Utang Pajak TINJAUAN PUSTAKA

xxviii a. Persentase 0 - 40 sangat tidak efektif. b. Persentase 40 - 60 tidak efektif. c. Persentase 60 - 80 cukup efektif. d. Persentase 80 - 100 efektif.

F. Utang Pajak

Utang Pajak merupakan pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Menurut hukum perdata utang merupakan perikatan yang mengandung kewajiban bagi salah satu pihak untuk melakukan sesuatu prestasi atau untuk tidak melakukan sesuatu yang menjadi hak pihak lain. Perbedaan utang perdata dengan utang pajak dilihat dari sifat dan timbulnya utang adalah utang perdata timbul karena adanya perikatan yang dikuasi oleh hukum perdata, sedangkan utang pajak timbul karena undang-undang, negara dan rakyat tidak ada perikatan yang melandasi utang, namun pemerintah dapat memaksakan pembayaran utang pada WP. Saat timbulnya utang pajak dibedakan menjadi beberapa ajaran yaitu: ajaran materiil dan ajaran formal. Menurut ajaran materiil timbul jika ada sesuatu yang menyebabkan tesbestand yaitu serangkaian dari perbuatan-perbuatan, keadaan- keadaan, dan peristiwa-peristiwa misalnya: PPh, PPN, dan PPn BM. Menurut ajaran formal timbul karena adanya surat ketetapan pajak oleh fiskus, misalnya PBB. xxix Berakhirnya utang pajak karena hal-hal berikut ini: 1. Pembayaran atau Pelunasan Pembayaran atau pelunasan dapat dilakukan di Kantor Kas Negara, Kantor Pos, atau Bank Persepsi dengan menggunakan SSP atau dokumen lain yang dipersamakan. 2. Kompensasi Kompensasi dapat dilakukan antara jenis pajak yang berbeda dalam tahun pajak yang sama, misalnya kelebihan pembayaran PPh tahun lalu dengan kekurangan PPh tahun berjalan. 3. Penghapusan Utang Utang pajak pada prinsipnya dapat dihapus karena tidak dapat tidak mungkin ditagih lagi dengan beberapa alasan seperti diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.565KMK.042000 tanggal 26 Desember 2000, yaitu: a. WP meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan. b. WP tidak mempunyai harta kekayaan lagi. c. Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa. d. Sebab-sebab lain sesuai hasil penelitian. 4. Daluwarsa Batas daluwarsa yang berlaku saat ini: a. Untuk pajak pusat 10 tahun. b. Untuk pajak daerah 5 tahun. xxx c. Untuk retribusi daerah 3 tahun. d. Untuk WP yang terlibat tindak pidana pajak tidak diberikan batas waktu. 5. Pembebasan Pembebasan pajak biasanya dilakukan berkaitan dengan kebijakan pemerintah.

G. Sistem Penagihan Pajak