Penentuan kadar gula pereduksi metode Luff Schrool SNI 01- 2891- Penentuan DE Dekstrosa Ekuivalen Shi dkk, 2000

kemudian ditambahkan air sampai tanda tera. Larutan sampel dikocok dan dibiarkan selama 20 menit. Larutan sampel diambil untuk dianalisa spektrofotometer. Selain itu, dibuat juga larutan blanko dengan cara mencampurkan semua bahan kecuali sampel. Kadar amilosa diukur dengan cara sebagai berikut : Kadar amilosa = x 100 Dimana: A = konsentrasi amilosa dari kurva standar mgml Fp = faktor pengenceran V = volume awal ml W = bobot awal mg Kadar amilopektin diperoleh dari selisih antara kadar pati dengan kadar amilosa sampel. Analisis Produk Maltodekstrin

1. Penentuan kadar gula pereduksi metode Luff Schrool SNI 01- 2891-

1992 titrasi iodometri Sampel diambil sebanyak 5 g ditimbang dengan neraca analitik dan dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml serta ditambah air aquades hingga tanda batas. Kemudian disaring dan dipipet 10 ml, filtratnya dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml. Ditambahkan 10 ml Pb asetat 5 kemudian dikocok. Larutan yang didapat dites dengan tetesan larutan Na2HPO4 10 , bila timbul endapan putih berarti sudah cukup. Selanjutnya ditambahkan air hingga tanda batas, dikocok dan Universitas Sumatera Utara dibiarkan sekitar 30 menit dan kemudian disaring. Sebelum terjadi inversi filtrat sebanyak 10 ml dipipet ke dalam labu erlenmeyer 500 ml bertutup asah. Kemudian ditambahkan 15 ml air, dan 25 ml larutan Luff Schoorll dipanaskan selama 2 menit sampai mendidih dan dididihkan terus selama 10 menit dengan nyala kecil diangkat dan didinginkan cepat. Setelah dingin ditambahkan 5 ml KI 20 dan 5 ml H2SO4 25 dengan pelan-pelan. Selanjutnya dititrasi dengan larutan Natrium thiosulfat 0,1 N dan larutan kanji 1 sebagai indikator titrasi sampai warna biru tua hilang. Dari selisih kedua penitaran dapat dihitung jumlah glukosa fruktosa atau gula invert dengan menggunakan daftar tabel Lehman. Penentuan pada tabel Lehman mg kesetaraan. Kadar gula reduksi = x 100 Dimana : mg kesetaraan = volume blanko – volume sampel yang dikorelasikan dengan tabel Luff Schroorl fP = faktor pengenceran yaitu bagian dari keseluruhan suatu sampel yang diambil dari labu ukur fN = faktor normalitas Na 2 S 2 O 3 0,1 N ml sampel total = volume sampel sebelum dianalisis Ket : dari 100 ml larutan sampel diambil 10 ml untuk setiap kali titrasi, jadi factor fP adalah 10. Universitas Sumatera Utara

2. Penentuan DE Dekstrosa Ekuivalen Shi dkk, 2000

Nilai Dextrose Equivalen diawali dengan mencari nilai Fehling factor dengan cara 2,5g glukosa dilarutkan dengan aquades sampain 1000 ml lalu diambil 15 ml dan ditambahkan larutan Fehling A dan B masing-masing 5 ml. Campuran di didihkan kemudian dititrasi dengan larutan glukosa sampai warna cokelat kemerahan, kebutuhan titran dicatat lalu Fehling factor dihitung dengan cara: FF = Setelah itu membuat maltodekstrin 10 gr dalam 200 ml aquades, masukkan kedalam buret. Sedangkan kedalam elemeyer masukkan 50ml aquades, ditambahkan masing-masing 5 ml Fehling A dan Fehling B dan indicator metilen blue 3 tetes. Larutan di didihkan dan dititrasi dengan larutan sirup gula sampai berwarna cokelat kemerahan. Titran yang dibutuhkan dicatat kemudian hitung nilai DE. DE = FF x

3. Penentuan Rendemen