14 dimana :
KS = Kerapatan stomata mm
2
n = jumlah stomata Apabila :
Diameter bidang pandang = 5 x 10
-1
= 0.5 mm. Luas bidang pandang
= ¼ x η x d
2
= ¼ x 3.14 x 0.52 = 0.19625 mm
2
c. Analisis Kadar Hara Ca dan Mg dalam Jaringan Akar, Pelepah,
Leaflet . Pengukuran dilakukan pada akhir penelitian 8 BSP. Sampel tanaman yang dihitung adalah dari perlakuan optimum. Jaringan tanaman
dipisahkan masing-masing akar, pelepah dan leaflet. Untuk pengitungan kadar hara pelepah dan leaflet sampel diambil dari pelepah dan leaflet ke-5.
Selanjutnya semua sampel dibawa ke laboratorium untuk di analisis. Analisis hara dilakukan dengan cara mengikuti prosedur baku. Contoh daun
dibersihkan dengan 1 deterjen dan dibilas dengan air bebas ion, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 65
o
C selama 48 jam. Contoh komposit daun yang telah dikeringkan kemudian digiling dan diayak dengan ayakan
berdiameter 1 mm. Contoh daun kemudian dianalisis secara pengabuan basah dengan HNO
3
65, HClO
4
70, H
2
SO
4
98, katalisator campuran selena dengan Na
2
SO
4
500g Na
2
SO
4
+ 5 g Selenium; kemudian ditetapkan kadar hara Ca dan Mg. Unsur Ca dan Mg ditetapkan secara Spectrofotometer
molibdenum biru dengan panjang gelombang 639 nm. d.
Gradasi Warna Daun. Warna daun kelapa sawit diukur dengan color reader.
Alat ini mempunyai sistem notasi warna hunter system warna L, a, dan b. L menyatakan parameter kecerahan brigthness dengan nilai 0 hitam sampai
100 putih. a dan b merupakan koordinat-koordinat kromatisitas, a menyatakan warna kromatik campuran merah hijau dengan nilai +a dari 0
sampai +60 untuk warna merah dan
–a dari 0 sampai -60 untuk warna hijau. Nilai b menyatakan warna kromatik campuran kuning biru dengan nilai +b
dari 0 sampai +60 untuk warna kuning dan nilai –b dari 0 sampai -60 untuk
warna biru. Sampel daun yang diamati adalah daun ke-5 yang dihitung dari atas daun paling muda. Penghitungan dilakukan pada tiga titik pangkal,
tengah dan ujung yang berjarak ± 0.5 cm dari tepi leaflet.
e. Kandungan klorofil. Analisis kandungan klorofil dilakukan berdasarkan
metode Sims dan Gamon 2002. Sampel daun yang diambil adalah daun ke-5 yang dihitung dari atas daun paling muda. Sampel daun ditimbang dengan
berat ± 0,02 g. Daun tersebut dihaluskan dan ditambahkan asetris sebanyak 1 ml. Daun yang sudah halus dimasukkan ke dalam microtube 2 ml, mortar
dibilas dengan asetris sampai microtube penuh 2 ml. Setelah itu disentrifugasi dengan kecepatan 14 000 rpm selama 10 detik. Supernatan diambil 1 ml
kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan asetris 3 ml ke dalam tabung reaksi dan ditutup dengan kelereng kemudian divortex.
Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 470 nm, 537 nm, 647 nm dan 663 nm.
Klorofil a = 0.018173A
663
– 0.000897A
537
- 0.003406A
647
Klorofil b = 0.02405A
647
– 0.004305A
537
- 0.005507A
663
15
3. Analisis Tanah
a. Awal penelitian. Sampel tanah diambil secara komposit yang diperoleh
pada beberapa titik yang mewakili areal yang ditetapkan sebagai lokasi penelitian, sampel tanah diambil pada kondisi kapasitas lapang dengan
menggunakan sekop sedalam ± 20 cm. Sampel tanah dibersihkan dari sisa- sisa akar, setelah bersih diambil sampel seberat 200 g untuk dianalisis.
Analisis tanah dilakukan terhadap tekstur tanah, pH tanah, kadar C- organik, N total, P HCl 25 dan Bray 1, Ca, Mg, K, Na, KTK dan basa-
basa dapat ditukar, KB, dan unsur mikro tersedia Fe, Cu, Zn, Mn.
b. Akhir penelitian. Tanah diambil dari piringan tanaman kelapa sawit
secara komposit. Pengambilan sampel tanah diambil dari perlakuan yang terbaik atau yang berpengaruh nyata, pengambilan sampel terdiri dari 4
empat kedalaman yaitu : 0-7 cm, 7-14 cm, 14-21 cm dan 21-28 cm. Analisis pada sampel tanah tersebut meliputi unsur kalsium dan
magnesium. Pengamatan ini bertujuan untuk melihat perilaku antara respon akar tanaman dalam menyerap hara yang diberikan dengan
pergerakan hara dalam tanah. Pengamatan ini tidak diuji secara statistik atau membandingkan antara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain.
c. Neraca hara Ca dan Mg. Penghitungan neraca hara dilakukan diakhir
penelitian 8 BSP berdasarkan perlakuan optimum yang meliputi :
1. Sumber hara
a Tanah awal = kadar hara tanah x berat kering tanah awal
b Pupuk = dosis pupuk x kadar hara pupuk
2. Recovery nutrient :
a Tanah akhir = kadar hara tanah x berat kering tanah akhir
b Serapan tanaman = kadar hara tanaman x berat kering tanaman
3. Efisiensi pemupukan =
total serapan tanaman pupuk
x 100 4.
Pupuk yang hilang = pupuk
− tanah akhir − tanah awal – serapan tanaman pupuk
x 100 5.
Unsur hara dalam tanah =
hara tanah akhir – hara tanah awal
pupuk
x 100
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Hasil analisis menunjukkan, tekstur tanah terdiri atas pasir 5.31, debu 2.85, dan liat 91.84. Tekstur tanah tersebut adalah liat. Berdasarkan kriteria
Pusat Penelitian Tanah 2008, tanah yang digunakan dalam penelitian termasuk sangat masam dengan pH H
2
O 4.30, kandungan C-organik sedang 2.24, kandungan unsur hara Ca dan Mg tergolong sangat rendah dan rendah dengan
nilai masing-masing 1.77 me 100 g
-1
dan 0.46 me 100 g
-1
. Unsur lainnya seperti unsur N rendah 0.19, unsur P Bray 1 tersedia sangat rendah 4.1 ppm dan
unsur K tinggi 0.82 me 100 g
-1
. Kapasitas tukar kation tergolong sedang 19.38