Keragaan Sosial Unit Penangkapan Ikan Pelagis Alokasi Unit Penangkapan Ikan Pelagis

Tabel 16 Perbandingan kriteria investasi unit penangkapan ikan pelagis kecil di Kabupaten Bangka Selatan. No. Uraian Alat tangkap Bagan Perahu Bagan Tancap Pancing Jaring Kembung Jaring Millenium 1. NPV Rp. 337.351.128 17.907.443 11.343.665 37.653.839 531.608.060 2. IRR 69,69 80,34 21,74 26,76 58,67 3. Net BC 3,70 3,56 1,30 1,57 2,97

5.3 Keragaan Sosial Unit Penangkapan Ikan Pelagis

Eksistensi usaha perikanan di wilayah pesisir disebabkan karena kultur nelayan yang sulit untuk menerima alternatif pekerjaan lain di luar kegiatan perikanan khususnya penangkapan. Selain itu, eksistensi ini juga diduga dipengaruhi oleh faktor adat istiadat dimana nelayan di pesisir Bangka banyak berasal dari suku Bugis, dimana suku ini sangat terkenal di bidang kemaritiman baik penangkapan ikan maupun penyediaan sarana penangkapan khususnya kapal. Dampak positif yang dapat ditingkatkan dari kegiatan usaha penangkapan ikan khususnya kegiatan penangkapan ikan pelagis adalah penyerapan tenaga kerja dan pendapatan nelayan yang meningkat serta semakin minimnya konflik sosial antar nelayan. Kegiatan penangkapan di Kabupaten Bangka Selatan khususnya perikanan pelagis dapat dikatakan cukup untuk menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja diamati dalam keragaan sosial unit penangkapan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan. Tingkat penyerapan tenaga kerja lima macam alat tangkap pelagis di Kabupaten Bangka Selatan cukup bervariasi dari dari 1 hingga 6 orang tergantung jenis dan skala usaha yang dikelola. Unit penangkapan jaring millenium memerlukan 6 orang tenaga kerja per unit, bagan perahu 3 orangunit, bagan tancap 1 orangunit dan jaring kembung 4 orangunit. Kemudian dari sisi pendapatan yang diperoleh oleh tenaga kerja dalam hal ini nelayan juga cukup baik dengan kisaran Rp. 350.000 per orang per bulan hingga Rp. 2.892.777 per orang per bulan. Secara rinci keragaan sosial unit penangkapan pelagis kecil di Kabupaten Bangka Selatan disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Perbandingan keragaan social usaha perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan.

5.4 Seleksi Unit Penangkapan Ikan Unggulan Berdasarkan Aspek Biologi,

Teknik, Ekonomi dan Sosial Pemilihan unit penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan dengan menggunakan analisis MCA multi kriteria analisis. analisis dilakukan terhadap empat aspek yaitu biologi, teknis, ekonomi dan sosial.

5.4.1 Penilaian aspek biologi unit penangkapan ikan pelagis

Analisis terhadap aspek biologi dilakukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan penangkapan terhadap kondisi sumberdaya dan hasil tangkapan yang diperoleh nelayan. Penilaian aspek biologi unit penangkapan ikan pelagis kecil dititikberatkan pada tiga parameter yaitu jumlah trip, komposisi hasil tangkapan dan ukuran ikan yang tertangkap untuk masing-masing alat tangkap. Kriteria pertama adalah jumlah trip, pemilihan jumlah trip sebagai parameter penilaian ditujukan untuk melihat mutu hasil tangkap nelayan, bila semakin sedikit jumlah trip dalam satu tahun maka mutu hasil tangkapan nelayan semakin buruk karena lama trip kegiatan penangkapannya semakin lama sehingga ikan terlalu lama di kapal dan dapat berkorelasi terhadap penurunan kualitas ikan hasil tangkapan. Alat tangkap yang memiliki prioritas terbaik dari sisi jumlah trip adalah bagan bagan tancap dan bagan perahu, diikuti oleh jaring kembung, pancing dan jaring millenium. No. Uraian Alat tangkap Bagan Perahu Bagan Tancap Pancing Jaring Kembung Jaring Millenium 1. Jumlah tenaga kerja orang 3 1 3 4 6 2. Tingkat pendapatan nelayan Rporangbulan 2.892.778 407.292 271.972 350.000 2.754.167 Kriteria ke-2 adalah komposisi hasil tangkapan unit penangkapan. Penilaian terhadap kriteria ini dilakukan dengan membandingkan jumlah spesies yang tertangkap jika semakin sedikit, maka selektivitas alat tangkap semakin baik dan semakin tinggi pula nilai prioritasnya. Berdasarkan Tabel 18 unit penangkapan pancing merupakan alat tangkap yang lebih diprioritaskan diikuti oleh jaring kembung, bagan dan jaring millenium. Unit penangkapan pancing lebih diprioritaskan karena unit penangkapan pancing memiliki tingkat selektivitas lebih baik bila dibandingkan dengan 4 jenis alat tangkap lainnya. Hal ini secara sederhana dapat dilihat dari komposisi ikan yang tertangkap, berdasarkan hasil wawancara hasil tangkapan pancing rata-rata berjumlah 8 jenis. Kriteria terakhir dari penilaian aspek biologi adalah ukuran hasil tangkapan. Kriteria ke-3 ini juga sangat erat kaitannya dengan selektivitas unit penangkapan, jika unit penangkap berpeluang menangkap ikan dengan ukuran besar dan seragam maka nilai prioritasnya semakin tinggi. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap masing-masing unit penangkapan maka, pancing adalah alat tangkap yang diprioritaskan diikuti oleh jaring millenium dan jaring kembung dan bagan. Secara umum urutan prioritas unit penangkapan unggul berdasarkan kriteria biologi adalah pancing, jaring kembung, bagan perahu dan bagan tancap serta terakhir jaring millenium. Secara rinci urutan prioritas pengembangan unit penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Penilaian dan standardisasi aspek biologi dengan fungsi nilai unit penangkapan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan. No Alat tangkap Biologi W1 UP2 W2 UP3 W3 UP4 1 Jaring kembung 96 2 9 2 3 2 2 Pancing 84 3 8 1 4 1 3 Jaring millenium 24 4 15 3 3 2 4 Bagan tancap 210 1 13 4 2 3 5 Bagan perahu 210 1 13 4 2 3 Hasil standardisasi No Alat tangkap Biologi Total rata- rata Urutan VW1 VW2 VW3 1 Jaring kembung 0,39 0,86 0,50 1,74 0,58 3 2 Pancing 0,32 1,00 1,00 2,32 0,77 1 3 Jaring millenium 0,00 0,00 0,50 0,50 0,17 2 4 Bagan tancap 1,00 0,29 0,00 1,29 0,43 5 5 Bagan perahu 1,00 0,29 0,00 1,29 0,43 4 Keterangan : Wl = Jumlah trip tahun W2 = Komposisi hasil tangkapan jumlah jenis W3 = Ukuran ikan yang tertangkap skor UP = Urutan prioritas VWl = Jumlah trip yang distandardisasi dengan fungsi nilai VW2 = Komposisi hasil tangkapan yang distandardisasi dengan fungsi nilai VW3 = Ukuran ikan yang tertangkap yang distandardisasi dengan fungsi nilai

5.4.2 Penilaian aspek teknis unit penangkapan ikan pelagis

Penilaian aspek teknis terhadap kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Bangka Selatan, didekati dengan empat parameter yaitu metode pengoperasian unit penangkapan, daya jangkau, selektivitas dan penggunaan teknologi. Penilaian parameter metode penangkapan didasarkan pada tingkat kemudahan pengoperasian unit penangkapan. Jadi unit penangkapan mudah dioperasikan maka nilai prioritas pengembangan unit penangkapan semakin baik jika dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Unit penangkapan yang memiliki tingkat kemudahan pengoperasian terbaik adalah pancing kemudian bagan tancap, selanjutnya jaring kembung dan bagan perahu serta terakhir jaring millenium. Dengan demikian dari sisi metode operasi unit penangkapan pancing lebih diprioritaskan dibandingkan alat tangkap lainnya. Kriteria ke-2 adalah daya jangkau unit penangkapan. Pada kriteria ini, nilai prioritas suatu alat tangkap ditentukan berdasarkan kemampuan jelajah dalam kegiatan penangkapan, jika semakin jauh daya jelajah unit penangkapan ikan maka prioritasnya semakin tinggi, karena peluang untuk mendapatkan daerah penangkapan yang laih baik semakin tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dan perhitungan maka urutan daya jangkau unit penangkapan terbaik hingga terendah adalah jaring millenium, kemudian jaring kembung, pancing bagan perahu dan terakhir adalah bagan tancap. Kriteria ke-3 adalah selektivitas alat penangkapan, jika suatu alat tangkap memiliki tingkat selektivitas tinggi maka prioritas alat tangkap tersebut lebih diunggulkan secara teknik bila dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Berdasarkan kriteria tersebut, maka pancing merupakan alat tangkap yang paling selektif dan ramah lingkungan bila dibandingkan dengan unit penangkapan lainnya. Kriteria terakhir dari aspek teknis adalah tingkat penggunaan teknologi. Nelayan Bangka pada umumnya telah menggunakan teknologi yang cukup baik dalam kegiatan penangkapan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara beberapa teknologi yang digunakan adalah penggunaan kapal motor, lampu dengan pembangkit listrik yang berasal dari genset. Penilaian terhadap kriteria penggunaan teknologi didasarkan pada tingkat penggunaan teknologi, jika unit penangkapan menggunakan teknologi lebih maju maka prioritas unit penangkapan lebih diunggulkan secara teknis bila dibandingkan dengan unit penangkapan lainnya. Berdasarkan hasil perbandingan terhadap lima macam unit penangkapan, maka unit penangkapan yang diprioritaskan berdasarkan tingkat penggunaan teknologi adalah jaring millenium, kemudian bagan perahu dan jaring kembung, serta unit penangkapan yang memiliki tingkat penggunakan terendah adalah bagan tancap dan pancing. Secara umum bila dibandingkan berdasarkan semua kriteria teknis pengoperasian unit penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan, maka urutan alat tangkap yang terbaik hingga terendah dari sisi teknis adalah pancing, jaring millenium, jaring kembung, bagan perahu dan bagan tancap. Secara rinci pengurutan prioritas unit penangkapan berdasarkan kriteria teknis disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Penilaian dan standarisasi aspek teknik dengan fungsi nilai unit penangkapan ikan di Kabupaten Bangka Selatan. No Alat tangkap Teknis X1 UP1 X2 UP2 X3 UP3 X4 UP4 1 Jaring kembung 3 3 15 2 3 2 3 2 2 Pancing 5 1 10 3 4 1 2 3 3 Jaring millenium 2 4 30 1 2 3 4 1 4 Bagan tancap 4 2 3 5 2 3 2 3 5 Bagan perahu 3 3 8 4 2 3 3 2 Hasil standardisasi No Alat tangkap Teknis Total rata- rata Urutan VX1 VX2 VX3 VX4 1 Jaring Kembung 0,33 0,44 0,50 0,50 1,78 0,44 3 2 Pancing 1,00 0,26 1,00 0,00 2,26 0,56 1 3 Jaring Milenium 0,00 1,00 0,00 1,00 2,00 0,50 2 4 Bagan tancap 0,67 0,00 0,00 0,00 0,67 0,17 5 5 Bagan Perahu 0,33 0,19 0,00 0,50 1,02 0,25 4 Keterangan : X1 = Metode pengoperasian alat tangkap skor X2 = Daya jangkau unit penangkapan mil X3 = Selektivitas skor X4 = Penggunaan teknologi skor UP = Urutan prioritas VX1 = Metode pengoperasian alat tangkap yang distandardisasi dengan fungsi nilai VX2 = Daya jangkau unit penangkapan yang distandardisasi dengan fungsi nilai VX3 = Selektifitas yang distandardisasi dengan fungsi nilai VX4 = Penggunaan teknologi yang distandardisasi dengan fungsi nilai

5.4.3 Penilaian aspek ekonomi unit penangkapan ikan

Komponen yang menjadi parameter penilaian keragaan ekonomi unit penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Bangka Selatan adalah 1 nilai investasi, 2 biaya usaha, 3 kuntungan usaha, 4 nilai perbandingan penerimaan dan biaya RC, dan 5 Payback Periode PP, 6 Net Present Value NVP, 7 Internal Rate of Return IRR, 8 Net BC. Kriteria pertama pemilihan alat tangkap yang didasarkan pada nilai modal investasi, jika nilai modal untuk investasi semakin besar maka prioritas pemilihanya semakin kecil untuk dipilih secara ekonomi. Berdasarkan hasil perhitungan, urutan prioritas unit penangkapan terbaik dari sisi investasi adalah bagan tancap, pancing, jaring kembung, bagan perahu dan jaring millenium. Kriteria kedua adalah biaya usaha, jenis biaya yang dibandingkan adalah biaya total baik tetap maupun biaya oprasional. Penentuan jenis unit penangkapan yang lebih baik dilakukan dengan melihat jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan. Bila jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha semakin tinggi, maka prioritasnya semakin kecil. Berdasarkan hasil perhitungan, unit penangkapan yang memiliki perioritas terbaik adalah bagan tancap, pacing, jaring kembung, bagan perahu dan jaring millenium. Kriteria ketiga adalah keuntungan usaha, pemilihan unit penangkapan unggul didasarkan pada tingkat nilai tambah yang dihasilkan dari setiap jenis unit penangkapan, jika nilai keuntungan kegiatan usaha suatu alat tangkap semakin besar maka prioritas alat tangkap tersebut juga semakin tinggi. Setelah dianalisis dengan mempertimbangkan biaya usaha dan lain sebagainya diperoleh hasil bahwa unit penangkapan jaring millenium memiliki prioritas lebih baik dibandingkan dengan 4 jenis alat tangkap lainnya. Kriteria keempat adalah nilai RC. Nilai RC digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil usaha dalam periode waktu tertentu, apakah menguntungkan atau justru merugi dan tidak layak untuk dilanjutkan. Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai RC 1 Soeharto 1999. Penentuan unit penangkapan dikatakan unggul atau tidak berdasarkan nilai nilai RC dilakukan dengan membandingkan nilai RC antar alat tangkap, jika nilanya semakin besar maka prioritasnya semakin baik. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa unit penangkapan bagan tancap memiliki nilai RC paling besar 9,30 atau setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh hasil sebesar 9,30 rupiah. Kriteria kelima adalah payback period. Penilaian prioritas secara ekonomi berdasarkan nilai payback period dilakukan dengan membandingkan nilai payback period antar alat tangkap. Jika nilai payback period semakin kecil maka prioritasnya semakin tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan analisis finansial Lampiran 1 sampai Lampiran 10 diperoleh hasil bahwa alat tangkap bagan perahu merupakan alat tangkap yang lebih diprioritaskan jika dibandingkan dengan 4 alat tangkap lainnya. Pemilihan bagan perahu disebabkan unit penangkapan ini memiliki nilai PP terkecil 2,1 tahun sehingga dapat diartikan bahwa unit penangkapan bagan perahu memiliki tingkat pengembalian investasi tercepat bila dibandingkan empat alat tangkap lainnya. Kriteria keenam adalah net present value NVP. Penentuan nilai prioritas suatu unit penangkapan ditentukan dari besar kecilnya nilai NVP, jila nilai NVP semakin besar maka prioritasnya juga semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka unit penangkapan jaring millenium memiliki prioritas terbaik dibandingkan dengan jenis alat tangkap lainnya. Kriteria ketujuh yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan jenis alat tangkap unggulan dari sisi ekonomi adalah Internal Rate of Return IRR. IRR secara sederhana sering diartikan sebagai kemampuan suatu usaha terhadap perubahan suku bunga pinjaman, artinya semakin tinggi nilai IRR suatu usaha maka semakin baik usaha tersebut. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka prioritas ditentukan berdasarkan besar atau kecilnya nilai IRR, jika nilai IRR semakin besar maka prioritasnya semakin tinggi. Berdasarkan Tabel 20 unit penangkapan yang memiliki prioritas terbaik dari sisi ketahanan terhadap perubahan suku bunga pinjaman IRR adalah usaha perikanan bagan tancap. \ Kriteria terakhir yang menjadi bahan pertimbangan adalah Net BC. Seperti halnya BC, net BC adalah perbandingan antara nilai tambah dengan biaya yang dikeluarkan dalam bentuk ril, sehingga penentuan prioritas dilakukan dengan melihat besaran nilai net BC semakin besar maka prioritasnya semakin baik. Dengan mempertimbangkan hal tesebut, maka usaha perikanan bagan perahu adalah yang terbaik karena nilai Net BC nya paling tinggi. Kemudian untuk menentukan unit penangkapn terbaik berdasarkan aspek ekonomi diperlukan kombinasi antara 8 delapan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya. Berdasarkan hasil perhitungan maka unit penangkapan yang terbaik dari sisi ekonomi adalah bagan tancap, bagan perahu, pancing, jaring kembung dan jaring millenium. Tingginya nilai prioritas bagan tancap dari sisi ekonomi karena dari delapan kriteria ekonomi yang diukur, empat diantaranya bagan tancap yang terbaik kriteria tersebut adalah biaya investasi, biaya usaha, nilai RC dan nilai IRR. Secara rinci hasil perhitungan analisis MCA terhadap 8 kriteria ekonomi kegiatan perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 Penilaian dan standardisasi aspek ekonomi dengan fungsi nilai unit penangkapan ikan di Kabupaten Bangka Selatan. Keterangan Y1 = biaya investasi Rupiah Y2 = biaya usaha Rupiah Y3 = keuntungan Rupiah Y4 = RC Y5 = payback periode PP Y6 = Net Present Value NVP Y7 = Internal Rate of Return IRR Y8 = Net BC UP = Urutan prioritas VY1 = biaya investasi Rupiah yang distandardisasi dengan fungsi nilai. VY2 = biaya usaha Rupiah yang distandardisasi dengan fungsi nilai. VY3 = keuntungan Rupiah yang distandardisasi dengan fungsi nilai. VY4 = RC yang distandardisasi dengan fungsi nilai. VY5 = payback periode PP yang distandardisasi dengan fungsi nilai. VY6 = Net Present Value NVP yang distandarkan dengan fungsi nilai VY7 = Internal Rate of Return IRR yang distandarkan dengan fungsi nilai VY8 = Net BC yang distandarkan dengan fungsi nilai Y1 UP1 Y2 UP 2 Y3 UP 3 Y4 UP 4 Y5 UP 5 Y6 UP6 Y7 UP 7 Y8 UP8 1 Jaring Kembung 66,500,000 3 75,607,000 3 8,393,000 4 1.11 5 7.92 5 37,653,839.43 3 26.76 4 1.57 4 2 Pancing 38,260,000 2 68,064,000 2 11,316,000 3 1.17 4 3.38 4 11,343,665.26 5 21.74 5 1.30 5 3 Jaring Milenium 270,000,000 5 351,447,000 5 128,553,000 1 1.37 3 2.10 3 531,608,060.32 1 58.67 3 2.97 3 4 Bagan tancap 7,000,000 1 21,819,500 1 2,618,000 5 9.33 1 2.67 2 17,907,443.17 4 80.34 1 3.56 2 5 Bagan Perahu 124,800,000 4 143,929,000 4 74,071,000 2 2.94 2 1.68 1 337,351,127.91 2 69.69 2 3.70 1 VY1 VY2 VY7 VY8 1 Jaring Kembung 0.77 0.84 0.09 0.11 0.33 5 2 Pancing 0.88 0.86 0.00 0.00 0.51 3 3 Jaring Milenium 0.00 0.00 0.63 0.69 0.39 4 4 Bagan tancap 1.00 1.00 1.00 0.94 0.77 1 5 Bagan Perahu 0.55 0.63 0.82 1.00 0.59 2 0.57 0.00 1.00 0.8415 0.01 5.79 0.22 5.42 0.63 No Alat tangkap No Alat tangkap Hasil standarisasi VY6 Urutan VY4 Ekonomi VY3 0.0000 0.7281 0.07 1.00 rata- rata 4.29 1.00 1.90 2.54 0.05 0.9334 1.0000 0.05 0.00 Ekonomi 0.00 0.01 0.03 Total VY5

5.4.4 Penilaian aspek sosial unit penangkapan ikan

Penilaian aspek sosial dilakukan dengan dua kriteria yaitu penyerapan tenaga kerja dan tingkat pendapatan yang diterima oleh nelayan selama satu tahun. Penilaian prioritas untuk masing-masing kriteria dilakukan dengan membandingkan tingkat pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja, bila kedua parameter ini nilainya tinggi maka prioritasnya juga akan lebih baik dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Berdasarkan kriteria penyerapan tenaga kerja, alat tangkap yang memiliki prioritas terbaik adalah jaring millenium, kemudian jaring kembung, pancing dan bagan perahu, serta bagan tancap pada urutan terakhir. Bila ditinjau dari sisi tingkat pendapatan maka urutan prioritas unit penangkapan terbaik adalah jaring millenium, bagan perahu, bagan tancap, jaring kembung dan pancing. Urutan prioritas berdasarkan dua jenis parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 juga menjelaskan urutan prioritas unit penangkapan unggulan berdasarkan aspek sosial dari yang tertinggi hingga terendah adalah jaring millenium, bagan perahu jaring kembung, pancing dan bagan tancap. Tabel 21 Penilaian dan standarisasi aspek sosial dengan fungsi nilai unit penangkapan ikan di pulau Bangka Kabupaten Bangka Selatan. No. Alat tangkap Sosial Z1 UP1 Z2 UP2 1. Jaring kembung 4 2 4.200.000 4 2. Pancing 3 3 3.263.667 5 3. Jaring millenium 6 1 33.050.000 1 4. Bagan tancap 1 4 21.819.500 3 5. Bagan perahu 3 3 34.713.333 2 Hasil standardisasi No. Alat tangkap Sosial Total rata-rata Urutan VZ1 VZ2 1. Jaring kembung 0,60 0,03 0,63 0,31 3 2. Pancing 0,40 0,00 0,40 0,20 4 3. Jaring millenium 1,00 0,95 1,95 0,97 1 4. Bagan tancap 0,00 0,59 0,59 0,30 5 5. Bagan perahu 0,40 1,00 1,40 0,70 2 Keterangan : Zl = Jumlah tenaga kerja orang Z2 = Pendapatan ABK dalam satu tahun orang per tahun UP = Urutan prioritas VZl = Pendapatan ABK dalam satu tahun yang distandarkan VZ2 = Jumlah tenaga kerja orang yang distandarkan

5.4.5 Seleksi unit penangkapan ikan pelagis

Penentuan alat tangkap prioritas tidak hanya dilihat dari satu atau dua aspek saja melainkan perlu mempertimbangkan berbagai macam aspek yang mempengaruhi keberlangsungan kegiatan penangkapan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga alat tangkap pilihan yang diperoleh merupakan alat tangkap yang memiliki kemampuan terbaik, ramah lingkungan, berdampak positif pada ekonomi, dan secara sosial tidak memimbulkan permasalah- permasalah baru. Berdasarkan hasil analisis terhadap 4 aspek yaitu biologi, teknik, ekonomi dan sosial seperti tertera pada Tabel 22 diperoleh hasil bahwa unit penangkapan yang memiliki prospek baik untuk dikembangkan adalah jaring millenium, bagan perahu, pancing, bagan tancap dan jaring kembung. Secara jelas penentuan prioritas pengembangan perikanan di Kabupaten Bangka Selatan disajikan pada Tabel 22. Tabel 22 Seleksi unit penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan dengan menggunakan aspek biologi, teknis, ekonomi dan sosial No Alat tangkap Biologi Teknis Ekonomi Sosial W1 W2 W3 X1 X2 X4 X5 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Z 1 Z 2 1 Jaring Kembung 96 9 3 3 15 3 3 66.500.000 75.607.000 8.393.000 1,11 7,92 37.653.839 26,76 1,57 4 4.200.000 2 Pancing 84 6 4 5 10 4 2 38.260.000 68.064.000 11.316.000 1,17 3,38 11.343.665 21,74 1,30 3 3.263.667 3 Jering Milenium 24 15 4 2 30 2 4 270.000.000 351.447.000 128.553.000 1,37 2,10 531.608.060 58,67 2,97 6 33.050.000 4 Bagan tancap 210 13 2 4 3 2 7.000.000 21.819.500 2.618.000 9,33 2,67 17.907.443 80,34 3,56 1 21.819.500 5 Bagan Perahu 210 13 2 3 8 2 3 124.800.000 143.929.000 74.071.000 2,94 1,68 337.351.128 69,69 3,70 3 34.713.333 Hasil standarisasi No Alat tangkap Biologi Teknis Ekonomi Sosial Total Rataan UP VW1 VW2 VW3 VX1 VX2 VX4 VX5 VY1 VY2 VY3 VY4 VY5 VY6 VY7 VY8 VZ1 VZ2 1 Jaring Kembung 0,39 0,67 0,50 0,33 0,44 0,50 0,50 0,77 0,84 0,05 0,00 0,00 0,05 0,09 0,11 0,60 0,03 5,87 0,3451 5 2 Pancing 0,32 1,00 1,00 1,00 0,26 1,00 0,00 0,88 0,86 0,07 0,01 0,73 0,00 0,00 0,00 0,40 - 7,53 0,4427 3 3 Jering Milenium 0,00 0,00 1,00 0,00 1,00 0,00 1,00 0,00 0,00 1,00 0,03 0,93 1,00 0,63 0,69 1,00 0,95 9,24 0,5433 1 4 Bagan tancap 1,00 0,22 0,00 0,67 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 0,84 0,01 1,00 0,94 0,00 0,59 7,27 0,4278 4 5 Bagan Perahu 1,00 0,22 0,00 0,33 0,19 0,00 0,50 0,55 0,63 0,57 0,22 1,00 0,63 0,82 1,00 0,40 1,00 9,06 0,5328 2

5.5 Alokasi Unit Penangkapan Ikan Pelagis

Pengembangan perikanan tangkap dengan menggunakan unit penangkapan unggulan sebaiknya tidak melebihi daya dukung ketersediaan sumberdaya perikanan yang ada, sehingga jumlah alokasi yang optimum dari unit penangkapan unggulan tersebut perlu diestimasi dengan baik. Untuk menduga jumlah unit penangkapan ikan optimum di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Linear Goal Programming LGP. Ada 4 empat tujuan utama yang hendak dicapai dalam pengalokasian ini, yaitu: 1 mengoptimumkan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis, 2 penghematan kebutuhan bahan bakarBBM, 3 mengefisienkan penggunaan es dan 4 memaksimalkan penyerapan tenaga kerja. Untuk variabel keputusannya adalah semua jenis unit penangkapan ikan eksisting yang terpilih, yaitu: unit penangkapan bagan perahu X1, bagan tancap X2, pancing X3, jaring kembung X4 dan jaring millenium X5. Secara matematis, tujuan-tujuan utama yang hendak dicapai dan sekaligus juga merupakan batasan yang harus dipenuhi dalam mengoptimumkan alokasi unit penangkapan utama untuk ikan pelagis di perairan Kabupaten Bangka Selatan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Mengoptimumkan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis Nilai pembatas persamaan alokasi unit penangkapan ikan di Bangka Selatan berdasarkan ketersediaan potensi sumberdaya ikan pelagis sebagai batas kanan persamaan dan nilai produktivitas dari setiap unit penangkapan ikan untuk nilai-nilai koefisiennya. Persamaannya adalah sebagai berikut : 21,8 BGNP + 2,5 BGNT + 8 PCG + 8,4 JK + 48 JM + DB1 - DA1 = 38400 Keterangan : BGNP = Bagan perahu BGNT = Bagan tancap PCG = Pancing JK = Jaring kembung JM = Jaring millenium b. Meminimumkan penggunaan bahan bakar minyak solar BBM Bentuk persamaan untuk alokasi unit penangkapan ikan di Bangka Selatan disusun berdasarkan ketersediaan solar dan kebutuhan solar dari masing- masing unit penangkapan ikan dengan persamaan sebagai berikut : 25 BGNP + 15 BGNT + 50 PCG + 20 JK + 65 JM – DA2 = 50000 Keterangan : BGNP = Bagan perahu BGNT = Bagan tancap PCG = Pancing JK = Jaring kembung JM = Jaring millenium c. Mengefisienkan penggunaan es ton Selain BBM, es juga menjadi pembatas dalam menyusun alokasi unit penangkapan di Kabupaten Bangka Selatan. Persamaan pembatas bedasarkan kebutuhan es disusun keperluan masing-masing unit penangkapan terhadap es dalam melakukan operasi penangkapan, kemudian batas kanan persamaan ini adalah jumlah es yang tersedia di Kabupaten Bangka Selatan. Persamaanya adalah sebagai berikut : 0,4 PCG + 0,5 JK + 3 JM – DA3 = 500 Keterangan : BGNP = Bagan perahu PCG = Pancing JK = Jaring kembung JM = Jaring millenium d. Memaksimumkan penyerapan tenaga kerja Parameter keempat yang dijadikan persamaan pembatas adalah jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sektor perikanan tangkap di Kabupaten Bangka Selatan. Persamaan pembatas berdasarkan jumlah tenaga kerja ditentukan berdasarkan jumlah nelayan yang mengoperasikan masing-masing unit penangkapan. Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut: 2 BGNP + 1 BGNT + 2 PCG + 3 JK + 6 JM + DB4 = 6525 Keterangan : BGNP = Bagan perahu BGNT = Bagan tancap PCG = Pancing JK = Jaring kembung JM = Jaring millenium e. Fungsi pembatas non negatif BGNP = 0 , BGNT = 0, PCG = 0, JK = 0, JM = 0 Keterangan : BGNP = Bagan perahu BGNT = Bagan tancap PCG = Pancing JK = Jaring kembung JM = Jaring millenium Proses penyelesaian untuk model linear goal programming ini menggunakan bantuan program paket komputer LINDO Linear Interactive Descrete Optimizer. Hasil olahan program komputer LINDO ditunjukkan pada Lampiran 12. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa alokasi unit penangkapan ikan yang eksisting terpilih di perairan laut Kabupaten Bangka Selatan adalah sebagai berikut: untuk jaring millenium JM dialokasikan sebanyak 574 unit, bagan perahu BGNP sebanyak 227 unit, dan pancing PCG sebanyak 140 unit. Sementara itu, untuk unit penangkapan jaring kembung JK dan bagan tancap BGNT disarankan untuk tidak dialokasikan. Alokasi jumlah armada penangkapan ikan yang optimum di perairan Kabupaten Bangka Selatan dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Alokasi jumlah armada penangkapan yang optimum di perairan Kabupaten Bangka Selatan No. Unit penangkapan ikan Ukuran Jumlah unit 1. Jaring millennium JM 20 GT 574 2. Bagan perahu BGNP 10 GT 227 3. Pancing PCG 5 GT 140 4. Jaring kembung JK 5 GT 5. Bagan tancap BGNT - Jumlah 941 Hasil analisis LGP ini juga menunjukkan bahwa tidak semua sasaran dan tujuan yang dikehendaki tercapai yang ditunjukkan dengan nilai variabel deviasionalnya baik DA maupun DB tidak sama dengan nol. Sasaran atau target yang tidak tercapai tersebut adalah sasaran mengoptimumkan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis, mengoptimumkan kebutuhan es, dan mengoptimumkan penyerapan tenaga kerja. Sementara, sasaran-sasaran yang dapat tercapai adalah mengoptimumkan penggunaan bahan bakar minyak solar BBM. Bila membandingkan hasil analisis alokasi ini dengan jumlah unit penangkapan yang ada pada tahun 2009, maka perlu ada penyesuaian komposisi jumlah dari kelima unit penangkapan tersebut. Ada jenis unit penangkapan yang disarankan untuk dikembangkan, yaitu: unit penangkapan jaring millennium, bagan perahu dan pancing, sedangkan yang disarankan untuk dikurangi atau diganti, adalah: unit penangkapan jaring kembung dan bagan tancap. Perbedaan kemampuan tangkap masing-masing jenis alat tangkap menyebabkan alokasi optimum masing-masing alat tangkap berbeda. Penambahan dan pengurangan ini sangat tergantung dari nilai parameter yang digunakan untuk analisis pengalokasian unit penangkapan, utamanya yaitu: nilai produkivitas unit penangkapan dan jumlah tangkapan maksimum lestari yang diperbolehkan JTB nya. Padahal jumlah unit penangkapan eksisting yang telah melebihi alokasi optimum sebaiknya dikurangi agar sumberdaya yang ada dapat dipertahankan Syahailatua 2006. Menurut Suharso et. al 2006, sumberdaya perikanan dapat dieksploitasi pada tingkat tertentu tanpa dampak negatif terhadap stok sumberdaya ikan. Oleh karena itu, prinsip yang perlu dipahami adalah bagaimana menggali sumberdaya yang ada di Kabupaten Bangka Selatan untuk kehidupan masyarakat secara lestari dan berkelanjutan. Walaupun sumberdaya perikanan termasuk sumberdaya yang dapat diperbaharui, tetapi jika pengelolaannya salah, maka sumberdaya tersebut akan mengalami kepunahan dan tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh manusia. Menurut Yulistyo et al. 2006, salah satu upaya pengembangan usaha penangkapan di perairan pantai yang masih potensial adalah melalui motorisasi dan modernisasi unit penangkapan. Motorisasi tersebut diarahkan untuk kapal penangkap ikan berukuran antara 5-10 GT, 10-30 GT dan 30 GT untuk menjangkau wilayah perairan diatas 12 mil yang sebagian besar belum dieksploitasi under exploited. Selain itu, adanya konsep pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis komunitas yang partisipatif dapat dijadikan solusi maupun masukan yang berharga dalam bidang pemanfaatan perikanan pantai Murdiyanto 2002.

5.6 Strategi Pengembangan Perikanan Pelagis di Kabupaten Bangka