Sifat Optik Penentuan Koefisien Difusi Bahan Semikonduktor Lithium Tantalat (LiTaO3) di atas Substrat Silikon (100) Tipe-p pada Variasi Suhu

14 Dari kurva yang dihasilkan menunjukan bahwa daerah serapan dari film tipis mulai dari panjang gelombang 400 nm sampai 1000 nm atau pada rentang cahaya visible dan infrared. Dan terlihat puncaknya pada panjang gelombang 680 nm yang merupakan cahaya merah untuk suhu annealing 550 o C namun secara garis besar puncak yang dominan pada cahaya infra merah yaitu pada suhu annealing 800 o C. Hal tersebut menjelaskan bahwa film tipis dapat diaplikasikan sebagai sensor infra merah. Absorbansi maksimum film LiTaO 3 terjadi pada daerah infra merah yaitu pada panjang gelombang 950 nm, terlihat pada Gambar 4.1 puncak absorbansi tertinggi film LiTaO 3 pada suhu annealing 800 o C dan 750 o C, dengan kata lain film LiTaO 3 banyak menyerap energi foton dari cahaya yang mengenainya. Absorbansi film LiTaO 3 setelah proses annealing selama 8 jam juga lebih tinggi. Selain itu, grafik absorbansi pada rentang panjang gelombang 450-950 nm cenderung horizontal, hal ini menunjukkan bahwa film LiTaO 3 dapat menyerap seluruh cahaya pada rentang panjang gelombang tersebut. Pada film LiTaO 3 setelah proses annealing 550 o C absorbansi terjadi pada panjang gelombang 650 nm, hal ini terjadi pada daerah panjang gelombang merah. Namun nilai puncak absorbansi pada film LiTaO 3 setelah proses annealing 850 o C merupakan yang paling tinggi. Gambar 4.2 Reflektansi terhadap panjang gelombang Reflektansi yang diperlihatkan dalam Gambar 4.2 Hubungan antara reflektansi dengan panjang gelombang terlihat pada rentang 400-1000 nm. Pada film lithium tantalat yang telah diannealing pada suhu 800 o C pemantulannya terjadi pada panjang gelombang 910 nm sedangkan pada suhu annealing 550 o C,600 o C, 650 o C, 700 o C, dan 750 o C terjadi pada panjang gelombang 400-1000 nm. Panjang Gelombang nm 400 500 600 700 800 900 1000 R ef le kt an si 20 40 60 80 100 550 o C 600 o C 650 o C 700 o C 750 o C 800 o C 15 a b c d e f Gambar 4.3 Energi band gap film LiTaO 3 pada suhu annealing a 550 o C, b 600 o C, c 650 o C, d 700 o C, e 750 o C, dan f 800 o C 5 10 15 20 25 30 35 40 1 2 3 4 5 6 7 [l n {Rmax -Rm in R -Rm in }] 2 Energi eV 5 10 15 20 25 30 35 40 1 2 3 4 5 6 7 [l n {R m ax -R m inR -R m in} ] 2 Energi eV 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 5 6 7 8 [l n {R m ax -R m inR -R m in} ] 2 Energi eV 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 1 2 3 4 5 ln { Rm ax -R m inR -R m in} ] 2 Energi eV 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 [l n {R m ax -R m inR -R m in} ] 2 Energi eV 5 10 15 20 25 30 35 40 1 2 3 4 5 6 7 [l n {R m ax -R m inR -R m in} ] 2 Energi eV 16 Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah dari pita valensi ke pita konduksi. Pada material semikonduktor, karena celah energinya sempit maka jika suhu naik, sebagian elektron di pita valensi naik ke pita konduksi dengan meninggalkan tempat kosong hole di pita valensi. Elektron yang telah berada di pita konduksi maupun hole di pita valensi akan bertindak sebagai pembawa muatan untuk terjadinya arus listrik. Konduktivitas listrik akan naik jika suhu dinaikkan. Perhitungan nilai energi bandgap dilakukan dengan metode reflektansi yang menggunakan persamaan 3.2. Energi bandgap yang diperoleh dari perhitungan reflektansi menggunakan ekstrapolasi [ln R max -R min R-R min ] 2 . Ketebalan film LiTaO 3 akan bervariasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama faktor suhu substrat. Proses terjadinya film disebabkan atom berdifusi di sekitar substrat yang dipengaruhi suhu substrat. Ketika suhu substrat mencapai suhu optimum, atom yang terbentuk menyebar secara merata di permukaan substrat sehingga meningkatkan laju penumbuhan film. Sedangkan ketika suhu substrat melewati suhu optimum, atom yang terbentuk dapat terlepas dari permukaan substrat evaporasi yang mengakibatkan laju penumbuhan film menurun. Kedua, metode CSD bergantung pada keterampilan penetesan larutan di permukaan spin coating. Ketiga, dari hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa bagian film yang menjadi kering dan lepas dari substrat sehingga mengurangi ketebalan film. Ketebalan film sangat berpengaruh terhadap besar energi bandgap. Variasi suhu annealing juga mempengaruhi besarnya energi bandgap dari film LiTaO 3 . Energi bandgap film LiTaO 3 pada penelitian ini diperoleh pada rentang nilai 2,02-2,98 eV seperti ditunjukkan pada gambar 4.3. Film LiTaO 3 setelah proses annealing pada suhu 550 o C, memiliki energi bandgap paling tinggi sebesar 2,98 eV. Diperlukan energi yang besar pada elektron untuk tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi. Sedangkan pada film LiTaO 3 setelah proses annealing 800 o C, energi bandgap yang diperoleh sebesar 2,02 eV. Hal ini memudahkan elektron untuk tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu besar.

4.2 Sifat Konduktivitas Listrik

Pengukuran nilai konduktivitas listrik film tipis dilakukan dalam 5 kondisi yang berbeda yaitu gelap 0 lux, dengan lampu 1000 lux, 2000 lux, 3000 lux, dan 4000 lux. Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas listrik meningkat seiring dengan kenaikan intensitas cahaya. Peningkatan konduktivitas listrik ini disebabkan tereksitasinya elektron pada pita valensi ke pita konduksi. Elektron pada pita konduksi bebas bergerak di bawah pengaruh medan listrik sehingga semakin banyak elektron tereksitasi ke pita konduksi akibat disinari cahaya yang menyebabkan arus akan meningkat, dengan demikian konduktivitas listriknya juga meningkat dan sebaliknya nilai resistansinya akan menurun karena konduktivitas listrik dan resistansi memiliki hubungan terbalik Omar, 2007. Nilai konduktivitas listrik material bergantung dari material tersebut. Suhu mempengaruhi nilai resistansi dan konduktivitas listrik suatu material. Nilai konduktivitas listrik suatu bahan material menunjukkan material tersebut bersifat isolator, semikonduktor atau konduktor. Besarnya nilai konduktivitas listrik 17 berbanding terbalik dengan resistansinya. Konduktivitas listrik akan meningkat jika resistansi suatu bahan material menurun. Material yang bersifat isolator konduktivitas listriknya akan meningkat jika suhunya ditingkatkan. Pada material yang bersifat konduktor sebaliknya jika suhunya ditingkatkan maka nilai konduktivitasnya menurun. Konduktivitas listrik dari masing-masing sampel dengan variasi suhu annealing dapat dihitung menggunakan persamaan 3.1. Luas kontak A dan jarak antar kontak l pada setiap sampel berpengaruh untuk perhitungan konduktivitas listrik. Material semikonduktor mempunyai nilai konduktivitas listrik pada selang antara 10 -8 sampai 10 3 Scm. Nilai konduktivitas listrik film LiTaO 3 yang diperoleh berkisar antara 10 -6 Scm sampai 10 -5 Scm. Hal ini menunjukkan bahwa film LiTaO 3 adalah material semikonduktor. Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara isolator dan konduktor. Sifat bahan baik konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau pita energi atom-atomnya, yang membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah energi Gap Eg Kwok, 1995. Pengaruh temperatur terhadap nilai konduktivitas listrik memiliki hubungan yang berbanding lurus, artinya peningkatan suhu annealing menimbulkan kenaikan nilai konduktivitas listrik. Hal ini terjadi akibat peningkatan suhu annealing menyebabkan peningkatan evaporasi lapisan film tipis sehingga ketebalan lapisan film tipis berkurang dan cacat strukturnya menurun. Kenaikan konduktivitas listrik akibat elektron yang mengalir akan meningkat karena terjadinya hamburan dengan cacat kristal yang cenderung menurun. Pada pengukuran resistansi dan konduktivitas listrik sebelumnya telah diketahui bahwa film tipis LiTaO 3 yang digunakan merupakan bahan semikonduktor. Bahan semikonduktor yang membentuk persambungan p-n memungkinkan untuk menghasilkan arus dan tegangan ketika diberikan energi yang sesuai bagi elektron dan hole berdifusi. Gambar 4.4 Hubungan konduktivitas listrik terhadap Intensitas cahaya Intensitas Cahaya Lux 1000 2000 3000 4000 Ko nd uk tiv ita s Li st rik µ S cm 2 4 6 8 10 12 550 °C 600 °C 650 °C 700 °C 750 °C 800 °C