Rele Proteksi Rele Proteksi Arus Lebih

PCC Point of Common Coupling = Titik sambung bersama.

2.6. Arus Lebih

Arus lebih adalah arus yang melampaui arus beban maksimum yang dibolehkan arus pengenal alat yang diproteksi .[12] Arus lebih ini dapat berupa beban lebih dimana arus ≥ 1,05 I n dan arus karena gangguan hubung singkat ≥ 4 I n arus nominal [13].

2.7. Rele Proteksi

Rele proteksi adalah suatu rele yang didisain untuk menginisiasi diskoneksi sebagian dari instalasi listrik dan atau mengoperasikan sinyal peringatan jika terjadi gangguan atau kondisi abnormal pada instalasi [2]. Rele proteksi mempunyai sarana pengukuran besaran sistem tenaga arus dan tegangan dan memprosesnya lewat sistem elektromekanis atau analog elektronik atau internal logik, dan mempunyai kapasitas untuk mengkontrol operasi Pemutus Tenaga PMT atau Circuit Breaker CB. Analog elektronik atau Logik internal memperkenankan rele menginisiasi urutan tripping jika kondisi abnormal terjadi dalam sistem tenaga. Berdasarkan konstruksinya ada dua tipe rele yaitu: elektromekanis dan statis. Rele Elektromekanis, gaya yang bekerja dihasilkan oleh interaksi gaya-gaya elektro mekanis, sedangkan Rele Statis didasarkan pada aplikasi komponen elektronika seperti dioda, transistor, kapasitor dll sehingga beroperasi sama seperti sistem elektromekanis Universitas Sumatera Utara namun tidak ada bagian yang bergerak dalam operasinya [14].

2.8. Rele Proteksi Arus Lebih

Rele Proteksi arus lebih berfungsi menginisiasi diskoneksi sebagian dari instalasi listrik atau mengoperasikan sinyal peringatan jika terjadi gangguan arus lebih baik karena gangguan beban lebih maupun karena gangguan arus hubung singkat sehingga alat yang diproteksi terhindar dari kerusakan dan lingkungan juga aman untuk manusia maupun untuk alam sekitar. Rele arus lebih ada dua tipe yaitu tipe elektromekanis dan tipe statis sebagaimana diuraikan berikut ini [15]. 2.8.1. Rele proteksi arus lebih elektromekanis Gambar 2.4 Rele elektromekanis [1,2] Piringan Koil kutub tengah Elektromagnet Plug Magnet Keeper Universitas Sumatera Utara Komponen utama rele ini adalah unit piringan induksi dan 3 kutub electromagnet seperti terlihat pada Gambar 2.4. Piringan ini dipegang oleh suatu pegas penahan. Seluruh energi operasi diberikan ke kumparan kutub tengah. Satu kutub luar dilengkapi dengan kumparan lag. Kutub lainnya tidak ada kumparan nya. Arus I pada kumparan utama menghasilkan fluksi ߔ yang lewat celah udara menuju piringan, akhirnya tiba di Keeper. Fluksi ߔ kembali sebagai ߔ L lewat lengan kiri dan sebagai ߔ R lewat lengan kanan dimana Φ = ߔ L + ߔ R . Kumparan lag terhubung Universitas Sumatera Utara singkatkan di lengan kiri menyebabkan ߔ L terbelakang dari ߔ R dan Φ. Dengan adanya arus pick-up fundamental maka timbul Torsi yang cukup kuat untuk mengatasi Torsi pegas penahan piringan dan menyebabkan piringan mulai bergerak. Torsi ini di hasilkan dari interaksi antara arus di piringan yang diproduksi oleh tiap kutub dan fluksi-fluksi dua kutub lainnya. Kenaikan frekuensi arus input menyebabkan perubahan kecil pada arus yang diproduksi di sirkit kumparan lag. Akan tetapi, fluksi pada kutub ini akan turun berlawanan dengan proporsi kenaikan frekuensi, menjaga sifat elektromagnet sebagai ekivalent dari transformator arus. Dengan cara yang sama, fluksi pada kutub luar lainnya menurun karena gaya gerak magnet mmf rendah padanya. Jadi fluksi pada kutub tengah adalah jumlah fluksi-fluksi dua kutub luar lainnya, yang juga diturunkan. arus sirkit kumparan lag tetap. Penurunan rotasi piringan ini, menyebabkan arus pick- up bertambah, dan akhirnya menyebabkan efisiensi elektromagnet dirusak pada point non operasi. Harmonisa dikombinasikan dengan fundamental menimbulkan efek serius pada nilai arus pick-up dan waktu operasi dari kurva arus-waktu inverse rele arus lebih elektromekanis [1,2]. Setiap penghantar yang dilalui arus meghasilkan fluksi yaitu : Universitas Sumatera Utara Arus I menghasilkan fluksi ߔ 1 dan arus I s menghasilkan fluksi ߔ s sehingga interaksi kedua fluksi ini menghasilkan torsi elektromekanis yaitu : T em = k n ߔ 1 ߔ s Sin ࢲ [1,2,12,16]…………………………………..........… 2.7 dimana : k n = konstanta torsi elektromekanis Sin ࢲ = sinus sudut yang dibentuk kedua fluksi Torsi yang bekerja pada piringan merupakan resultanta torsi elektromekanis dan torsi pegas yaitu: Universitas Sumatera Utara T g = T em - k 2 ; T g = k n ߔ 1 ߔ s Sin ࢲ – k 2 [1,2,12]…………………..........… 2.8 dimana : I = arus efektif yang mengalir dalam kumparan utama Is = arus pada kumparan lag k 2 = torsi pegas penahan T g = torsi gerak Fluksi pada kutub tengah adalah jumlah fluksi-fluksi dari 2 kutub luar lainnya, juga dikurangi dengan penurunan arus pemagnetan untuk pengurangan frekuensi dan arus sirkit kumparan-lag tetap, efeknya adalah untuk kutub tengah dan fluksi-fluksi kutub non-lag menarik mendekati sefasa. Ini menurunkan rotasi piringan, menyebabkan arus pick-up naik, dan akhirnya menyebabkan efisiensi elektromagnet menjadi semakin turun sehingga tak beroperasi [1, 2, 12, 16]. Kurva arus-waktu Inverse didisain bekerja dengan arus sinusoidal, tidak dapat bekerja secara efektif dengan arus non sinusoidal yang mengandung komponen harmonisa. Arus pick-up baik arus fundamental maupun arus rms terdistorsi naik sesuai kenaikan THDi; hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.4, Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4 Perubahan I 1 dan I t sesuai perubahan THDi [1] THDi 6,00 35,31 46,08 68,99 70,65 85,86 I 1 A 1,10 1,14 1,22 1,34 1,40 1,46 I t A 1,10 1,20 1,30 1,60 1,68 1,90 Gambar 2.5 THDi vs I 1 [1] Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6 Kurva THDi vs I t [1] Demikian juga waktu operasi rele t trip semakin lambat sesuai kenaikan THDi sekalipun I t tetap sebesar 2,00 A seperti diperlihatkan pada Tabel 2.5.dan Gambar 2.7 berikut ini : Tabel 2.5 Perubahan t trip sesuai perubahan THDi [1] THDi 6,43 27,45 35,12 59,50 65,23 85,20 t trip s 4,63 5,27 5,98 8,68 9,58 14,96 Universitas Sumatera Utara Dari data pada Tabel 2.5 diatas dibentuk kurva Gambar 2.7. Gambar 2.7 Kurva Karakteristik arus-waktu [1] Karakteristik Arus-Waktu Inverse Rele Arus Lebih Elektromekanis Untuk Arus Sinusoidal t trip detik vs I 1 A . Distorsi harmonisa menyebabkan kenaikan waktu trip rele sehingga komponen sistem tenaga yang diproteksi oleh rele ini akan berpeluang menjadi panas dan akhirnya rusak demikian juga koordinasi rele ini tidak dapat terealisasi secara sempurna. Universitas Sumatera Utara 2.8.2. Rele proteksi arus lebih statis Sudah sejak beberapa tahun lalu rele statis ini digunakan menggantikan rele elektromekanis dan banyak digunakan pada sisi tegangan menengah 20 kV Gardu Induk 150 kV20 kV. Rele statis ini mirip dengan rele elektromekanis dalam fungsinya dan dapat langsung menggantikan rele elektromekanis yang ada. Adapun bentuk fisik dari rele statis ini dapat dilihat pada Gambar 2.8. berikut ini : Gambar 2.8 Rele proteksi arus lebih statis Kuantitas input sistem tenaga yang diukur oleh rele ini, berupa kuantitas analog yaitu arus, tegangan, sudut fasa, dan daya. Ini dibandingkan secara tunggal atau kombinasi dengan suatu referensi “setelan” level dan suatu keputusan digital yesno dihasilkan dalam pengukuran ini. Jika rele ini tanpa rele tunda time delay maka rele ini adalah rele dengan karakteristik Inst [12]. 2.8.2.1.Rele statis dengan waktu tunda time delayed Sirkit yang biasa dipakai adalah: a. Sirkit konverter ac ke dc untuk mengkonversikan kuantitas input ac ke dc untuk pengukuran subsikuent dan komparasi. b. Detektor Level membandingkan kuantitas analog input dengan suatu level dan memberikan perintah output digital ketika set level dilampaui. Universitas Sumatera Utara

c. Timers yang memberikan perintah waktu tunda apakah konstan atau