

PERNYATAAN

ANALISIS PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK SAWIT YANG TERDAPAT PADA BIJI BUAH KELAPA SAWIT YANG TELAH DIPRESS DI PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA II PAGAR MERBAU

TUGAS AKHIR

Saya mengaku bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2011

ZULQARNAIN ALBAASITH 082409060


(5)

PENGHARGAAN

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta kasih sayang-Nya kepada kita semua. Shalawat beriring salam tak lupa kita ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk meraih gelar ahli madya pada program studi Diploma 3 Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penulis sangat gembira dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik karena dukungan berbagai pihak terutama orang-orang terdekat penulis yang dengan ikhlas membantu dan memberikan solusi serta saran untuk penulis.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Bapak Drs. Johanes H Simorangkir , M.Sc., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan teliti memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS., selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan. 5. Ibu Dra. Emma Zaidar, M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma III Kimia

Industri FMIPA USU.

6. Bapak Darlan Sembiring, ST., selaku assisten laboratorium yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama melakukan kerja praktek.

7. Kepada seluruh karyawan Laboratorium PKS di PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau yang telah member dorongan dan semangat selama penulis melakukan kerja praktek.

8. Kepada pengurus IMAKIN dan anggotanya

9. Kedua orang tua saya Ayahanda Surip dan Ibunda Sumiati yang telah membesarkan dan melimpahkan banyak kasih sayang kepada saya. Serta abang saya Ripmi


(6)

Kamandanu, Adik-adik saya Sarah Belzona, Abdul Rochim dan keluarga besar di Medan yang telah memberikan dukungan moral maupun material

Penulis tidak dapat membalas kebaikan mereka semua, hanya do’a yang penulis panjatkan kepada ALLAH SWT. Semoga mereka semua bahagia di dunia dan di akhirat. Amin ya Robbal Alamin.


(7)

ABSTRAK

Kehilangan minyak pada biji kelapa sawit yang telah dipress dapat menambah angka kerugian suatu Pabrik Kelapa Sawit serta mempengaruhi standar mutu yang telah ditetapkan suatu pabrik, karena itu dilakukan percobaan dan analisa persentase kehilangan minyak pada biji kelapa sawit di Pabrik Kelapa Sawit PTPN II. Metode yang digunakan adalah mengekstraksi biji dengan n-heksan sebagai pelarut dengan teknik sokletasi dan fungsinya adalah untuk mengambil minyak yang terdapat pada biji kelapa sawit. Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada biji press adalah 0,5725 – 0,6075 % dimana hasil tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤ 0,6 %.


(8)

THE ANALYSIS OF LOSS OIL PALM PERCENTAGE ON PALM OIL SEEDS THAT HAVE BEEN PRESSED IN PTPN II PAGAR MERBAU

ABSTRACT

The loss of oil palm on seed that have been pressed can increase the rate of costs of a Palm Oil Mill, and affecting the quality standards that have been established by a factory, based upon that we do experiments and analysis of the percentage loss in seed oil palm in Palm Oil Mill PTPN II. The method we used is to extract the seeds with n-hexane as a solvent with soxhletation technique and its function is to take the oil contained in the seed of palm oil. Percentage loss found in the seed that have been press is 0.5725 to 0.6075%, where the results of conformity with standard factory is ≤ 0.6%.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak vi

Abstract vii

Daftar Isi viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Permasalahan 3

1.3.Tujuan 3

1.4.Manfaat 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka 4

2.1. Kelapa Sawit 4 2.1.1. Klasifikasi Kelapa Sawit 4 2.1.2. Jenis – jenis Kelapa Sawit 5 2.2. Jenis-jenis Produk Kelapa Sawit 7 2.3. Minyak Kelapa Sawit 8 2.4. Tandan Buah Segar (TBS) 10 2.4.1. Fraksi TBS dan mutu panen 10 2.5. Pengolahan Kelapa Sawit 12 2.6. Proses Pengambilan Hasil Minyak Kelapa Sawit 19 2.6.1 Dengan Sentrifugasi 19 2.6.2 Dengan Screw Press 20 2.6.3 Dengan Menggunakan Bahan Pelarut 21 Bab 3 Metodologi Percobaan 22

3.1. Alat 22

3.2. Bahan 22

3.3. Prosedur 22

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 24

4.1. Data 24

4.2. Perhitungan 25

4.3. Pembahasan 26

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 28

5.1. Kesimpulan 28

5.2. Saran 28


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1.2 Jenis kelapa sawit berdasarkan warna kulitnya 6 Tabel 2.1.3 Analisis gizi minyak kelapa sawit 8 Tabel 2.3.1 komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit 8 Tabel 2.3.2 Beberapa sifat fisis dan kimia minyak kelapa sawit 9 Tabel 2.4.1 Hasil Rendemen dan ALB Akibat lamanya TBS diangkut kepabrik 11 Tabel 2.4.2 Beberapa Tingkat Fraksi TBS 11


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A : Standar Persentase (%) Kehilangan Minyak untuk

Minyak Sawit dan Inti Sawit 31 Lampiran B : Lampiran B : Gambar alat soklet yang digunakan


(12)

ABSTRAK

Kehilangan minyak pada biji kelapa sawit yang telah dipress dapat menambah angka kerugian suatu Pabrik Kelapa Sawit serta mempengaruhi standar mutu yang telah ditetapkan suatu pabrik, karena itu dilakukan percobaan dan analisa persentase kehilangan minyak pada biji kelapa sawit di Pabrik Kelapa Sawit PTPN II. Metode yang digunakan adalah mengekstraksi biji dengan n-heksan sebagai pelarut dengan teknik sokletasi dan fungsinya adalah untuk mengambil minyak yang terdapat pada biji kelapa sawit. Persentase kehilangan minyak kelapa sawit yang terdapat pada biji press adalah 0,5725 – 0,6075 % dimana hasil tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤ 0,6 %.


(13)

THE ANALYSIS OF LOSS OIL PALM PERCENTAGE ON PALM OIL SEEDS THAT HAVE BEEN PRESSED IN PTPN II PAGAR MERBAU

ABSTRACT

The loss of oil palm on seed that have been pressed can increase the rate of costs of a Palm Oil Mill, and affecting the quality standards that have been established by a factory, based upon that we do experiments and analysis of the percentage loss in seed oil palm in Palm Oil Mill PTPN II. The method we used is to extract the seeds with n-hexane as a solvent with soxhletation technique and its function is to take the oil contained in the seed of palm oil. Percentage loss found in the seed that have been press is 0.5725 to 0.6075%, where the results of conformity with standard factory is ≤ 0.6%.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan dan peningkatan pendapatan kosmetik bruto. Jumlah penduduk di negara-kawasan Timur-Jauh sekitar 3,2 milyar atau 50% dari penduduk dunia. Di daerah inilah. tingkat pertumbuhan ekonomi padasaat ini hingga tahun 2010 merupakan yang paling tinggi. Selain itu, konsumsi minyak per kapita penduduk di kawasan Asia Timur pada Asia Tenggara juga masih jauh di bawah rata-rata penggunaaan minyak nabati dan lemak per kapita per tahun penduduk dunia.

Minyak Kelapa Sawit (MKS) merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara, minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Permintaan akan minyak makan di dalam negeri yang kuat merupakan indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa.

Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau brondolan dari TPH (Tempat Pengumpulan Hasil) ke pabrik sampai dihasilkannya minyak sawit dan hasil-hasil sampingnya.

Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama pengolahan TBS di pabrik, yaitu : 1. Minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah


(15)

Untuk mendapatkan minyak sawit dari pengelolahan daging buah dilakukan pengambilan minyak, yang didahului dengan perebusan, pelumatan pada digester dan padaakhirnya proses pengempaan (pemerasan).

Pengempa dipakai untuk memeras minyak kasar (crude oil) dari daging fcericarp). Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang-lubang

4m di dalamnya terdapat dua buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah. Tekanan kempa diatur oleh dua buah conus yang berada pada bagian ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik. Massa yang kehiar dari ketel melalui feed screw bagian kempa yang memakainya (sebahagian minyak keluar) masuk dalam "Main screw " untuk dikempa lebih lanjut. Minyak yang keluar dari feed srew dan main screw ditampung dalam talang minyak (oil gutter) untuk memperaiudah pemisahan dan pengaliran minyak pada feed screw dilakukan injeksi uap dan penambahan air panas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengepresan ini antara lain: -Ampas kempa (press cake) harus keluar merata di sekitar conus.

-Tekanan hidrolik pada akumulator 50-60 kg/cm2

-Pada akhir pengoperasian ataupun terjadi gangguan / kerusakan sehingga screw press harus berhenti untuk waktu yang lama, screw press harus dikosongkan.

− Tekanan kempa terlalu tinggi, mengakibatkan: kadar inti pecah bertambah dan inti bertambah

− Tekanan kempa terlalu rendah mengakibatkan : "cake" basah, kerugian minyak pada ampas dan biji bertambah," pemisahan ampas dan biji tidak sempurna dan proses, pengolahan biji mengalami kesulitan, bahan bakar ampas basah, sehingga bakaran dalam dapur tidak sempurna.


(16)

Dengan alasan yang dimaksud di atas untuk mempermudah pemisahan dapat dilakukan dengan penambahan air panas. Oleh karena alasan inilah penulis tertarik untuk mengkaji persentase lossis minyak pada biji. Untuk itu penulis mengambil judul : ANALISIS PERSENTASE KEHILANGAN MINYAK SAWIT YANG TERDAPAT PADA BIJI BUAH KELAPA SAWIT YANG TELAH DIPRESS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II PAGAR MERBAU.

1.2. Permasalahan

Yang menjadi pokok permasalahan dalam hal ini adalah berapa persentase kehilangan minyak sawit yang terdapat pada serat biji buah kelapa sawit yang telah dipress di PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau dan apakah persentase kehilangan minyak tersebut sesuai dengan standar mutu perusahaan.

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui berapa besarnya persentase kehilangan minyak sawit yang terdapat pada biji buah kelapa sawit yang telah press.

1.4. Manfaat

Dengan dilakukannya analisa pada biji buah kelapa sawit yang telah dipress maka dapat diketahui besarnya persentase kehilangan minyak sawit yang terdapat pada serat biji buah kelapa sawit yang telah dipress tersebut dan cara mengatasi kehilangan minyak sawit yang terdapat pada biji buah kelapa sawit yang telah dipress tersebut agar persentase kehilangan minyak tersebut dapat dikurangi


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit ( Elaeis Guinensis Jack ), berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataanya tanaman kelapa sawit hidup subur diluar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini.

Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak kelapa sawit.

Kelapa sawit pertama kali di perkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat jenis bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1912. (Fauzi.,dkk, 2004)

2.1.1. Klasifikasi Kelapa Sawit

Kelapa sawit ( Elaeis Guinensis Jacq ) dalam klasifikasi botanis dapat diuraikan sebagai berikut:

Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae


(18)

Ordo : Palmeles Family : Palmaceae Sub-family : Palminae Genus : Alaes

Spesies : Alaeis Guinensis Jacq

Tanaman kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan dapat mencapai ketinggian sampai 20 m. tanaman ini berumah satu atau Monoecious, yang artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat pada tandan bunga betina. Masing – masing tandan terletak terpisah dan keluar dari ketiak pelepah. (Djoehana.., 1991)

2.1.2. Jenis – jenis Kelapa Sawit

Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa jenis kelapa sawit diantaranya Dura, Pisifera, Tenera, dan Macro Carya.

1. Dura

- Tempurung tebal (2-8 mm)

- Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung. - Daging buah relative tipis, yaitu 35-50 % terhadap buah - Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah - Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina 2. Pisifera

- Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hamper tidak ada - Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah dura

- Daging biji sangat tipis

- tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan


(19)

3. Tenera

- Hasil dari persilangan Dura dengan Pisifera - Tempurung tipis (0,5-4 mm)

- Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung - Daging buah sangat tebal (60-96 % dari buah)

- Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relative lebih kecil 4. Marco Carya

- tempur ung tebal sekitar (5 mm) - Daging buah sangat tipis

(Risza , 1994)

Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak kelapa sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada jenis tenera yaitu mencapai 22-24 %, sedangkan pada jenis Dura hanya 16-18%.

Berdasarkan warna kulit buah, beberapa jenis kelapa sawit di antaranya jenis Nigrescens, Virescens, dan Albescens.

Tabel: 2.1.2 Jenis kelapa sawit berdasarkan warna kulitnya

Jenis Warna buah muda Warna buah masak Nigrescens Ungu kehitaman Jingga kehitam-hitaman Virescens Hijau Jingga kemerahan, tetapi

ujung buah tetap hijau

Albescens Keputih-putihan Kekuning-kuningan dan ujungnya ungu kehitaman


(20)

Jenis unggul kelapa sawit dihasilkan dari persilangan bibit unggul, yang dimana berdasarka prinsip reproduksi . Misalnya dalam proses persilangan antara Dura dan Pisifera. Hasil persilangan tersebut telah terbukti memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih baik dibandingkan dengan jenis lain. (Tim Penulis.PS, 1997)

2.2. Jenis-jenis Produk Kelapa Sawit

Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak yang berasal dari daging buah karp) berwarna merah ,minyak ini dikenal sebagai minyak kelapa sawit kasar crude palm oil (CPO). Sedangkan minyak yang kedua berasal dari inti minyak % tidak berwarna, dikenal sebagai palm kernel oil (PKO).

Keunggulan minyak sawit selain tersusun dari asam lemak tidak jenuh dan asam lemak jenuh, juga mengandung beta karoten atau pro-vitamin A yang sangat diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh manusia dan sebagai antioksidan, dan pro-vitamin D (tokoferol dan tokotrienol), selain berperan dalam metabolisme dan untuk kesehatan.

Produk kelapa sawit dapat dikelompokkan dalam: Bahan makanan (oleofood, oleoomakanan), Bahan nonmakanan (oleochemical, oleokimia), dan Bahan kosmetika dan farmasi (cosmetics & pharmacy).

Minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit yang digunakan sebagai bahan pangan diperoleh melalui proses fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenasi. Pada umumnya CPO sebagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein (cair) dan fraksi stearin (padat).

Beberapa kandungan penting yang terdapat dalam minyak kelapa sawit dapat dilihat dalam tabel berikut :


(21)

Tabel: 2.1.3 Analisis gizi minyak kelapa sawit

Zat makanan Minyak kelapa sawit Kalori (kal) 900

Air (g) 0

Vitamin A (SI) 60.000 Lemak (g) 100

2.3. Minyak Kelapa Sawit

Salah satu dari beberapa tanaman golongan palma yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jack). Minyak kelapa sawit dapat juga dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil). Beberapa faktor yang mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit yang baik yaitu mempunyai kadar air kurang dari 0,1 % dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 % kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (kurang 2% atau kurang), bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat). (Ketaren,1986)

Table: 2.3.1 komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit

No Asam lemak Minyak Kelapa Sawit (%) Minyak Inti Sawit (%) 1 Asam kaplirat - 3 - 4

2 Asam kaproat - 3 - 7 3 Asam laurat - 46 – 52 4 Asam miristat 1,1 – 2,5 14 – 17


(22)

5 Asam palmitat 40 – 46 6,5 – 9 6 Asam stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5 7 Asam oleat 39 – 45 13 – 19 8 Asam linoleat 7 - 11 0,5 - 2

Sifat fisika-kimia kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavor, kelarutan dalam pelarut organic, titik asap, polymorphism dan lain- lain. Warna minyak kelapa sawit ditentukan oleh adanya pigmen yang terdapat didalamnya kelapa sawit, karena asam – asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak kelapa sawit.

Bau dan Flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta-ionone. (ketaren,1986). Titik cair minyak kelapa sawit berada dalam kisaran suhu 21 – 29 o C, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda – beda.

Table: 2.3.2 Beberapa sifat fisis dan kimia minyak kelapa sawit

No Sifat fisis dan kimia Nilai

1 Titik Cair 21 - 29

2 Berat jenisn 15 o C 0,859 - 0,870

3 Indeks Bias 40 o C 36,0 – 37,5

4 Bilangan Penyabunan 224 - 229

5 Bilangan Iod 14,5 – 19,0


(23)

2.4. Tandan Buah Segar (TBS)

Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umurnya 2-3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. Buah akan berubah menjadi merah jingga ketika masak. Pada saat buah masak, kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dan jatuh dari tangkai tandannya. Buah yang jatuh tersebut disebut membrondol.

Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarangan. Perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik.

Kriteria matang panen merupakan indeks yang dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat kandungan minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas (ALB) atau Free Fatty Acid (FFA) minimal. (Fauzi,2004)

2.4.1. Fraksi TBS dan mutu panen

Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan dipabrik sangat dipengaruhi perlakukan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan pengangkutan buah kepabrik.

Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan diperoleh sangat ditentukan oleh faktor ini.


(24)

Table: 2.4.1 Hasil Rendemen dan ALB Akibat lamanya TBS diangkut kepabrik

Lama menginap (hari) Rendemen minyak terhadap buah (%) ALB (%)

0 50,44 3,90

1 50,60 5,01

2 50,73 6,09

3 48,66 6,90

Beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen. Fraksi- fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk kualitas minyak kelapa sawit yang dihasilkan. Ada lima fraksi TBS . Berdasarkan fraksi TBS tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika tandan – tandan yang dipanen berada pada fraksi 1,2, dan 3 (Fauzi,2004)

Table: 2.4.2 Beberapa Tingkat Fraksi TBS

Fraksi Jumlah Brondolan Tingkat Kematangan

00 Tidak, ada buah berwarna hitam Sangat mentah

0 1 -12,5 % buah luar membrondol mentah

1 12,5-25 % buah luar membrondol Kurang matang

2 25-50 % buah luar membrondol Matang I

3 50-75 % buah luar membrondol Matang II

4 75-100 % buah luar membrondol Kelewat matang I

5 Buah dalam juga membrondol, ada buah

yang busuk


(25)

2.5. Pengolahan Kelapa Sawit

Tahap – tahap pengolahan TBS menjadi CPO adalah sebagai berikut:

1. Penimbangan

Tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dari lapangan diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk, dan ditimbang diatas timbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima oleh pabrik, kemudian buah kelapa sawit dipindahkan ke loading ramp.

2. Penimbunan (Loading Ramp)

Setelah truk buah kelapa sawit ditimbang, kemudian buah kelapa sawit dipindahkan ke loading ramp sebagi tempat penimbunan sementara. Pada kesempatan ini lebih kurang 5 % dari jumlah truk buah kelapa sawit disortir untuk penilaian mutu TBS yang akan diolah. Selanjutnya buah kelapa sawit di pindahkan kedalam rebusan yang berkapasitas 2,50 – 2,75 ton.(Fauzi,2004)

3. Perebusan (Sterilizer)

Lori – lori yang sudah berisi TBS dimasukkan kedalam ketel rebusan yang berkapasitas 8 lori per unit (25 – 75 ton TBS) dengan bantuan capstand. Kemudian pintu sterilizer ditutup rapat dan dikunci. TBS dipanaskan dengan uap aur yang bertekanan 2,0 – 2,8 Kg/ Cm2

tujuan dari perebusan ini adalah :

1. Menghentikan perkembangan asam lemak bebas (ALB) atau Free Fatty acid (FFA).

2. Mempermudah melepasnya buah kelapa sawit dari tandan secara manual


(26)

4. Penyempurnaan dalam proses pengolahan inti sawit

Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil yang optimal. Perebusan dilakukan pada tekanan uap 2,8 Kg/Cm2 dan waktu antara 80-90 menit merupakan yang paling optimal karena menghasilkan minyak dan inti yang memuaskan. Selain itu, pada proses perebusan juga perlu dilakukan pengurusan udara agar udara bias keluar dan digantikan oleh uap air sebagai media perebusan. Perebusan dilakukan pada saat tekanan mencapai puncak pertama pada tekanan sekitar 2,3 bar, pada puncak kedua dengan tekanna sekitar 2,5 bar dan uap dimasukan hingga mencapai tekanan sekitar 2,8 bar.

4. Stasiun pemipilan (strepper)

TBS berikut lori yang telah direbuskan dikirim ke bagian pemipilan dan dituangkan kea lat pemipil (thresher). Proses pemipilan, dimana TBS dibanting dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya.

5. Stasiun pemecahan (digester)

Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian pengadukan / pemecahan (digester) alat yang dilakukan untuk pengadukan pemecahan berupa sebuah tangkai vertical yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah dibagian dalamnya.

6. Pengempaan (Pressing)

Kempa yang telah populer digunakan ialah kempa ulir (Screw Press). Kempa ini berfungsi ganda yakni merajang buah yang belum dilumatkan pada digester dan memeras minyak, sehingga cake bebas minyak. Kempa ini berfungsi ganda yakni merajang buah yang belum dilumatkan pada digester dan memeras minyak. Untuk mengefisiensikan proses ekstraksi minyak di dalam screw press diberikan air panas pada saat dipress atau sebelum dipress. Jenis screw press yang disarankan yaitu MJS


(27)

(Madona Jaya Steel) screw Press tipe ini ada dua unit dengan kapasitas sekitar 15 ton/jam dan kecepatan 12 rpm, l.AJU (universal) screw press tipe ini memiliki kapasitas 15 ton/jam dengan kecepatan 12 rpm, STORK screw press tipe ini memiliki kapasitas 10 ton/jam dengan kecepatan 14.4rpm. line ini memiliki feed screw yang berfungsi untuk menyaring minyak.

Pengaturan tckanan pressan dilakukan secara hati-hati, karena perlakuan yang salah dapat menyebabkan persentase kehilangan minyak yang tinggi atau persentase biji pecah yang tinggi. Tekanan yang terlalu bervariasi akan mengakibatkan pengaruh negatif terhadap proses pengempaan dan alat kempa. Pengaturan yang dilakukan pada elektromotor dan cone yang terpisah tidak dapat mempertahankan tekanan yang stabil. Tujuan untuk menstabilkan tekanan pressan adalah memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, dengan meratanya adonan masuk ke dalam screw press yang diimbagi dengan tekanan stabil maka ekstraksi minyak akan lebih sempurna, dengan demikian kehilangan minyak akan lebih rendah, kemudian menurunkan jumlah biji pecah. Semakin tinggi variasi tekanan dalam screw press maka jumlah biji pecah semakin tinggi, dan fungsi yang terakhir adalah memperpanjang umur teknis.

Pengaturan tekanan presan dilakukan hati-hati. karena perlakuan yang salah dapat menyebabkan persentase kehilangan minyak yang tinggi atau persentase biji pecah yang

tinggi.(Ponten.M.Naibaho, 2001)

Tujuan pengempaan adalah memeras minyak sebanyak mungkin dari massa sebingga kehilangan minyak sekecil-kecilnya. Untuk ini umumnya telah ' kempa ulir ganda, Karena kempa ulir adalah yang paling sesuai untuk buah Tenera. Di dalam suatu silinder mendatar yang dindingnya berperforasi berkerja dua dengan arah putar yang berlawanan. Pada ujung pengeluaran silinder terdapat suaru konus yang


(28)

menekan massa ampas kempa yang akan keluar. Tekanannya dapat diatur secara optimalnya. Pengaturan posisi konus dapat dilakukan berdasarkan tekanan dalam kempa atau berdasarkan pemakaian tenaga listrik. Dinding silinder secara terus-menerus dibilas dengan semprotan air panas. Juga kedalam massa disemprotkan uap. Kapasitas kempa dapat diatur dengan penyesuaian putaran ulirnya. Makin tinggi tekanan kempa makin rendah kadar minyak ampas kempa, tetapi makin banyak biji yang pecah dalam kempa. Oleh karena itupilihan tekanan kempa adalah kompromi antara kedua hal tersebut. Untuk buah Tenera kompromi tersebut tercapai pada tingkat kehilangan minyak 7,5% terhadap zat kering. Untuk buah Dura kehilangan ini akan lebih tinggi lagi, karena angka perbandingan biji dengan bagian serabut jauh lebih tinggi, sehingga kemungkinan biji bersinggungan satu sama lain dalam kempa menjadi lebih besar. Dengan demikian minyak yang terperangkap celah biji-biji, sehingga tidak terperas keluar dari kempa, akan lebih banyak. Selain itu gaya yang diberikan hanya akan terserap oleh biji-biji saja.

Serabut hampir tidak menerima gaya kempa, sehingga minyak yang tersisa serabut karena tidak terperas habis akan lebih banyak pula. Menurut kempa ulir cocok untuk TBS yang mempunyai perbandingan biji dengan daging buah sebesar 25:75 atau lebih.

Korelasi antara kehilangan minyak dalam ampas kempa dan persentasi biji terhadap jumlah biji tergantung pada banyak faktor. Untuk kempa tertentu atau bentuk rancangan ulir tertentu) akan diperoleh persentasi biji pecah tertentu untuk kehilangan minyak tertentu.


(29)

Sehubungan dengan ini terdapat hubungan yang jelas antara komposisi ampas kempa, gaya atau torque (posisi konus), kehilangan minyak dalam serabut, tebal cangkang dan persentasi biji pecah.

Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut:

1. Pada torque konstan, jumlah biji pecah bertambah menurut persentasi biji dalam ampas kempa.

2. Pada komposisi buah konstan kehilangan minyak dalam serabut berkurang menurut pertambahan torque, dan pada waktu sama jumlah biji pecah meningkat.

3. Pada torque konstan jumlah biji pecah bertambah menurut persentasi inti terhadap biji ( cangkang lebih tipis).

4. Pada pengumpanan yang kurang sehingga kapasitas terlalu rendah dibandingkan dengan putaran ulir (memperbesar slip dari ampas), biji pecah akan meningkat.

Ada beberapa tipe kempa ulir, namun prinsip kerjanya adalah sama, dengan kapasitas normal 10 atau 15 ton TBS/jam. Bahkan ada kempa yang mampu berkerja pada kapasitas yang berubah-ubah antara 6-20 ton TBS/jam tergantung pada keadaan, dengan mengatur putaran sumbu utamanya. (Soepadiyo Mangoensoekarjo, 2003)

Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian pengadukan/ pencacahan (digester). Alat yang digunakan untuk pengadukan/ pencacahan berupa sebuah tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah di bagian dalamnya. Lengan-lengan pencacah ini diputar oleh motor listrik yang dipasang di bagian atas dari alat pencacah (digester). Putaran lengan-lengan pengaduk berkisar 25-26 rpm. Tujuan utama proses digesting yaitu mempersiapkan daging buah untuk pengempaaan (pressing) sehingga minyak dengan mudah dapat


(30)

dipisahkan dari daging buah dengan kerugian sekecil-kecilnya.

Brondolan yang telah mengalami pencacahan dan keluar melalui bagian bawah digester sudah berupa bubur. Hasil cacahan tersebut langsung masuk ke alat pengempaan yang berada persis di bagian bawah digester. Pada Pabrik Kelapa Sawit, umumnya digunakan screw press sebagai alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah berlawanan tertahan oleh sliding cone.

Screw dan sliding cone ini berada di dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya berlubang-lubang di seluruh permukaannya. Dengan demikian, minyak dari bubur buah yang didesak ini akan keluar melalui celah antara g cone dan press cage.

Selama proses pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran (dillution) sehingga massa bubur buah yang dikempa tidak terlalu rapat. Jika massa bubur buah terlalu rapat maka akan dihasilkan cairan dengan viskositas tinggi yang akan menyulitkan proses pemisahan sehingga mempertinggi kehilangan minyak. Jumlah penambahan air berkisar 10-15% dari berat TBS yang diolah dengan temperatur air sekitar 90°C. Proses pengempaan akan menghasilkan minyak kasar dengan kadar 50% minyak, 42% air, dan 8% zat padat.

Alat pengempaan yang biasa digunakan di lingkungan Pabrik Kelapa Sawit perkebunan besar berupa screw press dengan kapasitas olah 15-17 ton TBS per unit dengan putaran screw 11-12 rpm. Lubang-lubang dinding press cage dibatasi maksimum 4 mm agar minyak yang dihasilkan tidak banyak kotoran. Celah antara


(31)

sliding cone dan screw press cage dibatasi maksimum 6 mm agar kehilangan minyak yang terbawa oleh ampas bisa serendah mungkin. (Iyung Pahan, 2001)

Fungsi screw press adalah:

1. Memeras cairan yang terdapat dari bahan buah dan memisahkannya dari inti serta serabut buah.

2. Melumatkan kembali buah yang belum sempat dilumatkan di dalam digester (alat pelumat), agar pengambilan minyak berjalan sempurna pada adonan diberi air panas dengan jumlah tertentu.

3. Cairan yang keluar dari presan mengandung bahan-bahan: minyak. air. serabut halus,

bubur daging buah, lumpur tanah, pasir halus dan pasir kasar

Dengan demikian masih banyak bahan yang bukan minyak yang terkandung dalam bahan-bahan yang keluar dari alat kempaan sehingga perlu dimurnikan lebih bnjut dalam proses klarifikasi. Pengambilan cairan minyak menjadi kurang efektif apabila di Screw Press terjadi:

1. Silinder Press tersumbat akibat jarang dikosongkan.

2. Air panas yang diberikan pada adonan tidak cukup.

3. Tekanan screw press dibawah ketentuan.

4. Buah yang tidak matang direbus.

5. Screw press telah aus. (Abdul Karim.B, 2001)

7. Stasiun Pemurnian (Clarifier)

Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikel-partikel dari tempurung dan serabut serta 40-45% air.


(32)

Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut difraksinasi lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan ke dalam tangki minyak sawit kasar (Crude Oil Tank) dan setelah melalui fraksinasi bertahap, maka akan dihasilkan minyak sawit mentah. Proses penjernihan dilakukan untuk menurunkan kandungan air di dalam minyak. Minyak sawit ini dapat ditampung dalam tangki-tangki penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih laniut sampai dihasilkan minyak savsit murni. Sedangkan sisa hasil olahan yang berupa lumpur. masih dapat dimanfaatkan dengan proses daur uiang untuk diarnbil minyak sawitnya. (Tim Penulis, 1997)

Walaupun dilakukan pemisahan minyak semaksimal mungkin tetapi pada sisa lumpur dan air yang dialirkan ke kolam limbah tersebut. masih saja ada minyak yang terikut. Minyak yang ikut ke kolam limbah ini dihitung sebagai kerugian (losses).

Minyak dan inti sawit yang diperoleh dari pemisahan belum siap dipasarkan. karena belum memiliki spesifikasi kadar air dan kadar kotoran yang ditentukan. Minyak sawit masih harus melalui pemurnian dan pengeringan, dan inti sawit melalui pengeringan dan pemilihan kotoran. ( Abdul Karim, 2001)

2.6. Proses Pengambilan Hasil Minyak Kelapa Sawit

Untuk memisahkan biji sawit dari hasil lumatan TBS, maka perlu dilakukan pengadukan selama 25-30 menit. Setelah lumatan buah bersih dari biji sawit, langkah selanjutnya adalah pemerasan atau ekstraksi yang bertujuan untuk mengambil minyak dari massa adukan. Ada beberapa cara dan alat yang digunakan dalam proses ekstraksi minyak, yaitu seperti berikut.

2.6.1 Dengan Sentrifugasi

Alat yang dipakai berupa baja silindris yang berlubang-lubang pada bagian dindingnya. Buah yang telah lumat, dimasukkan ke dalam tabung, lalu diputar.


(33)

Dengan adanya gaya sentrifusi, maka minyak akan keluar melalui lubang-lubang pada dinding tabung.

2.6.2 Dengan Screw Press

Prinsip proses pengambilan hasil minyak dengan cara ini adalah menekan bahan lumatan dalam tabung yang berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak akan keluar lewat lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur secara elektris, dan tergantung dari volume bahan yang akan dipress. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu pada tekanan yang terlampau kuat akan menyebabkan banyak biji yang pecah. (Tim Penulis.Ps, 1997)

Cara kerja screw press adalah :

-Berdasarkan gaya berat massa adukan dari tangki remasan akan turun melalui corong penyalur yang dihubungkan dengan kempa ulir. Setelah massa adukan masuk kedalam Cylinder Kempa yang tetap disorong ulir keluar tetapi tertahan oleh conus dibagian ujung yang dikendalikan oleh pompa Hydraulik dengan tekanan 60 kg/cm s.d 80 kg/cm2

-Akibat gerakan ulir yang membawa massa ditahan oleh conus di ujung, maka minyak akan keluar lebih dahulu kebagian bawah yang ditompang pada talang Sand Trap Tank

-Setelah minyak habis dikempa sampai ke ujung ulir maka serabut dan campuran biji yang masih basah jatuh ke cake breaker conveyor yang memakai mantel uap.

-Jumlah air panas pada suhu 95°C yang dimasukkan mengencerkan massa didalam kempa ± 12% dari kapasitas kempa/jam. (J.M. Siagian, 1999)


(34)

2.6.3 Dengan Menggunakan Bahan Pelarut

Cara ini lebih sering dipakai dalam proses pengambilan minyak biji-bijian, termasuk minyak inti sawit. Sedangkan proses pengambilan minyak sawit dari daging buah, belum umum digunakan dengan cara ini karena kurang efisien. Pada dasarnya, ekstraksi dengan cara inilah adalah dengan menambah pelarut tertentu pada lumatan daging buah semakin minyak akan terpisah dari partikel yang lain. (Tim Penulis.PS, 1997)

Proses pengambilan minyak kelapa sawit dengan bahan pelarut disebut juga mengekstrak, yang merupakan mencabut (mengeluarkan) sesuatu zat dari campuran zat dengan jalan penambahan bahan ekstraksi tepat pada waktunya. Hanya zat yang akan diekstrak yang dapat larut dalam bahan ekstraksi. Zat yang lain dari campuran, praktis boleh dikatakan tak dapat larut di dalamnya.

Bahan-bahan pelarut yang terkenal adalah: etanol, aseton, dietil-eter, butil-asetat, heksan, bensen, toluen, ksilen, zat arang belerang, zat arang tetraklor, di-klhor-etilen, tri-klhor-etilen dan sebagainya. Dan bahan pelarut yang digunakan di PTPN III adalah n-heksan. N-heksan dipakai karena merupakan pelarut yang sesuai untuk mengeluarkan minyak sawit, n-heksan juga dapat diperoleh kembali dari ekstrak seluruhnya tanpa penguraian, hanya dengan jalan penguapan, biaya yang rendah dan juga aman digunakan. (K.Van Bergeyk, 1981)


(35)

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat

a. Cawan Petridis Steriplan

b. Neraca analitis Perisca & Sartorius c. Oven listrik Memmert

d. Hot plate Best Tech & Gerhard e. Desikator Perth

f. Labu alas Pyrex

g. Alat soklet Scot Duran h. Cawan aluminium 3.2. Bahan

a. Biji buah kelapa sawit hasil press b. N-Heksan

c. Kapas

d. Extraction timble 3.3. Prosedur a. Kadar air

− Cawan aluminium ditimbang terlebih dahulu dengan neraca Perisca dan Sartorius

− Biji buah kelapa sawit hasil press dimasukkan ke dalam cawan aluminium lalu ditimbang lagi


(36)

− Setelah ditimbang dimasukkan ke dalam oven listrik selama ± 4 jam dengan tempratur 105°C untuk dipanaskan

− Setelah itu dimasukkan ke dalam desikator untuk didinginkan selama ± 15 menit

− Biji buah kelapa sawit hasil press yang telah kering ditimbang b. Sokletasi

− Labu alas kosong 250 ml ditimbang, lalu dimasukkan pelarut N-Hexan ± 150 ml

− Biji buah kelapa sawit hasil press yang telah kering dimasukkan kedalam timbel dan ditutup dengan kapas.

− Disokletasi selama ± 4 jam, minyak yang terdapat pada biji buah kelapa sawit hasil press terlarut bersama N-Heksan

− N-Heksan yang mengandung minyak diuapkan kembali dan sebagian minyak tinggal di labu alas

− Labu alas yang berisi minyak dipanaskan dalam oven selama ± 15 menit

− Setelah itu didinginkan dalam desikator selama ± 15 menit

− Labu alas yang berisi minyak ditimbang,


(37)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data

Tabel 1. Persentase minyak dalam serat biji buah kelapa sawit hasil press Tanggal Pengamatan No Sampel Berat Biji kering (gr)

Berat minyak setelah ekstraksi (gr)

% kehilangan minyak

10/01/2011 1 77,8112 0,4435 0,57 2 73,3076 0,4251 0.58 3 89,4285 0,5365 0,60 4 71,6363 0,4369 0.61

Rata-rata 0,5900

11/01/2011 1 75,5784 0,4610 0,61 2 73,9057 0,4360 0.59 3 75,6967 0,4693 0,62 4 74,7124 0,4109 0,55

Rata-rata 0,5925

12/01/2011 1 79,4422 0,4845 0,61 2 76,7273 0,4066 0,53 3 77,7476 0,4353 0,56 4 77,8556 0,4593 0,59

Rata-rata 0,5725

13/01/2011 1 71,2581 0,4631 0,65 2 80,5825 0,4593 0,57


(38)

3 78,3971 0,4860 0,62 4 77,8623 0,4282 0,55

Rata-rata 0,5975

4.2. Perhitungan

Berat minyak setelah ekstraksi

% kehilangan minyak = x 100 % Berat biji buah kelapa sawit hasil press

Tanggal 10 Januari 2011 Sampel 1

0,4435

% kehilangan minyak = x 100 %

77,8112

14/01/2011 1 77,4894 0,4494 0,58 2 74,8280 0,4639 0,61 3 75,8370 0,4474 0,59 4 76,1767 0,4418 0,57

Rata-rata 0,5875

15/01/2011 1 75,8392 0,4398 0,58 2 77,9238 0,4675 0,60 3 76,3898 0,4812 0,63 4 74,0374 0,4590 0,62


(39)

Untuk sampel berikutnya dilakukan perhitungan yang sama sehingga dihasilkan data pada table 1.

Rata-rata persentase perhari : Jumlah % kehilangan minyak 4

Tanggal 10 Januari 2011

Rata-rata persentase perhari : 0,57 + 0,58 + 0,60 + 0,61 4

Untuk hari berikutnya dilakukan perhitungan yang sama sehingga dihasilkan data pada table 1.

Rata-rata keseluruhan : Jumlah rata-rata persentase perhari 6

Rata-rata keseluruhan : 0,5900 + 0,5925 + 0,5725 + 0,5975 + 0,5875 + 0,6075 6

= 0,59125 %

4.3. Pembahasan

Persentase kehilangan minyak kelapa sawit pada biji kelapa sawit di stasiun press disebabkan beberapa factor yaitu jenis kempa yang digunakan, tekanan kerja screw press dan air pengencer. Untuk mengetahui apakah lossis dari biji sawit yang telah dipress sesuai dengan standar pabrik yang telah ditetapkan maka dilakukan analisis dengan cara mengekstraksi biji menggunakan n-heksan sebagai pelarut dengan teknik sokletasi dan fungsinya adalah untuk mengambil minyak yang terdapat pada biji kelapa sawit. Percobaan dilakukan selama enam hari pada saat pabrik sedang beroperasi, dalam satu hari dilakukan empat percobaan yang berbeda tetapi dengan sampel dan tempat yang sama. Hasil dari empat percobaan yang dilakukan kemudian


(40)

dirata-ratakan. Rata-rata lossis minyak kelapa sawit yang diperoleh pada hari pertama sampai hari keenam yaitu :

1. 0,5900 % 2. 0,5925 % 3. 0,5725 % 4. 0,5975 % 5. 0,5875 % 6. 0,6075 %

Rata-rata keseluruhan adalah 0,59125 %. Persentase kehilangan minyak sawit tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤ 0,60 %.


(41)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari analisa yang didapat disimpulkan bahwa persentase kehilangan minyak sawit yang terdapat dalam ampas press di PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau adalah 0,5725 – 0,6075 % dimana hasil tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤ 0,6 %.

5.2. Saran

Persentase kehilangan minyak pada biji press di PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau masih dalam jangkauan standar pabrik tetapi terkadang berubah karena faktor tekanan, dan air pengencernya serta alatnya. Oleh sebab itu harus tekanan pada screw press harus diperhatikan sesuai dengan prosedur yang ada dan air pengencer diberikan lebih banyak agar lossis minyak lebih kecil.

Untuk pengerjaan selanjutnya pada analisa lossis biji press dari stasiun pengepresan adalah dilakukan ekstraksi dengan waktu yang lebih lama dan sampel yang lebih banyak dan teracak, agar analisis perhitungan kehilangan minyak dalam ampas press lebih akurat.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Bergeyk,V,K. 1981. Teknologi Proses. Jilid II. Jakarta: Penerbit Bharata Karya Aksara.

Djoehana. S., 1991. Budidaya Kelapa Sawit . Yogyakarta: Kanisius.

Fauzi,Y.2002. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Cetakan 14. Jakarta: Penebar Swadaya Karim, A. 2001. Metoda Kualitatif Pengolahan Kelapa Sawit dan Program

Peringatan, Program Perawatan pada Pabrik Kelapa Sawit dengan Bantuan Komputer.

Ketaren,S.1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi I. Cetakan 1. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (Ul-Press).

Mangoensoekarjo,S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Naibaho,P.M. 2001. Azas dan Metode Pengolahan Kelapa Sawit.fusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Pahan,I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Cetakan 1. Jakarta : Penebar Swadaya.

Risza, S. 1994. Kelapa Sawit. Yogyakarta: Konisius

Siagian,J.M. 1999. Manajemen Pabrik Kelapa Sawit, Teknik dan Pengolahan. Medan: Pendidikan Ahli Usaha Perkebunan.

Tim Penulis. 1997. Kelapa Sawit Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil danAspek Pemasaran. Cetakan 8. Jakarta: Penebar Swadaya.


(43)


(44)

Lampiran A. Standar Persentase (%) Kehilangan Minyak untuk Minyak Sawit dan Inti Sawit

Minyak Sawit

No Material

% Contoh % Material Balance % TBS

Norma Norma Norma

1 Tandan kosong 2,21 22,57 0,47

2 Biji 0,60 11,00 0,07

3 Ampas 6,00 12,50 0,75

4 Sludge akhir 0,60 60,00 0,36

TOTAL 1,65

Inti Sawit

No Material

% Contoh % Material Balance % TBS

Norma Norma Norma

1 Ampas 2,40 12,50 0,25

2 LTDS I 4,00 4,00 0,16

3 CKC Claybath 7,00 2,70 0,19


(45)

Lampiran B : Gambar alat soklet yang digunakan dalam laboratorium Pabrik Kelapa Sawit PTPN II-Pagar Merbau


(1)

dirata-ratakan. Rata-rata lossis minyak kelapa sawit yang diperoleh pada hari pertama sampai hari keenam yaitu :

1. 0,5900 % 2. 0,5925 % 3. 0,5725 % 4. 0,5975 % 5. 0,5875 % 6. 0,6075 %

Rata-rata keseluruhan adalah 0,59125 %. Persentase kehilangan minyak sawit tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤ 0,60 %.


(2)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari analisa yang didapat disimpulkan bahwa persentase kehilangan minyak sawit yang terdapat dalam ampas press di PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau adalah 0,5725 – 0,6075 % dimana hasil tersebut sesuai dengan standar pabrik yaitu ≤ 0,6 %.

5.2. Saran

Persentase kehilangan minyak pada biji press di PT. Perkebunan Nusantara II Pagar Merbau masih dalam jangkauan standar pabrik tetapi terkadang berubah karena faktor tekanan, dan air pengencernya serta alatnya. Oleh sebab itu harus tekanan pada screw press harus diperhatikan sesuai dengan prosedur yang ada dan air pengencer diberikan lebih banyak agar lossis minyak lebih kecil.

Untuk pengerjaan selanjutnya pada analisa lossis biji press dari stasiun pengepresan adalah dilakukan ekstraksi dengan waktu yang lebih lama dan sampel yang lebih banyak dan teracak, agar analisis perhitungan kehilangan minyak dalam ampas press lebih akurat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Bergeyk,V,K. 1981. Teknologi Proses. Jilid II. Jakarta: Penerbit Bharata Karya Aksara.

Djoehana. S., 1991. Budidaya Kelapa Sawit . Yogyakarta: Kanisius.

Fauzi,Y.2002. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Cetakan 14. Jakarta: Penebar Swadaya Karim, A. 2001. Metoda Kualitatif Pengolahan Kelapa Sawit dan Program

Peringatan, Program Perawatan pada Pabrik Kelapa Sawit dengan Bantuan Komputer.

Ketaren,S.1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi I. Cetakan 1. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (Ul-Press).

Mangoensoekarjo,S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Naibaho,P.M. 2001. Azas dan Metode Pengolahan Kelapa Sawit.fusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Pahan,I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Cetakan 1. Jakarta : Penebar Swadaya.

Risza, S. 1994. Kelapa Sawit. Yogyakarta: Konisius

Siagian,J.M. 1999. Manajemen Pabrik Kelapa Sawit, Teknik dan Pengolahan. Medan: Pendidikan Ahli Usaha Perkebunan.

Tim Penulis. 1997. Kelapa Sawit Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil danAspek Pemasaran. Cetakan 8. Jakarta: Penebar Swadaya.


(4)


(5)

Lampiran A. Standar Persentase (%) Kehilangan Minyak untuk Minyak Sawit dan Inti Sawit

Minyak Sawit No Material

% Contoh % Material Balance % TBS Norma Norma Norma

1 Tandan kosong 2,21 22,57 0,47

2 Biji 0,60 11,00 0,07

3 Ampas 6,00 12,50 0,75

4 Sludge akhir 0,60 60,00 0,36

TOTAL 1,65 Inti Sawit

No Material

% Contoh % Material Balance % TBS Norma Norma Norma

1 Ampas 2,40 12,50 0,25


(6)

Lampiran B : Gambar alat soklet yang digunakan dalam laboratorium Pabrik Kelapa Sawit PTPN II-Pagar Merbau