48 Suhu  optimum  enzim   AI  dari  strain  lokal  G.  stearothermophilus  adalah
60ºC   gambar  19.  Aktivitas  enzim  AI  belum  mencapai  maksimum  pada  suhu 50ºC  yakni  hanya  memiliki  aktivitas  relatif  sebesar  70.  Pada  suhu  70ºC,
aktivitas relatif enzim AI adalah 80 dibandingkan aktivitas pada suhu optimum. Apabila  suhu  dinaikkan  melebihi  70ºC,  aktivitas  enzim  AI  semakin  menurun.
Secara  umum  terdapat  hubungan  antara  suhu  dengan  aktivitas  maksimum  dari enzim.  Setiap  enzim  berfungsi  secara  optimum  pada  suhu  tertentu.  Mulai  dari
suhu  rendah,  aktivitas  enzim  bertambah  dengan  naiknya  suhu  sampai  aktivitas optimumnya  tercapai.  Kenaikan  suhu  lebih  lanjut  berakibat  berkurangnya
aktivitas dan pada akhirnya terjadi denaturasi enzim Nurdin 1989. Meningkatnya  aktivitas  enzim  hingga  sampai  suhu  maksimum  disebabkan
oleh  meningkatnya  energi  kinetik  molekul-molekul  enzim.  Dengan  demikian gerak vibrasi, rotasi enzim dan substrat dipercepat sehingga memperbesar peluang
keduanya  untuk  bertumbukan  dan  bereaksi.  Sebaliknya  setelah  melewati  suhu optimum  60ºC,  konformasi  enzim  mengalami  perubahan  sehingga  tapak  aktif
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada suhu tinggi substrat juga mengalami perubahan  konformasi,  akibatnya  mengalami  kesulitan  dalam  memasuki  dan
mengenali enzim Machielsen et al 2007. Menurut  Cheng  et  al  2009  suhu  60-65ºC   merupakan  suhu  yang  tepat
untuk  memproduksi  tagatosa  menggunakan  enzim  AI  pada  skala  industri. Penggunaan  suhu  yang  lebih  tinggi  atau
= 80ºC   akan  mengawali  terjadinya
pengaruh yang tidak diinginkan seperti reaksi browning dan terbentuknya produk sampingan.
2. pH Optimum
Enzim mempunyai aktivitas maksimum pada suatu kisaran pH yang disebut pH  optimum.  Suatu  enzim  memiliki  kisaran  pH  optimum  yang  sangat  sempit.
Apabila  enzim  berada  pada  kondisi  pH  lingkungan  optimum,  maka  enzim  akan mempunyai stabilitas yang tinggi. Pada penelitian ini kisaran pH yang digunakan
adalah  5-9.  Sebagian  besar  penelitian  yang  telah  dilakukan  sebelumnya menyatakan bahwa enzim AI mempunyai aktivitas maksimum pada pH netral atau
49 sedikit basa. AI yang berasal dari bakteri asam pun memiliki aktivitas maksimum
pada kondisi mendekati pH netral pH 6.5 Lee et al 2005b. Seperti yang terlihat pada gambar 20 dibawah, pH optimum enzim AI dari
strain lokal G. stearothermophilus adalah 7. Enzim AI ini masih cukup stabil pada pH 7.5 dimana  aktivitasnya  hanya  menurun 15. Sedangkan pada  pH  8 dan 8.5
aktivitas enzim AI turun sekitar 60 dibandingkan aktivitas maksimumnya. Pada pH 9 aktivitas enzim AI menurun hingga tersisa 35. Enzim AI dari penelitian ini
tergolong  ke  dalam  enzim  yang  tidak  tahan  asam.  Karena  pada  pH  6.5  aktivitas enzim AI hilang hingga 60 lebih. Apabila pH terus diturunkan sampai 5, maka
aktivitas relatif enzim AI hanya tersisa 8 saja.
Enzim bersifat amfolitik, yang berarti enzim mempunyai konstanta disosiasi pada  gugus  asam  maupun  gugus  basanya  terutama  pada  gugus  residu  terminal
karboksil  dan  terminal  aminonya.  Perubahan  keaktifan  enzim  akibat  perubahan pH  lingkungan  disebabkan  oleh  terjadinya  perubahan  ionisasi  pada  gugus  ionik
enzim pada sisi aktifnya atau sisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi sisi  aktif.  Gugus  ionik  berperan  dalam  menjaga  konformasi  sisi  aktif  dalam
mengikat  substrat  dan  dalam  mengikat  substrat  menjadi  produk.  Perubahan ionisasi  juga  dapat  dialami  oleh  substrat  atau  kompleks  enzim-substrat  Illanes
2008.
Gambar 20. pH optimum enzim murni AI dari strain lokal G. stearothermophilus
20 40
60 80
100 120
4 4.5
5 5.5
6 6.5
7 7.5
8 8.5
9 9.5
A kt
iv it
a s
re la
ti f
pH
50 Suhu dan pH optimum enzim AI dari strain lokal berada pada kisaran suhu
dan  pH  optimum  enzim  AI  dari  beberapa  bakteri  termofilik  lainnya.  Enzim  AI dikodekan  oleh  gen  yang  sama  yaitu  araA.  Similaritas  gen  araA  strain  lokal
dengan  beberapa  bakteri  termofilik  lainnya  sangat  tinggi      95  Fitriani Saksono 2010, sehingga kisaran suhu dan pH optimum enzim AI dari strain lokal
ini  dapat  diterima.  Dari  karakteristik  suhu  dan  pH  optimum  enzim  AI  diketahui bahwa  meskipun  berasal  dari  jenis,  genus  dan  spesies  yang  sama  bahkan
dikodekan oleh gen yang sama, karakteristik yang diberikan oleh enzim AI tidak ada yang 100 sama. Masing-masing mempunyai karakter yang berbeda apabila
sumber isolasi bakteri berbeda.
Tabel  8. Karakteristik  suhu  dan  pH  optimum  enzim  AI  dari  beberapa  bakteri
termofilik
Nama bakteri Suhu
optimum pH
optimum Referensi
G. stearothermophilus lokal 60ºC
7 Penelitian ini
G. stearothermophilus T6 70ºC
7.5 Lee et al  2005a
B. stearothermophilus US100 80ºC
7.5 Rhimi  Bejar 2006
A. acidocaldarius 65ºC
6-6.5 Lee et al 2005b
Thermus sp. 60ºC
8 Kim et al 2003
B. stearothermophilus IAM11001 65ºC
7.5 Cheng et al 2009
G. thermodentrificans 70ºC
8.5 Kim  Oh 2005
Tabel 5 menunjukkan bahwa kisaran suhu optimum enzim AI dari beberapa bakteri termofilik yang telah diteliti adalah 60-80ºC. Sedangkan pH optimumnya
berkisar antara 6-8.5. Enzim AI dari beberapa bakteri termofilik yang telah diteliti tidak ada yang menunjukkan karakteristik suhu dan pH optimum yang sama. Dari
tabel 5 diketahui bahwa meskipun enzim AI dihasilkan oleh gen yang sama gen araA,  namun  genus,  spesies, strain  ataupun tempat  isolasi  bakteri  yang  berbeda
dapat memberikan karakteristik yang berbeda pula.
3. Pengaruh Logam