xxv 2.  Syarat Yuridis
Pemungutan  pajak  harus  berdasarkan  undang-undang  yang  diatur  dalam UUD  1945  pasal  23  ayat  2.  Hal  ini  memberikan  jaminan  hukum  untuk
menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya. 3.  Syarat Ekonomis
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran produksi maupaun perdagangan,  sehingga  tidak  menimbulkan  kelesuan  perekonomian
masyarakat. 4.  Syarat Finansial
Pemungutan  pajak  harus  efisien,  sesuai  fungsi  budgetair  biaya pemungutan  pajak  harus  dapat  ditekan  sehingga  lebih  rendah  dari  hasil
pemungutannya. 5.  Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Pemungutan  pajak  yang  sederhana  akan  memudahkan  dan  mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
D. Pengelompokan Pajak
1. Pengelompokan menurut golongannya a.  Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak
dan  tidak  dapat  dibebankan  atau  dilimpahkan  kepada  orang  lain Mardiasmo, 2006.
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan.
xxvi b.  Pajak  Tidak  Langsung,  yaitu  pajak  yang  pada  akhirnya  dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain Mardiasmo, 2006. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
2. Pengelompokan menurut sifatnya a.  Pajak  Subjektif,  yaitu  pajak  yang  berpangkal  atau  berdasarkan  pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan PPh.
b.  Pajak  Objektif,  yaitu  pajak  yang  berpangkal  pada  objeknya,  tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh: PPN dan PPn BM. 3. Pengelompokan menurut lembaga pemungutnya
a.  Pajak  Pusat,  yaitu  pajak  yang  dipungut  oleh  Pemerintah  Pusat  dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh:  Pajak  Penghasilan,  PPN  dan  PPn  BM,  Pajak  Bumi  dan Bangunan PBB, dan Bea materai.
b.  Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan dipergunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
E. Teori Keefektivan
Menurut    kamus  besar  bahasa  Indonesia  keefektivan  adalah  keadaan berpengaruh,  keberhasilan  tentang  usaha  atau  tindakan.  Keefektivan  menurut
Jones  dan  Pendlebury  1996,  adalah  suatu  ukuran  keberhasilan  atau  kegagalan dari organisasi dalam mencapai suatu tujuan.
xxvii Pengertian Keefektivan lain menurut beberapa sumber, sebagai berikut:
1.  Keefektivan  adalah  kemampuan  untuk  memilah  tujuan  yang  tepat  atau peralatan  yang  tepat  untuk  pencapaian  tujuan  yang  ditetapkan.  Handoko,
2003: 7. 2.  Keefektivan  adalah  mengukur  hubungan  antara  hasil  pungutan  suatu  pajak
dan  potensi  pajak  dengan  asumsi  semua  WP  membayar  pajak  dan  seluruh pajak terutangnya Devas, 1996: 7.
3.  Keefektivan adalah tingkat atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan atau dapat pula berarti tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara maksimal
Gitosudarmo dan Mulyon, 1996: 7. Keefektivan  penerimaan  dan  pencairan  tunggakan  pajak  dihitung
menggunakan rumusan sebagai berikut:
Atau
Indikator  keefektivan  adalah  rasio  antara  hasil  pemungutan  suatu  Pajak dengan  rencana  hasil  pajak,  dengan  anggapan  bahwa  semua  wajib  pajak
membayar  semua  pajak  terutang.  Keefektivan  menyangkut  semua  tahap administrasi  penerimaan  pajak,  menentukan  wajib  pajak,  menetapkan  nilai  kena
pajak, memungut pajak, menegakkan sistem pajak dan membukukan penerimaan. Untuk  mengukur  keefektivan  digunakan  indikator  sebagai  berikut  Jones  dan
Pendlebury, 1996: 100
Re Re
imaanPajak ncanaPener
ak erimaanPaj
alisasiPen
100 Re
Re kanPajak
iranTungga ncanaPenca
gakanPajak cairanTung
alisasiPen
xxviii a. Persentase 0 - 40 sangat tidak efektif.
b. Persentase 40 - 60 tidak efektif. c. Persentase 60 - 80 cukup efektif.
d. Persentase 80 - 100 efektif.
F. Utang Pajak