Papan Partikel TINJAUAN PUSTAKA

4 Perkasa dapat menyediakan 20 ton perhari Anonim, 2011. Hal ini menunjukan bahwa ketersediaan serutan kayu melimpah. Kayu kamper adalah salah satu jenis kayu yang ada di Indonesia yang sering digunakan sebagai bahan bangunan, furniture dan lainnya. Komposisi kimia pada kayu kamper sebagai salah satu jenis kayu yang ada di Indonesia yaitu kandungan selusosa 60, lignin 26,9, pentosan 15,7, kadar silika 0,6 Martawijaya, 1981. Kayu Kamper termasuk ke dalam famili Dipterocarpaceae. Dipterocarpaceae adalah satu-satunya suku tumbuhan yang mendominasi hutan tropis dataran rendah primer, baik ditinjau dari segi jumlah maupun dari segi volume kayunya. Suku kayu ini merupakan sumber penghasil kayu yang paling berharga baik untuk keperluan konstruksi berat maupun untuk konstruksi ringan Tantra, 1976. Kayu kamper memiliki ciri-ciri umum antara lain, warna kayu merah, merah- coklat, atau merah-kelabu, mempunyai tekstur agak kasar dan merata, arah serat lurus atau terpadu, permukaan terasa licin jika diraba, permukaan mengkilap dan berbau kamper jika masih segar, namun bau ini akan hilang jika kayu dikeringkan Martawijaya et al, 1981. Sifat-sifat umum kayu Kamper adalah mempunyai permukaan yang lurus atau terpadu dengan kekerasan dan kembang kusut sedang, tahan terhadap retak radial, pengerjaan agak sukar, bagian gubalnya mudah diawetkan, dapat tahan beberapa tahun asal terhindar dari serangan rayap dan air garam atau tanah. Samingan, 1982 .

C. Papan Partikel

Papan partikel merupakan salah satu jenis produk kompositpanel kayu yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan-bahan berlignoselulosa lainnya, yang diikat dengan perekat sintetis atau bahan pengikat lain kemudian dikempa panas Maloney, 1977. Papan partikel juga dapat diartikan sebagai sebuah produk panel yang terbuat dari partikel yang direkatkan menjadi satu Tsoumis,1991. Sebagai salah satu produk komposit, papan partikel mempunyai kelemahan stabilitas dimensi yang rendah. Pengembangan tebal papan partikel sekitar 10-25 dari kondisi kering ke basah melebihi pengembangan kayu utuhnya serta pengembangan liniernya sampai 0.35. Pengembangan panjang dan tebal pada papan partikel ini sangat besar pengaruhnya pada pemakaian terutama bila digunakan sebagai bahan bangunan Haygreen dan Bowyer, 1966. Partikelnya merupakan serpihan kayu kecil atau bahan lain yang berlignin-selulosa. Perkembangan industry papan partikel sangat cepat. Cepatnya pertumbuhan industri papan partikel disebabkan oleh 1 bahan baku yang berlimpah yang merupakan limbah kayu 2 ketersediaan resin yang dapat diproduksi secara massal 3 produk dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Papan partikel diproduksi dengan ketebalan 0.2-4cm sekitar 0.1-1.5 in dengan kerapatan sekitar 0.5-0.8 gcm 3 Tsoumis, 1991. Bahan baku dari pembuatan papan partikel adalah kayu, perekat, dan bahan tambahan lainnya. Bahan tambahan seperti wax berguna untuk mengurangi sifat higroskopis, fungisida, insectisida dan bahan racun api. Bahan perekat yang biasa digunakan adalah resin sintetik. Sintetik resin pertama adalah phenol formaldehid yang pada awalnya 1929 berbentuk lembaran tipis Tegofilm dan kemudian berbentuk cair pada tahun 1935. Urea formaldehid muncul pada tahun 1931, melamin formaldehid di akhir dekade yang sama dan resolsinol 5 formaldehid pada tahun 1943. Pada penelitian ini adalah jenis perekat terbaru yaitu Diethyl Methane Diisosianat MDI Tsoumis, 1991.

D. Proses Pembuatan Papan Partikel