berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah.
d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi resiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari resiko penyakit tertentu.
Meskipun manfaat dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, masih ada manfaat yang tidak dijamin meliputi:
a. Tidak sesuai Prosedur
b. Pelayanan diluar fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS
c. Pelayanan bertujuan kosmetik
d. General check up, pengobatan alternative
e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi
f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana
g. Pasien bunuh diripenyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa
diri sendiribunuh dirinarkoba.
2.3.2 Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional
UU No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN, dibentuk dalam rangka memberikan jaminan kepada seluruh rakyat, dan
merupakan perangkat hukum untuk mengimplementasikan amanat UUD negara Republik Indonesia tahun 1945, menurut Zaelani 2012 dalam menyelenggarakan
jaminan sosial berdasarkan prinsip-prinsip, yaitu sebagai berikut: 1.
Prinsip Kegotongroyongan. Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme gotong royong dari peserta yang mampu kepada peserta yang kurang
mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat. Peserta yang beresiko rendah membantu peserta yang beresiko tinggi dan peserta yang
sehat membantu peserta yang sakit. Melalui prinsip kegotong-royongan ini jaminan sosial dapat membutuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. 2.
Prinsip nirlaba. Pengelolaan dan amanat tidak dimaksud mencari laba nirlaba bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial akan tetapi tujuan
utama penyelenggaraan jaminan sosial adalah untuk memenuhi sebesar- besarnya kepentingan peserta. Dana amanat, hasil penyelenggaranya, dan
surplus anggaran akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.
3. Prinsip keterbukaan. Kehati-hatian, akuantibilitas, efisiensi dan efektivitas.
Prinsip-prinsip menejemen ini diterapkan dan mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dan yang berasal dari iuran peserta dan hasil
pengembangannya. 4.
Prinsip protabilitas. Jaminan sosial dimaksud untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat
tinggal dalam wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia. 5.
Prinsip Kepesertaan bersifat wajib. Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun
kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan Pemerintah serta
kelayakan penyelenggaraan program. Tahap pertama dimulai dari pekerja
di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informasi dapat menjadi peserta secara mandiri sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial
Nasional dapat mencakup seluruh rakyat. 6.
Prinsip dana amanat. Dana yang terkumpul dari iuran merupakan titipan kepada badan-badan untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka
mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
2.3.4 Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional