Pengaruh Ukuran Perusahaan, Momentum dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
MUHAMMAD ARIANTO 090503305
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2014
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Februari 2014
Yang membuat pernyataan
Muhammad Arianto
(3)
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, MOMENTUM DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari pengaruh ukuran perusahaan, momentumdan price earning ratio sebagai variabel independen, dan return saham sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 90 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ada dua variabel independen berpengaruh terhadap return saham yaitu masing-masing ukuran perusahaan dan momentum secara parsial dan terdapat satu variabel independen yang tidak memiliki pengaruh terhadap return saham yaitu variabel price earning ratio. Lalu hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh secara signifikan terhadap return saham pada ketiga variabel independen nya yaitu ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio
Kata Kunci : Ukuran perusahaan, momentum, price earning ratio dan return
saham.
(4)
ABSTRACT
THE EFFECT OF FIRM SIZE, MOMENTUM AND PRICE EARNING RATIO ON THE MANUFACTURING
COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE.
The purpose of this research is to know the effect of firm size, momentum and price earning ratio on the manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the stock return. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that stock return which is proxied by firm size, momentum and price earning ratio as variable independent, and stock return as variable dependent consist of the 90 firms.
This research concludes that two of independent variables are firm size and momentum have influence toward stock return in parcial and in simultaneous the result is significantly influence to stock return on its three independent variables that firm size, momentum and price earning ratio.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi, Adi haryanto dan Fauziah yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si. selaku Penasehat Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
(6)
4. Ibu Yeti Meliany Lubis, SE, M.Si, Ak. yang juga selaku Dosen Pembimbing saya dan Bapak Drs. Erwin Abubakar, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Yang sangat saya kasihi kakak dan abang saya Mutia Syaputri, S.Sos. dan Muhammad Ridho Syahputra, Amd. Yang selalu memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Teman-teman angkatan 2009 teristimewa Azmi, Tamam, Iwan, Aswin, Anjar, Ari, Wahyu, Taufik Akbar dan Ruth yang tidak pernah letih memberikan kasih sayang, semangat dan bantuan sepanjang masa perkuliahan saya. Serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini dan saya sangat banggakan organisasi yang telah mengajarkan saya banyak hal yaitu Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMA) FE USU.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Februari 2014
Penulis,
Muhammad arianto
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1 TujuanPenelitian ... 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TinjauanTeoritis ... 9
2.1.1 Saham ... 9
2.1.2 Return Saham ... 10
2.1.3 Ukuran Perusahaan ... 12
2.1.4 Momentum ... 13
2.1.5 Price Earning Ratio ... 15
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
2.3 Kerangka Konseptual ... 17
2.4 Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 21
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 21
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26
(8)
3.5.1 Variabel Independen ... 27
3.5.2 Variabel Dependen ... 27
3.5.3 Indikator ... 27
3.6 Metode Analisis Data ... 29
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 29
3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 29
3.6.1.2 Uji Multikolonearitas ... 31
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 32
3.6.1.4 Uji Autokolerasi ... 32
3.6.2 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi Dan Determinasi ... 33
3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 34
3.6.3.1 Metode Regresi Linear Berganda ... 34
3.6.3.2 Uji Signifikan Simultan ... 35
3.6.3.3 Uji t Secara Parsial ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 37
4.2 Hasil Penelitian ... 37
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 37
4.2.2 Asumsi Klasik ... 39
4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 39
4.2.2.2 Uji Multikolineritas ... 42
4.2.2.3 Uji Heterokedasitas ... 43
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 44
4.3 Pengujian Analisis Regresi ... 46
4.3.1 Metode Regresi Linear Berganda... 46
4.4 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi 48 4.5 Pengujian Hipotesis ... 49
4.5.1 Uji Signifikan Simultan ... 49
(9)
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 58
5.3 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
(10)
DAFTAR TABEL Nama Judul
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel ... 23
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ... 25
Tabel 3.3 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 28
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif ... 38
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data ... 41
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 43
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... 45
Tabel 4.5 Uji Regresi Data ... 46
Tabel 4.6 Uji Korelasi Dan Determinasi ... 48
Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 50
(11)
DAFTAR GAMBAR Nama Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 18
Gambar 4.1 Gambar Grafik Histogram ... 40
Gambar 4.2 Gambar Grafik P-Plot ... 40
Gambar 4.3 Gambar Grafik Uji Heteroskedasitas Normalitas Data ... 44
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Nama Judul
Lampiran 1 Daftar Sampel Penelitian ... 62
Lampiran 2 Data Variabel Penelitian ... 63
Data Ukuran Perusahaan ... 63
Data Momentum Perusahaan ... 64
Data Price Earning Ratio Perusahaan ... 65
Data Return Saham Perusahaan ... 66
Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data SPSS 19 ... 67
Statistik Deskriptif ... 67
Hasil Uji Normalitas melalui Histogram ... 67
Hasil Uji Normalitas melalui Normal P-Plots ... 68
Hasil Uji Normalitas melalui Kolmogorov-Smirnov ... 68
Hasil Uji Multikolinearitas ... 69
Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 69
Hasil Uji Autokorelasi ... 70
Hasil Uji Koefisien Regresi ... 70
Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 70
Hasil Uji F ... 71
(13)
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, MOMENTUM DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari pengaruh ukuran perusahaan, momentumdan price earning ratio sebagai variabel independen, dan return saham sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 90 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ada dua variabel independen berpengaruh terhadap return saham yaitu masing-masing ukuran perusahaan dan momentum secara parsial dan terdapat satu variabel independen yang tidak memiliki pengaruh terhadap return saham yaitu variabel price earning ratio. Lalu hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh secara signifikan terhadap return saham pada ketiga variabel independen nya yaitu ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio
Kata Kunci : Ukuran perusahaan, momentum, price earning ratio dan return
saham.
(14)
ABSTRACT
THE EFFECT OF FIRM SIZE, MOMENTUM AND PRICE EARNING RATIO ON THE MANUFACTURING
COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE.
The purpose of this research is to know the effect of firm size, momentum and price earning ratio on the manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the stock return. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that stock return which is proxied by firm size, momentum and price earning ratio as variable independent, and stock return as variable dependent consist of the 90 firms.
This research concludes that two of independent variables are firm size and momentum have influence toward stock return in parcial and in simultaneous the result is significantly influence to stock return on its three independent variables that firm size, momentum and price earning ratio.
(15)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah penanaman sejumlah uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Hasil atau keuntungan yang diperoleh dari investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Ada beberapa bentuk investasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah investasi dalam bentuk penyertaan modal atau biasa dikenal dengan investasi saham. Saham merupakan instrumen yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Investor dapat menggunakan dua macam strategi untuk mendapatkan return, yaitu strategi kontrarian dan strategi investasi momentum. Strategi investasi kontrarian adalah membeli saham dengan harga rendah kemudian menjualnya ketika harga saham naik pada titik tertentu untuk memperoleh capital gain. Strategi membeli saham pemenang (winner) pada periode yang lalu kemudian menjualnya di periode mendatang ketika harga sahamnya meningkat disebut strategi momentum, kedua strategi tersebut
(16)
sama-sama menggunakan informasi sebagai acuan dalam mengambil keputusan dalam perdagangan saham.
Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka tanggung dengan singkat ketentuan yang diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Sangat penting bagi perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan para pemilik modal dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya. Motif pemilik modal atau investor menanamkan dananya pada sekuritas adalah mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return tertentu pada resiko yang minimal.
Penelitian tentang strategi momentum mula-mula diperkenalkan oleh Jegadeesh (1993). Mereka menemukan pembelian saham pemenang (winners) periode yang lalu dan menjual saham pecundang (losers) pada periode yang lalu memperoleh abnormal return yang signifikan. Abnormal return sendiri disebabkan perubahan harga saham yang sangat drastis. Penelitian mereka pun menyimpulkan keuntungan momentum tidak didorong hanya pada jangka pendek tetapi dengan mengambil return masa lalu yang tinggi untuk mengalahkan pertumbuhan indeks pasar telah menghasilkan return jangka panjang pembelian terus menerus. Penelitian tentang Ukuran Perusahaan (firm size), Book to Market Ratio, dan Momentum terhadap return saham sudah pernah dilakukan
(17)
sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu dengan memberikan hasil penelitian yang beragam dari setiap penelitinya.
Fenomena tersebut juga terjadi pada hubungan antara book to market ratio dan return saham, Robert Ang (1997) menyatakan bahwa ratio book to market merupakan rasio yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja perusahaan melalui harga pasarnya, semakin rendah rasio ini menandakan semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para investor, dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa secara teoritis book to market ratio memiliki pengaruh negatif terhadap return saham, akan tetapi pada kenyataan yang terjadi di perusahaan manufaktur di Indonesia terjadi ketidak konsistenan teori tersebut, karena tidak selamanya book to market ratio berpengaruh negatif terhadap return saham.
Fama (1992) menyatakan nilai book to market ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja buruk dan cenderung mengalami kesulitan keuangan (financial distress) atau mempunyai prospek yang kurang baik. Fama (1992) berkesimpulan bahwa book to market ratio mempunyai hubungan negatif terhadap return, artinya semakin besar nilai book to market ratio maka semakin kecil return saham suatu perusahaan. Dalam penelitian lain, Fama (1993) menyatakan bahwa firm size dan book to market ratio memiliki sensitivitas terhadap faktor risiko yang juga merupakan faktor penentu pada variasi stock return dan membantu menjelaskan cross sections of average return. Bukti-bukti pada penelitian mereka menunjukkan bahwa firm size dan book to market ratio berhubungan dengan keuntungan yang diperoleh, kemudian Fama
(18)
(1993) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara faktor market dan size terhadap return, tetapi tidak ditemukan link antara book to market equity terhadap return.
Di Indonesia investor dapat melakukan investasi saham dengan cara membeli saham-saham perusahaan (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dikelompokkan berdasarkan sektor usaha yang dilakukan, salah satunya adalah sektor manufaktur. Sektor manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar dibandingkan sektor lain. Perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur juga merupakan emiten yang sahamnya paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Sebelum memutuskan membeli atau menjual saham, para investor tentunya sangat memerlukan tersedianya informasi. Informasi-informasi tersebut diperlukan untuk dapat memprediksi besarnya return saham yang akan diterima dari investasi yang dilakukan. Informasi yang dimaksudkan terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dan memiliki pengaruh terhadap return saham. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, distress risk, firm size dan book to market ratio adalah beberapa faktor yang diduga memiliki hubungan dengan return saham yang dihasilkan.
Selain book to market ratio, ada ratio pasar lain yang digunakan investor, yaitu price earning ratio. Price earning ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan earning per share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Market price adalah harga suatu saham pada saat pasar sedang berlangsung. EPS merupakan laba yang tersedia bagi pemegang
(19)
umum dibagi dengan jumlah saham beredar. Kegunaan PER ini adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS-nya. Dengan kata lain PER dianggap sebagai ratio pasar suatu saham perusahaan.
Penelitian PER yang diawali basu (1977) menemukan PER berpengaruh negative terhadap return. PER yang rendah menyebabkan return saham yang relatif tinggi dibandingkan saham dengan PER yang tinggi. Price earning ratio yang relatif tinggi menggambarkan dividen yield saham yang rendah karena sebagian keuntungan digunakan internal perusahaan dimana dividen yield tersebut adalah salah satu komponen dari return saham. Investor akan berpikir ulang karena semakin tinggi tingkat risiko yang akan dihadapi jika saham tersebut memiliki jangka waktu yang lama untuk memperoleh return. Pada akhirnya, investor akan enggan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut karena kurang memberikan keuntungan.
Dengan adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu (research gap) serta perbedaan realita dan teori (fenomena gap), maka perlu diadakan penelitian mengenai hubungan antara Ukuran Perusahaan (firm size), Momentum dan Price earning ratio (PER) dengan return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dery Darusman (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa Portofolio saham dengan Book To Market Ratio yang tinggi menghasilkan return yang lebih tinggi dari portofolio saham dengan Book To Market Ratio rendah. Portofolio saham pemenang akan tetap meningkat return sahamnya dan portofolio saham
(20)
pecundang akan tetap menurun return sahamnya. Portofolio saham dengan Firm Size kecil menghasilkan return yang lebih tinggi dibandingkan portofolio saham dengan Firm Size besar. Hal ini sejalan dengan temuan jegandish dan Titman (1993) yang mengatakan saham pemenang secara konsisten memperoleh return yang lebih tinggi dibandingkan saham pecundang (losers).
Hasil temuan Fitriati (2010) dalam penelitiannya tentang analisis hubungan distress risk, firm size, dan book to market ratio dengan return saham. Variabel yang digunakan distress risk, firm size dan book to market ratio. Metode yang digunakan adalah korelasi sederhana dengan mengambil sampel 20 saham perushaan manufaktur yang listed di BEI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan variabel tersebut terhadap return saham. Hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara distress risk dengan return saham. Hubungan negatif antara firm size dengan return saham. Hubungan positif antara book to market ratio dengan return saham.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu dengan judul “Pengaruh ukuran perusahaan, Momentum dan Price earnimg ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas terlihat bahwa terdapat reseach gap dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan. Terjadi ketidak konsistenan hasil mengenai hubungan antara ukuran perusahaan, momentum, price earning ratio dan return saham. Dari uraian latar belakang juga terlihat bahwa pada saham
(21)
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak terdapat pola hubungan yang konsisten antara ukuran perusahaan, momentum, price earning ratio dan return saham. Berdasarkan masalah penelitian tersebut, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian (research gap) sebagai berikut :
1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham?
2. Apakah Momentum berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham?
3. Apakah Price earning ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham?
4. Apakah Ukuran Perusahaan, Momentum dan price earning ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return saham?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Sebagaimana uraian dari rumusan masalah yang telah dikemukaan di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Menguji dan menganalisis hubungan antara ukuran perusahaan (firm size) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Menguji dan menganalisis hubungan antara momentum terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
(22)
3. Menguji dan menganalisis hubungan antara price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
4. Menguji dan menganalisis hubungan antara ukuran perusahaan (firm size), momentum dan price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi investor
Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam menerapkan strategi di pasar modal khususnya saham.
2. Bagi emiten
Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dalam pasar modal untuk memaksimalkan capitalization market dan kebijakan harga saham. 3. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini dapat menambah temuan dalam penelitian serupa yang nantinya dapat dikaji ulang sehingga tercapainya kesempurnaan baik teori dan hasil penelitian sebelummya.
(23)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populasi. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham:
a. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
(24)
b. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
2.1.2 Return Saham
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Investor tentunya tidak akan melakukan investasi jika tanpa adanya harapan akan return yang diperoleh di masa yang akan datang. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.Dalam melakukan investasi terdapat beberapa metode pengurkuran return, salah satunya adalah return total. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Jogiyanto (2003) menjelaskan return total dinyatakan sebagai berikut ini :
Return saham =
–
Keterangan :
Pt =Harga saham pada periode sekarang. Pt-1 =Harga saham pada periode sebelumnya.
Menurut Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).
Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur
(25)
kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang.
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko.
Tujuan memperoleh return dapat dinyatakan dalam keuntungan dengan presentasi relative dan absolute tetapi tujuan tersebut memiliki tujuan bersifat umum, yaitu :
1. Capital Preservation
Capital Preservation (Pemeliharaan Modal) dilakukan investor untuk menjaga investasinya agar return yang didapat tidak lebih kecil dari inflasi yang terjadi. Umumnya, strategi ini dilakukan oleh strongly risk-averse investors atau investor penghindar risiko secara penuh. Mereka mendapatkan return untuk tujuan jangka pendek.
2. Capital Appreciation
Capital Appreciation atau peningkatan modal adalah tujuan investor untuk memperoleh pertumbuhan modal dari waktu ke waktu. Pertumbuhan modal diperoleh dari capital gain. Strategi ini dilakukan oleh investor agresif yang bersedia menerima risiko untuk memenuhi tujuan mereka.
(26)
3. Current Income
Investor memperoleh return dari portofolio yang akan digunakannya untuk memenuhi biaya hidup mereka. Investor yang menerapkan strategi ini berkonsentrasi untuk meningkatkan pendapatan mereka dari pada capital gain.
4. Total Return
Tujuan strategi total return hampir sama dengan capital appreciation, yaitu meningkatkan nilai portofolio dengan capital gain dan menginvestasikannya kembali. Risiko strategi ini terletak diantara risiko strategi current income dan capital appreciation.
Menurut Ang (1997), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau berinvestasi jika pada akhirnya tidak ada hasil. Lebih lanjut setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
2.1.3 Ukuran Perusahaan (firm size)
Ukuran Perusahaan adalah ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel didalam penelitian ini. Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk logaritma terlebih dahulu.
Menurut Riyanto (1999:313) yaitu :“Besar kecilnya perusahaan dilihat dari nilai equity, nilai penjualan atau nilai total aktiva”. Menurut
(27)
Undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan sebanyak Rp 1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah) digolongkan ke dalam kelompok usaha kecil. Dengan adanya ketentuan ini, maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan diatas Rp 1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dapat dikelompokkan kedalam industri menengah dan besar.
Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets yang dimiliki oleh perusahaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM No.11/PM/1997, yang menyatakan bahwa :
“Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih daro 100 milyar rupiah”.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena total aktiva perusahaan bernilai milyaran rupiah, maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma natural. Menurut Trisnadewi (2012 :58) ukuran perusahaan juga dapat di hitung dengan :
= log total asset 2.1.4 Momentum
Menurut Fabbozi (2004), momentum dikatakan sebagai relative strength of a stock. Relative strength of a stock diukur dengan rasio harga saham dengan beberapa harga indeks. Harga indeks bisa dibentuk dari harga saham dalam industri tertentu atau indeks semua saham secara luas. Jika kenaikan
(28)
rasio jatuh, maka diduga bahwa saham dalam kecenderungan untuk menurun terhadap indeks. Pengambilan keputusan menjual atau membeli saham berdasarkan informasi yang beredar baik bad news maupun good news. Anomali yang terjadi pada pasar modal merupakan dampak dari informasi yang beredar tentang perusahaan atau lingkungan makro perekonomian suatu negara. Pasar yang efisien adalah pasar yang harga sahamnya telah mencerminkan segala informasi yang beredar. Momentum terjadi pada 2 atau 4 minggu setelah pembentukan. Watkins menemukan konsistensi return yang didapat selama 2 - 4 minggu. Momentum diartikan sebagai tingkat laju harga atau volume sekuritas yang merupakan kelanjutan dari tren. Indikator yang digunakan adalah nilai penutupan hari ini terhadap nilai penutupan hari sebelumnya. Jika indikator tersebut bernilai positif, berarti telah terjadi kenaikan (tren naik). Investor yang mengacu pada momentum menggunakan pergerakan bursa untuk membeli dan menjual saham di bursa. Jika saham diperkirakan akan mengalami kenaikan (bullish), investor akan membeli saham dan menjualnya ketika bursa akan mengalami penurunan (bearish). Perkiraan saham akan mengalami kenaikan atau penurunan dilihat berdasarkan pada kinerja saham tersebut di masa lalu.
Penelitian Jagadesh (1993) menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara momentum terhadap kinerja saham dimasa lalu. Saham-saham yang berkinerja baik (winner) atau buruk (loser) selama tiga bulan hingga satu tahun cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk periode selanjutnya. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa dengan
(29)
menggunakan strategi membeli saham-saham yang menunjukkan kinerja yang baik (winner) pada 3, 6, 9, dan 12 bulan sebelumnya dan menjual saham-saham yang memberi kinerja yang buruk (loser) mampu menghasilkan return positif pada masa 12 bulan setelahnya. Dengan kata lain terjadi persistensi yang positif pada harga saham di masa lalu hingga 12 bulan kemudian.Investor akan cenderung merespon positif pada saham-saham yang telah terbukti menunjukkan kinerja yang baik di masa lalu yang ditandai dengan adanya aktivitas beli pada saham yang menunjukkan return positif tersebut, dengan harapan return positif tersebut akan terus berlanjut. Sebaliknya, investor akan cenderung memberikan respon yang negatif terhadap saham yang memiliki return yang negatif di masa lalu. Sehinga dengan demikian, momentum menurut Darusman (2012:31) dapat juga dinyatakan sebagai berikut ini:
Momentum = Close price pada periode saat ini – Close price pada periode sebelumnya yang ditentukan
Keterangan :
CP = Close price pada periode saat ini.
CN = Close price pada periode sebelumnya yang di tentukan 2.1.5 Price Earning Ratio (PER)
Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio harga dengan penghasilan atau sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham (market price share) dengan penghasilan per lembar saham.
(30)
Price Earnings Ratio (PER) ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Formula yang digunakan untuk menghitung PER adalah (Harahap, 2002).
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Dery Darusman (2012)
Analisis Pengaruh Firms size, Book to Market Ratio ,Price Earning Ratio dan
Momentum terhadap Return Portofolio Saham.
Portofolio saham dengan Book To Market Ratio berpengaruh signifikan terhadap return portofolio. Variabel Firm Size berpengaruh signifikan terhadap return portofolio. Variabel price earning ratio tidak berpengaruh pada return potofolio.
2 Jegandish dan Titman
(1993)
Return To Buying Winners And Selling Lsers:
Implication For Stock Market Efficiency
Saham pemenang secara konsisten memperoleh return yang lebih tinggi
(31)
dibandingkan saham pecundang (losers).
3 Fitriati (2010)
Analisis Hubungan Distress Risk, Firm Size dan Book to Market Ratio dengan Return Saham.
Variabel distress risk, firm size tidak berpengaruh
signifikan dengan return saham. Variabel book to market ratio berpengaruh signifikandengan return saham. 4 Suhardiyah
(2002)
Pengaruh Price Earning Ratio dan Risiko Terhadap Return Saham
Variabel price earning ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Risiko berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai hubungan antara ukuran perusahaan, momentum, price earning ratio dan return saham, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan kerangka konseptual sebagai berikut :
(32)
Return
Saham
H1
H2 H4
H3
Gambar 2.1
Kerangka konseptual
Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan harga saham dapat menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisanya dapat meliputi trend penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah, peraturan – peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham tersebut (Anastasia, 2003). Dalam melakukan analisa saham ini terdapat dua pendekatan, yaitu analisa fundamental dan analisa teknikal. Dalam analisa fundamental, analisis menganalisa factor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perusahaan untuk memprediksi perkembangan perusahaan di masa yang akan dating. Analisa laporan keuangan dan analisa rasio termasuk komponen yang digunakan pada analisa fundamental. Sedangkan dalam analisa teknikal digunakan grafik riwayat harga dan volume transaksi.
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukan (Ang, 1997). Dapat dikatakan para pemodal (investor) melakukan investasi untuk mendapatkan return. Husnan
Momentum ( X2)
Price Earning Ratio (X3 ) Ukuran Perusahaan ( X1)
(33)
(1994) juga menyatakan bahwa return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat di pengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham merupakan penilaian sesaat yang di pengaruhi oleh banyak factor termasuk diantaranya kondisi (Performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham.
Ukuran Perusahaan menggambarkan nilai asset perusahaan yang di peroleh dari investasi. Ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel didalam penelitian ini. Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk logaritma terlebih dahulu.
Momentum merupakan sebagai tingkat laju harga atau volume sekuritas yang merupakan kelanjutan dari tren. Indikator yang digunakan adalah nilai penutupan hari ini terhadap nilai penutupan hari sebelumnya. Jika indikator tersebut bernilai positif, berarti telah terjadi kenaikan (tren naik). Investor yang mengacu pada momentum menggunakan pergerakan bursa untuk membeli dan menjual saham di bursa untuk mendapatkan return.
(34)
Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS (Earning per share) berhubungan erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS makin tinggi maka semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya dan return sahamnya.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap return saham. H2 : Terdapat pengaruh momentum terhadap return saham.
H3 : Terdapat pengaruh price earning ratio terhadap return saham.
H4: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio secara simultan terhadap return saham.
(35)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif dengan hubungan kasual, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Sugiono (2004:1) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel ataupun lebih. Dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah dikelola lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2001:69). Data yang diperolah adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan tahunan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendowload melalui situs www.idx.co.id dan ICMD ( Indonesian Capital Market Directory).
(36)
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2005: 267 ), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sebanyak 60 perusahaan.
Menurut Sugiyono (2005:267), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Metode pengambilan sampel dalam penelitisn ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan pertimbangan tertentu judgment sampling( Jogiyanto,2004:9 ).
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009, 2010 dan 2011.
2. Perusahaan yang tidak delisting dalam jangka waktu tiga tahun berturut-turut.
3. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki kelengkapan data yang meliputi asset, liabilities, market capital dan close price yang valid sepanjang tahun pengamatan yaitu 2009, 2010 dan 2011.
(37)
Setelah melakukan uji purposive sampling, maka perusahaan yang lolos uji adalah:
Tabel 3.1 Proses seleksi sampel
No. Nama Perusahaan Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3
1 Mitra Adiperkasa Tbk. X X
2 Astra Otoparts Tbk Sampel 1
3 Sepatu Bata Tbk Sampel 2
4 Pelat Timah Nusantara Tbk. X X
5 Berlina Tbk Sampel 3
6 Alumindo Light Metal Industry Tbk X X
7 Alakasa Industrindo Tbk. X X
8 PT semen Baturaja Tbk. X X
9 Goodyear Indonesia Tbk Sampel 4
10 Asiaplast Industries Tbk. X
11 HM Sampoerna Tbk Sampel 5
12 Sumi Indo Kabel Tbk Sampel 6
13 Tembaga Mulia Semanan Tbk. X X
14 Kedawung Setia Industrial Tbk. X
15 Kimia Farma Tbk Sampel 7
16 Kalbe Farma Tbk Sampel 8
17 Nippon Indosari Corpindo Tbk X X
18 Golden Eagle Energy Tbk. X X
(38)
20 Fast food Indonesia Tbk Sampel 10
21 Semen Gresik Tbk Sampel 11
22 Renuka Coalindo Tbk. X X
23 Mandom Indonesia Tbk Sampel 12
24 Nusa konstruksi Enjinirimg Tbk. X X
25 Tempo Scan pasific Tbk. Sampel 13
26 Tunas Ridean Tbk. Sampel 14
27 Astra Graphia Tbk. X X
28 Unilever Indonesia Tbk. Sampel 15
29 Indospring Tbk. Sampel 16
30 Pyridam Farma Tbk. X X
31 Delta Djakarta Tbk. Sampel 17
32 Budi Acid Jaya Tbk. Sampel 18
33 Gudang Garam Tbk. Sampel 19
34 United Tractors Tbk. Sampel 20
35 Selamat Sempurna Tbk. Sampel 21
36 Berau Coal energy Tbk X X
37 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Sampel 22
38 PT Electronic City Indonesia Tbk X X
39 Golden Energy mines Tbk. X X
40 Indofood Sukses Makmur Tbk. Sampel 23
41 Sumi Indo Kabel Tbk. Sampel 24
42 Intraco Penta Tbk. X X
(39)
44 Jaya Pari Steel Tbk. X X
45 Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Sampel 25
46 Lion Metal works Tbk Sampel 26
47 Mas Murni Indonesia Tbk. X X
48 Astra Internasional Tbk. Sampel 27
49 Mulia Indutrindo Tbk. X X
50 Metrodata Electronics Tbk. X X
51 Indo Kordsa Tbk. X X
52 Tambang Batubara Bukit Asam tbk. X
53 Gajah Tunggal Tbk. Sampel 28
54 Roda Vivatex Tbk. X X
55 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. X
56 Surya Intrindo Makmur Tbk. X
57 Darya-Varia Laboratoria Tbk. Sampel 29
58 Holcim Indonesia Tbk. X X
59 Multi Bintang Indonesia Tbk. Sampel 30
60 Sunson Textile Manufacturer Tbk. X
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
NO NAMA PERUSAHAAN KODE EMITEN
1. Astra Internasional Tbk ASII
2. Astra Otoparts Tbk AUTO
3. Sepatu bata Tbk BATA
4. Indo kordosa Tbk BRAM
5. Berlina Tbk BRNA
6 Darya-varia Laboratoria Tbk DVLA
7. Goodyear IndonesiaTbk GDYR
(40)
9. HM sampoerna Tbk HMSP
10. Sumi IndoKabel Tbk IKBI
11. Indocement tungal Prakasa Tbk INTP
12. Kimia Farma Tbk KAEF
13. Kalbe Farma Tbk KLBF
14. Liom metal works Tbk LION
15. Mustika Ratu Tbk. MRAT
16. Fast food Indonesia Tbk. FAST
17. Semen Gresik Tbk. SMGR
18. Selamat Sempurna Tbk SMSM
19. Mandom IndonesiaTbk TCID
20. Pabrik kertas tjiwi kimia Tbk TKIM
21. Tempo scan pacific Tbk TSPC
22. Tunas Ridean Tbk TURI
23. United Tractors Tbk UNTR
24. Unilever Indonesia Tbk UNVR
25. Indospring Tbk INDS
26. Gajah Tunggal Tbk GJTL
27. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
28. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
29. Budi Acid jayaTbk BUDI
30. Delta Djakarta Tbk DLTA
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi, serta buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap kedua yaitu mendokumentasikan data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Data ini diperoleh dari media internet dengan cara men-download laporan keuangan perusahaan manufaktur melalui situs www.idx.co.id, dan dari Indonesia Stock
Exchange Fact Book tahun 2009 hingga tahun 2011.
(41)
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.5.1 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain (Umar,2003:50). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ukuran perusahaan, Momentum dan Price earning ratio. Ukuran Perusahaan adalah ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel didalam penelitian. Momentum dikatakan sebagai relative strength of a stock. Diukur dengan rasio harga saham dengan beberapa harga indeks. Harga indeks bisa dibentuk dari harga saham dalam industri tertentu atau indeks semua saham secara luas (fabbozi 2004). Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio harga dengan penghasilan atau sering digunakan untuk mebandingkan peluang investasi. Variabel independen disimbolkan dengan “X1” (Ukuran perusahaan), “X2” (Momentum), “X3” (Price earning ratio).
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhui oleh independen (Umar, 2003:50). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham, Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Variabel dependen disimbolkan dengan “Y”.
(42)
3.5.3 Indikator
Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Ukuran Perusahaan (X1) Ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan
Log ntotal asset Rasio Momentum (X2) Indikator yang digunakan dengan melihat selisih nilai penutupan pada periode yang ditentukan terhadap nilai penutupan pada periode sebelumnya yang ditentukan.
Close price pada periode saat ini – Close price pada periode sebelumnya yang di tentukan
(43)
Price earning ratio (X3)
Perbandingan antara harga saham dengan laba bersih
perusahaan dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun.
harga pasar saham
Rasio
Return Saham (Y)
return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu.
Harga saham pada periode sekarang dan harga saham pada periode sebelumnya
Rasio
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi sederhana. Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, Uji Heterokeditas, dan Uji Autokolerasi.
(44)
3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Menurut Erlina (2007:103 ) “ Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distibusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk melakukan uji, penulis mendasarkan pada uji grafik dan uji statistik.
a. Uji Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residu adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan melihat histrogram hal ini dapat menyebabkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat norma probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan data ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
(45)
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Pada sumbu diagonal atau grafik atau dengan melihat histrogram residulanya. Dasar pengambilan keputusan:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya tidak menunjukan pola distibusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secra statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametik. Kolomogrov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig > nilai signifikansi (0,05) maka data berdistribusi normal.
(46)
3.6.1.2 Uji Multikolonearitas
Uji ini betujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen karena akan mengurangi keyakinan dalam pengujian signifikan.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolonearitas didalam model regresi ini dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF), nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai VIF > 10. Apabila nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolonearitas (Ghozhali, 2005:92).
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik - titik yang menyebar maka tidak tejadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
Model regresi yang baik adalah terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik plot.
(47)
a. Melihat Grafik Scatterplot
Dasar analisis heteroskedasitas adalah sebagai berikut:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titk menyebar diatas dan dibawah angka nol pola sumbu Y, maka tidak terjadi. 3.6.1.4 Uji Autokolerasi
Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Santoso ( 2002:218 ) dengan cara melihat besaran Durbin-Waston ( D-W ) sebagai berikut:
Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berati tidak ada
autokorelasi.
Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif. 3.6.2 PengujianAnalisis Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( R2 ) menunjukkan seberapa besar variable independen menjelaskan variable independennya. Nilai R2 adalah nol
(48)
sampai dengan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati satu, maka variable-variabel indepedant member ikan semua informasi yangdibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya jika nilai R2 semakin kecil, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas. Nilai R2 memiliki kelemahan yaitu nilai R2 akan meningkat setiap ada penambahan satu varibel independen meskipun varibel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
3.6.3.1 Metode Regresi Linear berganda
Regresi linear berganda ditujukan untuk menemukan hubungan linear antar bebrapa variabel bebas yang biasa disebut X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang, 2008:109). Model persamaannya adalah sebagian berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y = Return Saham
Α = konstanta
(49)
X2 = Momentum
X3 = Price earning ratio
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi e = error ( pengganggu )
3.6.3.2 Uji Signifikan Simultan ( Uji- F )
Menurut Ghozali ( 2005:84 ) uji statistik F dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujian adalah Ho: bi = b2 = ... = bk = 0, artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dan Ha: b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ b3 = 0, artinya semua variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain semua variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
(50)
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak serta membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha diterima dan sebaliknya.
3.6.3.3 Uji t ( uji secara parsial )
Uji secara parsial adalah untuk menguji apakah setiap variabel bebas atau independen memilki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen (Ghozali,2006). Bentuk pengujiannya adalah Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan siginifikansi t hitung dengan ketentuan Jika Signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak serta dengan membandingkan nilai statistic t hitung dengan t tabel, apabila nilai statistik t hitung > t tabel maka Ha diterima sedangkan nilai statistic t hitung < t tabel maka Ha ditolak.
(51)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Di dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 hingga tahun 2011 adalah sebanyak 157 perusahaan. Keseluruhan data tersebut kemudian diambil sesuai kriteria yang telah dipilih berdasarkan metode purposive sampling sehingga data yang terkumpul sebanyak 30 perusahaan. Berdasarkan 30 perusahaan manufaktur tersebut, kemudian dilakukan pengujian-pengujian meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis penelitian.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan perusahaan manufaktur dari tahun 2009-2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (total asset), momentum, price earning ratio sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependennya. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur go public yang
(52)
terdaftar di BEI selama 2009 hingga 2011 disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Standart deviation X1= Ukuran
Perusahaan
90 .00 11.94 562.20 6.2467
X2= Momentum 90 -12600.00 172050.00 715656.00 7951.7333 X3= Price Earning
Ratio
90 .80 79.82 1203.32 13.3702
Y = Return Saham 90 -.97 34.76 133.51 1.4834
Valid N (listwise) 90 Sumber: SPSS 19, Data diolah 2014
Berikut ini adalah perincian deskriptif dari data yang telah diolah:
1. Variabel Ukuran Perusahaan
Variabel ini memiliki nilai terkecil sebesar 0.00 dengan nilai maksimum sebesar 11.94. jumlah nilai sample pada variabel ini sebesar 562.20 dan rata-rata adalah 6.25 .
2. Variabel Momemtum
Variabel ini memiliki nilai terkecil sebesar -12600 dengan nilai maksimum sebesar 172050. jumlah nilai sample pada variable ini sebesar 715656 dan rata-rata adalah 7951.73.
(53)
3. Variabel Price Earnign Ratio
Variabel ini memiliki nilai terkecil sebesar 0.80 dengan nilai maksimum sebesar 79.82. jumlah nilai sample pada variabel ini sebesar 1203.32 dan rata-rata adalah 13.37.
4. Variabel Return Saham
Variabel ini memiliki nilai terkecil sebesar -97 dengan nilai maksimum sebesar 34.76. jumlah nilai sample pada variabel ini sebesar 133.51 dan rata-rata adalah 1.48.
4.2.2 Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas Data
1. Uji Grafik
Pengujian dengan grafik histogram dengan kriteria pola distribusi yang tidak menceng ke kiri dan kekanan maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot, dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
(54)
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Dari hasil spss diatas terlihat bahwa kurva sama besar dan tidak ada terjadi kemencengan garis baik kekanan maupun kekiri sehingga dapat dinyatakn bahwa data ini memang memiliki data yang berdistribusi normal.
Gambar 4.2 Grafik P – Plot
(55)
Berdasarkan hasil histogram dan diagram P-P Plot diatas dapat diketahui bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal dan titik-titik menyebar di sekitar garis lurus, seperti tampak pada gambar p-plot di atas, hal ini berarti bahwa data penelitian ini telah diambil dari populasi yang terdistribusi normal.
2. Uji Statistik
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametik Kolomogrov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig > nilai signifikansi (0,05) maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2006).
Table 4.2 Uji normalitas data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 65
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.15260662 Most Extreme
Differences
Absolute .090
Positive .090
Negative -.072
Kolmogorov-Smirnov Z .724
Asymp. Sig. (2-tailed) .670
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: SPSS 19 data diolah 2014
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data sudah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov besar 0.724
(56)
dengan nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.670 atau probabilitas diatas 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2005), pengujian multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan apakah variabel bebas pada penelitian ini dapat diasumsikan tidak saling berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat. Kriteria dinyatakan bahwa variabel bebas tidak saling intervensi satu sama lain ketika ;
1. Jika nilai tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10, maka dapa disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
(57)
Table 4.3 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 X1= Ukuran Perusahaan .809 1.236
X2= Momentum .961 1.040
X3= Price Earning Ratio .782 1.279
a. Dependent Variable: Y = Return Saham b. Sumber : SPSS 19 diolah 2014
Dari hasil analisis dan pengujian terhadap ketiga variabel bebas tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas. Hal ini dijelaskan oleh hasil perhitungan nilai tolerance tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai kurang dari 0,10. Begitu juga dengan hasil perhitungan nilai VIF, diketahui bahwa ketiga variabel tersebut memiliki nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini.
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residu pada model regresi bersifat heterogen atau homogen. Apabila bersifat heterogen, akan menyebabkan model regresi tidak mampu meramalkan dengan akurat, karena memiliki residu yang tidak teratur. Pada penelitian ini untuk mengatahui ada atau tidaknya problem heteroskedastisitas digunakan scatter plot. Kriterianya adalah apabila titik-titik pada scatter
(58)
plot atau diagram pencar tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas (Ghozali,2005).
Ganbar 4.3
Uji Heterokedasitas Normalitas Data
Berdasarkan grafik scatter plot diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas, karena diagram pencar tidak membentuk pola tertentu.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Masalah autokorelasi biasanya terjadi ketika penelitian memiliki data yang terkait dengan unsur waktu (times series). Data pada penelitian ini memiliki unsur waktu karena didapatkan antara tahun 2009 – 2011,
(59)
sehingga perlu mengetahui apakah model regresi akan terganggu oleh autokorelasi atau tidak.
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Sunyoto (2009:91) pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Table 4.4 Uji autokorelasi
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1.793
a. Predictors: (Constant), X3= Price Earning Ratio, X2= Momentum, X1= Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Y = Return Saham sumber: SPSS 19, diolah 2014
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,793 angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
(60)
4.3Pengujian Analisis Regresi linear
4.3.1 Metode Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan regresi linear, dilakukan dengan menggunakan metode enter, dimana semua variabel dimasukkan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen melalui meregresikan. Dari pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan dalam pengolahan data. Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi berganda. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 19, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Table 4.5 Uji Regresi Data
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.020 .806
X1= Ukuran Perusahaan -.850 .247 -.404
X2= Momentum .301 .078 .414
X3= Price Earning Ratio .255 .281 .109
a. Dependent Variable: Y = Return Saham Sumber: SPSS 19, diolah 2014
Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -2.02 - 0.85 X1 + 0.301 X2 + 0.255X3
(61)
1. Nilai konstanta sebesar -2.02, artinya jika nilai variabel ukuran perusahaan, momentum, dan price earning ratio memiliki nilai konstan atau nol maka nilai variabel return saham tetap sebesar 2.02.
2. Nilai koefisien variabel ukuran perusahaan sebesar -0.85, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel return saham sebesar 0.85 begitu juga sebaliknya jika nilai variabel ini diturunkan satu satuan maka akan meningkatkan nilai variabel return saham sebesar 0.85. Dalam hal ini hubungan antara variabel ukuran perusahaan dengan variabel return saham bersifat negative atau berlawanan.
3. Nilai koefisien variabel momentum sebesar 0.31, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menaikkan nilai variabel return saham sebesar 0.31, begitu juga sebaliknya jika nilai variabel ini diturunkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel return saham sebesar 0.31. dalam hal ini hubungan antara variabel momentum dengan variabel return saham bersifat positif atau searah.
4. Nilai koefisisen variabel Price Earning Ratio sebesar 0.255, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menaikkan nilai variabel return saham sebesar 0.255 begitu juga sebaliknya jika nilai variabel ini diturunkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel return saham sebesar 0.255. Dalam hal ini hubungan antara variabel Price Earning Ratio dengan variabel return saham bersifat positif atau searah.
(62)
4.4 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada diatas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi ( ) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel independennya. Nilai adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya jika nilai semakin kecil, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas. Nilai memiliki kelemahan yaitu nilai akan meningkat setiap ada penambahan satu varibel independen meskipun varibel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6
Uji Korelasi Dan Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
1 .564a .318 .285
a. Predictors: (Constant), X3= Price Earning Ratio, X2= Momentum, X1=ukuran perusahaan
b. Dependent Variabel: Y= Return Saham
Dari tabel 4.6 diatas maka diperoleh nila korelasi (R) sebesar 0.564, artinya bahwa hubungan antara variabel return saham (Variabel Dependen) dengan variabel ukuran perusahaan, variabel momentum, dan variabel Price earning ratio
(63)
memiliki hubungan yang sangat kuat. Nilai koefisien Determinasi ( R2 ) sebesar 31.8% menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, variabel momentum, dan variabel price earning ratio mampu menjelaskan variabel return saham sebesar 31.8% yang sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
4.5 Pengujian Hipotesis
4.5.1 Uji Signifikan Simultan
Menurut (Ghozali,2005) secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji-F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujian adalah Ho: bi = b2 = ... = bk = 0, artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dan Ha: b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ b3 = 0, artinya semua variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain semua variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak serta membandingkan nilai F hasil perhitungan
(64)
dengan F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha diterima dan sebaliknya.
Table 4.7 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 39.693 3 13.231 9.492 .000a
Residual 85.024 61 1.394
Total 124.717 64
a. Predictors: (Constant), X3= Price Earning Ratio, X2= Momentum, X1= Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Y = Return Saham
Sumber : SPSS 19, diolah 2014
Dari table 4.7 diperoleh nilai F tabel sebesar 2.76 dan dari hasil tabel diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar 9.492, jadi F hitung > F tabel dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 sehingga dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa variable ukuran perusahaan, momentum, dan Price earning ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable Return saham secara bersamaan, artinya jika variable ini ditingkatkan secara bersamaan maka akan memberikan pengaruh yang sangat positif bagi perkembangan Return saham.
4.5.2 Uji Secara Parsial
Uji secara parsial adalah untuk menguji apakah setiap variabel bebas atau independen memilki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen atau
(65)
dengan kata lain variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan siginifikansi t hitung dengan ketentuan jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak serta dengan membandingkan nilai statistic t hitung dengan t tabel, apabila nilai statistik t hitung > t tabel maka Ha diterima sedangkan nilai statistic t hitung < t tabel maka Ha ditolak.
Dari tabel 4.8 diperoleh nilai t table sebesar 1.998, maka dari hasil tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham secara parsial dan berlawanan (negative) karena nilai t hitung sebesar 3.439 > 1.998 dan nila signifikansi sebesar 0.001 <0.05.
Table 4.8 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model T Sig.
1 (Constant) -2.505 .015
X1= Ukuran Perusahaan -3.439 .001
X2= Momentum 3.842 .000
X3= Price Earning Ratio .909 .367
a. Dependent Variable: Y = Return Saham Sumber : SPSS 19, diolah 2014
(66)
2. Variabel momentum memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel return saham secara parsial dan positif karena nilai t hitung sebesar 3.842 > 1.998 dan nilai signifikansi sebesar 0.00 <0.05.
3. Variabel Price Earning Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham karena nilai t hitung sebesar 0.91 < 1.998 dan nilai signifkansi sebesar 0.367 > 0.05 .
Maka dari hasil diatas variabel yang berpengaruh kepada return saham adalah variabel ukuran perusahaan dan momentum, sedangkan variabel price earning ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh Ukuran perusahaan, Momentum, dan Price Earning Ratio (PER) mempengaruhi Return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dan sampel di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 sampai dengan 2011. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu, dimana terdapat 30 data perusahaan dalam periode 3 tahun. Di dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi, serta melakukan pengujian hipotesis yang meliputi uji koefisien determinasi,
(1)
Return Saham
No
KODE
PERUSAHAAN
NAMA
PERUSAHAAN
TAHUN
PENELITIAN
SAMPEL
2009
2010
2011
1
ASII
Astra Internasional Tbk.
2.289099526
0.57204611
0.356554
2
AUTO
Astra Otoparts Tbk.
0.642857143
1.426086957
‐
0.75627
3
BATA
Sepatu Bata Tbk.
0.756097561
0.877777778
‐
0.18639
4
BRAM
Indo Kordsa Tbk.
‐
0.194444444
0.655172414
‐
0.10417
5
BRNA Berlina
Tbk.
0.875
1.666666667
‐
0.96688
6
BUDI
Budi Acid Jaya Tbk.
0.692307692
0
0.090909
7
DLTA Delta
Djakarta
Tbk.
2.1
0.935483871
‐
0.07083
8
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk.
0.59375
‐
0.235294118
‐
0.01709
9
GDYR Goodyear
Indonesia
Tbk.
0.92
0.302083333
‐
0.236
10
GGRM
Gudang Garam Tbk.
4.070588235
0.856148492
0.55125
11
HMSP
HM Sampoerna Tbk.
0.283950617
1.706730769
0.385435
12
IKBI
Sumi Indo Kabel Tbk.
2.24
‐
0.259259259
‐
0.375
13
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk.
2.817204301
0.373239437
‐
0.05641
14
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
1.97826087
0.164233577
0.068966
15
KAEF Kimia
Farma
Tbk.
16.10526316
‐
0.877692308
1.138365
16
KLBF Kalbe
Farma
Tbk.
‐
0.6825
24.59055118
0.046154
17
LION
Lion Metal Works Tbk.
‐
0.317073171
0.80952381
0.381579
18
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk.
34.75757576
0.553389831
0.305692
19
MRAT Mustika
Ratu
Tbk.
1.581699346
0.64556962
‐
0.23077
20
FAST
Fast Food Indonesia Tbk.
2.209677419
0.055276382
‐
0.05238
21
SMGR Semen
Gresik
Tbk.
0.808383234
0.251655629
0.21164
22
SMSM
Selamat Sempurna Tbk.
0.449230769
0.135881104
0.271028
23
TCID
Mandom Indonesia Tbk.
0.472727273
‐
0.111111111
0.069444
24
TKIM
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
1.571428571
0.666666667
‐
0.29167
25
TSPC
Tempo Scan Pasific Tbk.
0.825
1.342465753
0.491228
26
TURI Tunas
Ridean
Tbk.
1.32
‐
0.666666667
0.034483
27
UNTR
United Tractors Tbk.
2.522727273
0.535483871
0.107143
28
UNVR Unilever
Indonesia
Tbk.
0.416666667
0.49321267
0.139394
29
INDS Indospring
Tbk
0.041666667
7.4
‐
0.66667
(2)
Lampiran 3
Hasil Pengolahan Data SPSS 19
Hasil Uji Normalitas Melalui Histogram
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
Standart
deviation
X1= Ukuran
Perusahaan
90
.00
11.94
562.20
6.2467
X2= Momentum
90 -12600.00 172050.00 715656.00 7951.7333
X3= Price Earning
Ratio
90
.80
79.82
1203.32
13.3702
Y = Return Saham
90
-.97
34.76
133.51
1.4834
(3)
Uji Hasil Normalitas melalui Normal P-Plots
Hasil Uji Normalitas melalui Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N
65
Normal Parameters
a,bMean
.0000000
Std. Deviation
1.15260662
Most Extreme
Differences
Absolute
.090
Positive
.090
Negative
-.072
Kolmogorov-Smirnov Z
.724
Asymp. Sig. (2-tailed)
.670
a.
Test distribution is Normal
b.
Calculated from data
(4)
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 X1= Ukuran Perusahaan .809 1.236
X2= Momentum .961 1.040
X3= Price Earning Ratio .782 1.279
a. Dependent Variable: Y = Return Saham
Hasil Uji Heteroskedastisitas
(5)
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1.793
a. Predictors: (Constant), X3= Price Earning Ratio, X2= Momentum, X1= Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Y = Return Saham
sumber: SPSS 19, diolah 2014
Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.020 .806
X1= Ukuran Perusahaan -.850 .247 -.404
X2= Momentum .301 .078 .414
X3= Price Earning Ratio .255 .281 .109
a. Dependent Variable: Y = Return Saham Sumber: SPSS 19, diolah 2014
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
1 .564a .318 .285
a. Predictors: (Constant), X3= Price Earning Ratio, X2= Momentum, X1=ukuran perusahaan
(6)
Hasil Uji F
ANOVAbModel Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 39.693 3 13.231 9.492 .000a
Residual 85.024 61 1.394
Total 124.717 64
a. Predictors: (Constant), X3= Price Earning Ratio, X2= Momentum, X1= Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: Y = Return Saham
Sumber : SPSS 19, diolah 2014