Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO PADA SAHAM PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX
OLEH
JESSI ARSITHA 120521061
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
ABSTRAK
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Penelitian ini merupakan penelitian causal research, yaitu penelitian kausalitas dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, melalui data tertentu. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan 48 observasi sebagai sampel penelitian yang didapatkan berdasarkan kriteria tertentu. Hipotesis diuji dengan Uji F (Uji Simultan), Uji t (Uji Parsial). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Total Assets dan Debt to Equity berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Sedangkan Dividend Payout Ratio tidak berpengaruh terhadap Price Earning Ratio pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
Kata Kunci: Total Assets, Debt to Equity, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Jakarta Islamic Index
(3)
ABSTRACT
Analysis of Factors Affecting the Price Earning Ratio In Stock Company Registered In Jakarta Islamic Index.
This study aims to identify and analyze the influence of factors that affect the price earnings ratio on stocks listed on the Jakarta Islamic Index. This research is causal research, namely the research of causality by basing on the observation of the effect occurs and look for factors that may be the cause, through specific data. The data used is secondary data. This study used a sample of 48 observations were obtained based on certain criteria. The hypothesis was tested by F test (Simultaneous Test), Test T (Partial Test. The results showed that the partially, Total Assets and Debt to Equity significant effect on the price earning ratio on stocks listed on the Jakarta Islamic Index. Dividend Payout Ratio whereas no effect on the price earning ratio on stocks listed on the Jakarta Islamic Index.
Keyword : Total Assets, Debt to Equity, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Jakarta Islamic Index
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmat Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam
penyusunan skripsi ini peneliti menyadari akan kekurangan dan kelemahan karena
keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki peneliti, untuk itu peneliti dengan hati
terbuka menerima saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang
membaca skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index”.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, semangat, motivasi dan doa
dari orang-orang yang penulis sayangi selama penulisan skripsi ini. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada ibunda tervinta yaitu
R.Sianturi dan Ayahanda tercinta O.Sinaga, yang tidak pernah berlelah memberikan doa dan dukungan kepada penulis. Tak lupa penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum M.Ec Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. ME, Selaku Ketua Departemen Manajemen
(5)
Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE. MSi, dan Ibu Dra Friska Sipayung MS,
selaku Ketua dan Sekertaris program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA, selaku Dosen Pembimbing peneliti yang telah
bersedia dan sabar mengajari dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syahyunan, MSi, selaku Dosen Pembaca Penilai peneliti yang telah
bersedia memberikan saran dan pendapat guna kesempurnaan penulisan skripsi peneliti.
6. Kepada seluruh keluarga, saudara, dan terkhusus kepada yang peneliti sayangi
Ramat Hutabarat, yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
7. Kepada Sahabat Peneliti Devi Pelawi, Ghiera Ginting dan teman-teman
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara terkhusus
Konsentrasi Manajemen Keuangan yang telah memberikan motivasi dalam
perkuliahan.
Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih untuk semuanya.
Medan, Maret 2015
Peneliti
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS ... 8
2.1. Tinjauan Pustaka ... 8
2.1.1. Pasar Modal ... 8
2.1.1.1 Saham ... 8
2.1.1.2 Analisis dan Penilaian Saham ... 9
2.1.2. Price Earning Ratio ... 10
2.1.2.1 Kegunaan Price Earning Ratio ... 12
2.1.3. Total Assets………..………... 13
2.1.4. Debt to Equity ... 14
2.1.5. Dividend Payout Ratio ... 15
2.1.5.1 Pengertian Dividen dan Dividend Payout Ratio .... 15
2.2. Penelitian Terdahulu ... 17
2.3. Kerangka Konseptual ... 19
2.4. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1. Jenis Penelitian ... 23
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
3.3. Batasan Operasional ... 23
3.4. Definisi Operasional Variabel ... 24
3.5. Populasi dan Sampel ... 25
3.6. Jenis Data ... 27
3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 28
3.8. Metode Analisis Data ... 28
3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 28
3.8.2. Analisis Regresi Berganda ... 28
3.9. Uji Asumsi Klasik ... 29
3.9.1. Uji Normalitas ... 30
(7)
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 31
3.9.4. Uji Autokorelasi ... 32
3.10. Pengujian Hipotesis ... 33
3.10.1. Uji Signifikansi Simultan ... 33
3.10.2. Uji Signifikansi Parsial ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
4.1. Sejarah Jakarta Islamic Index ... 38
4.2. Profil Perusahaan Yang Sahamnya Masuk Dalam Jakarta Islamic Index Dan Memenuhi Criteria Untuk Dijadikan Sampel ... 38
4.3. Analisis Hasil Pengujian Data ... 46
4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 46
4.3.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 47
4.3.2.1 Uji Normalitas ... 48
4.3.2.2 Uji Multikolinieritas ... 51
4.3.2.3 Uji Heteroskedasitisitas ... 52
4.3.2.4 Uji Autokorelasi ... 54
4.3.3 Analisis Regresi ... 55
4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 57
4.3.4.1 Uji Signifikansi Simultan ... 57
4.3.4.2 Uji Signifikansi Parsial ... 58
4.3.4.3 Uji Koefisien Determinasi ... 60
4.4. Pembahasan ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1. Kesimpulan ... 65
5.2. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
No Judul Tabel Halaman
1.1. Data Kinerja Saham di Jakarta Islamic Index ... 4
1.2. Rata-rata Kinerja Saham di Jakarta Islamic Index ... 5
3.1. Hasil Penentuan Sampel ... 26
3.2. Daftar Nama Perusahaan Sampel ... 27
4.1. Data Rasio Keuangan Astra Agro Lestari Tbk ... 39
4.2. Data Rasio Keuangan Astra Internasional Tbk ... 40
4.3. Data Rasio Keuangan Charoen Pokphand Indonesia Tbk ... 40
4.4. Data Rasio Keuangan Indocement Tunggal Prakaras Tbk ... 41
4.5. Data Rasio Keuangan Indo Tambangraya Megah Tbk ... 41
4.6. Data Rasio Keuangan Kalbe Farma Tbk ... 42
4.7. Data Rasio Keuangan PP London Sumatra Indonesia ... 43
4.8. Data Rasio Keuangan Tambang Batubara Bukit Asam ... 43
4.9. Data Rasio Keuangan Semen Indonesia ... 44
4.10. Data Rasio Keuangan Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 44
4.11. Data Rasio Keuangan United Tractors Tbk ... 45
4.12. Data Rasio Keuangan Unilever Indonesia Tbk ... 46
4.13. Statistik Deskriptif ... 46
4.14. Uji Kolmogorov - Smirnov ... 50
4.15. Uji Multikolinieritas ... 51
4.16. Uji Glejser Transformasi Logaritma ... 53
4.17. Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ... 54
4.18. Uji Autokorelasi ... 55
4.19. Hasil Analisis Regreasi ... 56
4.20. ANOVA ... 57
4.21. Uji Signifikansi t ... 58
(9)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Halaman
4.1. Grafik Histogram ... 48 4.2. Normal Probability Plot ... 49 4.3. Grafik Scatterplot ... 52
(10)
ABSTRAK
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Penelitian ini merupakan penelitian causal research, yaitu penelitian kausalitas dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, melalui data tertentu. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan 48 observasi sebagai sampel penelitian yang didapatkan berdasarkan kriteria tertentu. Hipotesis diuji dengan Uji F (Uji Simultan), Uji t (Uji Parsial). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Total Assets dan Debt to Equity berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Sedangkan Dividend Payout Ratio tidak berpengaruh terhadap Price Earning Ratio pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
Kata Kunci: Total Assets, Debt to Equity, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Jakarta Islamic Index
(11)
ABSTRACT
Analysis of Factors Affecting the Price Earning Ratio In Stock Company Registered In Jakarta Islamic Index.
This study aims to identify and analyze the influence of factors that affect the price earnings ratio on stocks listed on the Jakarta Islamic Index. This research is causal research, namely the research of causality by basing on the observation of the effect occurs and look for factors that may be the cause, through specific data. The data used is secondary data. This study used a sample of 48 observations were obtained based on certain criteria. The hypothesis was tested by F test (Simultaneous Test), Test T (Partial Test. The results showed that the partially, Total Assets and Debt to Equity significant effect on the price earning ratio on stocks listed on the Jakarta Islamic Index. Dividend Payout Ratio whereas no effect on the price earning ratio on stocks listed on the Jakarta Islamic Index.
Keyword : Total Assets, Debt to Equity, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Jakarta Islamic Index
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal memiliki peranan penting dalam menunjang perekonomian
suatu negara. Menurut Undang-undang tentang Pasar Modal (1995), “Pasar Modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta
lembaga profesi yang berkaitan dengan efek”. Salah satu instrumen keuangan
yang diburu investor di pasar modal adalah saham. Pemain saham atau investor
perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham
agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk
dipilih.
Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus
membantu investor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi saham
dipasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi, meskipun
menjanjikan keuntungan relatif besar. Berbagai model dan pendekatan dapat
digunakan dalam menilai kewajaran harga saham. Salah satu analisis
fundamental yang digunakan adalah Price Earning Ratio.
Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan dalam analisis fundamental yang berdasarkan perhitungan atas rasio harga saham per lembar
dengan earnings tiap lembar sahamnya dan memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan
(13)
merupakan suatu bentuk apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan atau prospek
perusahaan di masa depan. Investor yakin bahwa perusahaan akan memiliki
prospek yang bagus di masa depan maka nilai Price Earning Ratio perusahaan cenderung tinggi yang tercermin dari peningkatan harga saham di pasar.
Price Earning Ratio atau earning multiplier merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan analisis sekuritas dalam menilai suatu saham.
Pendekatan ini berdasarkan perhitungan atas resiko harga saham per lembar
dengan earnings tiap lembar sahamnya. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earnings perusahaan. PER ini juga akan memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar
investor untuk memperoleh setiap rupiah earnings perusahaan. Dan pendekatan ini diharapkan akan membantu investor menentukan keputusan yang tepat dalam
membeli, menahan, ataupun menjual saham.
Setiap pergerakan harga saham akan mengakibatkan perubahan Price Earning dari suatu perusahaan. Price Earning rendah akan memberikan kontribusi tersendiri bagi pihak investor karena selain dapat membeli saham dengan harga
yang relatif murah, kemungkinan untuk mendapatkan capital gain juga semakin besar sehingga investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan
yang go public. Sebaliknya, emiten menginginkan Price Earning yang tinggi untuk menunjukkan bahwa kinerja perusahaan cukup baik dengan harapan agar
harga saham akan tinggi.
Analisis untuk mendapatkan informasi yang aktual mengenai Price Earning Ratio diperlukan untuk mengetahui beberapa variabel yang berpengaruh terhadap
(14)
harga saham mengingat bahwa para investor harus menganalisis apakah
harga-harga saham yang terjadi cukup layak untuk dibeli. Penelitian ini mengambil tiga
variabel yang mempengaruhi Price Earning Ratio, yakni: Total Assets, Debt to Equity Ratio, dan Dividend Payout Ratio sebagai variabel independen (bebas).
Total Assets merupakan indikasi mengenai ukuran besarnya sebuah
perusahaan. Perusahaan dengan skala besar dianggap lebih mempunyai akses ke
pasar modal. Kemudahan ini membuat perusahaan berskala besar memiliki resiko
yang tinggi dan menghasilkan laba yang besar pula sehingga nilai Price Earning Ratio akan tinggi dibandingkan dengan perusahaan berskala kecil.
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara total hutang dan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai
pendanaan usaha. Peningkatan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan (Price Earning Ratio) yang tercermin dari peningkatan harga saham, dengan asumsi penambahan hutang mampu menghasilkan return yang lebih tinggi dari biaya hutangnya. Peningkatan hutang tersebut berpengaruh positif terhadap prospek
pertumbuhan earnings mendatang sehingga rasio ini akan mempengaruhi harapan investor terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan earnings masa datang.
Faktor berikutnya adalah Dividend Payout Ratio. Dividend Payout Ratio yaitu persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik
dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba
per saham. Faktor ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap Price Earning Ratio karena besarnya Devidend Payout Ratio menentukan besarnya dividen yang
(15)
akan diterima oleh pemilik saham. Dividen yang besar secara positif dapat
mempengaruhi harga suatu saham terutama pada pasar modal yang didominasi
oleh investor yang berorientasi pada pendapatan dividen. Nilai saham perusahaan
akan meningkat yang tercermin dari peningkatan harga saham di bursa.
Jakarta Islamic Index merupakan indeks yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini terdiri dari 30 saham yang dievaluasi tiap 6 bulan sekali.
Kelompok saham ini adalah saham yang memiliki bidang usaha yang sesuai
syarat islam. Karena indeks ini merupakan kumpulan saham-saham yang halal.
Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Jakarta Islamic Index. Berikut ini data kinerja saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
Tabel 1.1
Data Kinerja Saham di Jakarta Islamic Index Nama Perusahaan Tahun Total Assets
(Rp million) Debt to Equity Dividen Payuot (%) Price Earning Ratio (Kali)
Astra Agro Lestari Tbk 2010 8,791,799 0.19 64.81 20.46
2011 10,204,495 0.21 65.14 13.68
Astra Internasional Tbk 2010 112,857,000 1.10 13.24 15.37
2011 153,521,000 1.02 45.07 14.03
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
2010 6,518,276 0.46 2.95 13.67
2011 8,848,204 0.43 29.24 14.95
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
2010 15,346,146 0.17 30.02 18.21
2011 18,151,331 0.15 29.99 17.43
Indo Tambangraya Mega Tbk
2010 9,783,380 0.51 74.10 31.29
2011 14,313,602 0.46 26.65 8.74
Kalbe Farma Tbk 2010 7,032,497 0.23 56.14 25.66
2011 8,274,554 0.27 65.09 22.43
PP London Sumatra Indonesia Tbk
2010 5,561,433 0.22 8.06 16.97
2011 6,791,856 0.16 40.10 7.34
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
2010 8,722,699 0.36 60.00 26.32
2011 11,507,104 0.41 60.03 12.95
Semen Indonesia Tbk 2010 15,562,999 0.29 50.00 15.43
2011 19,661,603 0.35 50.00 17.15
Telekomunikasi Indonesia Tbk
2010 99,758,447 0.98 56.37 13.89
2011 103,054,000 0.69 68.22 9.18
United Tractors Tbk 2010 29,700,914 0.84 50.68 20.44
2011 46,440,062 0.69 51.83 16.76
Unilever Indonesia Tbk 2010 8,701,262 1.15 100.02 37.17
2011 10,482,312 1.85 100.06 34.45
(16)
Tabel 1.2
Rata-rata Kinerja Saham di Jakarta Islamic Index
Tahun Total Assets Debt to Equity Dividen Payuot Price Earning Ratio
2010 27,361,404 1 47 21
2011 34,270,844 1 53 16
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)
Pada Tabel 1.2 di atas, rata-rata kinerja saham di Jakarta Islamic Index tahun 2011 terjadi peningkatan dan penurunan. Peningkatan terjadi pada Total Assets dan Devidend Payout Ratio, Debt to Equity tetap, sedangkan Price Earning Ratio mengalami penurunan. Berdasarkan hasil Tabel 1.2 terjadi ketidaksesuaian antara Total Assets dan Devidend Payout Ratio dengan Price Earning Ratio. Dimana penurunan dari Price Earning Ratio seharusnya merupakan akibat dari penurunan Total Assets dan Devidend Payout Ratio.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dalam sebuah skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
merumuskan permasalah sebagai berikut:
1. Apakah Total Assets berpengaruh terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index?
2. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index?
(17)
3. Apakah dividend payout ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index?
4. Apakah Total Assets, debt to equity ratio, dan dividend payout ratio secara simultan berpengaruh terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Total Assets terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dividend payout ratio terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Total Assets, debt to equity
ratio, dividend payout ratio secara simultan terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi para investor dan calon investor
Diharapkan dapat memberikan gambaran dan pertimbangan dengan
mengetahui faktor -faktor fundamental yang mempengaruhi Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(18)
sehingga investor dan masyarakat dapat memberikan keputusan investasi
yang tepat.
2. Bagi penulis
Mengetahui, menganalisis serta memperluas wawasan dan pengetahuan
mengenai konsep Price Earning Ratio dan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi Price Earning Ratio.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi tambahan bagi
kalangan akademisi dalam melakukan penelitian berikutnya pada ruang
(19)
BAB II
TIMJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal
Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara
permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya
lebih dari 1 tahun. UU Pasar Modal No.8 tahun 1995 mendefinisikan pasar modal
sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Samsul, 2006: 43).
2.1.1.1 Saham
Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut
juga sebagai pemegang saham. Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat
dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai
pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS).
Wujud saham terbagi atas dua jenis, yaitu :
1. Saham Preferen (preferred stock)
Saham preferen dalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk
menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak
untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang
mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami
(20)
istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah
yang memasok dana ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan.
2. Saham biasa (common stock)
Saham biasa dalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian
saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang
saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Penghitungan indeks harga
saham didasarkan pada harga saham biasa. Hanya pemegang saham biasa
yang mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2.1.1.2 Analisis dan Penilaian Saham
Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Nilai pasar
merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai
sebenarnya dari saham. Memahami ketiga konsep nilai merupakan hal yang perlu
dan berguna, karena dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang
bertumbuh (growth) dan yang murah (undervalued). Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Perusahaan yang
bertumbuh mempunyai rasio lebih besar dari nilai satu yang berarti pasar percaya
bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar dari nilai bukunya.
Mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk
mengetahui saham-saham mana yang murah, tepat nilainya atau yang mahal. Nilai
intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari perusahaan. Nilai pasar yang lebih kecil
(21)
yang murah (undervalued), karena investor membayar saham tersebut lebih kecil dari yang seharusnya dia bayar. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai
intrinsiknya menunjukkan bahwa saham tersebut dijual dengan harga yang mahal
(overvalued) (Jogiyanto, 2003: 88).
Dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai
sebenarnya dari saham adalah analisis sekuritas fundamental atau analisis
perusahaan dan analisis teknikal. Analisis fundamental menggunakan data
fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba,
deviden yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya), sedang analisis teknis
menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham)
untuk menentukan nilai dari saham. Analisis teknis banyak digunakan oleh
praktisi dalam menentukan harga saham sedangkan analisis fundamental banyak
digunakan oleh akademisi.
Analisis fundamental mencoba menghitung nilai intrinsik dari suatu saham
dengan menggunakan data keuangan perusahaan sehingga disebut juga dengan
analisis perusahaan (Jogiyanto, 2003: 89). Berdasarkan analisis fundamental, ada
dua pendekatan untuk menghitung nilai intrinsik saham, yaitu dengan pendekatan
nilai sekarang (present value approach) dan pendekatan Price Earning Ratio.
2.1.2. Price earning ratio
Price Earning Ratio merupakan bagian dari rasio penilaian untuk
mengevaluasi laporan keuangan. Menurut Jogiyanto (2003: 89), Price earning ratio menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Ratio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan
(22)
dari earnings. Menurut Tandelilin (2001 : 243), informasi P/E mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah
earning perusahaan. Dengan kata lain, P/E menunjukkan besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan.
Price Earning Ratio atau Earning Multiplier menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. P/E didapat dari perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Misalnya, jika P/E suatu saham sebanyak 3 kali berarti harga saham tersebut sama dengan 3
kali nilai earning perusahaan tersebut. P/E ini juga akan memberikan informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp1,00
earning perusahaan (Tandelilin, 2001 : 191).
Price Earning Ratio sangat efektif digunakan untuk mengestimasi suatu saham apakah harga saham tersebut terlalu tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued). Jika harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang overvalued dan layak dijual. Sebaliknya, jika nilai pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham
disebut sebagai saham yang undervalued dan layak dibeli. Bagi pemodal, semakin kecil P/E suatu saham semakin bagus karena saham tersebut termasuk murah dan
kemungkinan untuk mendapatkan capital gain juga semakin besar sehingga investor dapat memiliki banyak saham dari berbagai perusahaan yang go public (Tandelilin, 2001 : 245).
(23)
2.1.2.1 Kegunaan Price earning ratio
Menurut Prastowo (2002:52), Price earning ratio merupakan salah satu metode evaluasi. Angka rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang
terhadap harga saham.
Semakin besar Price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Perusahaan
dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai Price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang.
Price earning ratio dapat digunakan untuk:
1. Menentukan nilai pasar saham yang diharapkan.
2. Menentukan nilai pasar saham yang akan datang.
3. Menentukan tingkat kapitalisasi saham.
Indikator Price earning ratio berfungsi untuk mengevaluasi apakah saham overvalued atau undervalued. Suatu saham dapat dikatakan overvalued jika harga pasarnya lebih besar dari harga sebenarnya. Jika suatu saham dikatakan
overvalued, maka para investor sebaiknya segera menjual saham yang
dimilikinya. Sebaliknya jika suatu saham dikatakan undervalued berarti nilai sebenarnya lebih besar dari nilai pasarnya. Dalam keadaan undervalued, sebaiknya para investor segera membeli saham tersebut karena harga yang
(24)
2.1.3. Total Assets
Total assets merupakan keseluruhan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan baik aset tangible ataupun aset intangible yang digunakan dalam operasional perusahaan. Aset yang ada dalam perusahaan juga bisa dibagi menjadi
dua bagian besar yang tidak dapat dilepaskan dari karakteristik aset yang dimiliki
suatu perusahaan, yaitu aktiva tetap dan aktiva lancar. Aktiva tetap merupakan
aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan yang tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Aktiva
semacam ini biasanya memiliki masa pemakaian yang lama dan diharapkan dapat
memberikan manfaat pada perusahaan selama bertahun-tahun. Manfaat yang
diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama semakin menurun, kecuali manfaat
yang diberikan oleh tanah.
Total Assets merupakan ukuran sebuah perusahaan yang kemudian
dihubungkan dengan peluang memiliki akses ke pasar modal dan mendapatkan
bantuan dana dari pihak ketiga. Dengan adanya kemampuan perusahaan dalam
memperoleh pinjaman dalam waktu singkat, perusahaan dapat dikatakan memiliki
fleksibilitas keuangan yang relatif baik dan memiliki jaminan berupa aset bernilai
lebih besar dibandingkan perusahaan kecil (Van Horne, 2005: 503).
Menurut Sartono (2001 : 249), perusahaan besar yang sudah
well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dengan
perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar
(25)
2.1.4 Debt to Equity Ratio
Perusahaan memerlukan sumber dana untuk memenuhi kebutuhan
modalnya. Sumber dana perusahaan dapat dibedakan atas sumber dana internal
dan sumber dana eksternal. Sumber dana internal berasal dari modal yang disetor
oleh pemilik perusahaan dan laba ditahan. Sedangkan sumber dana eksternal
merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, misalnya sumber dana
melalui utang. Debt to Equity merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan berapa rupiah modal sendiri yang
disediakan untuk membayar hutang (Halim, 2007 : 57).
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%. Penggunaan hutang itu sendiri bagi
perusahaan mengandung tiga dimensi (1) pemberi kredit akan menitikberatkan
pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan, (2) dengan menggunakan
hutang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari
beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat dan (3)
dengan menggunakan hutang maka pemilik memperoleh dana dan tidak
kehilangan pengendalian perusahaan (Sartono, 2001: 121).
Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya atau menunjukkan solvabilitas suatu
perusahaan. Suatu perusahaan yang solvabel berarti perusahaan tersebut
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua
(26)
Debt to Equity ratio merupakan salah satu rasio leverage. Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam
mengelola aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Semakin besar leverage menunjukkan bahwa dana yang disediakan oleh pemilik dalam membiaya
investasi perusahaan semakin kecil atau tingkat penggunaan hutang yang
dilakukan perusahaan semakin besar.
Hal ini juga akan memperbesar tingkat ketidakpastian perusahaan dalam
memperoleh return yang berarti akan meningkatkan risiko yang dihadapi perusahaan. Risiko yang dimaksud terkait dengan kemampuan perusahaan untuk
membayar beban tetap yang timbul dari leverage tersebut. Hutang meningkatkan baik laba maupun risiko.
2.1.5 Dividen Payout Ratio
2.1.5.1. Pengertian Dividen dan Dividend Payout Ratio
Diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia
untuk pemegang saham umum (Jogiyanto, 2003:280). Devidend payout ratio (rasio pembayaran dividen) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai
sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang
dialokasikan untuk pembayaran dividen (Van Horne, 2005: 496).
Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang
saham ”equity investors”, sedangkan laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.
Setiap perusahaan selalu ingin adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di
(27)
lain pihak, tetapi tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau semakin tinggi
tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan,
dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan
sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bahwa
bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen makin kecil.
Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham
sebagai ”cash dividend” disebut dividend payout ratio.
Pembagian dividen dalam teori signaling memberikan sinyal positif kepada para investor akan prospek saham karena mengindikasikan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sebab perusahaan yang memiliki
kinerja bagus berupaya untuk memberitahukannya kepada masyarakat namun
tidak ingin ditiru oleh perusahaan yang berkinerja buruk. Pemberian dividen yang
besar memang akan mengurangi jumlah capital expenditure sehingga pertumbuhan perusahaan mungkin akan terganggu namun karena kinerja
perusahaan bagus, dia tetap dapat menghasilkan laba bahkan masih tetap tumbuh.
Namun tidak demikian halnya dengan perusahaan yang kualitasnya buruk,
membayar dividen yang tinggi secara terus-menerus akan menghilangkan
kesempatan mereka untuk melakukan investasi sehingga pertumbuhan perusahaan
akan terhenti. Karena investor paham akan hal ini maka dia akan memberi nilai
yang lebih tinggi pada perusahaan yang membayar dividen besar dan memberi
(28)
2.2 Penelitian Terdahulu
Kasilingam dan Ramasundaram (2011) melakukan penelitian dengan judul
penelitian “Price Earning Multiples: Actual Determinants (case study of Domestic Market in India). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Earning Growth, Dividend Payout Ratio, Return on Equity sedangkan variabel dependennya adalah Price Earning Ratio. Objek penelitian ini difokuskan pada pasar domestik di India. Hasil penelitian menunjukkan hanya Earning Growth yang mempengaruhi Price earning ratio secara parsial. Sedangkan secara simultan, Earning Growth, Dividend Payout Ratio dan Return on Equity tidak berpengaruh pada Price Earning Ratio.
Faezinia (2012) melakukan penelitian dangan judul “The Quantitative Study of Effective Factors on Price earning ratio in Capital Market of IRAN”. Variable independennya adalah interest rate, inflation, growth rate, systematic risk, company size, return on equity, dividend yield, and Debt to Equity ratio. Hasil penelitian menunjukkan interest rate, Inflation, dividend yield berpengaruh negative terhadap PER sedangkan variable growth rate, systematic risk, company size, return on equity, and Debt to Equity ratio berpengaruh positif.
Premkanth (2013) melakukan penelitian dengan judul “Determinant of price earning multiple in Sir Lankan listed companies”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on Equity, Dividend Payout Ratio, Market Capitalization, Retention Ratio, sedangkan dependennya adalah Price Earning Multiple. Objek peneltian ini difokuskan pada perusahaan yang terdaftar di sri lanka. Hasil penelitian menunjukkan ROE berpengaruh negative terhadap Price
(29)
Earning Multiple, sedangkan Dividend Payout Ratio berpengaruh positif terhadap Price Earning Multiple. Market Capitalization, Retention Ratio tidak berpengaruh terhadap Price Earning Multiple.
Marthinova (2007) melakukan penelitian dengan judul “ Analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi Price earning ratio perusahaan manufaktur Tbk pada Bursa Efek Jakarta. Variable independennya adalah DER, DPR, SIZE, G, CR,
CRISK. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial hanya DPR, SIZE,G yang
mempengaruhi Price Earning Ratio.
Hasanah (2009) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor
Fundamental yang Mempengaruhi Price earning ratio pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)”. Variabel independen yang digunakan
dalam penelitan adalah Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Return On Assets, Size. Sedangkan variabel dependennya adalah Price Earning Ratio. Objek penelitian ini difokuskan pada Jakarta Islamic Index (JII). Hasil penelitian
menunjukkan, hanya Return On Assets yang mempengaruhi Price earning ratio secara parsial. Dan secara simultan, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio Return On Assets, Size tidak berpengaruh pada Price Earning Ratio.
Tjendra (2010) dengan judul ” Analisis pengaruh Debt to Equity, Total Assets, Return on Investment dan Devidend Payout Terhadap PER Pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2005-2007”. Hasil penelitian menunjukkan,secara parsial, Return on Investment dan Devidend Payout berpengaruh terhadap PER.
(30)
2.3. Kerangka Konseptual
Tujuan utama setiap investor dalam berinvestasi adalah untuk mendapatkan
sejumlah keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya pada saat ini
maupun pada masa yang akan datang. Perusahaan memiliki kemampuan dalam
menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham menyebabkan munculnya
ketertarikan investor pada saham perusahaan tersebut. Hal ini menyebabkan
permintaan terhadap saham perusahaan meningkat sehingga akan menaikkan
harga saham.
Price Earning Ratio (P/E) merupakan pendekatan yang paling populer dipakai di kalangan analis saham dan para praktisi untuk menilai saham. P/E
digunakan oleh investor untuk menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. P/E menggambarkan rasio atau perbandingan
antara harga saham terhadap earning perusahaan. Perubahan pada nilai harga saham dan earning akan mengakibatkan perubahan pada nilai Price Earning perusahaan (Tandelilin, 2001: 191).
Menurut Samsul (2006 :201), secara fundamental harga suatu jenis saham
dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kemungkinan resiko yang dihadapi
perusahaan. Investor dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan melalui
laporan keuangan yang diterbitkan oleh emiten. Baik buruknya kinerja perusahaan
tercermin dari rasio-rasio keuangan yang secara rutin diterbitkan oleh emiten.
Total Assets menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan penjualan dan earnings. Semakin besar dan kuat perusahaan maka semakin baik jalan masuk ke pasar modal (Van Horne, 2005: 503). Perusahaan mampu meningkatkan
(31)
penjualannya atau dapat menaikkan ekspor dan mendapat keuntungan yang lebih
besar dari biaya operasionalnya sehingga investor tertarik berinvestasi pada
perusahaan tersebut. Hal ini akan dapat meningkatkan nilai harga saham
perusahaan sehingga Price earning ratio perusahaan akan meningkat.
Keputusan manajer untuk mengambil dana dari eksternal seperti dijelaskan
oleh Leland dan Pyle dalam teori signaling merupakan sinyal bahwa perusahaan berkinerja baik. Perusahaan berani mengambil dana eksternal untuk membiayai
suatu proyek merupakan sinyal bahwa proyek tersebut memiliki nilai intrinsik
yang tinggi. Penambahan hutang baru juga dapat menjadi sinyal karena hanya
perusahaan yang prospek pendapatannya relatif stabil yang berani menambah
hutang (Arifin, 2005: 12). Dengan demikian hutang memiliki pengaruh terhadap
investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut, dengan banyaknya
permintaan akan saham maka harga saham akan naik dan nilai P/E juga akan naik.
Devidend payout merupakan ukuran sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum (Jogiyanto, 2003: 280).
Sesuai dengan teori sinyal bahwa devidend payout berhubungan erat dengan profitabilitas perusahaan dan pasar merespon dengan harga yang meningkat
signifikan pada saat peningkatan deviden serta menurun dalam jumlah besar saat
ada pemotongan dividen (Arifin, 2005: 122). Kenaikan dan penurunan pada harga
saham akan mempengaruhi nilai Price Earning perusahaan. Pengaruh Total Assets, Debt To Equity, dan Devidend Payout terhadap Price earning ratio dapat digambarkan dalam kerangka konseptual berikut ini:
(32)
H4
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007: 42) hipotesis penelitian adalah: “penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan
hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya
hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif”. Sesuai dengan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis penelitian merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji
secara empiris.
Bedasarkan kerangka konseptual, maka penulis mencoba merumuskan
hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh Total Assets, Debt to Equity Ratio, dan Dividend
Payout Ratio secara bersama terhadap Price Earning Ratio.
H1: Total Assets berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio pada saham
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
PER (Y) Total Assets (X1)
Debt to Equity Ratio (X )
Devidend Payout Ratio (X )
(33)
H2: Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio
pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
H3: Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio
pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
H4: Total Assets, Debt to Equity Ratio, dan Dividend Payout Ratio berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
(34)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal (causal research) yang dilakukan untuk menganalisis pengaruh Total Assets, Debt to Equity Ratio, dan Dividend Payout Ratio terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan situs
.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 sampai
dengan Maret 2015.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan penelitian, maka
luas penelitian dibatasi dan hanya menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi
Price Earning Ratio (P/E) pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2010-2013.
(35)
Definisi operasional suatu variabel adalah suatu definisi yang diberikan
pada suatu variabel dengan cara membenarkan arti atau membenarkan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi
operasional variabel penelitian ini adalah:
1. Price Earning Ratio (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio merupakan hasil pembagian dari harga saham dengan laba per lembar saham (Earning per Share). Harga saham yang digunakan adalah harga saham perusahaan saat penutupan
(closing Price). Price Earning Ratio merupakan cerminan rupiah yang berani dibayar investor untuk setiap rupiah laba. Rumus yang digunakan dalam
menghitung Price Earning Ratio adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2001:192):
2. Total Assets(X1)
Total Assets menunjukkan jumlah seluruh aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Besarnya
Total Assets dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan yaitu pada laporan Neraca di bagian aktiva.
3. Debt to Equity Ratio (X2)
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini menunjukkan berapa rupiah modal sendiri yang
disediakan untuk membayar hutang. Rasio ini dicari dengan membandingkan
(36)
yang digunakan dalam menghitung Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut (Sartono, 2001: 121):
������������ =��������� (�����������)
������ (�������) 4. Dividend Payout Ratio (X3)
Dividend Payout Ratio merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan sebagai dividen. Kebijakan dividen diukur dengan perbandingan antara
dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapat. Adapun perumusan
Dividend Payout Ratio adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2003: 280):
��������������= ������������ℎ���
�����������ℎ��� 3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi penelitian adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat
berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang
berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu untuk dijadikan
objek penelitian (Erlina, 2011:80). Adapun populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2010-2013 dengan jumlah populasi penelitian adalah sebesar 49
perusahaan.
(37)
Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Saham perusahaan yang listing atau terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) sejak 6 Desember 2010 sampai Desember 2013.
2. Perusahaan harus terdaftar berturut-turut selama periode 6 Desember 2010
sampai Desember 2013 di Jakarta Islamic Index (JII).
3. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan selama 4 (empat) tahun,
yaitu tahun 2010 sampai dengan 2013.
4. Perusahaan mempunyai data pembayaran deviden selama periode penelitian
yaitu 2010 sampai 2013.
Bahwa dari 49 perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2010-2013, hanya
terdapat 12 perusahaan yang memenuhi karakteristik penyampelan yang telah
ditentukan terdapat dalam Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1
Hasil Penentuan Sampel
No Keterangan Jumlah
Perusahaan
1 Total Perusahaan yang Terdaftar di JII Selama Periode 6 Desember 2010 - Desember 2013
49
2 Perusahaan yang tidak terdaftar Berturut turut selama Periode 6 Desember - 31 Desember 2013
(35)
3 Perusahaan yang memiliki data keuangan tetapi tidak membayarkan deviden selama selama periode pengamatan
(2)
Jumlah Sampel 12
Sumber : (10 November 2014 Diolah)
(38)
Tabel 3.2
Daftar Nama Perusahaan Sampel
No Nama Perusahaan Kode
1
Astra Agio Lestari Tbk AALI
2
Astra Internasional Tbk ASII
3
Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
4
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
5
Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG
6
PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP
7
Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA
8
Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR
9
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk TLKM
10
United Tractors Tbk UNTR
11
Unilever Indonesia Tbk UNVR
12
Kalbe Farma Tbk KLBF
Sumber: (10 November 2014 Diolah)
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif
dan berdasarkan sumber data, penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu
data yang telah tersedia oleh pihak lain atau telah dikumpulkan oleh pihak lain
sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan secara langsung oleh peneliti (sinulingga
2011:151).
(39)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi
dokumentasi dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran
masalah yang akan diteliti serta melalui data sekunder berupa laporan keuangan
yang dipublikasikan oleh media internet.
3.8. Metode Analisis Data
Seluruh data penelitian yang telah dikumpulkan, kemudian diolah dan
dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam
penelitian ini. Dalam menganalsis data, peneliti menggunakan program SPSS.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan metode analisis data statistik deskriptif.
Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari
data. Karakteristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya.
Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi.
3.8.2. Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah
teknik statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen terhadap dependen. Pengujian hipotesis baik secara parsial
(40)
bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuannya adalah agar hasil penelitian
dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi tersebut adalah
sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +
ɛ
Dimana:
Y = Variabel dependen (terikat) yaitu PER
a = Konstanta
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
X1 = Total Assets
X2 = Debt to Equity
X3 = Devidend Payout Ratio
ɛ
= Error3.9 Uji Asumsi Klasik
Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dengan
menggunakan SPSS, sedangkan pengujian model dan pengujian hipotesis
menggunakan regresi linier berganda. Regresi linier berganda bertujuan
menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau
lebih variabel bebas.
(41)
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali 2012:160).
Model regresi yang baik adalah yang mendekati normal atau yang normal. Untuk
menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satu cara termudah untuk
melihat normalitas adalah melihat histogram yang membandingkan antara
observasi data dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Selain itu alat
uji yang bisa digunakan adalah metode uji Kolmogorov-Sminov. Uji Kolmogorov-Sminov adalah metode yang umum digunakan untuk menguji normalitas data. Jika nilai Kolmogorov-Sminov diatas signifikasi 0,05 maka semua data terdistribusi secara normal.
Namum demikian dengan melihat histogram saja hal ini bisa menyesatkan
khususnya untuk sample yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan
melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya
(Ghozali, 2012:161).
3.9.2 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan antara beberapa atau semua
variabel independen. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dan model regresi yang
(42)
Pada program SPSS, ada beberapa metode yang sering digunakan untuk
mendeteksi adanya multikolinieritas. Salah satunya adalah dengan cara
mengamati nilai Variance Inflation Faktor(VIF) dan Tolerance.
Batas dari VIF adalah 10 dan nilai dari Tolerance adalah 0,1. Jika nilai VIF dari 0,1 maka terjadi multikollinieritas. Bila ada variabel independen yang terkena
multikolinieritas terdapat beberapa cara penanggulangan yang dapat dilakukan.
Multikolinieritas dapat ditanggulangi dengan mengeluarkan satu variabel
independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi, transformasi
variabel dalam bentuk logaritma natural dan menggabungkan data crossection dan time series (Ghozali, 2012:110).
3.9.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2012:139). Jika varian dari residiual satu
pegamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu Price Earning Ratio. Pada output yang dihasilkan, jika titik membentuk suatu pola tertentu, maka hal ini
(43)
grafik scatterplot menyebar diatas dan dibawah angka 0. Maka hal ini
mengidentifikasi tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan cara uji park yang mengemukakan metode bahwa variance (s2) merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dengan persamaan linier yang dibentuk
dalam persamaan logaritma. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan
regresi linier signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data
model empiris yang diestimasi terdapat Heteroskedastisitas dan bila tidak maka
model regresi tersebut tidak mengalami Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
dapat ditanggulangi dengan melakukan transformasi variabel (Ghozali, 2012:
143).
3.9.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model
regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 atau periode sebelumnya (Ghozali, 2012:110). Jika terjadi
korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi. Autokorelasi dapat dideteksi dengan melakukan uji
Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin-Durbin-Watson (DW test) hanya digunakan untuk
autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.
(44)
Pengambillan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada table
berikut.
Tabel 3.4
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative
Tolak 4 – dl < d <4
Tidak ada korelasi negative
No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi
positif atau negative
Tidak ditolak du < d < 4 – du
Sumber: Ghozali 2012:111
3.10 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen baik secara parsial dan simultan, maka dilakukan uji signifikasi
simultan (uji-F) dan uji signifikansi parsial (uji-t).
3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) dan R2
F-test untuk menguji apabila variabel independen secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel
dependen (Y), langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Membuat formula hipotesis
1) H0: b1 = b2 = b3 = 0 (Total Assets, Debt to Equity, dan Devidend Payout Ratio secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index).
(45)
2) Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 (Total Assets, Debt to Equity, dan Devidend Payout Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index). b. Menentukan tingkat signifikasi tertentu (α =5%) dengan degree of freedom
(df) yaitu (n-k-1), dimana:
n = Jumlah sampel
k = jumlah variabel independen
c. Menghitung F dengan rumus:
F =
R2 k
�
1−R2
n−k−1
�
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel
n = jumlah sampel
d. Pengambilan keputusan
1) Apabila tingkat nilai probabilitas signifikansi dari F hitung lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang diharapkan (α=5%), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang terdiri
dari Total Assets, Debt to Equity, Dividend Payout secara bersama-sama berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen Price Earning Ratio. 2) Apabila tingkat nilai probabilitas signifikansi dari F hitung lebih besar
daripada tingkat signifikansi (α=5%), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang terdiri dari Total Assets,
(46)
Debt to Equity, Dividend Payout secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Price Earning Ratio.
Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah anatar nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel
dependen sangat terbatas. Dalam penelitian ini menggunakan nilai koefisien
Adjusted R2 dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai
Adjusted R2 merupakan koefisien determinasi yan disesuaikan, yang berarti besarnya pengaruh variabel independen telah dibebaskan dari pengaruh error terms secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Formula yang digunakan untuk melihat besarnya Adjusted R2 adalah sebagai berikut:
�2 = 1−(−�2)� −1
� − �
3.10.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji t dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara
parsial dari variabel independen Total Assets, Debt to Equity, Dividend Payout terhadap Price Earning Ratio. Prosedur yang digunakan untuk melakukan uji t adalah:
(47)
1) H0 : bi = 0 (Total Assets, Debt to Equity, dan Devidend Payout Ratio secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index).
2) Ha : bi ≠ 0 ( Total Assets, Debt to Equity, dan Devidend Payout Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index) .
b. Menentukan tingkat signifikansi tertentu (α = 5%) dan Degrees of Freedom (df) (n-k-1), dimana:
n = Jumlah sampel
k = jumlah variabel independen
c. Menghitung t hitung dengan persamaan sebagai berikut:
T h = ryn−k−1 (1−(ry)2)
Keterangan:
Th = t tahun
ry = koefisien korelasi parsial
ry2= koefisien determinan independen
k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
d. Pengambilan keputusan
1) Apabila tingkat nilai probabilitas signifikansi dari t hitung lebih kecil daripada tingkat signifikansi (α = 5%), maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya variabel independen yang terdiri dari Total Assets, Debt to
(48)
Equity, Dividend Payout Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Price Earning Ratio.
2) Apabila tingkat nilai probabilitas signifikansi dari t hitung lebih besar daripada tingkat signifikansi (α=5%), maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya variabel independen yang terdiri dari Total Assets, Debt to Equity, Dividend Payout secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Price Earning Ratio.
(49)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Jakarta Islamic Index (JII)
Sejarah pasar modal syariah di indonesia dimulai dengan diterbitkannya
reksa dana syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997.
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT.
Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin
menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka
para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.
Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah islam. Pada awal peluncurannya, pemilihan saham
yang masuk dalam criteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT
Danareksa Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar,
tugas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam-LK, bekerja
sama dengan Dewan Syariah Nasional. Hal ini tertuang dalam peraturan
Bapepam-LK Nomor II.K.1 tentang criteria dan penerbitan Daftar Efek Syariah.
4.2 Profil Perusahaan Yang Sahamnya Masuk Dalam Jakarta Islamic Index Dan Memenuhi Kriteria Untuk Dijadikan Sampel
Adapun pprofil perusahaan yang masuk dan konsisten dalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2010-2013 sebagai berikut:
(50)
1. Astra Agro Lestari Tbk
Astra Agro Lestari Tbk didirikan dengan nama PT Suryaraya Cakrawala
tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra Agro Niaga
tanggal 4 Agustus 1989. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995.
Kantor pusat AALI dan entitas anak berlokasi di Jalan Pulo Ayang Raya Blok OR
no. 1, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perkebunan kelapa sawit AALI saat
ini berlokasi di Kalimantan Selatan dan pabrik minyak goreng berlokasi di
Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik pengolahan entitas anak berlokasi di pulau
Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Tabel 4.1
Data Rasio Keuangan Astra Agro Lestari Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 8,791,799 0.19 64.81 20.46
2011 10,204,495 1.21 65.14 13.68
2012 12,419,820 0.33 44.75 12.64
2013 14,963,190 0.46 59.01 32.54
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah) 2. Astra Internasional Tbk
Astra International Tbk didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 dengan
nama PT Astra International Incorporated. Kantor pusat ASII berdomosili di Jl.
Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ASII bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa
pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang
lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil
(Toyota, Daihatsu, Izusu, UD Trucks, Peugeot dan BMW), sepeda motor (Honda)
(51)
jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan
teknologi informasi.
Tabel 4.2
Data Rasio Keuangan Astra Internasional Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 112,857,000 1.10 13.24 15.37
2011 153,521,000 1.02 45.07 14.03
2012 182,274,000 1.03 45.03 13.70
2013 213,994,000 1.02 45.04 15.33
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah) 3. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
PT Charoen Pokphand Indonesia T
dalam rangka Penanaman Modal Asing dan beroperasi secara komersial mulai
tahun 1972. Kantor pusat CPIN terletak di Jl. Ancol VIII No. 1, Jakarta dengan
kantor cabang di Sidoarjo, Medan, Tangerang, Balaraja, Serang, Lampung,
Denpasar, Surabaya, Semarang, Makasar, Salahtiga dan Cirebon. Ruang lingkup
kegiatan CPIN terutama meliputi industri makanan ternak, pembibitan dan
budidaya ayam ras serta pengolahannya, industri pengolahan makanan,
pengawetan daging ayam dan sapi termasuk unit-unit cold storage, menjual
makanan ternak, makanan, daging ayam dan sapi, bahan-bahan asal hewan di
wilayah Indonesia, maupun ke luar negeri.
Tabel 4.3
Data Rasio Keuangan Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 6,518,276 0.46 2.95 13.67
2011 8,848,204 0.43 29.24 14.95
2012 12,348,627 0.51 28.10 22.33
2013 15,722,197 0.58 29.80 18.79
(52)
4. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk didirikan tanggal 16 Januari 1985 dan
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1985. Kantor pusat INTP
berlokasi di Wisma Indocement Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta
sedangkan pabrik berlokasi di Citeureup–Jawa Barat, Palimanan–Jawa Barat, dan
Tarjun–Kalimantan Selatan. ruang lingkup kegiatan INTP antara lain pabrikasi
semen dan bahan-bahan bangunan, pertambangan, konstruksi dan perdagangan.
Tabel 4.4
Data Rasio Keuangan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 15,346,146 0.17 30.02 18.21
2011 18,151,331 0.15 29.99 17.43
2012 22,755,160 0.17 34.80 17.35
2013 26,607,241 0.16 66.13 15.30
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah) 5. Indo Tambangraya Megah Tbk
Indo Tambangraya Megah T
1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988. Kantor pusat
ITMG berlokasi di Pondok Indah Office Tower III, Lantai 3, Jln. Sultan Iskandar
Muda, Pondok Indah Kav. V-TA,Jakarta Selatan 12310. Ruang lingkup kegiatan
ITMG adalah berusaha dalam bidang pertambangan, pembangunan,
pengangkutan, perbengkelan, perdagangan, perindustrian dan jasa.
Tabel 4.5
Data Rasio Keuangan Indo Tambangraya Megah Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 9,783,380 0.51 74.10 31.29
2011 14,313,602 0.46 26.65 8.74
2012 14,420,136 0.49 84.65 11.38
2013 17,081,558 0.44 210.99 11.28
(53)
6. Kalbe Farma Tbk
Kalbe Farma Tbk
memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Kantor pusat KLBF
berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih,
Jakarta 10510 sedangkan fasilitas pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta
Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,
perdagangan dan perwakilan.
Tabel 4.6
Data Rasio Keuangan Kalbe Farma Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 7,032,497 0.23 56.14 25.66
2011 8,274,554 0.27 65.09 22.43
2012 9,417,957 0.28 66.77 30.38
2013 11,315,061 0.33 44.97 32.17
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah) 7. PP London Sumatra Indonesia Tbk
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia T
didirikan tanggal 18 Desember 1962 dan mulai beroperasi secara komersial pada
tahun 1962. Kantor pusat LSIP terletak di Prudential Tower Lantai 15, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 79, Setiabudi, Jakarta Selatan, sedangkan kantor cabang
operasional berlokasi di Medan, Palembang, Makassar, Surabaya dan Samarinda.
Ruang lingkup kegiatan LSIP bergerak di bidang usaha perkebunan yang
berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Kalimantan Timur,
(54)
Tabel 4.7
Data Rasio Keuangan PP London Sumatra Indonesia Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 5,561,433 0.22 8.06 16.97
2011 6,791,856 0.16 40.10 7.34
2012 7,551,796 0.20 40.34 13.98
2013 7,974,876 0.21 40.79 22.30
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah) 8. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
PT Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
1981. Kantor pusat PTBA terletak di Menara Kadin Indonesia Lt. 9 & 15. Jln.
H.R. Rasuna Said X-5, Kav. 2-3, Jakarta 12950. Ruang lingkup kegiatan PTBA
adalah bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan
penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian,
pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara
baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik
tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan
jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri
pertambangan batubara beserta hasil olahannya.
Tabel 4.8
Data Rasio Keuangan Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 8,722,699 0.36 60.00 26.32
2011 11,507,104 0.41 60.03 12.95
2012 12,728,981 0.50 57.26 15.33
2013 11,677,155 0.55 58.29 14.17
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah) 9. Semen Indonesia Tbk
Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu bernama PT Semen Gresik
(55)
Semen Gresik” dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 07 Agustus
1957. Kantor pusat SMGR berlokasi di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur,
sedangkan lokasi pabrik semen Perusahaan dan anak usaha berada di Gresik dan
Tuban di Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat, Pangkep di Sulawesi Selatan
an Quang Ninh di Vietnam.
Tabel 4.9
Data Rasio Keuangan Semen Indonesia Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 15,562,999 0.29 50.00 15.43
2011 19,661,603 0.35 50.00 17.15
2012 26,579,084 0.46 45.00 19.09
2013 30,792,884 0.41 45.00 16.11
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah) 10.Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk / (Telkom
mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada
tahun 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun
1991, status Telkom diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (“Persero”).
Kantor pusat Telkom berlokasi di Jalan Japati No. 1, Bandung, Jawa Barat.
Tabel 4.10
Data Rasio Telekomunikasi Indonesia Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 99,758,447 0.98 56.37 13.89
2011 103,054,000 0.69 68.22 9.18
2012 111,369,000 0.66 68.42 9.92
2013 127,951,000 0.65 72.66 14.70
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah) 11.United Tractors Tbk
United Tractors T
(56)
operasinya pada tahun 1973. Kantor pusat UNTR berlokasi di Jalan Raya Bekasi
Km. 22, Cakung, Jakarta. Saat ini, Perusahaan mempunyai 19 cabang, 22 kantor
lokasi dan 11 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia. Ruang
lingkup kegiatan usaha UNTR dan entitas anak meliputi penjualan dan penyewaan
alat berat (mesin konstruksi) beserta pelayanan purna jual, pertambangan dan
kontraktor pertambangan. Termasuk didalam kontraktor pertambangan adalah jasa
kontraktor pertambangan terpadu.
Tabel 4.11
Data Rasio United Tractors Tbk
Tahun Total assets (Rp Million)
Debt to equity Devidend Payout Ratio (%)
Price Earning Ratio (X)
2010 29,700,914 0.84 50.68 20.44
2011 46,440,062 0.69 51.83 16.76
2012 50,300,633 0.56 53.57 12.54
2013 57,362,244 0.61 53.25 15.73
Sumber: Hasil Penelitian,2015 (Data Diolah) 12.Unilever Indonesia Tbk
Unilever Indonesia T
dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial
tahun 1933. Kantor Perusahaan berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 15,
Jakarta. Pabrik UNVR berlokasi di Jalan Jababeka 9 Blok D, Jalan Jababeka Raya
Blok O, Jalan Jababeka V Blok V No. 14-16, Kawasan Industri Jababeka
Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dan Jalan Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal, 2005, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, UMM Press, Malang.
Arifin, Zaenal, 2005, Teori Keuangan dan Pasar Modal, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Ekonosia, Yogyakarta.
Astuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan Perusahaan, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Crabb, Peter, 2003, Finance and Investments Using The Wall Street Journal, Mc Graw-Hill Irwin, New York.
Erlina, 2012. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Halim, Abdul, 2007, Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia. Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio & Analisis Investasi, Edisi Ketiga, Penerbit
BPFE, Yogyakarta.
Jones, Charles P, 2004, Investments: Analysis and Management, Nineth Edition,
United States of America
Kasmir, 2008, Dasar-dasar Perbankan, Edisi Revisi, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Prastowo, Dwi, dan Rifka Juliaty, Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi, cet. Ke-2 Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2002.
Samsul, Mohamad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sartono, R. Agus, 2001, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi, Doli M. Ja’far Dalimunthe, Iskandar Muda, Muslich Lufti dan Syahyunan, 2008, Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS), USU Press, Medan.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(2)
Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Van Horne, James C, John M.Wachowicz Jr, 2005, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Alih Bahasa Heru Sutojo, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Widoatmodjo, Sawidji, 2004, Cara Cepat Memulai Investasi Saham : Panduan
Bagi Pemula, Cetakan Pertama, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Hasanah, Nur, 2009, Faktor-faktor Fundamental yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2001-2006, Skripsi, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. (Tidak Dipublikasikan)
Kasilingam, dan Ramasundaram, 2011, Price Earning Multiples: Actual Determinants (case study of Domestic Market in India), Jurnal.
Faezinia, Vahid, 2012, The Quantitative Study of Effective Factors on Price earning ratio in Capital Market of IRAN, Jurnal, Vol 3 No 10.
Premkanth, Puwanennthiren, 2013, Determinant of price earning multiple in Sir Lankan listed companies, Jurnal, Vol 1 N0 2.
Marthinova, 2007, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Price earning ratio
perusahaan manufaktur Tbk pada Bursa Efek Jakarta, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.
Tjendra, Anjeli (2010) dengan judul ” Analisis pengaruh Debt to Equity, Total Assets, Return on Investment dan Devidend Payout Terhadap PER Pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2005-2007,
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.
(3)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Std. Error Statistik Std. Error total_asset 48 5561433 213994000 36597204.23 49812071.932 2.138 .343 3.917 .674
Debt_to_equity 48 0 2 .60 .465 1.820 .343 3.391 .674
dividend_payout 48 3 211 56.09 31.790 2.492 .343 11.284 .674
price_earning 48 7 37 18.76 7.736 1.013 .343 .079 .674
(4)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parametersa,b Mean .00
Std. Deviation 6.191
Most Extreme Differences
Absolute .100
Positive .100
Negative -.069
Kolmogorov-Smirnov Z .696
Asymp. Sig. (2-tailed) .719
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistiks
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 15.881 2.107 7.537 .000
total_asset -7.273E-008 .000 -.468 -3.660 .001 .889 1.125 Debt_to_equity 8.421 2.254 .507 3.737 .001 .792 1.263 dividend_payout .008 .032 .033 .255 .800 .852 1.173 a. Dependent Variabel: price_earning
(5)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 4.145 1.237 3.350 .002
total_asset -1.286E-008 .000 -.164 -1.102 .276
Debt_to_equity -1.551 1.323 -.185 -1.172 .248
dividend_payout .036 .019 .292 1.922 .061
a. Dependent Variabel: absout
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .600a .360 .316 6.398 2.268
a. Predictors: (Constant), dividend_payout, total_asset, debt_to_equity b. Dependent Variabel: price_earning
(6)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 15.881 2.107 7.537 .000
dividend_payout .008 .032 .033 .255 .800
debt_to_equity 8.421 2.254 .507 3.737 .001
total_asset -7.273E-008 .000 -.468 -3.660 .001
a. Dependent Variabel: price_earning
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1011.511 3 337.170 8.236 .000b
Residual 1801.388 44 40.941
Total 2812.899 47
a. Dependent Variabel: price_earning
b. Predictors: (Constant), total_asset, dividend_payout, debt_to_equity
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 15.881 2.107 7.537 .000
dividend_payout .008 .032 .033 .255 .800
debt_to_equity 8.421 2.254 .507 3.737 .001
total_asset -7.273E-008 .000 -.468 -3.660 .001
a. Dependent Variabel: price_earning
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .600a .360 .316 6.398