Penelitian Menggunakan Hidroakustik TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 3. Ukuran Butir untuk Sedimen Munurut Skala Wentworth Nama Partikel Ukuran mm Bongkah Boulder 256 Krakal Cable 64-256 Kerikil Peble 4-64 Batu Stone Butiran Granule 2-4 Pasir sangat kasar v. Coarse sand 1-2 Pasir kasar Coarse sand ½-1 Pasir sedang medium sand ¼-½ Pasir halus fine sand 18-14 Pasir Sand Pasir sangat halus very fine sand 116-18 Lumpur kasar Coarse silt 132-116 Lumpur sedang medium silt 164-132 Lumpur halus fine silt 1128-164 Lumpur Silt Lumpur sangat halus v. Fine silt 1256-1128 Lempung kasar Coarse clay 1640-1256 Lempung sedang medium clay 11024-1640 Lempung halus fine clay 12360-11024 Lempung Clay Lempung sangat halus v. Fine clay 14096-12360 Sumber: Wibosono, 2005 Jenis-jenis partikel tersebut sangat menentukan jenis hewan bentos yang mendiami sedimen tersebut sebagai habitatnya, seperti untuk sedimen pebbles dan granules setidaknya akan ditemui hewan-hewan Gastropoda. Pada jenis sedimen sand akan mendapati hewan kerang-kerangan Bivalvia dan untuk sedimen silt biasanya dapat ditemukan hewan cacing Wibisono, 2005.

2.6. Penelitian Menggunakan Hidroakustik

Penelitian dengan menggunakan instrumen hidroakustik telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian mengenai target strength, backscattering strength, volume backscattering strength, area backscattering strength, densitas, klasifikasi habitat dasar perairan, kelimpahan stok sumber daya hayati laut, dan sebagainya. Penelitian mengenai klasifikasi habitat dasar perairan Allo et al., 2009 menyimpulkan bahwa tipe substrat perairan Sumur berdasarkan nilai volume backscattering strength pada lokasi penelitian ditemukan tipe substrat perairan berupa pasir, pasir berlumpur, lumpur berpasir, dan lumpur. Pada tipe substrat lumpur berpasir kepadatan makrozoobenthos berada dalam keadaan tertinggi. Selanjutnya, penelitian mengenai hubungan nilai volume backscattering strength dasar perairan dengan kandungan makrozoobenthos Riantoro, 2010 mengatakan bahwa tipe substrat perairan Gugusan Pulau Pari terdiri dari pasir dan pasir berlumpur, dengan substrat yang dominan pada lokasi penelitian adalah pasir. Namun, pada substrat pasir berlumpurlah kepadatan makrozoobenthos yang tertinggi. Di samping itu, pada penelitian juga dapat diketahui bahwa tipe substrat perairan Selat Malaka terdiri dari pasir berlumpur, pasir, liat berpasir, dan liat, dengan substrat yang dominan adalah pasir. Kepadatan makrozoobenthos tertinggi di perairan Selat malaka terdapat pada substrat liat berpasir. Selain dua penelitian di atas, terdapat juga penelitian mengenai hubungan habitat dengan volume backscattering strength ikan demersal dilakukan oleh Ginting 2010 menghasilkan bahwa ikan demersal yang berukuran kecil lebih dominan dari pada ikan demersal yang berukuran besar. Daerah distribusi ikan demersal yaitu, ikan-ikan kecil berada di dekat pantai dan ikan-ikan besar berada lebih ke arah menjauhi pantai. Adapun nilai-nilai SV untuk substrat yang didapat dari penelitian-penelitian sebelumnya disajikan pada tabel berikut Tabel 4. Tabel 4. Nilai SV Substrat di Beberapa Penelitian Nilai Volume Backscattering Strength SV dB Peneliti Metode Lokasi Pasir Pasir berlumpur Lumpur berpasir Lumpur Irfania, 2009 Matlab Perairan Arafura -19,532 -21,832 -22,283 -25,478 Purnawan, 2009 Matlab Pulau Pari -16,350 - - - Allo, 2008 Echoview Perairan Pandeglang -18,050 -21,090 -27,040 -30,020 Pujiyati, 2008 EP 500 Perairan Babel dan Jawa -20,000 - - -35,910 Manik, 2006 Matlab Samudra Hindia -18,000 - -23,000 -29,000 Sumber: Irfania, 2009

3. METODOLOGI PENELITIAN