3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Perolehan Data
Data akustik yang digunakan diterima sudah dalam bentuk echogram. Data akustik yang diolah sebanyak 20 stasiun, namun karena ada beberapa nilai TS
yang tidak sesuai maka perlu dihilangkan sehingga tersisa 14 stasiun. Perolehan data akustik di Selat Malaka dilakukan sepanjang lintasan oleh tim BRPL.
Perekaman data menggunakan instrumen echosounder split beam EK 60. Data makrozoobenthos yang digunakan merupakan hasil olahan Riantoro
2010 berupa nilai kepadatan makrozoobentos. Data makrozoobenthos yang diperoleh merupakan hasil pengambilan contoh makrozoobenthos pada beberapa
stasiun lapang. Data makrozoobentos yang diamati disesuaikan dengan data akustik yaitu sebanyak 14 stasiun. Contoh makrozoobenthos diambil dengan
menggunakan alat Van veen grab dengan ukuran 20x20 cm
2
. Data ikan demersal yang digunakan sudah dalam bentuk olahan, yaitu dalam
Miscrosoft Excel. Pengambilan contoh ikan demersal menggunakan alat tangkap berupa trawl. Contoh ikan demersal yang diambil sebanyak 7 stasiun, namun ada
1 yang tidak sesuai dengan data akustik sehingga hanya 6 stasiun yang akan diamati.
3.3.2. Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah di dalam Laboratorium BRPL. Tidak semua data perlu diolah, hanya data akustik yang perlu dilakukan pengolahan.
Gambar 3 merupakan diagram alir pengolahan data sampai dihasilkannya suatu hubungan dari setiap data.
Data Grab Data Akustik
Echoview ER 60
Dongle
Hubungan antara Ikan Demersal, Makrozoobentos, dan Substrat
Substrat Klasifikasi
Dasar Perairan
Densitas Ikan
SV max Substrat
TS max dB SV max dB
Ikan Ikan
Bentos Ms. Excel
Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Data Data akustik diolah dengan menggunakan perangkat lunak Echoview 4.0.
Cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan nilai SV max dari ikan dan substrat. Sebelum melakukan integrasi nilai TS max dari ikan, maka terlebih dahulu data
akustik direkam ulang dengan menggunakan perangkat lunak ER 60. Selanjutnya, data TS max dan SV max tersebut diolah pada Microsoft Excel agar didapatkan
nilai densitas untuk ikan. Selain itu, agar dihasilkan informasi yang lebih akurat maka perlu ditambahkan data klasifikasi untuk bentos dan data hasil trawl untuk
ikan, guna mendukung hasil integrasi SV max substrat maka perlu adanya data grab yang telah diklasifikasi. Penggabungan dari ketiga informasi akan
menghasilkan data hubungan antara ikan demersal, makrozoobentos, dan substrat.
Pemaparan lebih lanjut dalam proses integrasi untuk menghasilkan nilai SV max dijelaskan pada Gambar 4, sedangkan untuk TS max pada Gambar 5.
3.3.2. 1. Pengolahan Volume Backscattering Strength SV
Gambar 4 merupakan diagram alir pemaparan lebih lanjut dalam proses integrasi SV.
Data Akustik. dalam .raw
Dongle Echoview 4.0
Echogram
EV File Properties F6 Variable Properties F8
Export dalam .csv
Gambar 4. Diagram Alir Proses Integrasi SV max Pada proses integrasi SV, data akustik yang akan diolah dan dianalisis
menggunakan software Echoview versi 4.0 beserta dongle tersimpan dalam format .raw. Dongle dibutuhkan agar proses integrasi melalui export dapat dilakukan.
Hal yang harus dilakukan agar data sesuai dengan informasi yang diinginkan adalah pada menu Echoview 4 pilih echogram kemudian pilih variable properties
F8 dan masukkan nilai-nilai yang akan diamati. Guna mengetahui nilai E1, maka pada data ganti nilai minimun threshold dengan -50 dB dan maximum
Posisi. Lintang Bujur
Sv max Depth mean
dB meter
threshold dengan 0 dB. Pada display, color display minimum yang digunakan sebesar -50 dB dan color display range sebesar 50. Pada grid, distance grid
menggunakan ping number 500 sesuai dengan data terkecil dengan range grid sebesar 50 m, hal ini dimaksudkan agar tampilan pada echogram tidak
membingungkan pembacanya. Pada ikan, nilai minimun threshold diganti dengan -60 dB dan maximum threshold dengan -20 dB sehingga color display minimum
yang digunakan sebesar -60 dB dan color display range sebesar 40. Pada menu grid nilainya sama dengan nilai E1.
Penentuan daerah yang akan dianalisis pada E1 dengan cara, pada menu Echoview 4 pilih view kemudian pilih EV file properties F6. Pada lines, pilih
new yang kemudian ganti nilai multiply depth by dengan 1 dan then add dengan 0 m, untuk line 1; sedangkan untuk line 2, ganti nilai multiply depth by dengan 1
dan then add dengan 0,2 m yaitu sesuai dengan ketebalan contoh substrat yang diambil. Pada analisis ikan untuk nilai line 1 sama dengan nilai pada E1, namun
untuk line 2, ganti nilai multiply depth by dengan 1 dan then add dengan -5 m. Setelah line 1 dan 2 terbentuk maka untuk E1, pada variable properties F8 pilih
analysis, exclude above line diganti dengan line 1 dan exclude below line diganti dengan line 2; sedangkan untuk ikan, exclude above line diganti dengan line 2 dan
exclude below line diganti dengan line 1. Jika data yang dibutuhkan sudah disesuaikan, maka proses selanjutnya
adalah export data. Export data dilakukan dengan cara pilih echogram, pilih export, pilih analysis by cell, kemudian pilih integration. Data tersimpan dalam
format .csv berupa posisi lintang dan bujur, SV max, dan depth mean.
3.3.2.2. Pengolahan Target Strength TS
Gambar 5 merupakan diagram alir pemaparan lebih lanjut dalam proses integrasi TS.
Data Akustik dalam .raw
ER 60
Replay
Output File
Data Akustik. dalam .dg
Dongle Echoview 4.0
Echogram
EV File Properties F6 Variable Properties F8
Export dalam .csv
Gambar 5. Diagram Alir Proses Integrasi TS max Pengolahan data untuk menghasilkan nilai TS melalui dua tahap yaitu tahap
pertama menggunakan software ER 60 dan tahap kedua menggunakan software Echoview versi 4.0 beserta dongle. Tahap pertama adalah pada ER 60, data
akustik dalam format .raw dilakukan perekaman ulang dengan cara pilih start using selected setting, pilih menu operating dan kemudian pilih replay.
Posisi. Lintang Bujur
TS max dB
Ping Number S E
Disamping itu, agar data yang dihasilkan dapat digunakan untuk integrasi TS, maka perlu dilakukan pengaturan pada menu output. Pertama, tentukan terlebih
dahulu tempat penyimpanan hasil rekaman dengan cara pilih output, pilih file, dan pilih directory. Kedua, atur variabel-variabel agar hasil rekaman sesuai dengan
informasi yang diinginkan, dengan cara pilih output, pilih prosessed data, ceklist save EK500, dan klik EK500. Di dalam tampilan EK500 akan terdapat menu
datagram, range, dan echogram. Selanjutnya ceklist semua parameter yang ada pada menu datagram dan klik menu echo trace setup yang kemudian letakkan
parameter pada kondisi minimum dan maksimum. Pada menu range, klik surface range, kemudian masukkan nilai start relative surface dengan 0 nol dan nilai
bottom range dengan 100 tergantung kedalaman maksimum perairan. Pada menu echogram, pilih TVG type dengan data yang dibutuhkan, yaitu TS. Setelah
dilakukan pengaturan, maka proses terakhr adalah dijalankannya perekaman ulang. Lakukan cara yang sama pada setiap data yang akan dilakukan proses
perekaman ulang. Data hasil perekaman ulang dengan ER 60 tersimpan dalam format .dg.
Tahap kedua, data akustik yang ada dalam format .dg kemudian diolah menggunakan software Echoview versi 4.0. Proses pengaturan TS pada Echoview
versi 4.0 sama dengan proses pengaturan pada SV. Namun, pada export data terjadi perbedaan, yaitu dengan cara pilih export, pilih anaysis by cell, dan
selanjutnya pilih frequency distribution. Data hasil integrasi juga tersimpan dalam format .csv berupa posisi lintang dan bujur, TS max, dan ping number.
3.3.2. 3. Pengolahan Densitas
Pengolahan nilai densitas untuk ikan dilakukan pada Ms. Excel. Pengolahan dapat dilakukan setelah proses integrasi SV dan TS. Densitas dihasilkan dengan
menggunakan formula Iida et al.,:1996: SV dB = 10 log N
τ
bs
= 10 log N + TS…………………………………………………...1 Dengan asumsi kepadatan numerik adalah sebanding dengan kepadatan individu,
maka persamaan 1 dapat ditulis kembali sebagai berikut: SV dB = 10 log
ρ + A…………………………………………………….2 Dimana: SV = volume strength dB
ρ = kelimpahandensitas organisme indm
3
A = target strength rata-rata dB
3.3.3. Visualisasi Data