ERAN ORANG TUA DALAM PEMENUHAN HAK BERMAIN ANAK YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DI KUMON NGAGLIK KOTA BATU

PERAN ORANG TUA DALAM PEMENUHAN HAK BERMAIN
ANAK YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR
DI KUMON NGAGLIK KOTA BATU

SKRIPSI

Oleh :
YANA KIDUNGINTANTRI
NIM. 201010030311017

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSTAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
i

PERAN ORANG TUA DALAM PEMENUHAN HAK BERMAIN
ANAK YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR
DI KUMON NGAGLIK KOTA BATU

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (S-1)
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial

Oleh :
YANA KIDUNGINTANTRI
NIM. 201010030311017

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSTAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama

: Yana Kidungintantri


NIM

: 201010030311017

Jurusan

: Ilmu Kesejahteraan Sosial

Fakultas

: FISIP

Menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi kami yang berjudul:

PERAN ORANG TUA DALAM PEMENUHAN HAK BERMAIN
ANAK YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DI KUMON
NGAGLIK KOTA BATU

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,

kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang, 30 April 2014
Yang menyatakan,

Yana Kidungintantri

KATA PENGANTAR

Merupakan suatu anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang tiada taranya serta
tidak lupa dengan memanjatkan segenap puji syukur atas limpahan rahmat-Nya
karena peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “PERAN ORANG
TUA DALAM PEMENUHAN HAK BERMAIN ANAK YANG MENGIKUTI
BIMBINGAN BELAJAR DI KUMON NGAGLIK KOTA BATU” guna
menyelesaikan studi peneliti pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam hal tersebut peneliti mengambil studi kasus pada
lembaga bimbingan belajar Kumon Ngaglik Kota Batu.
Tentunya dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini peneliti dengan segenap kerendahan
dan ketulusan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Dr. Muhadjir Effendy, M.AP

2.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM Dr. Asep Nurjaman,
M.Si.

3.

Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Drs. Oman Sukmana, M.Si.

4.

Dosen Wali 2010 Zaenal Abidin, S.Sos, M.Si yang telah mendukung
mahasiswanya untuk segera lulus tepat waktu.


5.

Dosen Pembimbing I Zaenal Abidin, S.Sos, M.Si yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penyusunan skripsi selama ini.

6.

Dosen Pembimbing II Hesti Puspitasari S.sos yang telah menyempatkan
waktunya untuk memberikan nasihat maupun masukan kepada peneliti.
ii

7.

Kepada pihak Bimbingan Belajar KUMON Ngaglik Batu yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk mendapatkan informasi dan data di
tempat kursus bimbingan belajar KUMON.

8.

Kepada pihak Orangtua siswa bimbingan belajar KUMON yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk mendapatkan informasi secaran langsung.

9.

Kepada pihak keluarga peneliti khususnya babe, ibu, kakak dan adek yang turut
mendukung untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

10. Kepada teman-teman satu kelas satu perjuangan di Ilmu Kesejahteraan Sosial,
Brian dan warda serta teman-teman lainnya yang bisa saya sebutkan satu persatu.
11. Kepada keluarga baru peneliti di Malang Towns Square, mas Agus, mbk anita,
mbk lila, mas rino, mbk tere, mas wawan, pak triananto, pak wanto serta rekan
kerja lain yang bisa saya sebutkan satu persatu.
12. Kepada Seseorang yang istimewa untuk peneliti yang senantiasa setia menemani,
membantu, mendukung, ketika peneliti mengalami keputus-asaan, kemalasan,
kesulitan, dan kejenuhan.
13. Kepada banyak pihak yang tak mampu peneliti sebutkan satu persatu.
Kami berharap semoga apa yang tertuang dalam Skripsi ini dapat bermanfaat
dalam menyelesaikan tugas Skripsi peneliti pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang, April 2014

Peneliti,

ii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. v
DAFTAR TABEL...................................................................................................... vi
ABSTRAK.............................................................................................................. iii
BAB I.

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.


BAB II.

Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
Rumusan Masalah.............................................................................. 9
Tujuan Penelitian................................................................................ 9
Manfaat Penelitian........................................................................... 10
Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 10

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Anak....................................................................................
1. Definisi Anak.............................................................................
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.....................................
3. Hak Anak....................................................................................
4. Hak Bermain..............................................................................
B. Kesejahteraan Anak dalam Undang-Undang..................................
C. Peran Orang Tua.............................................................................
D. Peran Orang Tua terhadap Hak Bermain Anak..............................
E. Motivasi..........................................................................................
F. Penelitian Terdahulu Terkait dengan Bimbingan Belajar...............


BAB III.

METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

BAB IV.

12
12
14
17
20
29
31

35
37
38

Jenis Penelitian................................................................................
Lokasi Penelitian.............................................................................
Subjek Penelitian............................................................................
Teknik Pengumpulan Data..............................................................
Teknik Analisis Data.......................................................................
Teknik Keabsahan Data..................................................................

41
42
42
43
47
51

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................... 53

iii
iii

1. Gambaran Umum Bimbingan Belajar Kumon...........................
2. Jumlah Siswa Bimbingan Belajar Kumon.................................
3. Jumlah Pengajar Bimbingan Belajar Kumon.............................
4. Proses Belajar Mengajar di Bimbinga Belajar Kumon..............
B. Peran Orang tua dalam Pemenuhan Hak Bermain Anak................
1. Sarana Dan Prasarana Bermain Yang Disediakan Oleh Orang
Tua..............................................................................................
2. Pendampingan Orang Tua Terhadap Anak Pada Saat Anak
Bermain......................................................................................
3. Nilai-Nilai Yang Diberikan Pada Saaat Bermain.......................
4. Hak Bermain Anak.....................................................................
C. Alasan Orangtua Mengikutsertakan Anak dalam Bimbingan
Belajar di Kumon............................................................................
D. Pembahasan.....................................................................................
1. Peran Orang Tua dalam Pemenuhan Hak Bermain Anak yang
Mengikuti Bimbingan Belajar Kumon di Ngaglik Kota Batu...
2. Alasan Orang Tua Mengikutsertakan Anak di Lembaga
Bimbingan Belajar Kumon Ngaglik Kota Batu.........................
Bab V.

53
58
59
59
64
65
67
70
71
75
85
85
88

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................... 99
B. Saran............................................................................................. 100

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 102

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1

Diagram Alir Penelitian.................................................................. 46

Gambar 4.1

Gedung Bagian Depan Kumon Ngaglik Kota Batu........................ 55

Gambar 4.2

Siswa sedang Mengerjakan Soal..................................................... 60

Gambar 4.3

Siswa sedang bermain papan bilangan / bongkar pasang bilangan 61

Gambar 4.4

Bagan hasil penelitian....................................................................... 96

v

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1

Jumlah Siswa Kumon Ngaglik Kota Batu........................................... 58

Tabel 4.2

Jumlah Pengajar Kumon Ngaglik Kota Batu....................................... 59

Tabel 4.3

Alasan Orang Tua Mengikutsertakan Anak Dalam Bimbingan
Belajar Kumon..................................................................................... 78

Tabel 4.4

Motivasi dan Faktor yang Mempengaruhi Orang Tua Mengikutkan
Anak Belajar di Kumon....................................................................... 95

vi

DAFTAR PUSTAKA

Akram Misbah Utsman, 2005. 25 Kiat Membentuk Anak Hebat, Jakarta : Gema
Insani.
Alex Sobur, 1986. Anak Masa Depan, Penerbit Angkasa Bandung.
Anselm Strauss dan Juliet Corbin. 2003. Dasar – Dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Conny R. Semiawan. 2008. Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: PT
Rencana Jayacemerlang.
Dalyono,1997. Psikologi pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Endang Poerwanti, 1998. Dimensi-dimensi Riset Ilmiah, Pusat Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.
Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM.
Huraerah, Abu M.Si. 2012. Kekerasan Terhadap Anak. Bandung: Nuansa Cendekia.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Gaung Persada Press,
Jakarta.
Kartini Kartono, 1986. Psikologi Anak, Penerbit Alumni Bandung,
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung:
Mandar Maju.
Lexy J. Moleong, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage
Publication.
Moeslichatoen, 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta : Rineka
Cipta.
Nazir, Mohammad. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
102

Prasetyo, Dwi Sunar. 2008. Biarkan Anakmu Bermain. UD Adipura: Diva Press.
Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Soejono, Abdurrahman. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugeng Pujileksono dan Fauzik Lendriyono, 2008. Kesejahteraan Anak Masalah
Kebijakan dan Pelayanan Sosial, Pusat Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Press Malang
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: IKAPI.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Soetjiningsih, SpAK. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kedokteran EGD.
Suud, Mohammad. 2006. Tiga Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: PT
Grasindo.
WJS. Poerdarminta,1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Yuli dan Pandu, Yudha. 2008. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Jakarta Selatan: Indonesia Legal
Center Publishing.

Sumber Lain
Agus, Putro. “DetikHealt” (Online)
http://health.detik.com/read/2011/09/23/144642/1729038/764/1/anak-yangkurang-bermain-banyak-timbulkan-masalah (diakses 10 Januari 2014).
Drs. Suparlan M.Ed. 2013. Hak dan Manfaat Bermain Bagi Anak-Anak Kita. (Online)
http://suparlan.com/1262/2013/02/10/hak-dan-manfaat-bermain-bagi-anakanak-kita/ (diakses 21 Januari 2014, 18:46).
Kadekdo. 2011. Rumah Diksi - Rumah Kata Kita. (Online) http://rumahdiksi.
wordpress.com/2011/07/25/mau-senang-jangan-sampai-nyawa-melayang/#more368 (diakses 19 Januari 2014, 16:16).

103

Kizzio.com. 2014. Peran Orang Tua Terhadap Anak. (Online) http://www.
kizzio.com/333-peran-orang-tua-terhadap-anak.htm (diakses 21 Januari 2014,
21:32).
Kompas.com. 2013. Ingat Efeknya... Biarkan Anak Tumbuh Sesuai Usianya! (Online)
http://edukasi.kompas.com/read/2013/10/14/1618542/Ingat.Efeknya.Biarkan.An
ak.Tumbuh.Sesuai.Usianya. (diakses 10 Januari 2014).
Lestari, Siti. 2013. Jangan Rampas Hak Anak Untuk Bermain.
http://www.dikdasmenpwmdiy.or.id/resensi-buku-film-pendidikan/61-bukupendidikan/186-jangan-rampas-hak-anak-untuk-bermain (diakses 21 Januari
2014, 20:39).
Syahroni.2011. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang
Mengikuti Bimbingan Belajar dengan Siswa yang Belajar Formal.(Online).
http://skripsisyahroni.wordpress.com/2011/09/06/skripsi-syahroni-2/ (diakses
8/01/2014 03: 24).
Tedjasaputra, Mayke S.2001. Bermain, Mainan dan Permainan.(Online).
http://books.google.co.id/books?id=6rk4jujVmFsC&printsec=frontcover&hl=
id#v=onepage&q&f=false (diakses 19 Januari 2014, 20:44)
Undang - Undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang pengesahan ILO convention
Nomor 138 concering minimum age for admission to employment (konvesi
ILO mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja).
Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Undang - Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia kususnya pasal
52 sampai dengan pasal 66 mengenai pemenuhan hak- hak anak.
Undang - Undang Nomor 6 tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kesejahteraan Sosial.
Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan (convetion on the elimination of all froms
of discrimination against women).
Undang- Undang Dasar 1945 pasal 20, pasal 20A ayat ( 1), pasal 20, pasal 28B ayat
(2) dan pasal 34.
Unidang - Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Anak Cacat.

104

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep
baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang
telah didominasi oleh pembangunan ekonomi dan tentunya oleh kebijakan
ekonomi. Selain ekonomi paradoks antara pembangunan pendidikan dan
sosial saat ini dirasakan sebagai masalah yang sangat krusial. Terlebih lagi
saat ini faktor pendidikan sangat mempengaruhi kesejahteraan seorang anak.
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak yang dimaksud dengan kesejahteraan anak
adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin
pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani,
jasmani maupun sosial. (dalam UU RI Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Pengadilan Anak)
Definisi anak dalam pengertian manusia merupakan keturunan yang
akan melanjutkan kehidupan manusia di bumi. Anak merupakan anugerah
yang diberikan oleh Tuhan untuk kehidupan sempurna sebuah keluarga
sehingga kesejahteraan anak perlu diperhatikan. Masa depan sebuah
keluarga bahkan bangsa akan tergantung pada kualitas anak - anak atau
calon penerus generasi keluarga bahkan Negara. Setiap anak mampu
menjadi anak yang berkualitas bila diberikan pendidikan sejak dini / sejak

1

1

masa kanak - kanak.
Orang tua dalam memberikan pendidikan terhadap anak pun perlu
memperhatikan faktor – faktor psikologisnya, khususya dalam hal bermain.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian masa kanak - kanak yaitu masa
dimana seorang anak ingin selalu bermain dan menghabiskan waktunya
dengan teman – teman sebayanya. Di masa tersebut anak – anak biasanya
menemukan hal – hal baru yang dilihat dan didengarnya, sehingga
muncullah rasa ingin tahu anak. Dengan rasa keingintahuan tersebutlah
seorang anak akan mendapatkan pendidikan dan menjadi semakin pandai
dalam menyongsong masa depan, tentunya dalam hal ini tidak terlepas dari
bimbingan dan pengawasan orang tua. Namun demikian di era modernisasi
saat ini seringkali ditemui anak – anak yang kurang mendapatkan kebebasan
untuk bermain dan menemukan sendiri hal – hal baru dilingkungan mereka
yang dilihat dan didengarnya.
Adanya kemajuan teknologi dan informasi yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun menjadi salah satu faktor timbulnya masalah tersebut
diatas. Sehingga para orang tua cenderung semakin khawatir akan
pengetahuan – pengetahuan yang nantinya diperoleh anak. Selain itu
tingginya angka kriminalitas yang marak beredar saat ini pun menjadi
kekhawatiran tersendiri bagi orang tua, yang pada akhirnya menimbulkan
batasan – batasan bagi anak dalam bermain baik di lingkungan rumah
maupun sekolah. Dampak adanya batasan – batasan tersebut membuat anak
tidak mengenal permainan – permainan tradisional yang memiliki nilai –

2

nilai tradisional tersendiri di bandingkan dengan permainan modern. Dalam
permainan

tradisional

tanpa

disadari

seorang

anak

akan

belajar

kesederhanaan, percaya diri, kerjasama, saling toleransi, meningkatkan
kreatifitas dalam berpikir, mengontrol diri sendiri, mempelajari lingkungan
sekitar serta hal – hal lain yang cenderung positif dalam pembentukan
karakter yang dapat diterapkan di kehidupan sehari – harinya. Contohnya
permainan bola bekel, gobak sodor, loncat tali, petak umpet dll. Sedangkan
pada permainan modern tidak jarang anak – anak cenderung menjadi
ketergantungan, sehingga orang tua pun semakin susah mengontrol aktifitas
anak sehari – hari termasuk dalam hal memberikan pendidikan,sSeperti
permainan gadget, game online, playstation, mobil tamiya, boneka barbie,
dan lain-lain.
Belum lagi para orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya baik di
luar maupun di dalam rumah. Disinilah terjadi peralihan tanggungjawab
orang tua terhadap anak ke lembaga bimbingan belajar, yang artinya orang
tua memberikan tanggungjawabnya untuk mencerdaskan anak dengan
menitipkan anak tersebut untuk belajar di lembaga bimbingan belajar.
Terlebih lagi saat ini lembaga bimbingan belajar yang telah terpercaya dapat
mensukseskan anak didiknya cukup banyak tersebar di wilayah Indonesia.
Di lembaga bimbingan belajar tersebut anak – anak dibebani dengan
berbagai tuntutan dalam belajar agar cepat membaca, menulis dan berhitung
sejak dini.
Beban yang menjadi tuntutan anak tersebut berdampak pada

3

berkurangnya waktu bermain anak, sehingga adanya permasalahan tersebut
dikhawatirkan akan menimbulkan kecemasan, depresi, perasaan tidak
berdaya, dan narsisisme pada diri anak tersebut. Hal ini pun berdampak
pada banyaknya kasus anak yang mogok sekolah, kurang konsentrasi saat
belajar, cepat merasa bosan, dan lain-lain.
Menurut peneliti kondisi tersebut sangat berbeda dengan kondisi
bertahun – tahun yang lalu. Peter Gray dan Peter LaFreniere seorang
profesor penelitian psikologi di Boston College dan Universitas Maine
dalam harian Healthday yang ditulis Putro Agus Jum’at, 23 September 2011
menjelaskan bahwa "Di tahun 1950-an, anak-anak bebas bermain di luar
yang merupakan tempat alami untuk belajar. Dengan permainan bebas,
mereka memperoleh kompetensi dasar yang diperlukan untuk menjadi
dewasa. Untuk anak laki-laki, permainan yang kasar dan seringkali
menyebabkan jatuh membantu mengajarkan regulasi emosi dalam
mengontrol kemarahannya. Tetapi sejak pertengahan 1950-an, orang-orang
dewasa ikut menentukan kegiatan anak-anaknya dengan mengorbankan
kesehatan mental dan fisik anak-anaknya". Agus, Putro. “DetikHealt”
(Online)

http://health.detik.com/read/2011/09/

23/144642/1729038/764/1/anak-yang-kurang-bermain-banyak-timbulkan-m
asalah (diakses 10 Januari 2014)
Keikutsertaan orang – orang dewasa dalam kegiatan anak – anaknya
di pandang peneliti cukup penting, namun tidak dengan mengurangi bahkan
menghilangkan waktu bermain anak secara signifikan. Dari hasil salah satu

4

survei dengan sampel orang tua yang mewakili nasional pada tahun 1997
terlacak bahwa kegiatan anak – anak bermain di usia 6 sampai 8 tahun 25%
lebih sedikit dibandingkan tahun 1981.
Kondisi demikian lantas tidak akan merubah fakta yang ada
dilapangan yaitu tidak akan ada bedanya antara anak yang bisa membaca,
menulis dan berhitung pada umur 4 tahun dengan anak bisa membaca,
menulis dan berhitung di usia 6 tahun. Hal itu tidak lantas membuat anak
umur 4 tahun ini menjadi superior. Lebih baik biarkan mereka bisa pada
saatnya, karena di situlah keindahannya. Sebaiknya lakukan stimulasi /
rangsangan motorik sesuai dengan usia anak agar anak lebih siap mental.
Walaupun secara daya pikir anak usia 3 tahun bisa untuk diajari membaca,
menulis dan berhitung dengan penuh semangat. Idealnya, kembalikan hak
anak kepada situasi yang sesuai dengan kondisi psikis anak, yaitu jika
memang seharusnya membaca, menulis dan berhitung itu diajarkan di kelas
1 SD. Kompas.com. 2013. Ingat Efeknya... Biarkan Anak Tumbuh Sesuai
Usianya!

(Online)

http://edukasi.kompas.

com/read/

2013/10/14/1618542/Ingat.Efeknya.Biarkan.Anak.Tumbuh. Sesuai. Usianya.
(diakses 10 Januari 2014)
Permasalahan – permasalahan tersebut pun nampak pada lembaga
bimbingan belajar di Kota Batu, khususnya Kumon Ngaglik. Kumon
Ngaglik merupakan lembaga bimbingan belajar di Kota Batu yang khusus
memberikan bimbingan belajar anak dimata pelajaran matematika. Sejak
berdirinya Kumon Ngaglik Kota Batu pada bulan Juli 2012 sampai dengan

5

saat ini jumlah siswa kumon mengalami peningkatan yang cukup signifikan
yaitu dari 10 orang menjadi 60 orang yang terbagi dalam kelompok belajar
playgroup, TK, SD dan SMP.
Jumlah pengajar di Kumon Ngaglik Kota Batu dirasa sudah
mempunyai kompetensi yang cukup memadai dalam memberikan
bimbingan kepada siswa. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya minat
orang tua untuk memasukkan anaknya pada Kumon Ngaglik Kota Batu.
Faktor – faktor pendukung minat orang tua untuk memasukkan anaknya
pada Kumon Ngaglik Kota Batu antara lain agar motivasi anak dalam
belajar matematika semakin meningkat serta agar anak terbiasa melihat,
menghitung dan mempelajari angka dan dunia matematika sejak dini. Selain
itu anak diajarkan untuk bisa mandiri dalam mengerjakan semua tugas –
tugasnya, berani bertanggungjawab terhadap tugasnya serta berani
menyampaikan pendapat di depan umum.
Anak juga diajarkan untuk rutin setiap hari mempelajari materi –
materi yang diberikan, sehingga setiap hari anak dituntut untuk
mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh Kumon Ngaglik
Kota Batu. Bahkan pada saat liburan anak pun dituntut untuk mengerjakan
pekerjaan rumah (PR) agar pikirannya dapat berkembang. Berdasarkan
pengamatan sekilas dilapangan, peneliti melihat terdapat beberapa persoalan
yang mengakibatkan waktu bermain anak – anak yang mengikuti bimbingan
belajar di Kumon Ngaglik Kota Batu sangat kurang. Tidak heran apabila
banyak siswa playgroup dan TK di Kumon Ngaglik Kota Batu yang

6

mengeluh jenuh dan capek.
Permasalahan – permasalahan yang mengakibatkan hak bermain
anak kurang terpenuhi biasanya karena adanya eksploitasi terhadap anak,
tuntutan dari orang tua pada anak agar mereka menjadi anak yang
berprestasi di sekolah, sementara para orang tua tidak memperhatikan
kingginan anaknya. Beberapa kasus yang terjadi juga dikarenakan
kurangnya daya tangkap / daya konsentrasi anak dalam belajar sehingga
mereka ketinggalan pelajaran dengan teman sebayanya. Disinilah anak
dituntut harus bisa menyesuaikan diri dengan materi yang ada tanpa melihat
batas kemampuan dan kekurangannya. Dengan demikian anak semakin
merasa tertekan dengan tuntutan yang dirasa sulit baginya namun harus
tetap dilaksanakan. Terlebih lagi dengan kurikulum pendidikan yang
semakin berkembang sehingga lembaga – lembaga bimbingan belajar pun
berlomba – lomba untuk dapat mengembangkan metode belajar yang ketat
agar melahirkan lulusan yang berkualitas.
Permasalahan yang sudah umum tersebut pun juga menjadi faktor
yang mengakibatkan hak bermain anak kurang terpenuhi di Kumon Ngaglik
Kota Batu. Disinilah peran orang tua dibutuhkan dalam memberikan
motivasi serta hak bermain bagi anaknya. Terlebih lagi menurut Thamrin
Nasution orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab dalam suatu
keluarga termasuk dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak.
(dalam Nasution, 1986:1)
Permainan merupakan sarana yang mendapat prioritas utama bagi

7

diri anak untuk menyalurkan segala keinginannya tanpa menghiraukan
akibatnya. Suatu contoh Wati bermain pasaran dengan tanah lempung,
karena asyiknya sampai tidak menghiraukan lapar, badannya kotor, kusut,
dan sebagainya.

Bermain merupakan gejala yang umum, baik di dunia hewan
maupun di lingkungan masyarakat, seperti lingkungan anak-anak pemuda
dan orang-orang dewasa. Permainan adalah kesibukan yang dipilih sendiri
tanpa ada unsur paksaan, tanpa didesak oleh rasa tanggung jawab.
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Kartono (1986:126) bahwa bermain
atau permainan adalah merupakan sarana penting untuk mensosialisasikan
anak, yaitu sarana untuk mengintrodusir anak menjadi anggota dari suatu
masyarakat, agar anak bisa mengenal dan menghargai masyarakat manusia.
Dalam suasana permainan itu tumbuhlah rasa kerukunan yang sangat besar
artinya bagi pembentukan jiwa sosial sebagai manusia budaya.
Masih banyak orang tua yang menganggap bahwa permainan hanya
membuang-buang waktu saja dan tidak bermanfaat sehingga ia sering
melarang anaknya untuk bermain, dan akibatnya jiwa anak itu akan tertekan
dan timbullah sebutan anak nakal, kuper (kurang pergaulan), pasif dan
sebagainya. Anggapan seperti ini disebabkan oleh karena orang tua kurang
paham akan pribadi anak secara utuh, baik sifat-sifatnya, kecenderungannya,
maupun kodrat keanakannya.
Apabila orang tua sudah berani mengambil keputusan untuk
8

memasukkan anak pada instansi pendidikan baik formal maupun non formal
termasuk dalam hal ini pada Kumon Ngaglik Kota Batu, maka mereka pun
harus mempunyai cara untuk mengatur aktifitas anak tidak terkecuali dalam
hal bermain. Sehingga aspek kesejahteraan anak pun akan dapat terpenuhi.
Namun demikian hampir keseluruhan orang tua siswa di Kumon Ngaglik
Kota Batu kurang berperan dalam memenuhi hak bermain anak.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk
mengkaji lebih dalam terkait dengan “Peran Orang Tua dalam Pemenuhan
Hak Bermain Anak yang Mengikuti Bimbingan Belajar di Kumon
Kelurahan Ngaglik Kota Batu”.

B. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada latar belakang tersebut
diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah yang menjadi fokus
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:
1. Bagaimana peran orang tua dalam pemenuhan hak bermain anak yang
mengikuti bimbingan belajar di Kumon kelurahan Ngaglik Kota Batu?
2. Mengapa orang tua mengikutsertakan anak pada lembaga bimbingan
belajar di Kumon kelurahan Ngaglik Kota Batu?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Ingin mengetahui peran orang tua dalam pemenuhan hak bermain anak
9

yang mengikuti bimbingan belajar di Kumon kelurahan Ngaglik Kota
Batu.
2. Ingin mengetahui alasan orang tua mengikutsertakan anak pada
lembaga bimbingan belajar di Kumon kelurahan Ngaglik Kota Batu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Keilmuan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai bahan
referensi sekaligus untuk memperkaya wacana keilmuan khususnya
Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial akan pentingnya hak bermain
anak guna mewujudkan kesejahteraan anak.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan
evaluasi dan tambahan bagi lembaga pendidikan serta orang tua untuk
mengetahui betapa pentingnya hak bermain anak.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam hal ini, ruang lingkup penelitian oleh peneliti difokuskan
pada:
1. Peran orang tua dalam pemenuhan hak anak untuk bermain khususnya
pada anak usia playgroup dan TK di Kumon Ngaglik Kota Batu antara
lain:
a. Penyediaan sarana dan prasarana anak bermain di rumah;
b. Pendampingan anak saat bermain di rumah;
c. Mengontrol aktifitas bermain anak selama berada di kumon;
10

d. Memberikan saran – saran tentang permainan yang edukatif tetapi
tidak membosankan.
2. Alasan orang tua mengikutsertakan anak pada lembaga bimbingan
belajar di Kumon Ngaglik Kota Batu yaitu:
a.

Kesibukan orang tua dengan pekerjaannya;

b.

Kurangnya motivasi belajar anak dibidang matematika;

c.

Kurangnya konsentrasi anak dalam belajar matematika;

d.

Kurangnya daya tanggap / pemahaman anak terhadap pelajaran
matematika;

e.

Keinginan anak untuk ikut bimbingan belajar di Kumon bersama
teman;

f.

Adanya rujukan dari sekolah tentang Kumon;

g.

Program bimbingan belajar kumon;

h.

Perasaan orang tua saat mengikuti kumon.

11