tersebut antara lain Anis punggung-merah Zoothera erythronota, Serindit paruh- merah Loriculus exilis, perkici dora Trichoglossus ornatus, Cacatua
sulphurea , kangkareng sulawesi Penelopides exarhatus, Pecuk ular Anhinga
rufa , dan maleo Macrocephalon maleo Pujaningsih, 2004.
2.3 Penyebaran Burung
Penyebaran burung dipengaruhi oleh kesesuaian lingkungan tempat hidup burung, meliputi adaptasi burung terhadap perubahan lingkungan, kompetisi dan
seleksi alam Welty, 1982. Setiap jenis mempunyai pergerakan harian dengan pola dan jangkauan wilayah yang berbeda-beda, sehingga luas wilayah untuk
pergerakan harian juga berbeda-beda tergantung dari jenis satwa liar danatau keadaan lingkungannya. Alikodra, 2002 menyatakan bahwa penyebaran suatu
jenis burung disesuaikan dengan kemampuan pergerakannya atau kondisi lingkungan seperti pengaruh luas kawasan, ketinggian tempat dan letak geografis.
Burung merupakan kelompok satwaliar yang paling merata penyebarannya, yang disebabkan karena kemampuan terbang yang dimilikinya.
Beberapa daerah yang menjadi penyebaran burung di Wallacea khusunya di kawasan Sulawesi antara lain: Tangkoko dua saudara, Taman Nasional
Dumoga-Bone, Lore lindu, Morowali, Rawa AopaWatumohae, Bantimurung dan Karaenta, Pegunungan lompobattang Coates dan Bishop, 1997. Taman Nasional
Lore Lindu merupakan salah satu pusat penyebaran burung di kawasan Sulawesi, beberapa daerah yang menjadi penyebaran burung antara lain lembah besoa,
danau lindu, dongi-dongi, lembah kulawi dan kamarora.
2.4 Habitat Burung
Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam, baik habitat hutan maupun habitat bukan hutan. Pada prinsipnya burung memerlukan tempat
untuk mencari makan, berlindung, berkembangbiak, dan bermain. Tempat yang menyediakan keadaan yang sesuai dengan kepentingan diatas disebut dengan
habitat Odum, 1993, karena habitat merupakan bagian penting bagi distribusi dan jumlah. Habitat juga berfungsi sebagai tempat untuk bersembunyi dari
musuh-musuh yang akan menyerang dan mengganggunya Endah, 2002.
Hutan merupakan salah satu habitat dari bermacam-macam jenis burung. Secara alamiah hutan dengan berbagai jenis tumbuhan akan menyediakan sumber
makanan berupa biji-bijian dan buah bagi burung yang menjadi penghuninya, akan memberikan rasa aman bagi satwa tersebut untuk bersarang dan berkembang
biak. Keanekaragaman struktur habitat berpengaruh pada keanekaragaman jenis burung. Struktur hutan memberikan pengaruh nyata terhadap burung yang tinggal
didalam habitat tersebut. Kawasan Wallacea memiliki beberapa tipe habitat burung diantaranya
hutan rawa, pantai, mangrove, perkebunan kelapa, samudera, perairan dipedalaman, padang savana, hutan pamah monsoon, hutan sekunder dan
pinggiran hutan, persawahan, hutan pegunungan, hutan tanaman Coates dan Bishop, 1997. Di dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu terdapat beberapa
tipe habitat burung, yaitu hutan dataran rendah, hutan sub-pegunungan, hutan pegunungan, dan hutan tanaman. Salah satu habitat burung air di Taman Nasional
Lore Lindu adalah danau lindu, burung yang dapat ditemukan antara lain bangau sandang-lawe Ciconia episcopus dan cangak merah Ardea purpurea. Untuk
hutan primer, dapat ditemukan jenis-jenis burung cingcoang sulawesi, walik kuping merah dan anis geomalia. Hutan sekunder ditemukan jenis-jenis burung
seperti mandar padi zebra, ceret gunung, dan burung madu hitam. Sedangkan tepi hutan dihuni burung-burung pergam putih, kapasan Sulawesi, dan gagak hutan
Coates dan Bishop, 1997.
2.5 Indeks Diversity keanekaragaman