Objek dan Daya Tarik Wisata Teknik Pengukuran Manfaat Wisata Alam

26

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan pada objek dan daya tarik wisata, teknik pengukuran manfaat wisata alam dan surplus konsumen.

3.1.1 Objek dan Daya Tarik Wisata

Keindahan dan keunikan yang dimiliki setiap wilayah merupakan suatu hal yang apabila dapat dikelola dengan baik maka dapat menjadikan wilayah tersebut memiliki suatu objek wisata yang memiliki daya tarik wisata tertentu. Definisi mengenai daya tarik wisata menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Oleh karena itu, pengelolan terhadap suatu objek wisata dengan baik dapat mempertahankan daya tarik wisata yang dimiliki wilayah tersebut yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat baik bagi pemerintah setempat maupun masyarakat sekitar. Pengelolaan objek wisata terutama objek wisata alam merupakan suatu hal yang harus dilakukan secara hati-hati karena terkait dengan sifat objek wisata tersebut yang bersifat barang publik atau public goods yakni barang yang memiliki sifat non-rival dan non-exclusive. Hal ini berarti konsumsi atas barang tersebut oleh suatu individu tidak akan mengurangi jumlah barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya; dan non-exclusive berarti semua orang 27 berhak menikmati manfaat dari barang tersebut 3 . Terkait dengan sifat-sifat tersebut maka manfaat ekonomi menjadi sulit diukur, hal ini dikarenakan tidak terdapatnya harga pasar yang mampu mencerminkan nilai dari sumberdaya tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan untuk mengukur berapa besar nilai ekonomi yang dihasilkan suatu sumberdaya alam.

3.1.2 Teknik Pengukuran Manfaat Wisata Alam

Berbagai akvitivas rekreasi yang berhubungan dengan wisata alam merupakan salah satu contoh dari jenis rekreasi di alam terbuka. Penilaian manfaat terhadap aktivitas wisata ini dapat menggunakan metode biaya perjalanan Travel Cost Method. Pada dasarnya metode biaya perjalanan merupakan bagian dari teknik pengukuran tidak langsung, yang dapat digunakan untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam terbuka outdoor recreation. Metode biaya perjalanan memiliki beberapa teknik pendekatan dalam hal pelaksanaannya Turner et al, 1993 yaitu: 1. Metode biaya perjalanan zonal, yaitu dengan membagi lokasi asal pengunjung untuk melihat jumlah populasi per zona, yang digunakan untuk mengestimasi per seribu orang 2. Metode biaya perjalanan individu, yaitu dengan mengukur tingkat kunjungan individu ke tempat rekreasi dan biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu tersebut. Tujuannya adalah mengukur frekuensi kunjungan individu ke tempat rekreasi tersebut 3. Random Utility Approach atau pendekatan utilitas acak, yaitu pendekatan yang mengasumsikan bahwa individu akan berkunjung ke suatu tempat 3 http:id.wikipedia.orgwikiBarang_publik 28 berdasarkan preferensi mereka dan individu tersebut tidak menghubungkan atau mengaitkan antara kualitas tempat wisata dengan biaya perjalanan untuk mencari tempat tersebut. Oleh karena itu pendekatan ini memerlukan informasi tentang semua kemungkinan yang dapat mempengaruhi preferensi individu untuk memilih antara kualitas lingkungan atau biaya perjalanan untuk setiap lokasi rekreasi Penelitian ini akan menggunakan teknik pendekatan metode biaya perjalanan individu atau Individual Travel Cost Method. Menurut Fauzi 2004 secara sederhana, fungsi permintaan dapat ditulis sebagai: V ij = f C ij , T ij , Q ij , S ij , M i ……………………………...........1 Dimana : V ij = jumlah kunjungan oleh individu i ke tempat j C ij = biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi lokasi j T ij = biaya waktu yang dikeluarkan oleh individu i untuk mengunjungi lokasi j Q ij = persepsi responden terhadap kualitas lingkungan dari tempat yang dikunjungi S ij = karakteristik substitusi yang mungkin ada di tempat lain M i = pendapatan income dari individu i Persamaan 1 di atas menggambarkan fungsi generik yang sering digunakan untuk melakukan studi TCM. Agar lebih operasional, fungsi permintaan TCM sering dibuat dalam bentuk linier, yakni: V = α 1 + α 2 C + α 3 S + α 4 M + α 5 T + α 6 Q ……………………2 Setelah mengetahui fungsi permintaan, kita dapat mengukur surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi. Surplus konsumen diukur melalui formula: WTP ≈ CS 2 = N 2 ………………………...................……………3 2α 1 Dimana N adalah jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu I. Biaya perjalanan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan menuju lokasi 29 wisata. Biaya tersebut meliputi biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya dokumentasi, biaya penginapan dan biaya-biaya lainnya. Adapun fungsi dari biaya perjalanan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: C = B t + B k + Bp + B d + B l …………….………………………4 Keterangan: C = Biaya perjalanan Rporang B t = Biaya transportasi Rporang B k = Biaya konsumsi Rporanghari B p = Biaya dokumentasi Rporang B d = Biaya penginapan Rporanghari B l = Biaya lain-lain Rp

3.1.3 Surplus Konsumen