35
sistem plat satu arah dengan tulangan besi sebanyak 2 buah dengan diameter 6 mm. Sistem mekanik dikunci menggunakan baut Ferrule. Tuas pemutarhandle
pintu menggunakan sistem knock-down bongkar pasang. Poros pintu stem menggunakan besi dengan diameter 1”.
Gambar 21. Sistem Pengangkatan Pintu
5.2. Rancang Bangun Pintu Air Fiberglass
Rancang bangun pintu air fiberglass ini didesain berdasarkan kondisi lapang di DI Cimanuk Garut untuk bangunan sadap sekunder. Dimana memiliki
bentang efektif sebesar 50 cm dan tinggi lantai antara dasar saluran dan lantai kerja sebesar 120 – 135 cm.
5.2.1. Analisa Gaya Tekan Pada Pintu Air Pada pintu sorong tekanan air diteruskan ke sponeng. Pintu sorong
fiberglass direncanakan tidak menggunakan tulangan. Gaya hidrostatik yang terjadi pada bidang datar tegak seperti pada Persamaan 10 dan 11.
Besarnya gaya hidrostatis yang terjadi pada saat pintu air menutup dengan lebar efektif pintu 50 cm dengan kedalaman air maksimum 50 cm sebesar 613 N
62,5 kg.f. Perhitungan detail dapat dilihat pada Lampiran 4. 5.2.2. Pengujian Sampel
Sampel yang dibuat berukuran 650 mm x 150 mm dengan dua ketebalan yang berbeda. Komposisi bahan sampel fiberglass yang direncanakan ada dua formula,
yaitu pertama untuk ketebalan 12 mm FG12 dan kedua untuk 30 mm FG30.
Stem
Slab Beton Handle
Worm Gear
a. Bahan Serat Gelas : c. Sam
Gamba Pengujian kekua
Testing Machine den untuk tebal 12 mm ya
terjadi setiap milimete
Gambar 23. Pe Tabel 4 menunj
maksimum dan kuat lentur yang lebih tin
yang diijinkan hanya ditahan oleh FG12 da
dihasilkan sampel fibe
s : Strand Mat dan Woven Roving; b. Pengecoran dengan ampel jadi tampak atas; d. Sampel jadi tampak isometri
mbar 22. Proses Pembuatan Sampel Pengujian kekuatan lentur pintu dilakukan menggunakan
dengan kapasitas 2,5 ton untuk tebal sampel 30 yang dilengkapi proving ring untuk mengukur
eter lihat Gambar 23.
. Pengujian Bending dengan Universal Testing M enunjukkan hasil uji lentur dengan elongat
kuat tekan kgcm
2
, dimana sampel FG30 mem tinggi dibandingkan dengan FG12, jika deple
ya 10 mm, maka kekuatan lentur maksimum dan FG30 adalah 206 dan 299 kgcm
2
. Kekua iberglass lebih besar dibandingkan sampel beton s
36 gan polymermatrix;
ri
an an alat Universal
30 mm dan 1 ton ukur lendutan yang
ng Machine ongation lendutan
emiliki nilai kuat pleksi maksimum
um yang mampu kuatan lentur yang
eton serat FCB 72
37
kgcm
2
. Nilai kuat lentur FG12 dan FG30 bernilai hampir sama besar pada kuat lentur sekitar 100 kgcm
2
pada lendutan lebih dari 4 mm. Tabel 4. Kuat Lentur dan Depleksi Fiberglass
Depleksi mm
P
avg
kg.f Kuat Lentur
kgcm
2
FG12 FG30
FG12 FG30
0,00 0,00
0,00 0,00
1 28,44
7,50 59,25
2,50 2
36,36 117,50 75,75
39,17 3
43,20 222,50 90,00
74,17 4
51,30 325,00 106,88
108,33 5
59,40 422,50 123,75
140,83 6
66,96 532,50 139,50
177,50 7
74,52 630,00 155,25
210,00 8
82,62 722,50 172,13
240,83 9
90,54 807,50 188,63
269,17 10
99,00 897,50 206,25
299,17
Selama pengujian berlangsung, sampel tidak mengalami patah tetapi hanya mengalami retakan kecil yang menunjukkan lepasnya ikatan roving antar lapisan
pada bagian tengah untuk sampel FG30 Gambar 24, sedangkan pada sampel FG12 tidak mengalami retak ataupun patah sama sekali. Hal ini menunjukkan
bahwa sifat bahan fiberglass adalah elatis. Ini dibuktikan dengan tidak berubah bentuk sampel yang telah diuji. Dengan demikian, bahan ini cukup aman apabila
terjadi impact hantaman kejut pada pintu air, karena sifatnya yang elastis. Berdasarkan data hasil pengujian sampel tersebut, diketahui bahwa sampel
yang dibuat tersebut mampu menahan tekanan hidrostatis yang terjadi. Dimana untuk pintu dengan bentang efektif 50 yang direncanakan masih dibawah depleksi
maksimum yang direncanakan sebesar 10 mm. Untuk bentang 50 cm akan melendut sebesar 6 mm dengan beban maksmimum yang terjadi sebesar 62,5 kg.f
pada kondisi level muka air maksimum 50 cm. Sampel yang dibuat ini tanpa diperkuat dengan tulangan, jadi murni hanya
serat gelas dan polymermatrix dengan komposisi perbandingan 40 : 60.
38
Gambar 24. Kondisi Sampel Fiberglass Selama Pengujian
5.2.3. Pembuatan Pintu Air Fiberglass Pintu air yang dibuat merupakan hasil dari pengujian sampel sebelumnya.
Pintu air dengan fiberglass ini atau diberi nama “Glass Fiber Reinforced Plastic” GFRP memiliki tampilan desain seperti : adanya tampilan logo PU pada bagian
depan, handlepegangangan pintu yang lebih ergonmis dengan mengikuti pola jari tangan manusia, dan bentuk yang lebih kokok, dan yang lebih menarik lagi, pintu
ini direncanakan mampu mengatur dan mengukur aliran air regulator and measurement function seperti terlihat pada Lampiran 1.
Pintu air GFRP tahap pertama sebelum evaluasi desain telah diaplikasikan di bangunan sadap sekunder dan tersier B.BYB 2 dan B.CMK 22 di
DI Cimanuk, Garut menggunakan desain pintu GFRP dengan tebal 8 mm. Sistem pengangkatan pintu ini menggunakan tangan, karena bobot pintu hasil rancangan
cukup ringan dan mampu diangkat oleh manusia, dimana untuk pintu dengan bentang 50 cm dan tinggi 150 cm, memiliki bobot 6,4 kg untuk tebal 8 mm dan 15
kg untuk tebal 12 mm. Menurut Dreyfus 1967, kekuatan rata-rata manusia untuk mengangkat benda pada posisi 1ft 30,48 cm dari lantai sebesar 145 lb
644,19 N = 65,7 kg.f; pada posisi 2 ft 60,96 cm dari lantai mampu mengangkat sebesar 556,03 N 56,7 kg.f dan terus menurun kekuatannya apabila jarak posisi
tangan ke lantai semakin jauh. Posisi pegangan pintu GFRP berada di bawah
retakan
sebelum
sesudah
dengkullutut operator mampu diangkat m
menggunakan sistem memotong bagian handl
dengan dimensi 58 cm Berikut ini ada
Secara keseluruhan, pi masih dalam prose
pengembangan lebih l
Gambar 25
5.3. Analisa Biaya Pe