PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER) (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PRICE EARNING
RATIO (PER)
(Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)

SKRIPSI

Oleh:
NAMA

: BAGUS IDSYAHRIAL B

NIM

: 08610256

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PRICE EARNING
RATIO (PER)

(Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

BAGUS IDSYAHRIAL B
08610256

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

SURAT PERNYATAAN
Yang Bertanda tangan di Bawah ini :
Nama
: Bagus Idsyahrial Brawianto

NIM
: 08610256
Jurusan
: Manajemen
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tugas akhir dengan judul:
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PRICE
EARNING RATIO (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam
Indeks LQ 45) adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini
tidak terdapat karya ilmiah yang pernah di ajukan orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah di tulis dan diterbitkan oleh orang lain,
baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip
dalam naskah ini dan disebutkan dalam kutipan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata dalam tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsurunsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN
DAN GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH
DIBATALKAN, serta diproses sesuai hukum yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 08 Maret 2013
Yang Menyatakan,

Bagus Idsyahrial B.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi yang berjudul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN YANG
MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO (Studi Pada Perusahaan
Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)” disusun untuk memenuhi serta
melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program
studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin

namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan
pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Erna Retna Rahadjeng. MM, AFP, selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah sudi meluangkan waktuya untuk mengoreksi serta memberikan
petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Wiyono, MM, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh
kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya
penulisan skripsi ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.
Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 30 Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... iii
KARTU KENDALI KONSULTASI ....................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................xiii

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Batasan Penelitian ............................................................................ 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 6

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 8
B. Tinjauan Teori .................................................................................. 9
C. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................. 27
D. Hipotesis .......................................................................................... 28

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian .................................................. 29
B. Jenis dan Sumber Data...................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 29
D. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 30
E. Metode Analisis Data ....................................................................... 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaanh ......................................................... 36
B. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 45
C. Pengujian Asumsi Klasik .................................................................. 50
D. Hasil Uji Hipotesis............................................................................ 54
E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 57
BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian .................................................................... 27
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 54

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Tahun 2008........................................................... 38
Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian Tahun 2009........................................................... 40
Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian Tahun 2010........................................................... 42
Tabel 4.4 Data Hasil Penelitian Tahun 2011........................................................... 44
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi ........................................................ 46
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Mode Summary ............................................ 49
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Multikolinearitas ........................................................... 51
Tabel 4.8 Hasil Uji F .............................................................................................. 55

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1.


Data Variabel Penelitian

2.

Hasil Analisis Regresi

DAFTAR PUSTAKA

Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. 2004. Pasar modal Indonesia; Pendekatan
Tanya Jawab; Salemba Empat, Jakarta.
Darsono dan Ashari, 2005, Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta.
Ernawati, 2007, Pengaruh Devident Payout Ratio, Earning Per Share dan Risiko
Sistematik Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang
Listing di BEJ, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang.
Gorrison, Norren, 2007. Akuntansi Manajerial; Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Halim, Abdul, 2008. Analisis Investasi; Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Hanafi, Mamduh M. dan Halim, Abdul, 2005. Analisis Laporan Keuangan; Edisi Revisi,
UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Handayani, 2008, Pengaruh ROE, DER dan CR terhadap melakukan penelitian
terhadap Price Earning Ratio Pada industri kimia yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang.
Harahap, Sofyan Syafri, 2010, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan Pertama,
Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Husnan, Suad, 2010. Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas; Edisi Kedua,
UPP AMMP YKPN, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2005. Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Kholmi, Masiyah, 2005. Lembaga Keuangan dan Akuntansi Perbankan; Labotarium
Akuntansi FE UMM, Malang.
Munawir, 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kesebelas, Penerbit
Liberty, Yogyakarta.
Muslich, Mohammad, 1997. Manajemen Keuangan Modern; analisis, perencanaan dan
kebijaksnaan; Bumi Aksara, Jakarta.
Santoso, Singgih & Tjiptono, Fandy, 2002, Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS, PT. Gramedia, Jakarta.
Sartono, Agus, 2004, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan
Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Syamsudin, Lukman, 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan; Edisi Baru, CV. Rajawali,
Yogyakarta.


Tampubolon, Manahan, 2005, Manajemen Keuangan (Finance Management), Cetakan
Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia: Bogor.
Umar, Husein, 2000. Riset Pemasaran Perilaku Konsumen; Penerbit Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I. Bayumedia Publishing.
Malang.
Widayat dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis, Edisi 1, Malang: CV. Cahaya Press.
Widiatmodjo, Sawidji, 2004. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal; Pengetahuan Dasar,
Jurnalindo Aksan Grafika, Jakarta.
Wiwin Adhi Tama dan Eko Arief Sudaryono, 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia; Jurnal Akuntansi dan Keuangan Balance Volume 3/No. 5/ Oktober 2005Maret 2006.

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan pasar modal yang terjadi pada akhir-akhir ini tidak
terlepas dari peran pemodal (investor) yang melakukan transaksi di pasar
modal. Pada sisi yang lain para investor tidak begitu saja melakukan
pembelian saham sebelum melakukan penilaian dengan baik terhadap emiten
(perusahaan). Salah satu aspek yang menjadi pertimbangan para investor yaitu
menghasilkan profit atau keuntungan secara maksimal. Untuk menarik para
investor agar berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien.
Suatu pasar modal dikatakan likuid apabila penjual dan pembeli dapat
membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika
harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara
akurat, hal tersebut terkait secara langsung dengan peran dari pasar modal
dalam aktivitas penjualan surat berharga yang akan dilakukan. Mengingat
pasar modal merupakan salah satu instrumen keuangan dari pihak-pihak yang
tekait dengan aktivitas jual beli saham.
Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen
keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan. Pasar modal
merupakan salah satu perantara pihak-pihak yang kelebihan dana (unit
surplus) kepada pihak-pihak yang kekurangan dana (unit defisit). Salah satu
kegiatan investasi tersebut adalah membeli sekuritas dari perusahaan-

1

2

perusahaan yang go public sebagai tanda penyertaan modal yang disetor.
Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk
memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.
Bagi para investor terdapat dua hal yang sering kali menjadi perhatian
dalam memutuskan pilihan investasinya, yaitu return dan risiko. Para investor
akan mencari sekuritas-sekuritas yang memiliki return yang sama dan
memiliki risiko yang terendah. Sedangkan untuk sekuritas-sekuritas yang
memiliki risiko-risiko yang sama mereka memilih return yang tertinggi. Pada
dasarnya return merupakan hasil yang diperoleh dari hasil investasi yang
dilakukan dan kondisi itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
melakukan pengelolaan sumber-sumber daya internal atau fundamental
dimiliki perusahaan.
Melalui analisis fundamental atau kinerja keuangan maka dapat
diketahui keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat
ditentukan oleh kemampuan integritas dan profesionalisme manajemen. Salah
satu untuk analisis fundamental banyak para investor dalam menentukan
keputusan pembelian atau penjualan saham menggunakan Price Earning Ratio
(PER) untuk melakukan evaluasi nilai saham yang beredar di bursa. Adapun
kelebihan metode dalam menganalisis terhadap Price Earning Ratio (PER)
adalah terkait dengan kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan standar
penilaian suatu saham.
Para investor akan mendapatkan infromasi yang sangat penting dalam
melakukan analisis Price Earning Ratio (PER), hal tersebut dikarenakan PER

3

menggambarkan besarnya perbandingan antara harga pasar saham per lembar
dengan laba per lembar saham. Jika PER tinggi maka berarti harga saham itu
terlalu mahal atau dengan harga tertentu hanya mendapatkan laba yang kecil.
Dengan kondisi tersebut maka para investor akan mendapatkan keuntungan
apabila nilai PER rendah dalam pembelian sahamnya dengan kecenderungan
harga saham mengalami peningkatan. Melalui analisis Price Earning Ratio
(PER) seorang investor akan mendapatkan informasi yang akurat atas kegiatan
investasi yang akan dilakukan.
Terkait dengan aktivitas investasi yang dilakukan para investor maka
perhitungan laba yang diperoleh menjadi hal pokok atau utama yang menjadi
perhatian calon investor. Beberapa analisis yang berkaitan dengan kondisi
tersebut maka kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu bentuk analisis
yang digunakan sebagai dasar penentuan kegiatan investasi yang dilakukan.
Adapun untuk mengetahui penghasilan yang tersedia bagi pemilik perusahaan
atas modal yang diinvestasikan dari dalam perusahaan diukur dengan
menggunakan analisis Return On Equity (ROE) dan untuk mengetahui tingkat
penggunaan hutang dalam melakukan pembiayaan aktivitas operasional
perusahaan yaitu dengan menggunakan Debt Equity Ratio (DER) sedangkan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam meningaktkan penjualan
dengan aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu dengan menggunakan Total
Asset Turn Over (TATO) serta kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan

4

yaitu menggunakan Current Ratio (CR). Beberapa analisis kinerja keuangan
dapat mempengaruhi tingkat Price Earning Ratio (PER) suatu perusahaan.
Perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi
pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang
besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45 menggunakan 45
saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan
disesuaikan setiap enam bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus.
Adapun kriteria yang digunakan dalam penetapan Indeks LQ 45 yaitu
perusahaan berada di TOP 95 % dari total rata – rata tahunan nilai transaksi
saham di pasar reguler dan berada di TOP 90 % dari rata – rata tahunan
kapitalisasi pasar. Kondisi tersebut menjadikan perusahaan pada kelompok
tersebut memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dan memiliki dukungan dalam
upaya sebagai memaksimalkan hasil investasi yang dilakukan.
Kelompok perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ 45 tersebut
mampu memberikan jaminan tingkat likuiditas yang tinggi sehinga memiliki
kemampuan atas jaminan kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan yang
tercatat dalam kategori Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah
terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari sahamsaham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Akan diadakan
review (awal Februari, dan Agustus) Apabila ada saham yang sudah tidak
masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat.
Adanya beberapa kriteria tersebut menjadikan kelompok perusahaan yang
tercatat dalam kategori LQ 45 telah mengalami beberapa seleksi, dengan

5

demikian perusahaan yang benar-benar memiliki kriteria yang baik yang akan
masuk dalam kelompok perusahaan tersebut.
Adanya kelompok perusahaan yang memilki likuiditas yang tinggi
tersebut dapat memberikan jaminan bahwa aktivitas operasional perusahaan
mampu memberikan dukungan dalam upaya menghasilkan keuntungan.
Kelompok perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ 45 menjadi pilihan para
investor dalam melakukan investasi sehingga peningkatan kinerja keuangan
perusahaan menjadi salah satu unsur dari pencapaian keuntungan secara
maksimal. Jaminan adanya likuiditas yang tinggi dari perusahan juga
mencerminkan adanya jaminan yang tinggi dari perusahaan dalam berinvestasi
di perusahaan. Price Earning Ratio merupakan indikator penting yang bisa
dipakai sebagai acuan oleh investor dalam pemilihan investasi, sehingga
seorang investor bisa melihat kinerja perusahaan dari pencapaian Price
Earning Ratio perusahaan tersebut. Berdasarkan beberapa pertimbangan di
atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Price Earning Ratio (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat
Dalam Indeks LQ 45)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap Price Earning Ratio
(PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45?

6

2. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap Price Earning
Ratio (PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45?
C. Batasan Penelitian
Untuk memperoleh hasil studi yang lebih baik maka penelitian ini dibatasi
pada nilai Price Earning Ratio (PER) dan kinerja keuangan perusahaan dalam
hal ini adalah Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Total Asset
Turn Over (TATO), dan Current Ratio (CR) tahunan yaitu tahun 2008 sampai
2011.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap Price Earning
Ratio (PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45.
b. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap Price
Earning Ratio (PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ
45.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi emiten, dapat digunakan sebagai tambahan informasi terkait
dengan pencapaian kinerja keuangan perusahaan dapat memperbaiki
kinerja keuangan.
b. Bagi investor dan calon investor, dapat dijadikan sebagai dasar atau
pedoman untuk tetap melakukan investasi pada perusahaan dan dasar
sebagai kegiatan evaluasi atas pencapaian kinerja keuangan perusahaan.

7

c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
atas kajian penelitian yang sejenis.

8

BAB II
TINJAUAN PUSAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian Tama dan Sudaryono (2006) dengan
judul penelitian yaitu: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning
Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis regresi liner berganda. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
Loan To Assets Ratio, Return on Assests Ratio, Return On Equity dan Net
Profit Margin berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap Price
Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil uji signifikansi dapat diketahui bahwa hanya Return On
Equity yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Price Earning Ratio
Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
sedangkan variabel independent yang lain tidak memiliki pengaruh yang
signifikan.
Hasil penelitian Ernawati (2007) yang dilakukan pada Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEJ. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik
secara parsial dan simultan Devident Payout Ratio, Earning Per Share dan
Risiko Sistematik Tidak Mempunyai pengaruh yang signifikan Terhadap
Price Earning Ratio. Penelitian Rini (2007) mengenai pengaruh faktor
fundamental perusahaan Total Asset Turn Over dan net profit margin terhadap

8

9

Price Earning Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta dapat dibuktikan bahwa Total Asset Turn Over dan Net Profit
Margin secara serentak dan signifikan berpengaruh terhadap Price Earning
Ratio.
Handayani (2008) melakukan penelitian terhadap industri kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel ROE, DER dan CR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
PER. Hasil analisis dapat diketahui bahwa ROE mempunyai pengaruh yang
dominan terhadap PER. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa Return On
Equity yang selalu meningkat menunjukkan adanya pertumbuhan laba yang
meningkat.
Adapun perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
yaitu obyek penelitian, periode data penelitian dan variabel kinerja keuangan
yang digunakan.

B. Tinjauan Teori
1. Keputusan Investasi Pada Saham
Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal pada saat sekarang
untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Setiap perusahaan
dalam mengadakan investasi aktiva tetap mengharapkan agar nantinya akan
memperoleh kembali dana yang telah tertanam dalam aktiva-aktiva tersebut.
Halim (2008:2) pengertian investasi adalah: “ Merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di

10

masa yang akan datang”. Investasi dapat menunjuk ke suatu investasi
keuangan (di mana investor menempatkan uang ke dalam suatu sarana) atau
menunjuk ke investasi usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik
keuntungan dari keberhasilan pekerjaannya. Investasi berkonotasi gagasan
bahwa keamanan pokok (investasi) adalah penting. Sebaliknya, spekulasi
lebih berisiko. Dalam investasi terdapat dua atribut yang penting yaitu atribut
tujuan dan waktu. Tujuan investasi adalah untuk menghasilkan pendapatan
atau perolehan modal. Atribut waktu berkaitan dengan unsur ketidakpastian
bahwa pendapatan atau perolehan modal baru dapat dinikmati pada masa yang
akan datang.
Warsono (2003:2), investasi dapat diklasifikasikan dengan berbagai
macam cara. Berdasarkan jangka waktu perputaran dananya, investasi dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Investasi jangka pendek
Investasi yang perputarannya dananya kurang dari atau sama dengan satu
tahun. Bentuk investasi jangka pendek ini yaitu misalnya investasinya
pada sekuritas jangka pendek, seperti sertifikat deposito dan commercial
paper.
2.

Investasi jangka panjang
Investasi yang perputaran dananya lebih dari satu tahun. Bentuk investasi
jangka panjang ini, misalnya investasi pada aktiva tetap dan surat berharga
jangka panjang, seperti saham dan obligasi.

11

Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih
besar dibandingkan dengan alternatif lainnya seperti obligasi, deposito, dan
tabungan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan dari investasi
saham bersifat tidak pasti, dimana pendapatan saham terdiri dari deviden dan
capital gain. Return suatu investasi secara sederhana dapat dinyatakan sebagai
suatu perbandingan antara laba yang diperoleh dari investasi dengan investasi
awalnya. Sedangkan risiko didefinisikan sebagai suatu kemungkinan tidak
tercapainya hasil yang diharapkan dari suatu usulan investasi.
Perubahan harga saham dipengaruhi oleh informasi-informasi yang
diterima investor. Analisis pengolahan saham merupakan hal yang sangat
mendasar, yang harus dilakukan oleh pemodal saham sebelum melakukan
investasi pada suatu saham perusahaan. Dalam konteks teori (Husnan, 2010:
288) ada 2 (dua) cara untuk melakukan analisis dalam bentuk saham yakni:
Analisis fundamental, merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan
data atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran
suatu saham tertentu maupun secara keseluruhan. Para penganut analisis ini
menyatakan bahwa:
a. Harga saham merupakan informasi yang relevan
b. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu lalu
c. Karenanya pola tersebut akan berulang
Para technical analist menganggap bahwa efek yang di pertekstilkan
di pasar modal semata-mata sebagai barang tekstilan, sehingga faktor

12

fundamental di kesampingkan. Secara garis besar faktor-faktor yang banyak di
perhatikan oleh technical analist adalah sebagai berikut :
a. Keadaan dan kekuatan pasar
Kepemilikan efek yang paling tepat dan jangka waktu investasi di
tentukan oleh keadaan pasar. Apabila pasar dalam keadaan optimistik
(bullish) maka tidak ada masalah bagi investor untuk memiliki berbagai
macam efek. Tetapi dalam keadaan lesu (bearish) investasi jangka
pendek perlu mempertimbangkan kapital loss yang cukup besar.
b. Fluktuasi kurs efek
Perkembangan kurs efek berkaitan dengan keadaan pasar efek tersebut di
masa lalu, sekarang dan kecenderungannya di masa mendatang. Para
technical analist percaya pergerakan kurs efek mempunyai situs dan
interval waktu tertentu. Ini sudah di buktikan dari pengamatan yang di
lakukan secara seksama. Dengan mempelajari kurs efek dari waktu
kewaktu mereka berharap hasilnya dapat di pakai untuk memprediksi
pergerakan kurs di masa mendatang.
c. Volume dan frekwensi transaksi
Faktor ini perlu di ketahui untuk melihat apakah saham tersebut
merupakan saham yang aktif di pertekstilan atau tidak, yang selanjutnya
dapat mengetahui likuiditas saham tersebut biasanya

mengalami

peningkatan harga.
Kedua, analisis Fundamental yaitu bahwa setiap investasi saham
mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai interinsik yang dapat

13

ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi
perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya dimasa mendatang. nilai
interinsik merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang
dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan (return) yang
diharapkan dengan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah
yang diestimasikan oleh para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi ini
dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga
dapat diketahui saham- saham yang overprice maupun underprice.
Secara terperinci faktor-faktor fundamental di identifikasikan sebagai berikut:
a. Kemampuan manajemen perusahaan
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya
sangat ditentukan oleh kemampuan integritas dan profesionalisme
manajemen. Manajemen harus mampu menganalisis keadaan dan
perubahan yang terjadi serta mengambil langkah penyesuaian yang tepat.
b. Prospek dan perkembangan perusahaan
Dalam menganalisa prospek dan perkembangan perusahaan,
investor harus mengetahui sejauh mana peranan perusahaan dalam
perekonomian nasional. Ini dapat di lakukan dengan melihat sejauh mana
produk perusahaan dalam persaingan dengan industri sejenis baik
domestik dan asing mampu bertumbuh dan berkembang. Selain itu
perkembangan perusahaan juga di tentukan oleh market share yang ada.

14

c. Rentabilitas perusahaan
Investor perlu mengetahui rentabilitas (kemampuan menghasilkan
keuntungan) perusahaan mengingat beban resiko yang melekat pada
investasi. Informasi ini dapat di peroleh perusahaan dengan membuat data
dari laporan keuangan perusahaan. Rentabilitas ini akan sangat
berpengaruh

terhadap

kemampuan

perusahaan

dalam

melakukan

pembayaran deviden dan peningkatan pendapatan per lembar saham
d. Hak dan kewajiban investor
Untuk itu perlu kiranya investor menyadari hal-hal sebagai yaitu sebagai
berikut :
1) Investor telah menyadari salah satu pemilik perusahaan
2) Siap menanggung resiko atas segala yang telah di investasikan dalam
bentuk saham.
Husnan (2010:285) dalam membuat model peramalan harga saham
langkah penting adalah melakukan identifikasi atas faktor-faktor fundamental
(seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden dan
sebagainya) yang diperkirakan mempengaruhi harga saham. Contoh model
peramalan harga saham yang sederhana dengan mengandalkan atas variabelvariabel:
a. Pertumbuhan penjualan
b. Nilai penjualan
c. Penghasilan luar operasi (kalau ada)

15

d. Net profit margin (yaitu rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total
penjualan)
e. Price Earnings Ratio (PER)
Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sangat banyak,
maka untuk melakukan analisis fundamental diperlukan tahapan analisis
(Masiyah, 2005:166-167). Tahapan yang dilakukan diawali dengan:
a. Fundamental Ekonomi atau Pasar
Analisis ekonomi bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek
bisnis suatu perusahaan, aktivitas ekonomi akan mempengaruhi laba
perusahaan. Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara rendah pada
umumnya tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan juga rendah. Jadi tingkat
ekonomi yang sehat akan mendukung perkembangan perusahaan.
b. Fundamental Industri
Dalam analisis industri perlu diketahui kelemahan da kekuatan jenis
industri perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan yang memadai menganai
dinamika industri dari perusahaan yang bersangkutan akan sangat membantu
analisis atau investor dalam melakukan analisis industri. Hal-hal penting yang
perlu dipertimbangkan para investor dan analisis saham antara lain penjualan
dari perusahaan, kondisi persaingan dan harga saham perusahaan sejenis.
c. Fundamental Emiten
Analisis

perusahaan

dimaksudkan

untuk

mengetahui

kinerja

perusahaaan. Para investor memerlukan informasi yang relevan tentang
perusahaan sebagai dasar pembuatan keputusan investasi informasi tersebut

16

termasuk informasi internal dan eksternal perusahaan yang antara lain tentang
informasi laporan keuangan perusahaan pada periode tertentu.
2.

Price Earning Ratio (PER)
Salah satu pendekatan yang populer yang menggunakan nilai earning

untuk mengistimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER (price earning
ratio) atau disebut juga pendekatan earning multiplier. PER (Price Earning
Ratio) menunjukkan ratio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini
menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap
kelipatan dari earning, (Jogiyanto, 2007: 89).
PER menggambarkan appresiasi pasar terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali. Bagi
pemodal, semakin kecil PER suatu saham semakin bagus karena saham
tersebut termasuk murah. (Darmadji dan Fakruddin, 2005:140)
Price earning ratio digunakan secara luas oleh investor sebagai
panduan umum untuk mengukur nilai saham. Price earning ratio yang tinggi
menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga
premium untuk saham perusahaan. Price earning ratio akan dihitung dengan
cara sebagai berikut: (Gorrison dan Norren, 2004: 788).
PER 

harga pasar persaham
EPS

Price earning ratio mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku.
Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon
investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-

17

rasio ini. Rasio ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: (Hanafi
dan Halim, 2003: 85).

PER 

harga pasar persaham
Earning Per Share

Misalnya untuk perusahaan ABC, harga pasar saham per lembar sebesar
Rp. 66.875,-, Earning Per-share (EPS atau earning per-lembar saham) adalah
6,38. EPS perusahaan ABC dapat dihitung sebagai berikut:

PER 

66,875
= 10,5 kali
6,38
Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi (mempunyai

prospek baik) mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang
diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah akan mempunyai PER rendah.
Dari segi investor, PER yang terlalu tinggi barangkali tidak menarik karena
harga saham barangkali tidak naik lagi, yang kemungkinan untuk
memperoleh capital gain akan lebih kecil. PER memperlihatkan seberapa
besar harga yang para investor bersedia untuk membayar setiap laba yag
dilaporkan.
3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan (Tampubolon, 2005:20) yaitu: Pengukuran kinerja
perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan
keputusan manajemen karena menyangkut pemanfaatan modal, efisiensi dan
rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Kinerja keuangan yaitu alat untuk
mengukur

prestasi

kerja

keuangan

perusahaan

melalui

struktur

permodalannya. Penilaian kinerja perusahaan harus diketahui output maupun

18

inputnya. Output adalah hasil dari suatu kinerja karyawan atau perusahaan,
sedangkan input adalah keterampilan atau alat yang digunakan untuk
mendapatkan hasil tersebut.
Penilaian kinerja keuangan menurut Tampubolon (2005:20) dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Variabel Return On Equity (ROE)
Rentabilitas modal sendiri merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan modal sendiri perusahaan
dalam memperoleh laba. Perhitungan rentabilitas ini mempunyai peranan
yang sangat penting agar perusahaan dapat memutuskan apakah
perusahaan harus menambah atau mengurangi modal sendiri dalam
rangka melakukan efisiensi. Disamping itu dapat juga dibuat sebagai
dasar perencanaan dalam rangka perluasan usaha, apakah perusahaan
perlu memenuhi dananya dari luar atau dipenuhi dari modal sendiri.
Hanafi dan Halim (2005:177) Return On Equity atau sering disebut
juga dengan Return on Common Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah
ini sering diterjemahkan sebagai Rentabilitas Saham Sendiri (Rentabilitas
Modal Saham). Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan
ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas yang bisa
dialokasikan ke pemegang saham. Seperti diketahui, pemegang saham
mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk

19

membayar bunga hutang, kemudian saham preferen, baru kemudian
(kalau ada sisa) diberikan ke pemegang saham biasa.
Syamsudin (2009:58) menyatakan bahwa return on equity
merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia
bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang
saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau
penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
Hasil atas hak pemegang saham merupakan alat pengukur kinerja
keuangan yang paling populer diantara para penanam modal dan manajer
senior. ROE merupakan ukuran efisiensi yang dicapai perusahaan dalam
mendayagunakan modal para pemilik. ROE dapat dicari dengan
membandingkan antara laba bersih setelah pajak dikurangi deviden
saham preferen dengan modal.
Tiga penentu ROE yaitu meliputi:
a. Profit Margin
Adalah mengukur bagian tiap penjualan yang diturunkan
melalui perhitungan rugi laba menjadi laba bersih. Rasio ini penting
karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang
ditetapkan perusahaan dan kemampuan untuk mengendalikan badan
usaha.
b. Asset Turnover
Rasio ini merupakan ukuran intensitas modal (capital intencity),
dengan perputaran aktiva yang rendah menunjukkan suatu bisnis

20

dengan intensitas modal yang tinggi dan perputaran aktiva yang
tinggi menunjukkan sebaliknya.
c. Financial Leverage
Financial Leverage adalah penggunaan hutang (debt), tingkat
leverage keuangan modal (equity) dalam pembelanjaan pasif
perusahaan. Sartono (2004:131) Return on equity termasuk kedalam
kelompok rasio profitabilitas. Return on equity mengukur perusahaan
memperoleh laba

yang tersedia bagi para pemegang saham

perusahaan. Semakin besar ROE menandakan saham prioritas yang
bisa dihasilkan dari setiap lembar saham, secara sistematis dapat
diuraikan sebagai berikut:
ROE =

Laba Setelah Pajak
Modal Sendiri

Dengan demikian return on equity dapat diartikan sebagai
kemampuan

perusahaan

untuk

menghasilkan

laba

dengan

menggunakan modal sendiri yang bekerja pada perusahaan tersebut.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya return on equity suatu
perusahaan yaitu dengan jalan membandingkan laba yang diperoleh
dari perusahaan pada periode tertentu dengan modal sendiri untuk
menghasilkan laba tersebut pada periode yang bersangkutan. Dalam
menghitung return on equity laba yang diperhitungkan adalah laba
setelah pajak. Modal kerja yang diperhatikan adalah modal kerja
sendiri untuk menghasilkan laba tersebut.

21

Pada sisi yang lain ROE merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang berpengaruh dalam pencapaian tingkat return
saham yang diharapkan oleh investor, mengingat rasio ini merupakan
suatu ukuran daripenghasilan (income) yang tersedia atas modal yang
telah diinvestasikan kepada perusahaan. Semakin besar rasio ini
maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk memberikan
keuntungan kepada pemilik saham. Berdasarkan uraian tersebut
maka dapat diketahui bahwa terdapat keterkaitan antara ROE dengan
tingkat pengembalian investasi yang dilakukan. Dimana semakin
tinggi tingkat prosentase ROE maka semakin tinggi pula tingkat
pengembalian return saham yang akan diterima oleh investor.
(Syamsudin, 2009:58)
2. Debt Equity Ratio
Rasio jumlah hutang terhadap jumlah harta biasanya
disebut rasio hutang (debt ratio), yang mengukur prosentase jumlah
dana yang disediakan para kreditur, yang termasuk hutang adalah
kewajiban lancar dan semua obligasi (hutang jangka panjang). Para
kreditur lebih menyukai rasio hutang (debt ratio) yang modern
karena semakin rendah rasio tersebut semakin diperingan kerugian
kreditur kalau terjadi likuidasi.
Menurut Horne & Wachowicz (2005:138) menyatakan
bahwa debt equity ratio merupakan rasio hutang terhadap modal
sendiri yang diperoleh dengan membagi total hutang dengan total

22

aktivanya. Dengan demikian rasio ini dapat diketahui dengan rumus
sebagai berikut:
DER =

Total Hutang
Modal Sendiri

Menurut Husnan (2005:207) menyatakan bahwa “Rasio
total hutang dengan total aktiva merupakan rasio yang mengukur
prosentase penggunaan dana yang berasal dari kreditur”. Para
kreditur lebih menyenangi rasio hutang yang rendah, karena semakin
rendah rasio hutang semakin besar pula perlindungan yang diperoleh
para kreditur pada keadaan likuidasi.
Rasio ini memiliki tujuan yang sama dengan rasio hutang
terhadap ekuitas. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan
hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase aktiva
perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Rasio ini
menunjukkan bahwa semakin besar persentase pendanaan berasal
dari ekuitas pemegang saham, semakin tinggi rasio hutang terhadap
total aktiva semakin besar resiko keuangan, semakin rendah rasio ini
semakin rendah pula resiko keuangan.
Pemilik perusahaan lebih menyukai rasio ini lebih tinggi
dengan adanya pertimbangan:
1. Memperbesar tingkat keuntungan.
2. Karena mengeluarkan saham baru berarti mengurangi kendali
perusahaan.

23

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
apabila rasio hutang lebih tinggi bisa timbul kemungkinan bahwa
para pemilik perusahaan akan terlalu berani berspekulasi karena
bagian modal milik sendiri yang terlibat pada usaha tersebut adalah
sangat terbatas.
3. Perputaran Asset Total (Total Asset Turnover)
Adalah

rasio

keuangan

yang

mengukur

bagaimana

perusahaan secara efektif mengelola asset-assetnya atau aset-aset
yang dimilikinya dalam rangka untuk meningkatkan volume
penjualan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan
semakin efektif dalam menggunakan aktiva yang dimiliki. Rasio ini
digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat asset tertentu yang
dimiliki perusahaan, apakah sudah sesuai dan beralasan, sangat
tinggi, atau sangat rendah. Pada prinsipnya semakin tinggi rasio
aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan
sumber dayanya.
Rasio aktivitas dapat diukur dengan 2 rasio yaitu:
(a) Perputaran Asset Tetap (Fixed Asset Turnover-FAT)
Adalah kemapuan aktivitas (efisiensi) dana yang tertanam
dalam keseluruhan asset tetap perusahaan dalam suatu periode
tertentu dengan jumlah keseluruhan asset. Menurut Harahap
(2010:309), rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus:
Perputaran Asset Tetap=

Penjualan
Asset Tetap

24

(b) Perputaran Asset Total (Total Asset Turnover)
Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang
tertanam dalam keseluruhan asset berputar dalam suatu periode
tertentu atau kemampuan perusahaan dalam mengelolah sumber
dana dalam menghasilkan pendapatan (revenue). Menurut
Harahap (2010:309) rasio ini dihitung dengan menggunakan
rumus:
Perputaran Asset Total=

Penjualan
Total Asset

4. Current Ratio
Menurut Darsono dan Ashari (2005:52) menyatakan
bahwa rasio lancar (current ratio) yaitu kemampuan aktiva lancar
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar yang dimiliki. Rumus rasio lancar yaitu dengan
membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar yang dimiliki,
yaitu:
Current ratio =

Aktiva Lancar
Pasiva Lancar

Menurut Munawir (2005:72) menyatakan bahwa: “Rasio
ini merupakan rasio yang paling umum digunakan untuk
melakukan analisis posisi modal kerja suatu perusahaan. Rasio ini
menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar perusahaan ada sekian
kalinya hutang jangka pendeknya.

25

4. Hubungan Antara Kinerja Keuangan Dengan Price Earnings Ratio
(PER)
Pada dasarnya para investor sangat berkepentingan terhadap
kinerja keuangan yang akan dicapai oleh suatu perusahaan dimana
mereka akan melakukan investasi. Hal tersebut dikarenakan melalui
penilaian atas kinerja keuangan yang telah dicapai para investor akan
menilai sukses tidaknya perusahaan dalam mengelola atas modal kerja
yang telah dimilikinya dan melalui penilaian kinerja keuangan akan
diketahui stabilitas serta kontinuitas atau kelangsungan perusahaan.
Mengenai perubahan harga saham, banyak informasi yang dapat
diterima oleh para investor, salah satu informasi tersebut yaitu berasal
dari faktor fundamental. Faktor fundamental merupakan informasi yang
berkenaan dengan kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan itu sendiri
berkaitan dengan kondisi internal perusahaan, industri sejenis dan
prospek perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan
usahanya

sangat

ditentukan

oleh

kemampuan

integritas

dan

profesionalisme manajemen. Manajemen harus mampu mengendalikan
keadaan dan perubahan yang terjadi serta mengambil langkah
penyesuaian yang tepat. Penyesuaian perlu di lakukan untuk mengurangi
kemungkinan adanya kerugian karena adanya perubahan tersebut. Kinerja
keuangan dapat digunakan untuk mengetahui penghasilan yang tersedia
bagi pemilik perusahaan atas modal sendiri yang diiliki oleh perusahaan
yang diukur dengan menggunakan analisis Return On Equity (ROE),

26

untuk mengetahui atau mengukur berapa besarnya komposisi hutang atas
permodalan yang dimiliki yaitu dengan menggunakan Debt Equity Ratio,
selain itu investor harus mengukur kemampuan perusahaan dalam
memberikan jaminan likuditasnya yaitu dengan menggunakan Current
Ratio serta kemampuan melakukan pengelolaan total aktiva yang dimiliki
dengan menggunakan analisis Total Asset Turn Over (TATO). Dari
keempat variabel kinerja tersebut maka dapat diketahui seberapa besar
mempengaruhi besarnya kemampuan perusahaan untuk menarik minat
investor untuk berinvestasi di perusahaan yaitu terkait dengan tingkat
keuntungan yang ditawarkan dalam hal ini dapat diketahui melalui Price
Earnings Ratio (PER). (Tampubolon, 2005:20).
Secara teori keterkaitan masing-masing variabel dapat diuraikan
yaitu adanya keterkaitan antara kinerja keuangan perusahaan dengan
Price Earnings Ratio (PER) yaitu tinggi rendahnya Price Earnings Ratio
(PER) dipengaruhi oleh baik tidaknya kinerja keuangan perusahaan,
dimana perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik
(mempunyai prospek yang baik) memiliki kecenderungan memiliki PER
yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang mempunyai pertumbuhan
kinerja keuangan yang rendah maka dengan sendirinya

PER yang

rendah. (Hanafi dan Halim, 2003:85).
Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa investor perlu
mengetahui kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan.
Informasi ini dapat di peroleh perusahaan dengan membuat data dari

27

laporan keuangan perusahaan atau kinerja keuangan. Melalui penilaian
kinerja keuangan maka para investor akan mempunyai suatu gambaran
untuk menentukan perusahaan mana yang tepat untuk sarana berinvestasi,
hal tersebut dikarenakan kinerja keuangan perusahaan secara langsung
akan mempengaruhi terhadap Price Earnings Ratio (PER) yang
ditawarkan perusahaan.
5. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian menunjukkan alur penelitian yang akan
dilakukan, dimana akan dilakukan analisis terhadap pengaruh kinerja
keuangan perusahaan dalam hal ini adalah Return On Equity (ROE), Debt
Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO) dan Current Ratio
(CR) tahunan yaitu tahun 2008-2011 terhadap Price Earnings Ratio (PER)
pada perusahaan pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45.
Adapun secara lengkap gambar kerangka pikir penelitian dapat disajikan
pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
Kinerja Keuangan
1.Return On Equity
2.Debt Equity Ratio
3.Total Asset Turn Over
4.Current Ratio

Price Earning
Ratio (PER)

28

Berdasarkan gambar 2.1 maka dapat diketahui adanya keterkaitan
antara kinerja keuangan terhadap Price Earnings Ratio (PER) pada
perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45.
6. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi
dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang.
Dengan demikian dapat dirumuskan suatu hipotesis yaitu:
1. Kinerja keuangan yang meliputi Return On Equity (ROE), Debt Equity
Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO) dan Current Ratio (CR)
mempunyai pengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) pada
perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45.
2. Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh dominan terhadap Price
Earning Ratio (PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index

0 56 83

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Momentum dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 37 85

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 41 118

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia

0 61 101

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 40 121

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price To Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Hotel dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 - 2011

0 25 102

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Publik Periode 2010-2012

2 34 89

Analisis pengaruh rasio modal saham terhadap return yang diterima oleh pemegang saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2008)

0 4 96

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

Pengaruh Kinerja Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Price To Book Value (PBV) Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Tingkat Likuiditas Perusahaan Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada perusahaan yang termasuk dalam daftar sahan LQ 45 yang Go

0 0 7