Ruang Lingkup SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

“Pendapatan Regional Indragiri Hulu Menurut Lapangan Usaha, 2004-2006” 13 2.2.2 Metode Estimasi Untuk memperoleh estimasi output dan nilai tambah atas dasar harga berlaku, dilakukan perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit pro- duksi pada masing-masing tahun. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan me- ngalikan output tersebut dengan rasio NTB terhadap output di masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan metode revaluasi, yaitu mengalikan kuantum barang yang di- hasilkan di masing-masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun 2000. Lalu, melalui perkalian antara output ter- sebut dengan rasio NTB terhadap output tahun 2000 diperoleh NTB atas dasar harga konstan 2000.

2.2.3 Sumber Data

Data yang diperlukan untuk penghi- tungan sektor ini adalah data produksi di- peroleh dari BPS, perusahaan pertambang- anpenggalian dan Dinas Pertambangan. Da- ta harga diperoleh dari BPS dan perusahaan penggalian. Rasio NTB terhadap output di- peroleh dari Publikasi Tabel Input-Output Indonesia 2000 dan Tabel Input-Output Pro- vinsi Riau 2001.

2.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Kegiatan sektor industri pengolahan mencakup 3 tiga subsektor yaitu: a Industri pengilangan minyak bumi, b Industri pengolahan non-migas, dan c Industri pengilangan gas alam cair LNG Untuk industri non-migas dirinci lagi menjadi industri non-migas besarsedang, non-migas kecil, dan kerajinan rumah tangga.

2.3.1 Ruang Lingkup

Industri Pengilangan Minyak Bumi Penyajian subsektor ini tidak berbeda sama sekali antara seri lama dengan seri baru. Industri Non-migas BesarSedang Dalam penghitungan seri baru ini 2000=100 dengan seri lama 1993=100 tetap mengacu kepada pembagian kelompok subsektor Industri Besar Sedang IBS pada KLUI 2 dijit yakni menjadi 9 sembilan kelompok, seperti: 31. Industri Makanan, Minuman dan Tem- bakau; 32. Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit; 33. Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Pera- bot Rumahtanggga; “Pendapatan Regional Indragiri Hulu Menurut Lapangan Usaha, 2004-2006” 14 34. Industri Kertas dan Barang-barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan; 35. Industri Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia, Minyak Bumi, Batu Ba- ra, Karet dan Plastik; 36. Industri Barang-barang Galian Bukan Logam, kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara. 37. Industri Logam Dasar. 38. Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya. 39. Industri Pengolahan lainnya. Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Subsektor ini sama dengan cakupan dan definisi kegiatan Industri Besar Sedang Non-migas. Perbedaannya terletak pada jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam ke- giatan industri tersebut. Perusahaan dikata- kan sebagai Industri Kecil jika jumlah te- naga kerjanya antara 5 sampai 19 orang, se- dangkan Industri Kerajinan Rumah Tangga jika jumlah tenaga kerjanya kurang dari 5 orang. Menurut kegiatan utama yang diha- silkan, kegiatan subsektor IKKR dikelom- pokan menjadi sembilan kelompok komodi- tas, yaitu: 31. Industri Makanan, Minuman dan Tem- bakau; 32. Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Kulit; 33. Industri Kayu, Bambu, Rotan dan Pera- bot Rumahtanggga; 34. Industri Kertas dan Barang-barang dari Kertas, Percetakan dan Penerbitan; 35. Industri Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia, Minyak Bumi, Batu Ba- ra, Karet dan Plastik; 36. Industri Barang-barang Galian Bukan Logam, kecuali Minyak Bumi dan Batu Bara. 37. Industri Logam Dasar. 38. Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya. 39. Industri Pengolahan lainnya. Industri Pengilangan Gas Alam Cair LNG Penyajian subsektor ini tidak berbeda sama sekali antara seri lama dengan seri baru, karena disamping komoditasnya tung- gal LNG, produknya juga hanya ada di dua tempat yaitu Provinsi Nangro Aceh Darus- salam dan Provinsi Kalimantan Timur.

2.3.2 Metode Estimasi