Distribusi Kecepatan Aliran pada Saat Penyemprotan Larutan Nutrisi Sepanjang Pipa Distribusi Tekanan pada Saat Penyemprotan Larutan Nutrisi Sepanjang Pipa

Gambar 21. Grafik perubahan suhu larutan nutrisi pada 13 April 2012 Keseragaman suhu pada pipa, suhu udara di dalam chamber, suhu dinding chamber dan suhu larutan nutrisi pada 13 April tidak terjadi perubahan secara fluktuatif karena keseragaman cuaca pada saat pengukuran yaitu cerah berawan. Suhu di sepanjang pipa yaitu suhu hulu dan hilir juga mempengaruhi keseragaman suhu penyemprotan larutan nutrisi. Gambar 22. Grafik perubahan suhu larutan nutrisi sepanjang pipa pada 12 April 2012 Dari Gambar 22 diketahui bahwa suhu dari hulu ke hilir sepanjang pipa semakin berkurang, hal ini disebabkan oleh posisi hulu pipa yang dekat dengan pompa bertekanan tinggi yang menghasilkan panas di larutan nutrisi sehingga terjadi peningkatan suhu pada hulu pipa sedangkan semakin menuju ke hilir maka semakin jauh dengan posisi pompa bertekanan tinggi sehingga terjadi penurunan suhu. Namun, penurunan suhu dari hulu ke hilir tidak terlalu signifikan. Hal ini karena panjang pipa yang digunakan hanya 1.5 m sehingga kehilangan energi yang dihasilkan tidak besar.

4.2 Distribusi Kecepatan Aliran pada Saat Penyemprotan Larutan Nutrisi Sepanjang Pipa

Kecepatan aliran penyemprotan larutan nutrisi di nozzle disebabkan oleh debit yang dihasilkan dari pompa dan luasan lubang outlet nozzle sebagai tempat penyemprotan nutrisi. Perhitungan kecepatan aliran dilakukan pada setiap nozzle di sepanjang pipa PE dari hulu ke hilir. 27 26 45 26 45 Pengukuran debit dilakukan secara langsung di setiap nozzle dengan lima kali ulangan berdasarkan perhitungan kecepatan aliran dan pengukuran debit pada setiap nozzle. Rata-rata nilai kecepatan aliran dari pengukuran tersebut adalah seragam dengan nilai 11.68 ms untuk ketiga nozzle A,B dan C.

4.3 Distribusi Tekanan pada Saat Penyemprotan Larutan Nutrisi Sepanjang Pipa

Pipa sepanjang 1.5 m yang digunakan sebagai salah satu komponen rangkaian instalasi memiliki nilai tekanan yang berbeda-beda pada titik-titik pengukuran saat penyemprotan. Titik-titik tertentu tersebut adalah letak nozzle di sepanjang pipa dalam instalasi aeroponik. Dari perhitungan persamaan Lampiran 8 dapat diketahui nilai tekanan pada setiap outlet ketiga nozzle. Nilai tekanan tersebut disajikan pada Gambar sebagai berikut: Gambar 23. Grafik tekanan pada setiap nozzle berdasarkan perhitungan Dari Gambar 23 diketahui bahwa nilai tekanan setiap nozzle dari hulu ke hilir pada pipa PE yaitu nozzle yang berada pada hulu pipa atau dekat dengan pompa nozzle A lebih besar daripada nozzle yang berada di hilir pipa nozzle C. Hal ini dikarekan terjadi friction loss sepanjang pipa. Semakin menuju hilir, gesekan antara larutan nutrisi dengan pipa semakin bertambah sehingga kehilangan energi yang dihasilkan semakin meningkat. Perbedaan tekanan yang dihasilkan dari nozzle A hingga nozzle C tidak terlalu besar karena panjang pipa PE yang digunakan sebagai salah satu komponen instalasi aeroponik hanya 1.5 m. Hal ini sesuai dengan hukum Poiseuille, bahwa perubahan tekanan akan berbanding lurus dengan panjang pipa. semakin panjang pipa maka perubahan tekanan yang dihasilkan semakin besar. Hal ini berlaku sama untuk aliran laminar dan turbulen dalam pipa.

4.4 Validasi