Terjemahan Teks
D. Terjemahan Teks
I. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Sang ratu memanggil dukun beranak
1.2 Tidak lama dukun beranak pun datang
1.3 langsung menghadap ke sang ratu
1.4 Sang ratu pun cepat berbicara
1.5 Oh ibu siang ini
1.6 putri ini akan melahirkan
1.7 Ibu sambil menjelaskan
2.1 Dukun beranak pun menjelaskan
2.2 Matanyaseperti berair
2.3 Nyai putri pun kemudian menampar
2.4 Dukun beranak yang berada di sampingnya
2.5 Sambil memegang perutnya
2.6 Sang ratu pun tak jauh
2.7 Berada di atas kepalanya
3.1 Ketika bayi itu lahir
3.2 Dukun beranak pun terkejut
3.3 Sang ratu hanya terdiam saja
3.4 Semua melihat anaknya
3.5 Dan saling terheran-heran
3.6 Ada bayi seperti seekor belut
3.7 Seumur hidup baru melihatnya
4.1 Kemudian sang ratu menggendong bayi
4.2 Paraji tidak menyentuhnya
4.3 Paraji lagi-lagi berbicara
4.4 Tuhan aku baru
4.5 Melihat yang bentuknya seperti ini
4.6 Hewan apa kau ini
4.7 Rupanya nampak seperti kadal
5.1 Bayi yang pertama di taruh
5.2 Permaisuri pun bicara
5.3 Hei ibu yang terucap
5.4 Ini dalam perut saya
5.5 Ada lagi yang saya rasakan
5.6 Paraji pun segera memijitnya
5.7 Sambil menekan perutnya
6.1 Tidak lama kemudian
6.2 Gubrak lahir kembali anaknya yang perempuan
6.3 Cahaya jelas bersinar
6.4 Selanjutnya langsung di mandikan
6.5 Seperti adat biasanya
6.6 Memotong kelapa untuk membalut
6.7 Agar bersih kembali seperti biasanya
7.1 kemudian bayi itu di timang
7.2 dan diberi nama
7.3 lalu di pangku oleh raja
7.4 Dewi Rara Wujutama tersebut
7.5 yang sangat cantik luar biasa
7.6 kemudian dukun beranak tersebut pamit pulang
7.7 yang telah meminta izin kepada sang raja
8.1 sang anak cepat tumbuh sekali
8.2 ketika usianya baru sepuluh tahun
8.3 semakin cantik putri tersebut
8.4 Bayawak pun juga tumbuh besar
8.5 sang putri semakin cerdas
8.6 dengan saudaranya pun
8.7 tidak pernah ada kejelekan
9.1 suatu hari sang putri
9.2 menghadap sang raja
9.3 sang putri menyembah dan hormat
9.4 dan raja langsung berbicara
9.5 kemana putra bapa
9.6 sang putri menyembah kembali
9.7 ketika di tanya oleh sang raja
10.1 Saya tuan raja
10.2 Mungkin saya menghadap
10.3 Kehadapan sang raja ini
10.4 Saya pamit untuk melakukan perjalanan
10.5 Minta izin dari sang raja
10.6 Saya ingin mencari ilmu
10.7 Ingin berguru kepada syekh pandita
11.1 Pandita dul kamar sidik
11.2 Di patapan tenjolaya
11.3 Sang raja langsung bicara
11.4 Putri keinginan bapa sebenarnya
11.5 Kamu jangan bepergian
11.6 Karena patapan itu
11.7 Sangat bahaya sekali
12.1 Engga ada manusia yang berani
12.2 Siluman jin pun pada kabur
12.3 Keras kepala sang putri
12.4 Sudah tahu dari bangsa manusia
12.5 Engga ada yang nemenin lagi
12.6 Burung saja yang bisa terbang
12.7 Terbangnya hanya disitu saja
13.1 Dan jatuh lalu mati
13.2 Begitulah kata sang raja
13.3 Sang putri nyembah hormat sambil menjawab
13.4 Bapa pokoknya saya tetap memaksa
13.5 Tidak bisa diganggu gugat
13.6 Sang raja kemudian bicara
13.7 Kalau begitu yasudahlah bapa Cuma bisa mendoakan
14.1 Segera sang putri pamit
14.2 Dari hadapan sang raja
14.3 Sang raja hanya tediam
14.4 Tidak bisa berkata kata
14.5 Putri sudah berangkat
14.6 Jauh dari negeri tersebut
14.7 Berjalan melewati hutan
15.1 Selama dijalan dia menangis
15.2 Merasa kasihan meninggalkan kakaknya
15.3 Berangkatnya sang putri tidak tenang
15.4 Mari kita percepat ceritanya
15.5 Sang putri cepat berangkatnya
15.6 Tenjolaya yang dia tuju
15.7 Diceritakan dia sudah datang
16.1 Sang putri salam hormat
16.2 Dihadapan syekh pandita
16.3 Pandita dul kamar namanya
16.4 Segera dia bertanya
16.5 Ketika sang putri baru tiba
16.6 Apa maksud putri datang kesini
16.7 Datang kehadapan bapa
17.1 Nyembah hormat sang putri
17.2 Tidak usah di tanya
17.3 Bapa yang lebih tahu apa maksud saya
17.4 Pandita lalu bicara
17.5 Memang bapa tahu apa maksud kamu
17.6 Kamu mau mencari ilmu
17.7 Makanya putri berguru ke bapa
18.1 Bapa sangat bersyukur sekali
18.2 Dengan ucapan putri tersebut
18.3 Karena putri sudah ditnggu sejak dulu
18.4 Kita percepat ceritanya
18.5 Selama putri di patapan
18.6 Putri banyak belajar ilmu
18.7 Ilmu tentang kejayaan
19.1 Kita tinggalkan cerita sang putri
19.2 Yang berda di tenjolaya
19.3 Berlanjut ke cerita Bayawak
19.4 Selama putri tidak ada
19.5 Sang raja tidak pernah memperhatikan
19.6 Urusan makan dan minum Bayawak
19.7 Makannya pun tidak peduli
20.1 Bayawak sering sekali menangis
20.2 Sambil dia berkata
20.3 Kenapa bapa seperti itu kepadaku
20.4 Suka sekali menganiayaku
20.5 Padahal aku ini kan anakmu
20.6 Tidak seperti rarawuju
20.7 Yang bapa sayangi
21.1 Kata Bayawak dengan sedihnya
21.2 Kurang tidur kurang makan
21.3 Oleh raja di biarkan saja
21.4 Dengan kerasnya jaka Bayawak
21.5 Menangis sambil membayangkan
21.6 Aduh putri rarawuju
21.7 Sekarang kakak tidak berdaya
22.1 Dalam satu waktu
22.2 Sang Bayawak kemudian pergi
22.3 Berangkatnya pada malam hari
22.4 Kehutan sambil kusruk kusrukan
22.5 Berjalan tanpa arah
22.6 Tanpa ada tujuan
22.7 Namun dengan tetap tawakal
II. PUPUH KINANTI
1.1 Naik gunung turun gunung
1.2 Melewati lembah lewati pasir
1.3 Gunungnya sudah terlewati
1.4 Melewat ke tegal eurih
1.5 Tidak lama Bayawak berjalan
1.6 Di sana dia menemukan mata air
2.1 Air nya dalam serta jernih
2.2 Bayawak di sini berdiam diri
2.3 Berdiam di tepi sungai
2.4 Bayawak sambil menangis
2.5 Ingatkepada saudarinya
2.6 Ke putri rara wuju yang cantik
3.1 Wahai elis rarawuju
3.2 Akang sekarang meninggal
3.3 Putri yang sabar dan tawakal
3.4 Harus bisa bawa diri
3.5 Dengan kaka putri akan berpisah
3.6 Tidak bisa bertemu lagi
4.1 Bayawak segera turun
4.2 Menceburkan diri ke dalam air
4.3 Membalikkan diri sang Bayawak
4.4 Melayang terbawa ke hilir
4.5 Simpan dulu cerita sang Bayawak
4.6 Yang berada dalam air
5.1 Sang dewi rara wuju terdiam
5.2 Di tempat sambil prihatin
5.3 Sang putri mendapatkan informasi
5.4 Yaitu kaka nya yang sudah hilang
5.5 Di beri tahu olehsang raja
5.6 Sudah pergi dari negri ini
6.1 Sang putri menangis sangat sedih
6.2 Kemudian pergi ke rumah bapa
6.3 Sambil menangis hebat
6.4 Sang bapa segera menghampiri
6.5 Wahai cantik anak bapa
6.6 Kenapa kamu cantik menangis
7.1 Segera sang putri rara wuju mengahadap
7.2 Menghadap ke sang bapa
7.3 Sang bapa pun berpamitan
7.4 Dan saya pun meminta izin
7.5 Saya pamit mau pulang
7.6 Nau menyusul saudaraku
8.1 Sang bapa segera bicara
8.2 Cantik jangan terburu buru
8.3 Bapa mau memberikan warisan duu
8.4 Bapa punya satu cupu
8.5 Cupu jimat yang dulu
8.6 Bapa memberikan ini kepadamu
9.1 Di dalam cupu ini
9.2 Ada bunga tiga belas buah
9.3 Namanya bunga cempaka
9.4 Cempaka putih yang satu
9.5 Biji mulai dari yang ke dua
9.6 Dan cempaka dadu kuning
10.1 Campaka putih yang di catur
10.2 Jika di gunakan olehmu
10.3 Sifat dari bunga campaka ini
10.4 Akan banyak orang yang baik
10.5 Sudah pasti bangsa manusia
10.6 Sekalipun setan dan jin
11.1 Kepada mu pasti akan tunduk
11.2 Akan luluh hatinya
11.3 Dan cempaka ini jangan di gunakan
11.4 Seumpamanya ada yang meninggal
11.5 Olehmu segera hampiri dan peluk
11.6 Niscaya yang mati pun akan hidup kembali
12.1 Yang ketiga cempaka dadu
12.2 Usapkan ke kakimu
12.3 Tentu nanti kamu bisa terbang
12.4 Tidak perlu memakai sayap
12.5 Ayo cantik terima ini
12.6 Bapa memberikan ini untukmu
13.1 Sang putri menerimanya
13.2 Sambil menyembah kepada sang bapa
13.3 Yang bapa miliki ini aku terima
13.4 Di sertai jimat yang sakti
13.5 .............. menjawab
13.6 Sang putri pun segera pergi
14.1 Nyi putri segera mencari
14.3 .............. kata sang bapa
14.4 Sang putri di doakan
14.6 Nyi putri sudah berangkat
15.1 Kemudian sang putri cepat-cepat
15.2 Mundur dari hadapan sang bapa
15.3 Jimat cepunya di ambil
15.4 Segera sang putri berangkat
15.5 Keluar dari tempat tersebut
15.6 Tos menghadap dari sang bapa
III. PUPUH PUNGKUR
1.1 Buru-buru putri berangkat
1.2 Di jalan menangis sampai terisak-isak
1.3 Sadar pergi dari sang bapa
1.4 Siang sudah terlanjur hilang
1.5 Atau ada yang
1.6 Sang putri tidak tenang berangkatnya
1.7 Celingak celinguk melihat ke sana ke mari
2.1 Menemukan lubang dan masuk kedalamnya
2.2 Sang putri naik gunung turun gunung
2.3 Kakaknya tak kunjung di temukan
2.4 Melewati........ Bandawasa
2.5 Berpetualang sang putri
2.6 Sang putri hendak beristirahat
2.7 Di bawah pohon beringin
3.1 Perjalanan putri kita simpan dulu
3.2 Nanti juga akan di ceritakan lagi
3.3 Begitupun yang di catur
3.4 Di ceritakan seorang bapa
3.5 Di tempat gunung jinggan yang terkenal
3.6 Sang bapa dan kekasihnya
3.7 Punya seorang putra
4.1 Laki-laki putra sang bapa
4.2 Rupanya tinggi kecil
4.3 Susah sekali menyamainya
4.4 Namanya raden selamaya
4.5 Suatu hari raden selamaya di panggil oleh bapaknya
4.6 Berbisik den selamaya
4.7 Kehadapan sang guru
5.1 Sang bapak pun berbicara
5.2 Raden selamaya anakku
5.3 Yang membuat raden di panggil
5.4 Raden tuh harus segera berangkat
5.5 Ke negeri majapahit harus sampai
5.6 Cinta bangat sang ratu maja
5.7 Raden akan mendapatkan manfaat
6.1 Raden jaga selamaya
6.2 Menyembah sambil menunduk ke bawah
6.3 Hamba mengucapkan terima kasih
6.4 Mendapat wejangan dari bapak
6.5 Tidak bukan siang malam yang di tunggu
6.6 Terjawab olehwejangan dari bapak
6.7 Sekarang saya pamit
7.1 Raden selamaya menyembah
7.2 Saya pamit mundur dari hadapan guru
7.3 Sambil dandan
7.5 Dasar tampan cahaya yang bersinar
7.6 Raden cepat berangkatnya
7.7 Menuju ke Majapahit
8.1 Raden selamya berangkat
8.2 Menoleh ke sana kemari sambil memainkan kumis
8.3 Mendengarnya ke sana kemari
8.4 Sudah jauh sekali berangkatnya
8.5 Raden putra melewati pasir mendaki gunung
8.6 Sudah sampai ke hutan
8.7 Sang raden tidak ada rasa lelah
9.1 Tidak lama lagi dia tiba
9.2 Berpapasan dengan buta yang besar yang kotor
9.3 Badan yang tinggi besar
9.4 Giginya besar sekali
9.5 Mata merah dan hidung yang keluar asap
9.6 Dari ketiaknya keluar kelelawar
9.7 Telinganya pun sebesar kipas
10.1 Tingkah laku itu buta
10.2 Dari yang kotor menghadang mantri
10.3 Selamaya pun berkata
10.4 Mengapa buta menjelaskan
10.5 Apa maksud kamu menghadang aku
10.6 Kamu Cuma mengganggu aku
10.7 Tidak ada sopan santunnya sama sekali
11.1 Buta itu tertawa terbahak-bahak
11.2 Membalas kepada buta sambil tertawa
11.3 Sambil menggangguk-angguk
11.4 Terus menghadang di jalan
11.5 Buta itu berkata kepada selamaya
11.6 Lalu raden selamaya berbicara
11.7 Hei kenapa kamu setan
12.1 Sang buta pun semakin berontak
12.2 Sang buta menggoda raden mantri
12.3 Raden mantri kemudian menunduk
12.4 Sambil berbicara dalam hati
12.5 Selamaya pun di tantang untuk bertarung
12.6 Namun ia tetap berani
12.7 Melawan sang buta yang satu ini
13.1 Jangan bercanda jangan menghadang
13.2 Begitulah jawaban raden mantri
13.3 Sang buta semakin bernafsu
13.4 Selamaya pun jadi malas
13.5 Susah sekali melawan yang seperti itu
13.6 Tetapi mau bagaimana lagi
13.7 Seperti bukan lelaki saja
14.1 Terdengar jelas suara macan
14.2 Kemudian menghampiri raden mantri
14.3 Sambil berbicara melayu
14.4 Jadi buta seperti ini
14.5 Orang baik dari kampung mana kamu
14.6 Siapa namamu
14.7 Jangan diam cepat berbicara
15.1 Raden selamaya menjawab
15.2 Hai buta kenapa menanyakan namaku
15.3 Namaku sudah pasti
15.4 Disebut selamaya
15.5 Tempat tinggal ku di atas gunung
15.6 Yang dinamakan gunung jinggan
15.7 Hai buta cepat meNyingkir
16.1 Raden putra kembali bertanya
16.2 Kalau kamu buta siapa namanya
16.3 Cepat menjawab kepadaku
16.4 Sang buta kemudian menjawab
16.5 Namaku Kalapaksa yang terkenal
16.6 Rumahku di dalam gua
16.7 Tukang rampok dan pencuri
17.1 Sekarang pun diri mu
17.2 Sudah pasti kamu akan aku sembelih
17.3 Raden pun merasa menyesal
17.4 Kemudian raden bebicara
17.5 Seperti mudah orang lain
17.6 Raden tidaka ada rasa takut
17.7 Saya berani dan tidaka akan mundur
IV. PUPUH DURMA
1.1 Kemudian raden selamaya berhias
1.2 Raden dengan sigap
1.3 Melilitkan kainnya
1.4 Sambil berkata
1.5 Cepat rontok aku ini
1.6 Sangkala paksa
1.7 Menangis bau iler
2.1 Kemudian meghancurkan sangkala paksa
2.2 Raden menghindari pukulan
2.3 Maya cepat sigap
2.4 Di serang pun tidak kena
2.5 Buta di lawan lalu jatuh
2.6 Kemudian di tendang
2.7 Buta pun bangun lalu di tampar
3.1 Sang buta meronta-meronta tidak bisa bangun
3.2 Raden sambil menampar
3.3 Sangkala pun bangun
3.4 Ingat dengan ajian
3.5 Ajian bedas semu kuning
3.6 Kemudian di sarankan
3.7 Raden tetap memaksa menampar
4.1 Raden putra menamparnya tidak dirasakan
4.2 Si buta tetap tertawa
4.3 Si buta pun berkata
4.4 Sudah habis riwayatmu
4.5 Raden putra mencabut kerisnya
4.6 Sambil sesumbar
4.7 Halangi kerismu
5.1 Si buta menyodorkan perutnya yang buncit
5.2 Peluk erat perutku
5.3 Dari depan ataupun belakang
5.4 Cepat kamu pilih
5.5 Yang lembut kulitku
5.6 Mudah-mudahan ada
5.7 Cepat menangkap den mantri
6.1 Ditangkap kalapaksa malah tertawa
6.2 Sambil senyam senyum sendiri
6.3 Keris kamu tumpul
6.4 Kamu lagi mencari
6.5 Keris yang tajam dan mematikan
6.6 Mungkin saja mempan
6.7 Ke dalam perutku
7.1 Sesudah itu kehendak yang maha kuasa
7.2 Raden kemudian berjanji
7.3 Oleh si buta di tangkap
7.4 Kemudian di lemparkan
7.5 Oleh buta di banting banting
7.6 Dan kepalanya pecah
7.7 Raden lastari pun mati
8.1 Kemudian dibawa kedalam gua
8.2 Si buta suka sekali tertawa
8.3 Terserah sang buta
8.4 Di pendam terlebih dahulu
8.5 Agar tidak amis
8.6 Biar dapat aromanya
8.7 Buta kembali keluar
9.1 Menghadang lagi orang yang melintas di jalan
9.2 Di batu buta berdiam diri
9.3 Tidak lama kemudian datang
9.4 Sang putri melintas
9.5 Nyi putri memakai cempaka
9.6 Campaka putih
9.7 Wanginya bunga campaka
10.1 Kalapaksa terkejut melihat sang putri datang
10.2 Mendadak si buta menjadi baik
10.3 Lalu menghadang di jalan
10.4 Sang putri pun di hadang
10.5 Sang putri tidak ada rasa takut
10.6 Kepada si buta ia bertanya
10.7 Buta cepat kamu meNyingkir
11.1 Buat apa kamu menghadangku
11.2 Minggir kamu meNyingkir
11.3 Aku mau lewat
11.4 Buta kemudian tertawa
11.5 Sambil bicara senyum senyum
11.6 Cantik nanti dulu
11.7 Bapak mau nanya sama kamu cantik
12.1 Cantik kamu mau kemana ko kamu sendirian
12.2 Kenapa kamu berani
12.3 Dan nama kamu siapa
12.4 Sama bapa beri tahu
12.5 Sang putri menjawab
12.6 Nama aku adalah
12.7 Nyi Dewi uju
13.1 Buta pun malah semakin tertawa
13.2 Terbahak bahak bau air liur
13.3 Duh anak siapa
13.4 kamu jangan terlalu acuh
13.5 Apa yang kamu mau cantik
13.6 Di bapa banyak
13.7 Yang manis manis
V. PUPUH DANGDANGGULA
1.1 Lalu Nyi Roro Dewi menjawab
1.2 Saya Buta tidak punya keinginan
1.3 Kamu Buta cepat pulang
1.4 Kalapaksa mengangguk-angguk
1.5 Membuat takut kepada Nyi Putri
1.6 Giginya menggerutu
1.7 Dengan cepatnya Nyi Ayu
1.8 Oleh Buta lalu di tangkap
1.9 Lalu di bawa ke dalam gua Nyi Putri
1.10 Pintunya lalu di kunci
2.1 Ketika Nyi Putri masuk gua
2.2 Nyi Putri ingat kepada ajianya
2.3 Ajian sirep model
2.4 Yang di beri oleh gurunya
2.5 Sewaktu Putri berada di desa
2.6 Ajian sirepnya masih ampuh
2.7 Namanya adalah Jentul
2.8 Lalu oleh Putri di baca
2.9 Dengan di iringi Dangdang Genis
2.10 Nyi Putri mengatakan
3.1 Lihat ini gelap sekali
3.2 Ternyata ini di dalam gua
3.3 Saya Berjalan tergesa-gesa
3.4 Dewa Agung tolong saya
3.5 Jangan terlalu gelap
3.6 Semoga di beri terang
3.7 Terdengar oleh Buta
3.8 Tiba-tiba gua menjadi terang
3.9 Buta sangat kaget
3.10 Lalu Buta beristirahat
4.1 Buta tertidur dengan sangat lelap
4.2 Di saat tidur buta mendengkur
4.3 Nyi Putri lalu pergi
4.4 Di dalam gua buta menunggu
4.5 Tak lama Nyi Putri
4.6 Menemukan sesuatu yang hilang
4.7 Cahaya yang memancar
4.8 Lalu Nyi Putri mendekatinya
4.9 Cahaya tidak berubah dan tidak bergerak
4.10 Sang Dewi Uju terkaget
5.1 Kemudian yang menghilang dengan Putri
5.2 Oleh campaka mulia yang di unggulkan
5.3 Yang hilang itu kebingungan
5.4 Seperti baru bangun dari tidurnya
5.5 Tergesa-gesa sambil tertawa
5.6 Dalam impiannya
5.7 Menemukan Putri
5.8 Selamaya berkata
5.9 Aduh Nyai silahkan masuk
5.10 Nyai berasal darimana
6.1 Putri lewat dari Engkang
6.2 Lalu bertanya kepada Engkang
6.3 Engkang sedang mengerjakan apa
6.4 Saya kira Engkang sudah meninggal
6.5 Raden Putra menjawab ke Putri
6.6 Kalau kata yayasan
6.7 Arda leupa enung
6.8 Engkang yang bertanya lalu ditanya
6.9 Begini asalnya Purwana Engkang ini sudah mati
6.10 Di jalan bertemu dengan Buta
7.1 Buta bernama Kalapaksa yang sakti
7.2 Di jalan Engkang itu di cegat
7.3 Lalu disana Engkang perang
7.4 Oleh akang Buta itu di tumbuk
7.5 Kalpaksa malah tertawa /24/
7.6 Dan sambil diam
7.7 Lalu ke Engkang menubruk
7.8 Engkang ditangkap lalu tertangkap
7.9 Lalu Akang di banting-banting
7.10 Kena Batu yang sangat besar
8.1 Nyai Putri Rara Ucu tertawa
8.2 Sambil bicara duh itu alat
8.3 Keris itu gunanya untuk apa
8.4 Kalau di pesatkan ke musuh
8.5 Raden Putra melawan lagi
8.6 Keris itu tidak akan mampuh
8.7 Kalapaksa kebal
8.8 Akang sudah habis cara
8.9 Putri bilang duh ini kasian sekali
8.10 Sampai keluar air mata
VI. PUPUH MASKUMAMBANG
1.1 Nyi Putri membawa benda kepercayaan
1.2 Sambil berkata
1.3 Kang saya sedang melihat-lihat keris
1.4 Mau tau bentuknya
2.1 Lalu Den Putra memberikan keris
2.2 Putri langsung mengambilnya
2.3 Keris itu di terima putri
2.4 Lalu di di elusan
3.1 Keris itu di gosok sampai tiga kali
3.2 Nyi Putri berkata
3.3 Silahkan Kang ini keris
3.4 Cepat berikan kepada Buta
4.1 Mumpung Buta sedang /25/ tertidur
4.2 Ini keris semoga ampuh
4.3 Den putra cepet-cepet pergi
4.4 Dan kerisnya dibawa
5.1 Kalapaksa tidur dengan nyenyak
5.2 Mendengkurnya dengan sangat keras
5.3 Tidak lama kemudian Den Putra datang
5.4 Raden Selamaya kaget
6.1 lalu Buta di bangunkan
6.2 Den Putra memperhatikan
6.3 Kalapaksa lalu bangun
6.4 Di bunuh ku Raden Putra
7.1 Ketika di tusuk lalu berteriak
7.2 Ususnya langsung keluar
7.3 Sekarat lalu mati
7.4 Bahagia sekali Selamaya
8.1 Lalu Raja datang kepada Nyai Putri
8.2 Dan datanglah
8.3 Nyi Putri cepat memeriksa
8.4 Kang bagaimana dengan Buta
9.1 Masih hidup apa sudah mati
9.2 Den Putra menjawab
9.3 Buta sudah mati
9.4 Perutnya juga sudah sobek
10.1 Nyai Putri Roro Uju langsung tertawa
10.2 Sambil berkata
10.3 Ini kata Nyai / 26 / Putri
10.4 Bermaksud bertanya kepada Engkang
11.1 Engkang itu siapanya Tuan kekasih
11.2 Dari mana negaranya
11.3 Saya baru melihat
11.4 Den Putra lalu menjawab
12.1 Nama Akang Raden Selamaya Nyai
12.2 Rumah Tapa Hipan
12.3 Gunung Jinggan atas pasir
12.4 Akang nanya balik
13.1 Nyai Oneng siapanya Tuan kekasih
13.2 Lalu darimana
13.3 Siapa Ibu Bapak Nyai
13.4 Nyi Putri lalu menjawab
14.1 Nama saya Dewi Uju Putra Gusti
14.2 Ratu Dimadenda
14.3 Maksud saya
14.4 Mencari akang Biyawak
15.1 Raden Selamaya memanggil
15.2 Duh Oneng yang tinggi kurus
15.3 Akang ini mau ikut
15.4 Kemanapun juga tujuannya
16.1 Sekarang Elis berangkat
16.2 Menyusul dengan kakanya
16.3 Semoga selamat
16.4 Lalu Nyi Putri menjawab
17.1 Mari Elis sekarang kita berangkat
17.2 Den Putra buru-buru
17.3 Sudah berangkat/27/ dengan Nyai Putri
17.4 Keluar dari dalam Gua
18.1 Dijalannya Raden Putra bersama dengan Putri
18.2 Sambil bercanda
18.3 Naik gunung lewat lembah
18.4 Yang dimakan dedaunan
19.1 Kita tunda ceritanya Nyai Putri
19.2 Dengan Raden Putra
19.3 Yang telah ganti lagi
19.4 Kinanti ganti Kumambang
VII. PUPUH KINANTI
1.1 Ganti lagi yang di sebut
1.2 Tinatur seumpama distrik
1.3 Daerahnya yang besar dan bagus
1.4 Di bawah Negeri Majapahit
1.5 Dilember Gebang Tinatur
1.6 Ada seorang Janda Miskin
2.1 Nyi Janda Miskin disebut
2.2 Melakukan pekerjaan menjaring
2.3 Tidak mempuNyai pekerjaan lain
2.4 Pagi sore kerjanya menjaring
2.5 Dalam sutu ketika
2.6 Ketika Nyi Miskin menjaring
3.1 Pergi menjaring pada waktu pagi
3.2 Tak ada ikan yang di dapat
3.3 Sudah seharian penuh
3.4 Sampai ke akhir ashar
3.5 Nyi Miskin merasa kesal
3.6 Nyi Miskin lalu menangis
4.1 Sambil pulang memainkan air
4.2 Memainkan air yang di pinggir
4.3 Lalu yang tertangkap adalah Bayawak
4.4 Masuk kedalam lambit
4.5 Nyi Miskin terkagetkan
4.6 Melihat yang bergerak
5.1 Nyi Miskin terkejut
5.2 Dia sampai ketakutan
5.3 Lalu menjerit
5.4 Sampai nangis cemberut
5.5 Nyi Miskin berkata
5.6 Setan pergi kamu
6.1 Kalau seperti itu nanti lambit saya hilang
6.2 Kembalikan lambit saya
6.3 Jangan kamu bawa
6.4 Saya tidak mempuNyai lagi
6.5 Sang Bayawak lalu menjawab
6.6 Bibi tidak usah menangis
7.1 Bibi jangan jauh-jauh
7.2 Dekatlah dengan saya
7.3 Lambit ini silahkan ambil
7.4 Saya tidak niat mencuri
7.5 Nyi Miskin berhenti menangis
7.6 Mendengar dari yang memberi tahu
8.1 Nyi Miskin terburu-buru
8.2 Mendekati lambit
8.3 Merasa sangat ketakutan
8.4 Melirik akan pulang
8.5 Bayawak lalu bercerita
8.6 Bibi jangan terkejut
9.1 Saya ini punya maksud
9.2 Barangkali Bibi tahu
9.3 Bibi siapa namanya
9.4 Tinggal dimana
9.5 Nyi Miskin lalu menjawab
9.6 Dari Gebang Tinatar Bibi berasal
10.1 Nama Bibi sudah terkenal
10.2 MempuNyai anak satu
10.3 Anak Bibi sudah tidak ada
10.4 Sayangnya dia sudah meninggal
10.5 Bibi sangat kasihan
10.6 Janda yang tidak mempunya suami
11.1 Bibi sangat Miskin
11.2 Pekerjaan Bibi menjaring
11.3 Tidak ada lagi pekerjaan lain
11.4 Pagi sore Bibi menjangkar
11.5 Hasilnya lalu di jual
11.6 Di pakai untuk membeli pepes
12.1 Sang Bayawak lalu memanggil
12.2 Bibi saya minta ijin
12.3 Barangkali Bibi tahu
12.4 Saya ingin ikut tinggal
12.5 Mukasiyan menjawab
12.6 Sambil merangkul dan nangis
13.1 Bayawak lalu di gendong
13.2 Di angkat dan di gendong
13.3 Lalu bergegas pulang
13.4 Setelah sampai ke rumahnya
13.5 Banyak yang bertanya kepada Mukasiyan
13.6 Dapat ikan apa Bibi
14.1 Di Gebang Tinatar ramai
14.2 Perempuan dengan laki-laki
14.3 Berdatangan ke rumah Nyi Randa
14.4 Semuanya ingin melihat
14.5 Tua dan muda berdatangan
14.6 Bau yang menggendong
15.1 Randa Miskin menjadi untung
15.2 Mendapatkan Banyak beras dan uang
15.3 Apalagi dengan makanan
15.4 Kueh-kueh yang manis
15.5 Semenjak memiliki Bayawak
15.6 Tamu banyak datang ke Nyi Miskin
16.1 Lamanya tidak di sebut
16.2 Bayawak di Ibu Miskin
16.3 Lalu Bayawak izin pamit
16.4 Ibu saya minta izin
16.5 Pamit saya mau jalan
16.6 Niat saya mau kuli
17.1 Nangkoda kaya akan pergi
17.2 Berlayar ke pulau paris
17.3 Saya ikut berlayar
17.4 Berharap bisa kuli
17.6 Randa Miskin menjawab
17.6 Bersedih dirinya Nyi Miskin
VIII. PUPUH PUCUNG
1.1 Randa Miskin menjawab sambil cemberut
1.2 Aduh anak Ibu
1.3 Kata Ibu tidak boleh
1.4 Ujang tidak usah bersusahpayah
2.1 Disini juga Ibu tidak kekurangan /31/
2.2 Makanan masih banyak
3.3 Baju baru dan selendang
3.4 Segini juga Ibu sangat terima
3.1 Sang Bayawak dari sana lalu pulang
3.2 Kalau tidak ada izin dari Ibu
3.3 Saya akan pulang
3.4 Saya tidak mau tinggal di rumah Ibu
4.1 Mukasiyan memeluk sambil pergi
4.2 Aduh anak Ibu
4.3 Ujang kamu jangan pergi
4.4 Diam saja disini dengan Ibu
5.1 Tidak Ujang kalau bisa ikut kerja syukur
5.2 Ibu mau bilang
5.3 Kepada Tuan Nangkoda
5.4 Semoga nangkoda mau membawa
6.1 Tunggu saja Ujang Ibu akan kesana
6.2 Bergegaslah Nyi Randa
6.3 Dari rumahnya berangkat
6.4 Yang di tuju adalah rumah Tuan Nangkoda
7.1 Mukasiyan di jalan tidak disebut
7.2 Kepada Nangkoda datang
7.3 Nangkoda memeriksa
7.4 Ibu Miskin kamu mau kemana
8.1 Mukasiyan tunduk dan menjawab
8.2 Kepada Tuan Nangkoda
8.3 Saya ada petunjuk /32/
8.4 Barangkali sesuai dengan Tuan Nangkoda
9.1 Sebab saya mempuNyai anak yang ingin ikut
9.2 Ke gamparan layar
9.3 Bermaksud untuk kuli saja
9.4 Anak saya sifatnya seperti hewan Bayawak
10.1 Ki Nangkoda ke Nyai Miskin lalu pergi
10.2 Yang Miskin itu
10.3 Tentang anak kamu
10.4 Bagus sekali mau ikut berlayar
11.1 Lalu beritahu kepada anakmu itu
11.2 Bahwa kami berlayar
11.3 Tepatnya hari besok
11.4 Mukasiyan nyembah untuk pamit pulang
12.1 Mukasiyan lalu cepat pulang
12.2 Mukasiyan tunda
12.3 Di ceritakan Ki Nangkoda
12.4 Dulu juga pernah dandan
13.1 lalu berangkat nangkoda dengan yang lain
13.2 Akan ke kapal
13.3 Di ceritakan datang semua
13.4 Lalu hari itu juga berlayar
14.1 Kaget semua kapal tidak mau melaju
14.2 Angin sangat besar
14.3 Kapal masih tetap diam
14.4 Ki Nangkoda lalu memohon
15.1 semoga ini kapal dapat melaju
15.2 Ki Nangkoda berharap
15.3 Memotong sapi dan domba
15.4 Dan melemparkan uang perak ke lautan
16.1 Kapalnya tetap diam tidak melaju
16.2 Nempel dengan laut
16.3 Seperti getah saja
16.4 Kapal diam tidak bergerak sedikitpun
17.1 Di kapal ada satu orang ahli
17.2 Nangkoda bercerita
17.3 Ki Nujum ini bagaimana
17.4 Ini kapal tidak bergerak sedikitpun
18.1 Lalu nyembah Ki Nujum sambil pergi
18.2 Nun Ini gamparan
18.3 Apabila kapal telah melaju
18.4 Sebab ada kesalahan tingkah laku
IX. PUPUH MAGATRU
1.1 Dulu Tuan Nangkoda sanggup
1.2 Mau membawa anak Nyi Miskin
1.3 Bayawak Mau menjadi berusaha
1.4 Ke gamparan akan ikut
1.5 Awas sampai gamparan lupa
2.1 Ki Nangkoda mengatakan sambil senyum
2.2 Benar sekali Nujum memeriksa
2.3 Bayawak mau ikut
2.4 Kepada kami mau ikut kuli
2.5 Kami janji itu lusa
3.1 Setelah /34/ itu Nangkoda kemudian mengutus
3.2 Manggil anaknya Nyi Miskin
3.3 Utusanya sudah pergi
3.4 Nyimpan utusan yang pergi
3.5 Mukasiyan di ceritakan
4.1 Ketika datang Mukasiyan ke kampungnya
4.2 Kepada Bayawak lalu memberi tahu
4.3 Ujang kerjanya sudah tentu
4.4 Oleh Nangkoda telah keterima
4.5 Ujang kerjanya lusa
5.1 Jang Bayawak setelah itu lalu pergi
5.2 Duh Ibu merasa kasian
5.3 Ibu berjalan tidak ada tujuan
5.4 Jauh-jauh tidak berhasil
5.5 Nangkoda berbohong
6.1 Ibu datang dulu Nangkoda Pergi
6.2 Mukasiyan lalu menangis
6.3 Kenapa nangkoda berbohong
6.4 Katanya mau kerja kuli
6.5 ‘Euh Nangkoda Dasar
7.1 Sebut saja Nangkoda pembohong
7.2 Oleh Bayawak kelihatan
7.3 Bayawak langsung memanggil
7.4 Ini Paman yang dari mendi
7.5 Utusan lalu menjawab
8.1 Ini Ujang saya utusan dari laut /35/
8.2 Dari tuan Nangkoda kaya
8.3 Ujang sekarang di panggil
8.4 Harus diperhatikan sama saya
8.5 Nangkoda di kapal menunggu
9.1 Sang Bayawak kepada utusan lalu pergi
9.2 Kenapa manggil saya
9.3 Perasaan tidak jelas
9.4 Tidak didasari
9.5 Saya kaget tidak bahagia
10.1 Ki utusan sudah itu lalu pergi
10.2 Semoga Ujang dapat ikut
10.3 Sudah itu Bayawak
10.4 Bersama dengan utusan tadi berangkat
10.5 Di jalan tidak di ceritakan
11.1 Di kapal Bayawak itu sudah siap
11.2 Ki Nangkoda tersenyum
11.3 Sudah itu kapalnya maju
11.4 Diiringi dengan angin kencang
11.5 Ke tengah laut berlayar
12.1 Ketika Kapal sampai ke tengah laut
12.2 Bayawak bercerita kembali
12.3 Tuan Nangkoda harus pelan
12.4 Saya mau ke pulau paris
12.5 Sebab saya takut mabuk
13.1 Sekarang saya berterima kasih
13.2 Barangkali ada ijin
13.3 Saya ingin kesana
13.4 Ke /36/ itu pulau yang kecil
13.5 Harus di antarkan
14.1 Sang Nangkoda memanggil dengan senyum
14.2 Aduh Ujang anak saya
14.3 Untuk apa kesana
14.4 Di kapal saja Ujang diam
14.5 Makan sekenyang mungkin
15.1 Sang Bayawak menjawab sambil tunduk
15.2 Semoga Tuan memberi ijin
15.3 Saya antarkan kesana
15.4 Kalau tuan tidak memberikan ijin
15.5 Saya akan kabur
16.1 Ki Nangkoda lalu cepat berbicara
16.2 Ujang Bapak kasih ijin
16.3 Sekarang Ujang ayo
16.4 Ujang cepat naik sekoci
16.5 Kita cepatkan berbicara
17.1 Sang Bayawak sudah menaiki perahu
17.2 Begitupun juga dengan nangkpda
17.3 Lalu semuanya mengantar
17.4 Ke pulau sampai tiba
17.5 Bayawak lalu berbicara
18.1 Maaf juragan saya punya permintaan
18.2 Kalau ingin pulang
18.3 Saya jemput disini
18.4 Menjawab Nangkoda Kaya
18.5 Bapak juga tidak akan lupa
19.1 Sudah bubar yang mengantar naik perahu
19.2 Ke perahu semua tiba
19.3 Lalu nangkoda berlayar
19.4 Berdagang ke pulau paris
19.5 Ganti yang di ceritakan
20.1 Diceritakan patapan di atas gunung
20.2 Di pulau pinang mahresik
20.3 Orangnya pandita jamus
20.4 Pandika yang sangat sakti
20.5 Kasmaran pandita ke sebut
X. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Sang Pandita sedang duduk
1.2 Tahu akan ada tamu
1.3 Lalu menggelarkan tikar
1.4 Tidak lama kemudian datang
1.5 Bayawak berbisik
1.6 Pandita jamus berbicara
1.7 Silahkan yang baru datang
2.1 Bapak nunggu dari kemarin
2.2 Raden mau kemana
2.3 Jaka Bayawak menjawab
2.4 Kalau ada halangan
2.5 Ibu lebih mengetahui
2.6 Pandita berbicara
2.7 Raden Bapak sudah tahu
3.1 Bapak mau bertanya kembali
3.2 Raden mau kemana
3.3 Dan apa yang di tuju
3.4 Bayawak lalu menjawab
3.5 Mungkin Ibu tahu
3.6 Tidak harus minta petunjuk
3.7 Pandita cepat berbicara
4.1 Hal ini di mengerti Raden
4.2 Ibu sudah tahu
4.3 Kepada apa yang di harapkan Raden
4.4 Semestinya Raden itu
4.5 Mencari ilmu kusumah
4.6 Raden akan berguru
4.7 Seperti ilmu kusumah
5.1 Nyembah Raden pada Jaka Pekik
5.2 Betul seperti itu Ibu
5.3 Pandita berbicara pelan
5.4 Syukur Raden kalau seperti itu
5.5 Ama akan menasihati
5.6 Lalu Bayawak mencari guru
5.7 Sudah paham ilmu kusumah
6.1 Lama Raden mencari ilmu
6.2 Sudah tiga tahun lamanya
6.3 Raden di pulau pinang
6.4 Hatinya ingin pulang
6.5 Pandita ketahuan
6.6 Jaka Bayawak di panggil
6.7 Berbisik Jawa Bayawak /39/
7.1 Cong nyembah Mendo lalu duduk
7.2 Segera Pandita mengatakan
7.3 Eh anak Bapak yang nampan
7.4 Bapak mau bercerita
7.5 Ketika Den ingin pulang
7.6 Bapak memberikan dua labu
7.7 Sebuah pusaka jimat
8.1 Ini labu yang pertama
8.2 Manfaatnya untuk Negara
8.3 Negara menjadi besar dan ramai
8.4 Sampai isi-isinya
8.5 Kalau yang ke dua
8.6 Dapat membuat peralatan menjadi bagus
8.7 Berebut emas-emas
9.1 Tetapi Bapak berjanji
9.2 Nama Raden jangan salah
9.3 Nantinya ini labu
9.4 Harus sama Raden sendiri
9.5 Serta harus dikuasai
9.6 Sebelum oleh Raden di gunakan
9.7 Jangan sampai salah di gunakan
10.1 Harus dengan Raden sendiri
10.2 Tentu ada mukjizatnya
10.3 Bayawak nyembah menjawab
10.4 Minta doanya Ama
10.5 Semoga saya tidak lupa
10.6 Kepada nasehat itu
10.7 Pandita langsung bercerita
11.1 Lalu Bapak memberi nasihat
11.2 Sebab Bapak punya anak
11.3 Anak Bapak sedang masantren
11.4 Di pinggir langit sedang bertapa
11.5 Kalau bertemu
11.6 Raden harus damai
11.7 Namanya Raden Danur Randa
12.1 Hanya itu nasehat Bapak
12.2 Harus selalu di ingat
12.3 Titip Raden jangan sampe lupa
12.4 Bayawak nyembah menjawab
12.5 Saya meminta Do’a
12.6 Terhadap yang di panggil
16.7 Segera nangkoda datang
13.1 Pandita jamus hadir
13.2 Ini tamu dari mana
13.3 Nangkoda cepat menjawab
13.4 Saya berasal dari kapal
13.5 Mau mengajak Bayawak
13.6 Sebab saya mau pulang
13.7 Dibelakangnya berjanjia
14.1 Pandita hadir kembali
14.2 Memanggil Jaka Bayawak
14.3 Eh anak Bapak yang tampan
14.4 Ini yang mengajak Ujang
14.5 Ujang cepat bersiap
14.6 Jaka Bayawak pergi
14.7 Nyembah keluar air mata
XI. PUPUH MIJIL
1.1 Terus Bayawak Bercerita
1.2 Ki nangkoda hebat
1.3 Bayawak memanggil dan menyatakan
1.4 Ki Nangkoda membantu orang kaya
1.5 Saya berterima kasih
1.6 Semoga tuan pergi
2.1 Dua labu ini punya saya
2.2 Labu yang saya dapat besar
2.3 Saya ingin anda yang membawanya
2.4 Nangkoda melawan dia tersenyum
2.5 Buat apa labu kuning
2.6 Di bawa juga ribet
3.1 Lebih baik bapak ngasih uang
3.2 Uang perak logam
3.3 Nak jangan mau lagi
3.4 Diganti sama uang
3.5 Bayawak menjawab
3.6 Bapak saya juga ingin uang
4.1 Tapi uang buat apa
4.2 Uang buat apa
4.3 Saya hanya ingin labu saja
4.4 Uang tidak mau sedikit
4.5 Bukan uang yang diberi
4.6 Yang saya ingin labu
5.1 Ki Nangkoda menjawab lagi
5.2 Labu juga tidak apa-apa
5.3 Sekarang mari kita bawa
5.4 Kemudian Ki Nangkoda mengankatnya
5.5 Niat mau dibawa
5.6 Ini dua labu
6.1 Ketika labu datang lalu dibawa
6.2 Nangkoda bingung
6.3 Pikirnya sambil heran
6.4 Bicara di dalam hati
6.5 Labu ini sangat berat
6.6 Baru seumur-umur
7.1 Sesudah itu Nangkoda dibawa pergi
7.2 Memanggil tukang epog
7.3 Japlun kesini dengan cepat
7.4 Japlun dengan cepat sambil pergi
7.5 Sambil tersenyum
7.6 Lalu bertamu kemudian duduk
8.1 Japlun ini dua labu cepat bawa
8.2 Sini ambil
8.3 Kalu di bawa di kasih bonus
8.4 Masing-masing banyaknya dua ringgit
8.5 Japlun tersenyum
8.6 Lalu berdiri
9.1 Labu di angkat lalu tidak kebawa
9.2 Japlun bingung
9.3 Merasa kesal
9.4 Labu sangat berat
9.5 Kayaknya ini hantu
9.6 Sangat berat
10.1 Labu ini di coba untuk dibawa
10.2 Sembari melotot
10.3 Labu tambah berat
10.4 Japlun lalu kencing
10.5 Dut kentut rut buang air besar
10.6 Keringat terus menetes
11.1 Japlun mengharapkan uang
11.2 Kami sangka buang air besar
11.3 Ki Nangkoda terus tersenyum
11.4 Mentertawakan Japlun buang air besar
11.5 Ki Nangkoda terus melihat
11.6 Kawannya sepuluh
12.1 Labu ini milik orang lain harus dibawa
12.2 Sama sepuluh orang
12.3 Sepuluh kawannya terus dandan
12.4 Labu ini harus pakai tali
12.5 Dengan tali tambang putih
12.6 Kemudian diangkat
13.1 Tenang ketika labu ini sudah di bawa
13.2 Kewalahan yang menggotong
13.3 Ki Nangkoda terus terheran
13.4 Setelah itu Nangkoda berpikir
13.5 Kemudian pergi
13.6 Selalu teringat dulu
XII. PUPUH PUNGKUR
1.1 saya menciptakan cerita
1.2 nangkoda itu menunduk manis
1.3 den Bayawak Agus
1.4 bapak tidak mengira
1.5 membawa labu semoga kamu nak tidak benci
1.6 sama kamu aja nak
1.7 waluh tidak ke bawa
2.1 Bayawak melawan
2.2 jika sama tuan itu labu tidak pergi
2.3 saya tidak akan pergi
2.4 silahkan tuan kalau ingin pergi
2.5 saya pergi terakhir dengan ini labu
2.6 supaya ini yang di rasa
2.7 tolong bawakan waluh ini
3.1 nangkoda lagi
3.2 kalau begitu bapak tidak pulang
3.3 jaga saja sama Agus
3.4 Bayawak terus menjawab
3.5 bagus sekali saya pulang besok
3.6 sama labu itu
3.7 sama tuan nangkoda pergi
4.1 kemudian waluh di kira
4.2 silahkan Bayawak melangkah tiga kali
4.3 kemudian Bayawak memanggil
4.4 silahkan tuan nangkoda
4.5 ini waluh cepat-cepat supaya bagus
4.6 nangkoda kemudian rapih
4.7 silahkan 2 labu di bawa
5.1 dua waluh ini ringan
5.2 nangkoda berbicara sambil tertawa
5.3 tidak nyangka ini waluh
5.4 sebelumnya sangat berat
5.5 sama 10 orang tidak terbawa
5.6 nangkoda punya pemikiran
5.7 kemudian Bayawak di puji
6.1 kini nangkoda memujinya
6.2 kuatnya Bayawak sangat sakti
6.3 bagaikan yang di disambut
6.4 Bayawak bertanya
6.5 kenapa saya berbicara tidak jelas
6.6 membuat saya tentunya tersiksa
6.7 kemudian nangkoda pergi
7.1 terus sujud kepada Bayawak
7.2 kini nangkoda menyembah
7.3 kemudian Bayawak memnggil
7.4 jangan begitu nangkoda
7.5 tidak baik kan saya manusia juga
7.6 seperti membuat adat yang baru
7.7 tidak bagus itu dosa
8.1 tuan nangkoda menjawab
8.2 silahkan saja saya sekarang pulang
8.3 secepatnya dari sana pergi
8.4 keluar dari tempat bersemedinya
8.5 sudah turun kelaut naik perahu
8.6 dijalannya tidak bagus
8.7 sampai kapal sudah sampai
9.1 kemudian mengibarkan layar
9.2 kapal melaju kencang terbawa angin
9.3 silahkan ucapkan sambil
9.4 nangkoda pergi kedesanya
9.5 simpan dulu nangkoda
9.6 ucapan ibu kasihan
9.7 kerjaannya kasihan menangis
10.1 kasihan terus rapih-rapih
10.2 pada waktu itu kasihan terus berangkat
10.3 terus nangkoda yang di capai
10.4 terus anaknya bertanya
10.5 begitu datang saya langsung merasa kasihan
10.6 kemana nangkoda turun
10.7 jalannya lama sekali
11.1 kemudian nangkoda keluar
11.2 terus nangkoda menjumpai ibu miskin
11.3 sambil memanggil dengan muka manis
11.4 sehabisnya ibu kasihan
11.5 sudah kesal tapi saya tidak bertemu
11.6 saya kasihan untuk melawannya
11.7 terima kasih kata Nyi miskin
12.1 saya ingin menanyakan anak
12.2 sudah lama tidak bertemu
12.3 tuan dilaut makan apa makan singa
12.4 Nyimiskin memalingkan mukanya
12.5 berteriak sambil membelakangi langit
12.6 kini tidak sayang kepada ujang
12.7 kini ujang meninggal
13.1 ibu berdiri ketempat yang berantakan
13.2 terus berguling diatas pasir
13.3 tidak lama Bayawak datang
13.4 mendatangi ibu miskin
13.5 kemudian Bayawak bertanya
13.6 sudak ibu jangan berguling begitu
13.7 kemudian ibu miskin marah
14.1 sambil matanya melotot
14.2 tidak berbicara dan kasihan berdiam
14.3 sepertinya dia takut
14.4 Bayawak muda lahir
XIII. PUPUH SINOM
1.1 Ibu ini saya
1.2 Ibu jangan menangis
1.3 Ibu kasihan ayo berbicara
1.4 Ternyata ini anak saya
1.5 Ibu tidak mengaku
1.6 Karena raden masih hidup
1.7 Sakit raden sudah hilang
1.8 Ki Nanagkoda sudah kembali
1.9 Raden sakit dimakan macan di laut
2.1 Apa lagi sama jaka Bayawak
2.2 Mendengarkan kata nyonya miskin
2.3 Jaka Bayawak said
2.4 Ibu harus berpikir matang
2.5 Saya berkata tidak mungkin
2.6 Di laut ada singa
2.7 Dekat saya sekarang
2.8 Dari dulu belum menemukan
2.9 Di laut juga ada buaya
3.1 Nona miskin kemudian menjawab
3.2 Ibu juga baru mendengar
3.3 Dan sayang pada badanmu nak
3.4 Sudah sangat rindu
3.5 Yang menyebabkan ibu menangis
3.6 Ibu ingin bertemu
3.7 Bukan mengandalkan Nangkoda
3.8 Begitu ibu menangis
3.9 Ayo nak kita pulang
4.1 Bayawak cepat pulang kerumah
4.2 Kamu kasihan yang ikut
4.3 Labu yang dua dibawa
4.4 Juga kasihan di rangkul
4.5 Ayo dipercepat jurit
4.6 Cerita terburu-buru
4.7 Bayawak sudah datang
4.8 Ke rumahnya ibu miskin
4.9 Ayo tunggu ceritanya
5.1 Yanti yang diceritakan sama Bayawak
5.2 Jagoan ada yang sakti
5.3 Di dalam gua Wijaya
5.4 Bango siang malam berpikir
5.5 Ingin punya anak satu
5.6 Lelaki yang bagus
5.7 Bango dengan cepat tidak ada
5.8 Keluar dari dalam gua
5.9 Bango terbang di awang-awang
6.1 Menunda yang lagi di awang-awang
6.2 Jagonya ada dari satu negeri
6.3 Namanya sanduropuro
6.4 Kalau di negeri itu
6.5 Patuh kepada gareho ratu
6.6 Ada satu janda cantik
6.7 Hemat man duropuro
6.8 Kebanggaan anak satu satunya
6.9 Anak ratu namanya raden ayarmaya
7.1 Sudah tujuh tahun umurnya
7.2 Anaknya sangat percaya diri
7.3 Di suatu masa
7.4 Raden ayarmaya bermain
7.5 Keladang mau mencari jangkrik
7.6 Temannya sudah berkumpul
7.7 Sesudah itu pergi ke ladang
7.8 Banyak anak anak yang bermain
7.9 Sebagian main petak umpat
8.1 Ada yang dikurung sapi
8.2 Warna-warna kelakuan anak-anak
8.3 Ada yang ngadu jangkrik
8.4 Ada yang membuat bangsing
8.5 Ada yang mengejar burung puyuh
8.6 Suka menunggu kelakuan anak-anak
8.7 Perkataan bango sakti
8.8 Terbang mengelilingi setiap negara
8.9 Asal tempat bango
9.1 Tetep juga tidak ditemukan
9.2 Anak yang berwajah tampan
9.3 Kemudian Bayawak melanjutkan lagi
9.4 Ke ladang negara madura
9.5 Datang dari atas
9.6 Melihat anak-anak dari ladang
9.7 Warna anak-anak main
9.8 Terlalu lama bapak memperhatikan anak-anak
9.9 Ada satu kunti ginding
10.1 Kerjanya mencari capung
10.2 Bapak tidak melirik
10.3 Bapak berbicara dalam hati
10.4 Ini dia anak yang bagus
10.5 Kaya anak orang kaya
10.6 Yang lainnya masih banyak
10.7 Lalu bapak mendekatinya
10.8 Banyak yang memanggil
10.9 Kita harus pulang
11.1 Barangkali raden mau pulang
11.2 Nanti temannya banyak lagi
11.3 Barangkali raden mau pulang
11.4 Sama bapak di bawa terbang
11.5 Anak-anak kembali pulang
11.6 Terlihat orang banyak
11.7 Setelah tiba sudah menemui ibu belum?
11.8 Anak-anak berbicara seperti ini
11.9 Juragannya sudah hilang
12.1 Keatas ada yang bawa
12.2 Bapak yang lewat yang besar badannya
12.3 Ibu langsung menagis
12.4 Ayarmaya raden bagus
12.5 Ibu tidak menyangka
12.6 Ibu tidak bertemu lagi
12.7 Tunggu lagi raden ayarmaya
12.8 Perkataan bango
12.9 Ke gua wijaya negeri
13.1 Ayarmaya berguling-guling
13.2 Raden nakit menjerit jerit
13.3 Rautnya memelas
13.4 Ibu saya cepat nyusul
13.5 Saya ada du gua
13.6 Bango menyadarkan
13.7 Yang tampan nanti sama bapak di kasih yang
XIV. PUPUH KINANTI
1.1 Tunggu tidak lagi dikatakan
1.2 Bango mengobati yang menangis
1.3 Bayawak berkata
1.4 Siang dan malam berpkir
1.5 Berpikir mau haan
1.6 Ke putri majapahit
2.1 kemudian Bayawak terus bertemu
2.2 bertemu dengan nona janda miskin
2.3 nona miskin cepat-cepat menunduk
2.4 Bayawak tersenyum manis
2.5 ibu saya mempuNyai kabar
2.6 saya ingin menikah dengan putri
3.1 keputri ratu
3.2 mah ratu di majapahit
3.3 berita dari kebesaran putra
3.4 empat putri yang cantik-cantik
3.5 ibu harus bertanya
3.6 saya mau menikah
4.1 nona janda miskin cemberut
4.2 menjawab dengan penuh kelemahan
4.3 aduh nak tidak terduga
4.4 bertanya ke putra ratu/raja
4.5 apalagi kata saudara-saudaranya
4.6 piit mengendak-ngendak di pasir
5.1 banteng meminta kadu
5.2 rasa ibu tidak cukup
5.3 saya mencari anggur
5.4 mencari yang sama persis
5.5 saya orang yang melarat
5.6 harus bertemu dengan yang miskin lagi
6.1 Bayawak cepat-cepat pergi
6.2 sekiranya ibu tidak pergi
6.3 saya tidak setuju
6.4 saya sekarang mau pulang
6.5 nona miskin langsung menjawab
6.6 yang ganteng jangan pulang
7.1 ibu akan kesitu
7.2 bertemu dengan kangjeung gusti
7.3 nona miskin kemudian berdan-dan
7.4 memakai baju dan samping
7.5 mengambil yang jelek sekali
7.6 nona miskin cepat-cepat pergi
8.1 dijalan yang tidak di tuju
8.2 kita tunggu janda miskin
8.3 sang raja mengucapkan
8.4 narpati majapahit tersenyum
8.5 dalam keadaan santai
8.6 didatani para menteri
9.1 sama dengan yang dituju
9.2 menteri-menteri majapahit
9.3 tidak lama kemudian jebul datang
9.4 nona miskin mengganti senyumnya
9.5 lalu menerima tawarannya
9.6 sang ratu melihat
10.1 sang ratu berbicara
10.2 mau kemana bibi miskin
10.3 terlihat terburu-buru sekali
10.4 bibi mau minta uang
10.5 ataupun makanan
10.6 coba lebih dekat kesini
11.1 nona miskin bertemu lalu menunduk
11.2 tunjukan ke kanjeung gusti
11.3 nun gusti saya gamparan
11.4 wawanka petunjuk gusti
11.5 semoga saya berani
11.6 semoga saya gusti
12.1 saya minta makan dan baju
12.2 ataupun minta sarung
12.3 saya berkata
12.4 bukan itu yang saya maksud
12.5 apalagi sama gusti rempag
12.6 apalagi mudah-mudakhan keterima
13.1 semoga gusti jangan marah
13.2 derma utusan saya
13.3 saya lagi berjalan
13.4 menyambung dengan kata-kata
13.5 anak saya bermaksud
13. 6 ingin menikah dengan putri
14.1 putri dan putra gamparan
14.2 maksud saya itu gusti
14.3 saya ingin bertanya
14.5 sang ratu terdiam
14.6 sebel ke nona miskin
15.1 saya kira mau meminta-minta
15.2 kita bawa diskusi
15.3 ternyata begitu niatnya
15.4 minta persetujuan kangjeun gusti
XV. PUPUH GAMBUH
1.1 Secepatnya sang Ratu berkata
1.2 Benar ambu miskin berbicara seperti itu
1.3 tadinya saya mau merimanya
1.4 Putri oleh ratu dipanggil
1.5 Putri berbisik
2.1 Secepatnya kanjeng ratu memanggil
2.2 Hai citra wati yang cantik
2.3 yang biasa di panggil eulis
2.4 ini ada tamu
2.5 ketika bertanya enong
3.1 Siapa aja yang purun
3.2 Putra ama yang cantik
3.3 oleh Anaknya Nyai miskin mau di nikahi
3.4 Anak Nyi miskin itu lucu
3.5 Bayawak seperti binatang
4.1 bagaimana eulis purun
4.2 Nyai citra wati menjawab
4.3 memang benar bahwa ama tidak sudi
4.4 Di nikahi oleh ular lembu
4.5 kata ama ayong-yong
5.1 Mending saya tidak laku
5.2 mempuNyai suami yang seperti itu
5.3 yang sebenarnya suka di jemur oleh saya
5.4 Dan barang dihilangkan
5.5 Biar saja saya menjomblo
6.1 tidak sudi seumur hidup
6.2 kalau bersuami dengan ular sawa
6.3 kalau seandainya saya akan di nikahi
6.4 saya ingin yang seperti biasa
6.5 Jangan nikahi oleh binatang
7.1 ratu memanggil sambil tersenyum
7.2 jika eulis tidak ingin
7.3 Jangan suka terlalu banyak bercerita
7.4 ama sudah mendengarnya
7.5 tinggal bertanya kepada anak bungsu
8.1 ganda wati yang cantik
8.2 cepat eulis jawab
8.3 sambil menyembah Nyi ganda wati
8.4 menunduk sebagai sebagai tanda hormat
8.5 naroh di nikahi oleh binatang
9.1 Bayawak kepada lanuan
9.2 tidurnya juga di semak-semak
9.3 Tuhan saya tidak sudi
9.4 suka memakan pucuk paku
9.5 bangkai ayampun di makan
10.1 belum ada kerjaan yang lanun
10.2 sama saja seperti tunggul kayu
10.3 lebih baik anjing
10.4 ada pekerjaannya yang lanun
10.5 pada malam hari suka menggonggong
11.1 ratu berbicara kembali
11.2 tingal bertanya yang ketiga
11.3 sebenarnya Nyi dewi kusumah wati
11.4 putra ama yang cantik
11.5 cepat eulis jawab
12.1 Nyi putri menunjuk sinismarah sambil cemberut
12.2 sebenarnya ama tidak rela
12.3 dinikahi oleh yang seperti itu
12.4 lebih baiksaya menjomblo
13.1 saya suka di gantung
13.2 menikah dengan yang seperti itu
13.3 perasaan saya menjadi mati
13.4 tidak sudi seumur hidup
13.5 tuan rumah selanjutnya di tampar
14.1 putri-putri yang tiga
14.2 jawabannya sama seperti itu
14.3 sebenarnya jaka Bayawak di tolak
14.4 kanjeng ratu kembali memanggil
14.5 dewi patah yang sedang melamun
15.1 anak ama yang paling kecil
15.2 ayo Nyai cepat jawab
15.3 Nyai tadinya akan dinikahkan
15.4 bagaimana apa Nyai setuju
15.5 Nyi putri terlihat kasmaran
XVI. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Nyi dewi patah sudah sadar
1.2 semalam ia bermimpi
1.3 Nyi putri bermimpi buang air besar
1.4 mimpinya memangku bulan
1.5 dan matahari
1.6 bintang semuanya turun
1.7 jatuh kepada dewi patah
2.1 selanjutnya meyembah Nyai putri
2.2 menjawab dipariksa rama
2.3 ama sudah ku bersama bu patos
2.4 perkara ama periksa
2.5 terdengar oleh kedua telinga
2.6 saya tidak niat untuk mundur
2.7 tadinya sama mau menerima
3.1 jaka Bayawak akan menikahi
3.2 saya sangat suka
3.3 citra wati sangat cantik
3.4 selanjutnya saling menyapa
3.5 mengejek dewi patah
3.6 patah tidak bias di kasih tau
3.7 mau dinikahi Bayawak
4.1 Nyi patah menjawab dengan manis
4.2 sudah tepat pada janji awal
4.3 saya mendapatkan binatang
4.4 ingin juga kepada sesame
4.5 gimana kalau tidak ada
4.6 sudah jelas kalau ratu
4.7 di tunggu-tunggu tidak datang
5.1 Nyi citra wati cemberut
5.2 dewi patah manyun
5.3 dewi patah diam saja
5.4 datang sang raja garwana
5.5 ibunya Nyai putri
5.6 mendengar dari putri seperti itu
5.7 Nyi putri mendapatkan kadal
6.1 ibu Nyi putri
6.2 berbicara kepada mukasian
6.3 eh miskin kamu harus mendegar
6.4 Nyi putri punya permintaan
6.5 begini putri memintanya
6.6 meminta negeri /60/ yang bagus
6.7 serta dengan isi-isinya
7.1 harus bagus isi rumah
7.2 jangan ada kekurangan
7.3 dan meminta peralatan
7.4 kereta emas satu pasang
7.5 beserta kudanya
7.6 jangan sampai kurang isi dapur
7.7 serta peralatan yang dirumah
8.1 piring nampan dengan gelas
8.2 harus segala terbuat dari emas
8.3 jangan memakai sipat kelelawar
8.4 harus mas yang berkilau
8.5 begtu putri memintanya
8.6 kalau tidak terbukti permintaan
8.7 kamu pasti akan dibunuh
9.1 beserta anak kamu akan aku disembelih
9.2 cepat pergi sekarang
9.3 beritakan kepada anak kamu
9.4 segera berhadap kepada mukasian
9.5 tidak bias berucap sedikitpun
9.6 tidak bisa pamit kepada ratu
9.7 lemas badan mukasian
10.1 sesudah itu Nyi miskin pulang
10.2 sambil mengeluarkan air mata
10.3 berjalannya kelelahan
10.4 dari ketakutannya
10.5 dijalan tidak kacau
10.6 cepatlah sudah hampir malam
10.7 ke kampung geubang tinatar
11.1 sesampainya datang langsung menangis
11.2 merangkul kepada Bayawak
11.3 menangis tidak henti-henti
11.4 Bayawak terus bertanya
11.5 kenapa menangis ema
11.6 mukasian langsung menjawab
11.7 ujang sama ema tewas
12.1 pasti ema disembeih
12.2 ujang pasti di bunuh
12.3 cepat kita kabur saja
12.4 dari pada dibunuh
12.5 mending kita berkebun
12.6 jaka bawayak sangat lucu
12.7 ema nanti saja
13.1 cepat berbicara dengan jelas
13.2 saya ingin tau
13.3 mukasian langsung menjawab
13.4 ema tidak mau bercerita
13.5 ayo ujang kita berjalan saja
13.6 takut ratu kesini
13.7 pasti kita akan dibunuh
14.1 Bayawak memeriksa kembali
14.2 gimana jawaban raja
14.3 saya ingin mendengarkan
14.4 cepat ema bercerita
14.5 miskin langsung bercerita
14.6 begini asep ratu berbicara
14.7 putri punya kemauan
15.1 Nyi putri ingin negri
15.2 beserta isi-isinya
15.3 mundut alat dapur semuanya
15.4 peralatannya harus seperti emas
15.5 jangan ada kekurangan
15.6 dengan Nyi putri mendut
15.7 kereta emas sepasang
16.1 beserta dengan kudanya sekalian
16.2 ujang mentang-mentang kaya
16.3 mendut memang yang pengen
16.4 seperti membuat tanjakan saja
16.5 mentang-mentang kaya
16.6 supaya tidak jadi
16.7 putri bungsu mau di nikahi
XVII. PUPUH SINOM
1.1 Bayawak lalu menjawab
1.2 itu ema terlalu mudah
1.3 barang segitu ada
1.4 tunjukan kepada kanjeng gusti
1.5 lalu mukasian meledek
1.6 berbicara sembari menunjuk-nunjuk
1.7 ujang cepat lihat
1.8 harta kita masih
1.9 sudah pecah
2.1 mana emasnya
2.2 apalagi kalau negri
2.3 Bayawak langsung menjawab
2.4 masa bodo aku tidak tau
2.5 ma cepat pulang
2.6 tunjukan kepada ratu
2.7 jawaban mukasian
2.8 ema takut/63/ di sembelih
2.9 kata Bayawak kalau ema tidak mau
3.1 sekarang saya pamit
3.2 tidak mau diam di ema
3.3 mukasian kanjeng menjawab
3.4 ujang jangan pernah pulang
3.5 sekarang ema pergi
3.6 mau menunjukan kepada ratu
3.7 berjalan kanjeng mukasian
3.8 dijalan kesana kemari
3.9 sudah merunduk mukasian kanagara
4.1 terus berbisik
4.2 kepada ratu majapahit
4.3 sang ratu
4.4 santai di kursi gading
4.5 lihat ambu miskin
4.6 sang ratu langsung menjawab
4.7 hey miskin saya bertanya
4.8 mana permintaan Nyi putri
4.9 ambu miskin menjawab sangat bersedia
5.1 permintaan saya sudah tersedia
5.2 sekarang tinggal keluarkan saya
5.3 sang ratu kembali berkata
5.4 seumpamaya miskin bersedia
5.5 seumpama barangnya tida yakin
5.6 tentunya kamu akan dihukum
5.7 besok barang harus sudah datang
5.8 kamu cepat pulang sana
5.9 ambu miskin cong sembari pulang
6.1 /64/ cepat sekali Nyi miskin pulang
6.2 ke rumah sudah sampai saja
6.3 langsung menjemur
6.4 begini kata Nyi miskin
6.5 juragan anak ku
6.6 kenapa baranya belum kumpul
6.7 ditunju kuBayawak
6.8 kalau begini ema akan dibunuh
6.9 kemudian merangkul mukasian kepada Bayawak
7.1 menangisnya tersedu-sedu
7.2 Bayawak kemudian mengatakan
7.3 jangan terlalu dipikirkan ema
7.4 meskipun ema enak duduk
7.5 jangan sampai kecil hati
7.6 bawa saja itu labu
7.7 terus pergi mukasian
7.8 pergi ke gowah sambil menagis
7.9 dua labu di tarik mukasian
8.1 ini labu yang kamu mau jang
8.2 Bayawak bercerita kembali
8.3 ema cepat mbil wadah
8.4 dengan kemeyan yang wangi
8.5 mukasian pergi lagi
8.6 mengambil api untuk sesajen
8.7 cepat sudah tersedia
8.8 Bayawak mencium bau sesajen
8.9 terus labu di pukul oleh Bayawak
9.1 keluar cahayanya sangat terang
9.2 dikipas supaya bisa /65/jadi negri
9.3 negara sangat ramai
9.4 penuh bserta isinya
9.5 serdadu dan prajurit
9.6 kuda sapi dan embe
9.7 warung-warung sudah tersedia
9.8 orang-orang lalulalang
9.9 dan orang-orang teriak dan tepuk tangan
10.1 labu yang kedua
10.2 dan lanbu kemudian di pukul
10.3 kemudian terpancar kembali sinarnya
10.4 segala emas rinukmin
10.5 kereta emas dan kudanya
10.6 sudah jelas peralatan dapur
10.7 bersinar terang semua emasnya
10.8 didalam rumah juga begitu
10.9 terangnya emas menjadi silau yang melihatnya
11.1 terucap oleh ambukasian
11.2 melihat kesana kemari sambil tersenyum
11.3 sambil memuji kepada Bayawak
11.4 tida sangka anak saya
11.5 dikira tidak sakti
11.6 tadinya saya mau kabur
11.7 terus kenapa kalau kabur
11.8 saya tidak jadi kaya
11.9 segini juga badan baik
12.1 selanjutnya Bayawak menjawab
12.2 ema kesini duduk
12.3 ambu miskin mendekat
12.4 ambu miskin tidak berhenti tersenyum
12.5 /66/ sambil berbicara cerewet
12.6 terus kenapa kabur
12.7 jaka Bayawak menjawab
12.8 dahulu kata saya
12.9 harus percaya dulu saya bercerita
XVIII. PUPUH PANGKUR
1.1 Saya sekarang cepatkan ceritanya
1.2 Tunda karena Nyi miskin sedang bersenang hati
1.3 Berbicara kemabali sang ratu
1.4 Santai di kursi goyang
1.5 Dibisikan oleh demang jaksa tumenggung
1.6 Sang ratu cepat nyarita
1.7 Begini kata kanjeng gusti
2.1 hey semua rakyat
2.2 hari ini akan di adakan lamaran Nyai miskin
2.3 orang-orang harus kumpul
2.4 hiasan harus tersedia
2.5 dan hiburan pekarangan harus bagus
2.6 puwado lagi memajang
2.7 hiasan harus sebersih mungkin
3.1 semua anak anteunar
3.2 harus membawa pegawai masing-masing
3.3 hiburan dan para tamu
3.4 gimana adang bisa
3.5 kita tunda hiburan yang tidak disebut
3.6 Bayawak berbicara
3.7 akan melamar putri
4.1 sangat ramai lamarannya
4.2 mukasian mau melamar cepar pergi
4.3 bawaannya beribu-ribu
4.4 masyarakat ramai sekali
4.5 hiasannya ada yang seperti singa
4.6 ada yang di hias seperti rusa
4.7 sudah pasti seperti orang-orangan sawah
5.1 berbondong-bondong mengantar meminang
5.2 yang duluan batang emas rinukmin
5.3 mukasian yang diatas
5.4 tersihir oleh hiburan
5.5 terdengar suara alat musik pelog , degung, salendro, terdengar sangat bergemuruh
5.6 dan warna warni tetabuhan
5.7 seperti kendang, penca, ogel tani
6.1 terucap oleh jaka Bayawak
6.2 di gotong di jambangan dan air
6.3 jambangan emasnya menyala-nyala
6.4 serta memakai payung
6.5 payung kuning yang pentulnya terbuat dari intan jamrut
6.6 dijaga oleh pegawal
6.7 dari belakang dan dari samping terdapat senjata
7.1 sempit susah bergerak dijalannya
7.2 yang menonton orang kampung dan orang pinggiran
7.3 di jalan semuanya berkumpul
7.4 silahkan ditunggu yang mau melamar
7.5 berbicara eundon putrinya roro uju
7.6 bersam raden sela maya
7.7 melihat keduanya sangat prihatin
8.1 Nyi roro uju berbicara
8.2 kita sudah terlalu lama
8.3 sudah dapat tiga tahun
8.4 kita masih hidup di hutan
8.5 ayo akang sekarang kita kesana
8.6 ayo kita berjalan ke negara
8.7 kitamenuju ke negara majapahit
9.1 dengan cepatnya cepatnya Nyi putri berangkat
9.2 yang dituju adalah negara majapahit
9.3 dijalan tidak diceritakan
9.4 ketika sudah dekat dengan negara
9.5 Nyai putri mendengar suara gemuruh
9.6 orang-orang semuanya bersorak sorai
9.7 Nyi putri tersentak kaget
10.1 putri bertanya kepada orang yang lewat 10.2ada apa paman tergesa-gesa sekali
10.3 yang ditanya langsung menjawab
10.4 saya mau pergi ke negara
10.5 mau meliahat pengantin putranya ratu
10.6 hari ini lamarannya
10.7 Bayawak putranya Nyai miskin
11.1 Nyai putri sangat senang
11.2 terus raden putra datang
11.3 akang silahkan cepat-cepat
11.4 semoga saja itu
11.5 saudara kita yang akan kita tuju
11.6 den sela maya menjawab
11.7 akang benar mau ikut
12.1Nyi putri dengan cepatnya berangkat
12.2 akan mengantar yang melamar ke negara
12.3 sudah begitu Nyi putri memanggil
12.4 kang sekarang harusnya
12.5 haruskah kita menghadang dilulurung
12.6 jalannya seharusnya kesini
12.7 sambil menunggu kita singgah
XIX. PUPUH MAGATRU
1.1 Yang melamar sudah datang dan sudah berkumpul
1.2 Yang melihat susah bergerak
1.3 Di jalannya bersedak-sedakan
1.4 Dan Anak kecil banyak yang menangis
1.5 Karena Tersenggol-senggol oleh orang tua
2.1 Yang pertama dibawa tandu yang menyala
2.2 Yang dinaiki oleh wanita tua yang miskin
2.3 Yang terakhir dibawa tidak kelihatan
2.4 Rombongan begitu lagi
2.5 Badangwangnya berjatuhan
3.1 suara kendang kencana mulai bergemuruh
3.2 Semua suara alat musik terdengar
3.3 Seperti suara alat music tanji dan angklung
3.4 Gambang taromangsa suling
3.5 Semuanya di mainkan secara digabungkan
4.1 Sang Bayawak berada dalam iringan music yang menyala
4.2 Iringan music seperti emas ritukmin
4.3 Serta diiringi dengan payung
4.4 Dari samping dan dari belakang diawasi oleh pengawal
4.5 Dan di depannya ada kereta kencana
5.1 Yang dibawa oleh kuda yang kosong emas nya menyala
5.2 Naasnya sakawedi terkena ekor kuda
5.3 Sang kadal menyala seperti emas
5.4 Dengan dihiasi warna kuning
5.5 Dan kuda pun bersuara
6.1 Sang putri roro tiba-tiba memanggil imut
6.2 Akang itu lihat
6.3 Perkiraan saya yaitu
6.4 Sang putri cepat berangkat
6.5 Sang putri
7.1 Sang Bayawak sudah lebih terdahulu
7.2 Akang itu bertemu lagi
7.3 Sang putri lalu merangkul
7.4 Begitu pula dengan sang Bayawak
7.5 Sang putri lalu memanggil
8.1 Akang setidaknya beritahu
8.2 Kalau akang akan datang
8.3 Walaupun saya meninggal
8.4 Dan dicari kemana-mana
8.5 Sang Bayawak pun menjawab
9.1 Bayawak menangis dengan terseguk-seguk
9.2 Akang juga tidak menyangka
9.3 Suatu hari nanti pasti akan bertemu kembali
9.4 Orang yang sedang berjalan pun tiba-tiba berhenti
9.5 Yang sedang melihat pun tercengang dan kaget
10.1 Melihat sang Bayawak dikerumini orang-orang
10.2 Yang melihatnya tercengang
10.3 Sang putri cantikpun tidak tahu menau
10.4 Secepatnya sang putri menunjuk
10.5 Utusan dari suaminya
11.1 Semenjak itu saya memberitahu
11.2 Sebelumnya saya sudah bertemu dihutan
11.3 Dengan seorang putra dari kyai
11.4 Namanya adalah selamaya bagus
11.5 Malah saya tidak tahu
12.1 Malah sekarang baru bertemu
12.2 Sang Bayawak secepatnya datang
12.3 Yang mana anaknya sang kyai
12.4 Saya ingin bertemu
12.5 Sang putri pun menjawab kembali
13.1 Betul itu adalah yang terlihat muda
13.2 Kemudian raden putra pun dipanggil
13.3 Sang Bayawak memanggil dengan manis
13.4 Hei raden putra bagus
13.5 Kesini dengan akang duduk
14.1 Akang punya pertanyaan yang harus ditanyakan
14.2 Raden bagus selamaya menyembah dengan bersujud
14.3 Mando pun mendekati sang putri
14.4 Sang Bayawak bertanya kepada mindo
14.5 Hei den selamaya rai
15.1 Akang menerima dengan senang hati
15.2 Oleh akang akang dikasih air perasan yang berasal dari abu
15.3 Dari lahir sampai batin
15.4 Jodoh raden yang bagus
15.5 Harus diterima oleh adikmu
16.1 Lalu raden putra pun menjawab
16.2 Tolong tunjuk saya
16.3 Walaupun saya adalah seorang yang naif
16.4 Tolong terima saya Untuk menggantiakan duram
16.5 Siang dan malam mau mengikuti
XX. PUPUH DURMA
1.1 Durma mempercepat lalu menceritakannya dengan sebuah lagu
1.2 Bayawak lalu memanggil
1.3 Hei raden selamaya
1.4 Apakah itu kuda tunggangan
1.5 Dan siapakah wanita yang cantik itu dalam tandu
1.6 Berdua dengan wanita tua yang miskin
2.1 Lalu sang putri pun naik kedalam tandu
2.2 Berdua dengan wanita yang miskin
2.3 Selamaya lah yang menunggang kudanya
2.4 Kuda pun bersuara dan mulai berjalan
2.5 Tiba-tiba terhenti melihat sesuatu
2.6 Tampan tiada tara
3.1 Kuda sandel bisa terkejut oleh sang Bayawak
3.2 Sang Bayawak pun masuk kedalam
3.4 Dibawa oleh empat orang
3.5 Pada hari itu semua orang keluar
3.6 Sempit sekali dijalannya
4.1 Orang-orangpun kaget melihatnya
4.2 Melihat cahaya
4.3 Diatasnya terdapat sang putri
4.4 Putri cantik yang memacarkan cahaya kecantikannya
4.5 Semua orang pun tersenyum
4.6 saling berbicara dengan yang lainnya
5.1 lihat pengantinnya sudah datang
5.2 dalam kencana yang indah
5.3 itu lihat mempelai lelakinya
5.4 menunggangi kuda
5.5 dipercepat langkahnya untuk melamar
5.6 sudah sampai di negeri
6.1 Dialun-alun sudah datang
6.2 Jaka Bayawak sedang berjalan
6.3 Dengan memakai pajen berwarna kuning
6.4 Terlihat mirip seperti kadal
6.5 Yang melihat pun semuanya tertawa
6.6 Mempertawakan langkah kaki sang Bayawak
7.1 Berjalan pelan dengan kadal badis
7.2 Menurut pembicaraan orang-orang
7.3 Lihatlah pengantinnya sudah datang
7.4 Dengan memakai paying berwarna kuning
7.5 Pada………….
7.6 Lalu menurut beberapa orang
8.1 Tidak mungkin ada pengantin seperti hewan kadal
8.2 Banyak….
8.3 Menurut kabar yang disampaikan badak
8.4 Lalu menurut beberapa orang lagi
8.5 Lihat sang putri bersama dengan makhluk halus
8.6 Seseorang berkata
9.1 Sang putri hanya milik saya
9.2 Semua orang yang melihat pun berbicara dengan pendapat masing-masing
9.3 Setelah sang jaka jalan melewatinya
9.4 Datang dari kencananya
9.5 Sang putri dengan makasian
9.6 Orang-orang kaget melihatnya
10.1 Banyak cahaya
10.2 Baik perempuan maupun laki-laki
10.3 Tidak lama kemudian lalu datanglah yg lainnya
10.4 Dengan berbagai macan warna
10.5 Pandyri yang menunggangi kuda
10.6 Kalap tidak ada tandingan nya
11.1 Kudanya berjalan dan gagah
11.2 Sembari berteriak
11.3 Semua orang kaget melihatnya
11.4 Mendengarkan sang menantu sudah datang
11.5 Lalu raja pun cepat keluar
11.6 Menjemput yang baru dating
12.1 Bayawak pun melakukan sujud terhadap sang raja
12.3 Penghormatan yang tiada tara
12.4 Sang ratu senang sudah melahirkan
12.5 Raden patih sibuk mengurusi orang-orang
12.6 Mengurus tamu yang dating
13.1 Sudah beres mengurus tamu
13.2 Tidak lama kemudian hidangan pun dating resmi
13.3 Tanda pemberian hormat kepada tamu undangan
13.4 Sudah selesai minum kopi
13.5 Sesudah acara makan lalu sang ratu pun berbicara
13.6 Hei raden bahu papatih
14.1 Besoknya kita masih berkumpul
14.2 Kita masih merayakan pesta
14. 3 Merayakan pesta sang putri
14.4 Patih pun lalu menyembah
14.5 Lalu meng iyah kan pertanyaan dari sang ratu
14.6 Sang sudah masuk ke istana
15.1 Roro pun mengikutinya
15.2 Tidak tinggal diam
15.3 Tetapi raden selamaya
15.4 Bergabung dengan para mantra
15.5 Di kapatihan
15.6 Ucapkan saja untuk besok
16.1 Memberi penghormatan dengan menembakan senjata
16.2 Suara musikpun masih bermain
16.3 Sang Bayawakpun sudah keluar
16. 4 Sang putri sudah di dandanan
16.5 Bagaimana seperti adat sasari
16.6 Yang ramainya
17.1 Sang Bayawak pun mengikutinya
17.2 Lalu berjalan kepada kaum eueuleungan
17.3 Yang mengikutinya pun semua tersenyum
17.4 Untuk melihat keberangkatan sang pengantin
17.5 Sama persis dengan kadal negri
17.6 Dengan pengawalnya
18.1 Para tamu semuanya ikut duduk
18.2 Menunggu kedatangan menantu sang raja
18.3 Tidak lama kemudian jebul pun datang
18.4 Sang Bayawak berjalan sambil diiringi dengan paying
18.5 Sudah datang di depan masjid
18.6 Penghulu pun memberi hormat
19.1 Lalu dimulai akad nikahnya
19.2 Dan baywak pun resmi menikah
19.3 Mas kawinnya adalah uang emas dan sebagainya
19.4 Sang penghulupun tersenyum
19.5 Semuanya menyaksikan
19.6 Semua nya pun ikut senang
20.1 Penampilan sang putri
20.2 Sudah didandani
20.3 Kecantikannya tiada tara
XXI. PUPUH KINANTI
1.1 Sang ratu cepat mengumumkan
1.2 Sekarang saatnya pergi
1.3 Sang putri pun masuk kedalam kereta kencana
1.4 Kereta kencananya pun sudah di rias
1.5 Rupanya seperti burung ngaludro
1.6 Sang putri sudah pergi
2.1 Di atas kereta kencana yang besar
2.2 Untuk menjemput yang datang dari mesjid
2.3 Sudah itu di beri penghormatan lagi
2.4 Suara music pun masih berbuNyi
2.5 Dang ding dung suara kendang pencana
2.6 Dur-dur suara alat music tanji
3.1 Suara angklung pun bergemuruh
3.2 Dan ada tarian topeng
3.3 Berbagai macam alat music di mainkan
3.4 Pelog salaendero dan suling
3.5 Dan suara ramai sekali
3.6 Itu lagu pating carerit
4.1 Kereta kencana mulai berjalan
4.2 Sang putri memunculkan cahaya
4.3 Mahkota pengantin menyala seperti emas
4.4 Gelang kalung anting-anting
4.5 Untuk dipakai nanti
4.6 Bunga yang bergantungan
5.1 Bendera umbul-umbul melengkung
5.2 Indah Tertiup oleh angin
5.3 Terbagi dua benderanya
5.4 Berjalan dibelakang sang putri
5.5 Berbagai macam warna-warna
5.6 Dan kabarnya sudah tersebar
6.1 Sudah datang ke alun-alun
6.2 Dekat dengan pintu masjid
6.3 Sang Bayawak pun dijemput
6.4 Bayawak turun dari masjid
6.5 Bayawak berjalan dengan perlahan
6.6 Menuju kereta kencana
7.1 Di rangkul oleh putri ayu
7.2 Bayawak sudah datang
7.3 Disamping putri datangnya
7.4 Sudah itu mereka berangkat lagi
7.5 Mukasian mengipasi
7.6 Begitu pula dengan roro uju
8.1 Mengipasnya dengan pelan-pelan
8.2 Pulang pergi tujuh kali
8.3 Yang menonton banyak sekali
8.4 Orang tua anak-anak susah bergerak
8.5 Semuanya bersorak gembira
8.6 Suara senjata mengiringinya
9.1 Pesta nya pun sudah selesai
9.2 Sudah kembali lagi ke sri manganti
9.3 Sudah kembali turun dari kereta kencana
9.4 Putri di dipajeng berwarna kuning
9.5 Sang Bayawak tidak tinggal
9.6 Berdampingan dekat sang putri
10.1 Yang menyawer dengan sang putri
10.2 Anak kecil mengumpulkan uangnya
10.3 Di sawer nya memakai uang perak
10.4 Menggunakan uang talen dan uang picis
10.5 Tidak memakai uang dari tembaga
10.6 Sudah selesai acara menyawer mereka duduk
11.1 Dan telur pun sudah dikumpulkan
11.2 Tujuh lampu damar pun sudah menyala
11.3 Kendi dan sebagainya
11.4 Sang Bayawak terus berangkat
11.5 Menginjak telur dengan buruk
11.6 Sang putri mengalirkan air yang ada dalam kendi
12.1 Sudah itu sang putri masuk
12.2 Dan pintu di tutupkan lagi
12.3 Bayawak serasa tinggal disurga
12.4 Lalu tali sang putri dilepas
12.5 Sebagaimana biasanya
12.6 Semuanya juga sudah mengerti
13.1 Semuanya juga mungkin seperti itu
13.2 Jika yang baru menikah ru waspada
13.3 Sang baayawak lalu berhenti
13.4 Duduk di kursi
13.5 Duduk berdampingan dengan putri
13.6 Seketika dia berkumpul
14.1 Rangga demang dan para mantri
14.2 Bagaimana niat menikah
14.3 Sudah berkumpul lalu pergi
14.4 Lalu yang lainnya pun ikut pergi
14.5 Maka membuat yang pergi menjadi kasmaran
XXII. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Diceritakan Waktu sudah malam
1.2 Bertemu saat sedang berkumpul
1.3 Waktu sesudah isya
1.4 Menggelar suara maryamnya
1.5 Bergema suara angklungnya
1.6 Tiba-tiba suara pun bergumuruh
2.1 Kemudian mengangkat peta
2.2 Suara alat music masih bergumuruh
2.3 Diikuti dengan suara alat music kendang kencana
2.4 Tang ting tung suara ogel
2.5 Tarian topeng dan tarian wayang
2.6 Diceritakeun kembali sedang bertemu
3.1 Di pertemukan dengan nayub
3.2 Menari dengan di iringi arak-arak
3.3 Sebagian ingin di puji
3.4 Melihat tariannya yang manja
3.5 Penarinya tidak melakukan gerakan yang sesuai
3.6 Kemudian penarinya disoraki
4.1 Oleh orang lain di pertemukan
4.2 Digaantikan lagi
4.3 Di tempat perempuuan mempersembahkan pertunjukan wayang
4.4 Wayang golek yang indah
4.5 Para perempuan melihat wayang
4.6 Istri jaksa dengan kaliwon
5.1 Istri patih dengan rongga
5.2 Dan dikumpulkan semuanya ada
5.3 Dan mereka semua akhirnya bertemu
5.4 Citrawati dan raina
5.5 Sama-sama duduk di kursi
5.6 Suka dan senang melihat pertunjukan wayang
6.1 Sang Bayawak berbicara
6.2 Dan berdiri dari tempat duduknya
6.3 Berdua dengan putri
6.4 Sang Bayawak lalu berbicara
6.5 Duh ini istri akang
6.6 Kenapa kamu tidak melihat
7.1 Begitu ramai nya pertunjukan wayang
7.2 Nyi dewi tidak menyaut
7.3 Akang tidak menduganya
7.4 Kalau tidak ada omongan
7.5 Sang Bayawak baru ingin berbicara.
7.6 Iya kalau mau melihat
8.1 Tidak jadi masalah eulis
8.2 Jangan jadi halangan
8.3 Akang disini akan menunggu
8.4 Biarkanlah akang sendiri
8.5 Silahkan saja cepat berangkat
8.6 Berangkat ke pengwayangan
9.1 Sang putri cepat bergegas pergi
9.2 Sang putri pun bergegas berangkat
9.3 Sesudah sang putri berangkat
9.4 Jaka Bayawak keluar
9.5 Terjadi suatu kejadian
9.6 Tiba-tiba rupanya menjadi seorang kesatria
10.1 Kesatria yang sangat tampan sekali
10.2 Pemakaiannya menyala sekali
10.3 Tidak ada tandingannya
10.4 Nama raden jaka paingling
10.5 Terus dia menonton pertunjukan wayang
10.6 Berkumpul laki-laki perempuan
11.1 Terkejut melihat sang kesatria
11.2 Berangkatnya melihat wayang
11.3 Raden jaka kaget lalu masuk
11.4 Mendekati yang bermain kendang
11.5 Tuan jaka bersikap tidak seperti biasanya
11.6 Kang boleh saya mencoba kendangnya
12.1 Tukang kendangpun pun beranjak dari tempatnya
12.2 Sambil melepaskan kendang
12.3 Raden jaka tidak seperti biasanya bermain kendang
12.4 Pertunjukan semuanya gagal
12.5 Melihat tukang kendang yang baru
12.6 Lalu Nyi citrawati melihat
13.1 Ada pemain kendang baru
13.2 Pemain kendangnya lebih tampan
13.3 Nyi citrawati terpesona
13.4 Aduh teja sulaksana
13.5 Teja melihatnya
13.6 Bagaikan baru pertama kali bertemu
14.1 Citra wati tersenyum
14.2 Suka sekali melihat yang memainkan kendang
14.3 Jarinya mahir memainkannya
14.4 Bagaikan berlian
14.5 Kelihatan berkilauan dan bercahaya
14.6 Istri-istri semua nya keluar
15.1 Yang bermain kendang banyak disoraki
15.2 Ada yang menyoraki dengan keras
15.3 Sebagian memakai sapu tangan menyuruh berhenti bermain
15.4 Paling parah dengan menggunakan roko
15.5 Jaka tidak biasa asik memainkan kendang
15.6 Dan melihat-melihat gerhana
16.1 Nyi citrawati sudah jelas
16.2 Mendadak menjadi gila atau tidak terkendali
16.3 Lalu citrawati pun marah
16.4 Tolong jangan di ganggu
16.5 Itu tadi yang memainkan kendang adalah saya
16.6 Apalagi jangan di ganggu
17.1 Itu adalah suami saya
17.2 Itu kok seperrti menghipnotis kita dengan permainan kendangnya
17.3 Barina terlihat tenang
17.4 Hey coba lihat
17.5 Seperti itu modelnya
17.6 Bisa bermain kendang dan tampan
18.1 Dari pada dengan dewi patah
18.2 Suaminya juga kadal
18.3 Yang suka tidur dihutan
18.4 Kesukaannya adalah ayam yang sudah mati
18.5 Dewi patah lalu menangis
18.6 Benar-benar sakit hati
19.1 Oleh kaka terus dihina
19.2 Dewi patah pun pergi
19.3 Sambil mengusap air matanya
19.4 Dan jaka paling pun ikut mengikuti
19.5 Yang muda ganti pakaian
XXIII. PUPUH SINOM
1.1 Sudah jadi lagi Bayawak
1.2 Dipajang Sudah berkunjung
1.3 Rongheap Nyi putri sudah datang
1.4 Datangnya Nyi putri menangis
1.5 Jaka Bayawak lahir
1.6 Kenapa eulis nangis
1.7 Nyi putri cepat menjawab
1.8 Barangkali saya menangis
1.9 Saya engkang mendengar omongan
2.1 Kaka terlalu sangat
2.2 Menghinanya kepada saya
2.3 Teu menghiraukan banyak orang
2.4 Bayawak terlahir manis
2.5 Eujeuh eulis jangan menangis
2.6 Silahkan saja kesana
2.7 Silahkan saja ke wayang
2.8 Gimana kata putri
2.9 Silahkan saja Nyai sekarang berangkat
3.1 Nyi putri berangkat lagi
3.2 Sudah bercampur bersama para istri
3.3 Sang Bayawak juga keluar
3.4 Lalu kebelakang lagi
3.5 Bagaimana adat sari
3.6 Dengan tukang kendang sudah bercampur
3.7 Den jaka pangling main kendang
3.8 Heboh semua istri-istrinya
3.9 Melihat tingkahnya yang sedang main kendang
4.1 Nyi citra wati menyebut
4.2 Seperti ini kata Nyi putri
4.3 Tuh yang main kendang datang
4.4 Kepadaku mengajak tertawa
4.5 Terus ditegur oleh Nyi putri
4.6 Jaka pangling terus menunduk
4.7 Imut melihat gareuha
4.8 Sang dewi patah melihat
4.9 Wajah masam melihat wayang
5.1 Penayangan semuanya enggan
5.2 Menyanggupi wayangyang sedang menari
5.3 Romay penabuh gamelan tidak sanggup
5.4 Nyi citra wati datang
5.5 Nyi putri menengadah sambil tersenyum
5.6 Putri berbicara tak jelas
5.7 Begini katanya
5.8 Tidak enak oleh yang cantik
5.9 Dewi patah bersenggama ke kadah
6.1 Dari pada suami saya
6.2 Sudah ganteng rajin pula
6.3 Main kendangnya beres
6.4 Malah mengajak senyum
6.5 Senyumnya manis
6.6 Suami Nyi bungsu
6.7 Tidak punya keahlian
6.8 Keluar Bersama kadal badis
6.9 Kesukaannya memakan bangkai ayam
7.1 Terus nagis lagi patah
7.2 Air matanya keluar nya banyak
7.3 Sudah itu pergi keluar
7.4 Den jaka melihat
7.5 Gareuha Sudah keluar lagi
7.6 Raden jaka pangling turun
7.7 Mendahului dewi patah
7.8 Bajunya dipake kembali
7.9 Sudah tidur menyerupai Biyawak lagi
8.1 Tidak lama Nyi putri datang
8.2 Ke papajangan lalu menangis
8.3 Jaka Bayawak memeriksa
8.4 Kenapa Nyi putri menangis
8.6 Kepada akang Nyai tidak setuju
8.7 Kalau tidak mau
8.8 Akang sekarag mau pulang
8.9 Dewi patah cong nyembah sambil menjawab
9.1 Wahai akang tidak sekali
9.2 Kepada kamu akang tolak
9.3 Dari dahulu kalau menolak
9.4 Bayawak datag lagi
9.5 Sukur kalau begitu Eulis
9.6 Yang sabar saja enung sekarang harus ikhlas
9.7 Nyai haris berangkat lagi
9.8 Nyai harus berangkat dari pawayangan
9.9 - (tidak terrcantum dalam naskah)
10.1 Nyembah Nyi putri menjawab
10.2 Akang saya pamitan dahulu
10.3 Nyi putri cepatnya pergi
10.4 Keluar langsung ke samping
10.5 Putri memanggil dalam hati
10.6 Ada apa yang dimaksud
10.7 Akang menyuruh maksa pisan
10.8 Sekarang saya mau mencoba
10.9 Menunggu akang Bayawak kaluar
XXIV. PUPUH KINANTI
1.1 Jaka Bayawak sudah turun
1.2 Nyamar cara laku tadi
1.3 Sudah campur dengan panayagan
1.4 Nyai putri cepatnya pergi
1.5 Masuk ke pajangan
1.6 Ditemukan Cangkang Bayawak
2.1 Nyi putri semua terlewati
2.2 Bayawak dibawa hilang
2.3 Terus dewi patah tidur
2.4 Diapit dua bantal guling
2.5 Pura-pura tidur nyenyak
2.6 Raden jaka pangling berbicara
3.1 Raden jaka pangling masuk
3.2 Lalu raden main kendang lagi
3.3 Melihat gerhana
3.4 Nyi putri tidak terlihat
3.5 Tidak ada menonton wayang
3.6 Cepatnya rahaden pulang
4.1 Kira-kira jam lima subuh
4.2 Pulang raden jaka pangling
4.3 Datangnya ke papanjangan
4.4 Rahaden melihat Nyi putri
4.5 Bajunya tidak ada
4.6 Terus membangunkan putri
5.1 Nyi putri langsung memeluk
5.2 Sambil menepuk dan menyubit
5.3 Sambil memanggil
5.4 Akang kenapa seperti itu
5.5 Nyamarnya keterlaluan
5.6 Menyusahkan kepada saya
6.1 Putra-putri tidak diucap
6.2 Ucap Dewi Citrawati
6.3 Larinya ke papajangan
6.4 Nyusul raden jaka pangling
6.5 Ke sonong raden sedang leunggah
6.6 Berdampingan dengan Nyai putri
7.1 Dewi Citrawati gugup
7.2 Tidak tata pasini lagi
7.3 Lalu Raden berkelahi
7.4 Nyai putri memanggil keras
7.5 Memarahi ke Dewi Patah
7.6 Keras kepala kamu ANJING
8.1 Merebut suami orang
8.2 Tayoh yang cantik saja
8.3 Kamu Patah susah dikasih tau
8.4 Tidak punya malu
8.5 Suami kamu Bayawak
8.6 Ini mah suami saya
9.1 ..... Patah mendatangi
9.2 Sangat mau kata wati
9.3 Tayoh tidak tau rupanya
9.4 Coba bercermin dengan baik
9.5 Nyi citrawati menjawab
9.6 Jangan berbicara ANJING
10.1 Kamu patah keras kepala sekali
10.2 Tayoh yang cantik saja
10.3 Kiranya pengantin baru
10.4 Merebut suami orang
10.5 Kemana suami anda
10.6 Bayawak seperti SETAN
11.1 Raden jaka pangling imut
11.2 Tidak ada rasa marah sedikitpun
11.3 Melihat yang sedang berkelahi
11.4 Sangat seru sekali
11.5 Terdengar oleh para Eumban
11.6 Cek-cok menyebut ada apa
12.1 Nyi emban lapor kepada ratu
12.2 Memberitahukan bahwa terjadi sesuatu
12.3 Lalu dengan cepat menyuruh
12.4 Raden patih ngumisi
12.5 Cepat Raden Patih pergi
12.6 Mondar-mandir sambi memainkan kumisnya
13.1 Berkata Den Patih sudah nyunduk
13.2 Ada raden jaka pangling
13.3 Terlihat sedang ditarik-tarik
13.4 Oleh dua putri yang cantik
13.5 Lalu Den patih memeriksa
13.6 Sedang apa yang cantik
14.1 Bagusnya Eulis jangan seperti itu
14.2 Itu Tidak bagus
14.3 Sama saudara jangan berkelahi
14.4 Menjawab Nyi citrawati
14.5 Gara-garanya si Patah
14.6 Merebut suami saya
15.1 Dengan cepat den patih bercerita
15.2 Sekarang Nyai putri
15.3 Kita mendatangi ke bapa
15.4 Cepat pergi Nyi putri
15.5 Raden putra ditalian
15.6 Dibawa amer kepada Gusti
16.1 Diceritakan kanjeng ratu
16.2 Sedang mampir di Sri Matanti
16.3 Didatangi para orang-orang tersohor
16.4 Tidak lama dari itu den patah pun atang
16.5 Dengan membawa perlengkapan
16.6 Kumambang Nyi putri menangis
XXV. PUPUH KUMAMBANG
1.1 Sang Ratu maja Ngalahir
1.2 Apa itu Patya
1.3 Manusia ganteng membawa tali
1.4 Kenapa itu dosanya
2.1 Raden Patih menyembaah tunduk kepada Gusti
2.2 Nun ini gamparan
2.3 Berkata yang maling
2.4 Purwa ku saya di bawa
3.1 Silahkan periksa Gusti ini dua Putri
3.2 Sang Raja ngajawab
3.3 Dari mana asalnya Nyai
3.4 Cepat cerita
4.1 Cedok menyembah Putri, Dewi Citrawati
4.2 Unjukan ke Ayah
4.3 Seperti ini menyesal Kanjeng Gusti
4.4 Dewi Patah kurang ajar
5.1 Si Patah itu merebut pacar saya
5.2 Oleh saya di marahin
5.3 Tidak suka saya pribadi
5.4 Oleh Patah tidak Unghak
6.1 Menjawab lagi Dewi patah sembari nangis
6.2 Saya tidak menerima
6.3 Nyi ini suami saya
6.4 Yang disebut Bayawak
7.1 Kanjeng Ratu ngandika ka Patih
7.2 Bagaimana peutana
7.3 Hal ini soal maling
7.4 Orang satu oleh berdua
8.1 Duduk menyembah Den Patih unjuk ke Gusti
8.2 Hal ini perkara
8.3 Ini keneutana maling
8.4 Disangka yang maling
9.1 Hukumnya itu harus dihukum mati Gusti
9.2 Siapa yang bisa
9.3 Menghhidupkan lagi maling
9.4 Pasti itu adalah jodohnya
10.1 Bertanya lagi kanjeng Ratu ke Nyi Putri
10.2 Seperti ini sekaranng
10.3 Ini satria yang maling
10.4 Harus di hokum mati sekarang
11.1 Siapa saja yang bisa mengobati
11.2 Ke itu satria
11.3 Ittu berarti yang punya suami
11.4 Citrawati kemudian ngajawab
12.1 Silahkan ama yang sanggup saya pribadi
12.2 Menghidupkan itu
12.3 Sang Ratu menjawab lagi
12.4 Kepada Raden Satria itu
13.1 Yah satria yang disebut dengan maling
13.2 Kula tidak suka
13.3 Gara-gara diriimuu maling
13.4 Raden akan di hokum mati
14.1 Cedok menyembah ancang-ancang Den Jaka Pangling
14.2 Nun Gusti silahkan
14.3 Siang malam akan ikut
14.4 Terang bulan empat belas
15.1 Sesungguhnya balungbang timur diri saya
15.2 Matahari-matahari padang
15.3 Pasrah ke Gusti yang widi
15.4 Suka di dunia akhirat
16.1 Sang Ratu mendengarken kemudian menangis
16.2 Mengalir air mata
16.3 Den Patihpun seperti itu
16.4 Menangisnya Raden Satria
17.1 Terceritakan Nyi miskin menangis menjerit
17.2 Dengan gelishnya
17.3 Raden it anak saya
17.4 Duh raden dimanjakan
18.1 Sakit rasanya orang yang disembelih
18.2 Oleh ibu terasa
18.3 Segini ibu merasa sakit
18.4 Raden jangan menyerah
XXVI. PUPUH DURMA
1.1 Diceritakan raden jaka pangling itu
1.2 Dibawa oleh raden patih
1.3 Ke alun dibawa
1.4 Dengan bersama dilirik oleh tombak
1.5 Den patih dengan cepat ngadahir
1.6 Ke wadya teman dekat
1.7 Satria cepat tembak
2.1 Yang menonton semuanya pada kaget
2.2 Sebahagiannya menagis
2.3 Menyesal tidak terbawa
2.4 Yang tidak ada dosanya
2.5 Kata sebagian orang lagi
2.6 Besar dosanya
2.7 Makanya mau ditembak
3.1 Lalu raden jaka pangling itu
3.2 Ditombak lalu ditembak
3.3 Kulit udub banget
3.4 Manusia saling menjerit
3.5 Melihat ke raden jaka pangling
3.6 Darahnya keluar
3.7 Sudah mati jaka pangling
4.1 Lalu saja raden jaka pangling dibawa
4.2 Digotong oleh prajurit
4.3 Dibawa ke pamenggang
4.4 Semua nya menangis
4.5 Dengan cepat Sang ratu datang
4.6 Ke putri itu
4.7 Coba kemari citrawati
5.1 Ini maling oleh Nyai harus dihidupkan
5.2 Kalau memang benar suami Nyai
5.3 Bisa hidup kembali
5.4 Nyi citrawati unjuk
5.5 Wahai gusti memohon minta ijin
5.6 Saya mengobati
5.7 Ini obatnya sangat mujarab
6.1 Dapat dari dukun saudara lepus
6.2 Nyi putri cepat pergi
6.3 Mengobati yan hilang
6.4 Diolesi oleh sendirinya
6.5 Santai saja raden jaka pangling
6.6 Tidur terlentang
6.7 Tidak bergerak sedikit pun
7.1 Kanjeng aja bersatu kembali dengan dewi patah
7.2 Ini Nyi patah yang cantik
7.3 Silahkan segera obati
7.4 Harus bisa bangun kembali
7.5 Dewi patah menyembah mani
7.6 Saya tidak bisa
7.7 Menghidupkan yang sudah mati
8.1 Rarauju mendekati dewi patah
8.2 Jimat sambil dibawa
8.3 Rarauju membisikan
8.4 Terima sambil berdiri
8.5 Jimat campak punya saya
8.6 Silahkan ambil
8.7 Sang ratu berbicara kembali
9.1 Ayo obati itu yang hilang
9.2 Kalau memang itu suami Nyai
9.3 Harus bisa bangun kembali
9.4 Rarauju mencolek
9.5 Berdiri silahkan bawa ini
9.6 Jimat campaka
9.7 Menerima jimat Nyi putri
10.1 Dewi patah menyembah kepada rama unjukan
10.2 Meminta ijin kepada tuhan
10.3 Saya akan mengobati
10.4 Mungkin saja bisa bangun
10.5 Jikalau ini suami saya
10.6 Yang hilang itu
10.7 Semoga hidup kembali
11.1 Lalu oleh Nyi putri diusap
11.2 Oleh Jimat yang dikasih oleh tuhan
11.3 Mengembalikan yang hilang
11.4 Lalu raden bagus baksa
11.5 Didepan Nyi putri menari
11.6 Rereh kenekan
11.7 Terlalu suka kanjeng gusti
12.1 Sudah salurak wadya rekan
12.2 Menyoraki Nyi putri
12.3 Yang tidak punya malu
12.4 Disanggupi mengobati
12.5 Lalu dewi citra wati
12.6 Pada dimarahi
12.7 Lalu citrawati kabur
13.1 Kaburnya Nyai itu ke gunung unggaran
13.2 Lalu Nyai tapa Nyi putri
13.3 Diarca sewu tapanya
13.4 Lama sekali tapanya
13.5 Lalu diamkan dahulu Nyi putri
13.6 Yang sedang tapa
13.7 Dahulu kembali lagi
XXVII. PUPUH PUNGKUR
1.1 Kita percepat ceritanya
1.2 Raden jaka pangling menghadap kepada gusti
1.3 Duduk bertamu lalu tunduk
1.4 Menyesal karena menghina
1.5 Para bangsawan semuanya berkumpul
1.6 Sangraja cepat ngomomong
1.7 Kesemua pala mantri
2.1 hey semua para pegawai negeri
2.2 jikalau tidak tahu raden jaka pangling
2.3 itu suami Nyi bungsu
2.4 anaknya ratu madend
2.5 yang gantengdan nyamar mencari elmu
2.6 sekarang saya saksian
2.7 ke semua pala mantri
3.1 Negara saya berserah
3.2 Ini ke rahaden jaka pangling
3.3 Dengan diangkat ratu
3.4 Dengan diganti namanya
3.5 Perbu-perbu yang muda Amrajaya sang pemenang
3.6 Dengan ini den selamaya
3.7 Oleh saya diangkat patih
4.1 Sudah sorak para punggawa
4.2 Dur mariyeum menabuh semua muti
4.3 Pelog, salendro dengan degung
4.4 Saya mendatangi
4.5 Saling terheran kepada patih dan ratu
4.6 Semuanya saling suka
4.7 Antenat diMajapahit
5.1 Silahkan simpan dahulu sebentar
5.2 Perbu muda Amrajaya Majapahit
5.3 Sudah ditatap hidup ratu
5.4 Sekarang ganti cerita
5.5 Yang diucap pandingan digunung
5.6 Didalam guha wijaya
5.7 Kerjanya sedang cemberut ilmi
6.1 Kepada anak yang dipelihara itu
6.2 Den Ermaya yang tertangkap maling di tegal
6.3 Mengajar segala ilmu
6.4 Ermaya tidak ada kekurangan
6.5 Segala ilmu sudah dapat
6.6 Raden Ermaya datang
6.7 Keguru sang maha tau
7.1 Begini kata Den ermaya
7.2 Bapa bako saya meminta ijin
7.3 Ingin bertemu bersama ibu
7.4 Saya itu sudah sangat lama
7.5 Tidak bertemu dengan ibu saya kenapa
7.6 Pangdita bako menjawab
7.7 Benar ujang anak saya
8.1 Bapa sudah sangat berniat
8.2 Menyuruh kepada ujang itu agar pulang
8.3 Tapi nanti dulu agus
8.4 Bapa itu mewariskan dahulu
8.5 Ini bapa punya jimat tiga warna
8.6 Satu gong kecil barang pusaka yang turun temurun
8.7 Dua panah tiga keris
9.1 Barang pusaka yang turun temurun
9.2 Kasiatan baring supagi
9.3 Misalnya ada yang meninggal
9.4 Tiga atau empat
9.5 Pukul saja ini gong kecil ini oleh agus
9.6 Tentu itu yang meninggal dunia
9.7 Yang empat hidup kembali
10.1 Umpamanya yang mati empat
10.2 Gong kecil itu dipukulnya dua kali
10.3 Yang hidup menjadi delapan
10.4 Begitu itu sisanya
10.5 Dengan panah ini anak panahnya agus
10.6 Apabila ditarik oleh ujang
10.7 anak panahnya suka menjadi banyak
11.1 Keluarnya seperti tawon
11.2 Anak panah itu melambai balik kembali
11.3 Ketigana ini halus
11.4 Yang namanya paringga jaya
11.5 Umpanya menyodok gunung gugur
11.6 Menyuruh kesegala sungai kering
11.7 Batu berubah menjadi air
12.1 Dipakai menyodok manusia
12.2 Maksud siapa sekarang manusia tidak mani
12.3 Setan siluman juga kabur
12.4 Semuanya lari ketakutan
12.5 Begitu khasiatnya keris agus itu
12.6 Nih ini cepat terima
12.7 Bapa kaujang pawaris
13.1 Den jaka ermaya menyembah
13.2 Dan menerima gong kecil panah dan keris
13.3 Bako berbicara lagi
13.4 Ujang ganteng anak bapa
13.5 Sangat lebih pantas ujang menjadi patih
13.6 Sekarang bapa ujang
13.7 Tidak akan mencegat kembali
XXVIII. PUPUH MAGATRU
1.1 Ayo nak sama bapa pergi ke ibu
1.2 Harus sore itu keris
1.3 Jangan sampai ketinggal panahnya
1.4 Harus oleh raden dicangking
1.5 Raden digendong sama bapa
2.1 Den ermaya dibawa terbang oleh bapa
2.2 Melayang bersama angin
2.3 Raden bagus tambah lucu
2.4 Diatas naik paksi
2.5 Menghadap kesana kesini
3.1 Bangau itu terbang tinggi sekali
3.2 Akan menyaksikan majapahit
3.3 Sesudah itu bangau itu turun
3.4 Di lading kebun kayu
3.5 Ermaya masih digendong
4.1 Dari punggung bangau ermaya turun
4.2 Kemudian bangau itu terbang kembali
4.3 Raden ermaya kebingungan
4.4 Di kebun kayu dia sendirian
4.6 Melirik kesana kemari
5.1 Kemudian den ermaya menuju keselatan
5.2 Melirik kesana kemari
5.3 Merasa mendengar sesuatu
5.4 Raden tidak merasa ketakutan
5.5 Menemukan jalan yang kosong
6.1 Den ermaya merasa senang dirinya terlewati
6.2 Raden berangkat dengan prihatin
6.3 Pindah cerita sudah sampai di suatu negeri
6.4 Den putra inggah di suatu warung
6.5 Simpan ermaya yang muda
7.1 Pindah cerita den selamaya yang gagah
7.2 Menjadi seorang patih di majapahit
7.3 Den bagus berangkat untuk meronda
7.4 Kepasar di majapahit
7.5 Ingin menjaga di kios
8.1 Pindah cerita den ermaya yang ada di warung
8.2 Bertemu dengan raden patih
8.3 Den patih kemudin berkata
8.4 Ucapan raden patih yang lembut
8.5 Ini satria lagi apa
9.1 Darimana saja rahaden baru bertemu
9.2 Bersama siapa …
9.3 Jaka ermaya menjawab
9.4 Saya dari negeri
9.5 Negeri mandu ratu kahot
10.1 Nama sebutan saya biasa dipanggil
10.2 Jaka ermaya
10.3 Raden patih kembali berkata
10.4 Duh raden ermaya mantri
10.5 Raden ada maksud apa
11.1 Sepertinya rahaden sedikit terburu-buru
11.2 Ermaya menjawab kembali
11.3 Saya dari gunung
11.4 Sekarang saya akan pulang
11.5 Kesini hanya ingin tahu
12.1 Den patih selamaya langsung berkata
12.2 Hei raden ermaya mantri
12.3 Mana surat yang pasti
12.4 Kelebihan negeri
12.5 Raden ermaya menjawab
13.1 Waktu saya tidak dibawa karena ribet
13.2 Den patih mengawali pembicaraan kembali
13.3 Jika tidak ada waktu pasti
13.4 Tidak di boleh melewati negeri
13.5 Raden harus berpakaian sangat tertutup
14.1 Kemudian den ermaya berdiri sambil menjawab
14.2 Sepertinya itu sangat mudah sekali
14.3 Badan orang lain di belenggu
14.4 Kenapa harus mudah sekali
14.5 Saya bukan orang gila
15.1 Jika harus saya saya dan anda seperti itu
15.2 Lebih baik berlumur darah
15.3 Ayo saja kita bertempur
15.4 Anda berani apalagi saya
15.5 Mumpung kita sama-sama muda
XXIX. PUPUH SINOM
1.1 Den patih sangat marah
1.2 Telinganya seperti di iris
1.3 Mendengar yang memanggil
1.4 Sangat merah wajah raden patih
1.5 Maya berkata kembali
1.6 Iya ayo kita bertempur
1.7 Terserah anda
1.8 Ayo kita adu kulit
1.9 Apa saja mau anda di kabulkan
2.1 Kemudian den patih menjawab
2.2 Anda jangan hanya bicara
2.3 Saya sangat berani
2.4 Kemudian bertempur rahaden patih
2.5 Saling pukul memukul
2.6 Dipasar sangat gaduh
2.7 Bertempur sangat rame
2.8 Saling dorong mendorong
2.9 Berantakan semua sangat hancur
3.1 Tidak ada yang berani menolong
3.2 Yang gagah yang sakti
3.3 Menyenggol pedagang pindang
3.4 Pariyuk pindang terjatuh
3.5 Yang jualan di pukul
3.6 Tidak bisa bangkit sama sekali
3.7 Kemudian bengkak pipina
3.8 Orang-orang pada menjerit
3.9 Bubar semua orang yang ada di pasar
4.1 Menyenggol pada kebun bunga
4.2 Pot bunga semua terjatuh
4.3 Rusak seluruh tanaman
4.4 Yang menjaga pawing kori
4.5 Jamrong meNyingsingkan
4.6 Akan membantu yang bertempur
4.7 Inginnya untuk gulang
4.8 Akan memukul
4.9 Tidak disadari telapak asta salamaya
5.1 Akan memukul selamaya
5.2 Bergulingan terjatuh
5.3 Yang jauh pun ditendang
5.4 Jamrong langsung lari
5.5 Yang bertempur pun nambah berani
5.6 Kemudian akan masuk ke dalam dapur
5.7 Tungku pun rusak retak
5.8 Semua piring pun pecah
5.9 Yang berda di dapur pun menangis
6.1 Pindah cerita yang di pamengkang
6.2 Semua ibu menangis
6.3 Ada seorang ibu berlari
6.4 Menuju kepada Nyai putri
6.5 Kerumah raden patih
6.6 Menyandang kembali roro uju
6.7 Eumyan kemudian mengatakan
6.8 Wahai tuan saya
6.9 Mengetahui kaka berantem
7.1 Berantemnya kaka
7.2 Dipamengkang sedang tanding
7.3 Sama seperti gagahna
7.4 Tanpa takut sedikit pun
7.5 Seperti kaka beradik
7.6 Cepat dewi roro uju
7.7 Berangkat ke pamengkang
7.8 Yang bertempur pun saling memukul
7.9 Roro uju dirinya merasa sangat kaget
8.1 Kemudian memanggil
8.2 Jangan bertempur seperti itu
8.3 Berantem den ermaya
8.4 Saling tumbuk dan memukul
8.5 Tak ada kawan satupun
8.6 Merasa pusing kembali roro uju
8.7 Kemudian bertepuk tangan
8.8 Yang bertempur pun malah sangat berani
8.9 Salemaya mundur merasa malu oleh garwa
9.1 Tambah keberaniannya
9.2 Den ermaya merasa pusing
9.3 Kemudian timbul rasa curiga
9.4 Raden patih pun seperti itu
9.5 Berhenti saling memukul
9.6 Ganti raden saling suduk
9.7 Kulitnya habis sama sekali
9.8 Tak ada yang mempan satupun
9.9 Roro uju langsung mengetahui ka raka
10.1 Tuan muda amro jaya
10.2 Terkenal di sri sakanti
10.3 Duduk di kursi goyang
10.4 Nyi roro uju datang
10.5 Duduk nyembah Nyi putri
10.6 Roro uju terima penunjuk
10.7 Saya salah sangka
10.8 Kepada raka di patih
10.9 Mengenal raden patih selamaya
11.1 Di dapur sedang berantem rosa
11.2 Tidak sama sekali senang di pisah
11.3 Yang memisahkan pun gugup
11.4 Saling tumbuk menumbuk
11.5 Akang subangga melihat
11.6 Perabu anom berkata
11.7 Adik patih cukup jangan berantem
11.8 Tenang memainkan halaman
11.9 Rame yang bermain keris
12.1 Saling tangkap menangkap
12.2 Tak ada yang asar satu pun
12.3 Nyi annom berkata kembali
12.4 Cukup rai jangan berantem
12.5 Rai harus punya kesadaran
12.6 Bahwa rai menjadi patih
12.7 Tiga kali prabu anom melarang
12.8 Ermaya jeung selamaya
12.9 Asyik saja bermain keris
13.1 Tidak bisa di tegur
13.2 Prabu anom langsung menegur
13.3 Sama-sama merasa pusing
13.4 Teman anda saja turut
13.5 Rai sangkan meNyita
13.6 Terima kan tingkah laku kami
13.7 Nanti hati saya dipukulan
XXX. PUPUH KINANTI
1.1 Oleh ratu anom yang sedang berantem
1.2 Di tangkap sama sekali
1.3 Dijatuhkan dua-duanya
1.4 Raden patih pun terjatuh
1.5 Merunduk raden ermaya
1.6 Den patih tidak bangun lagi
2.1 Patih dan ermaya lumpuh
2.2 Tidak bergerak sdikit pun
2.3 Sang ratu anom berkata
2.4 Bagaimana kerasa sakit
2.5 Ayo bangun kembali
2.6 Nyi roro uju melihat
3.1 Nangis kembali roro uju
3.2 Melihat kaka terjatuh
3.3 Kemudian mendekatinya
3.4 Nyai putri masih menangis
3.5 Perabu anom memeriksa
3.6 Kenapa kangrai menangis
4.1 Wahai saya sangat khawatir
4.2 Melihat ini yang tergeletak
4.3 Belum waktuna untuk mati
4.4 Sayang teman oleh nipana
4.5 Saya akan minta ijin
4.6 Kang selamaya melamun
5.1 Akan diberi kehidupan kembali
5.2 Dan satria ini
5.3 Ratu anom berkata manis
5.4 Silahkan Nyai diobati
5.5 Semoga bisa sadr kembali
5.6 Membawa jimat roro uju
6.1 Cempaka mulyu yang wangi
6.2 Kemudian diperhatikan
6.3 Oleh cempaka jimat putri
6.4 Menghirup den selamaya
6.5 Ermaya pun seperti itu
6.6 Oleh ratu anom mempercayai
7.1 Ermaya nyembah kemudian duduk
7.2 Perabu anom berkata
7.3 Satria darimana
7.4 Ermaya nyembah menjawab
7.5 Bahwa daerah saya
7.6 Dari negeri Madura pura
8.1 Ermaya adalah nama saya
8.2 Lengkap ermaya bercerita
8.3 Dari awal sampai akhir
8.4 Tanpa ada yang terlewat
8.5 Dari awal berburu jangkrik
8.6 Sampai datang ke gua pun
9.1 Sang ratu anom berkata
9.2 Sekarang den ermaya
9.3 Yu urang berdoa kepada tuhan
9.4 Perabu anom kemudian pergi
9.5 Berbisik kepada sri bopati
9.6 Den ermaya tidak melihat
10.1 Bersama raden patih
10.2 Pindah cerita sang ratu datang
10.3 Duduk diatas kursi gading
10.4 Tak lama sang anom datang
10.5 Bertiga bersama graden patih
10.6 Kemudian duduk menyembah
11.1 Sang ratu sepuh berkata
11.2 Kang putra diminta datang
11.3 Mendekat dengan ema datang
11.4 Ratu anom nyembah tunduk
11.5 Menunjukan bersama kemanisan
11.6 Saya salah tidak tahu
12.1 Bahwa adanya kepercayaan
12.2 Dari negeri mandura pura
12.3 Sanggup berdoa kepada tuhaan
12.4 Sang ratu sepuh berkata
12.5 Kemari raden
12.6 Ema ingin periksa
13.1 Siapa kesayangannya
13.2 Nyembah den jaka ermaya
13.3 Tunjukkan kepada kanjeng gusti
13.4 Nama saya adalah
13.5 Den jaka ermaya
13.6 Saya adalah orang yang kesasar
14.1 Oleh perkara gusti
14.2 Saya meminta timbangan
14.3 Besar kecil dosa saya
14.4 Sang ratu sepuh berkata
14.5 Sangat ditimbang oleh saya
14.6 Tapi raden harus mengerti
XXXI. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Raden kemarilah duduk
1.2 Mengerti kepada ratu muda
1.3 Raden harus bersedia
1.4 Den jaka ermaya menyembah
1.5 Memeriksa raja
1.6 Mengerti bahwa perkataan ratu
1.7 Saya sanggup mengikuti
2.1 Tidak lama lagi
2.2 Ermaya dijadikan putra
2.3 Bersama dengan pernikahan
2.4 Rame-rame tidak pindah cerita
2.5 Sepertinya cara yang dulu
2.6 Ganjaran ermaya tersisa
2.7 Meninggalkan cerita majapahit
3.1 Sekarang pindah cerita
3.2 Kediri yang diceritakan
3.3 Ratunya yang telah wafat
3.4 Yang meninggalkan satu putra
3.5 Putranya yang gagah dan mulus
3.6 Takada ketakutan sama sekali
3.7 Sangat buruk anknya
4.1 Pekerjaaanya pun
4.2 Maling membegal merampok
4.3 Namanya raden tampingan
4.4 Jika maling tidak mendapatkan
4.5 Rumahnya yang dibakar
4.6 Banyak rumah yang kebakaran
4.7 Seperti itu kelakuanya anak
5.1 Disayangipun tidak dapat
5.2 Jika dapat sering mukul
5.3 Yang menyanyangi pun di pukul
5.4 Gagah tidak tertandingi
5.5 Sering raden bertarung
5.6 Manusia banyak yang meninggal
5.7 Den mempuNyai hati diri
6.1 Karena tidak ada lawan
6.2 Sudah mengaku sangat jago
6.3 Kemudian berangkat den tampingan
6.4 Berniat akan berkelana
6.5 Akan mencoba bertarung dengan weduk
6.6 Raden berangkat sendiri
6.7 Sudah keluar dari negeri
7.1 Raden berangkat kehutan
7.2 Masuk ke hutan belantara
7.3 Ada badak yang gaduh
7.4 Radeh tidak ada rasa takut
7.5 Bertemu gajah lalu ditumbuk
7.6 Terjatuh dan perutnya pun bedah
7.7 Ada badak di pinggir sungai
8.1 Raden pun melempar
8.2 Badak lalu mengejarnya
8.3 Kepada raden tampingan
8.4 Badak mengejar
8.5 Badak menubruk lalu terjatuh
8.6 Ku raden lalu dinaiki
8.7 Badak bangun berdiri kembali kembali
9.1 Sengak-sengek suaranya
9.2 Sambil berputar-putar
9.3 Bokong badak ditusuk-tusuk
9.4 Raden tidak ada rasa jijik
9.5 Sesudah itu badak pergi
9.6 Berlari ke gunung ungaran
9.7 Badak merasa sangat pusing
10.1 Kemudian terguling
10.2 Rahaden kemudian lompat
10.3 Segera raden tampingan
10.4 Kemudia badak terbangun
10.5 Kepada raden tampingan menabrak
10.6 Oleh raden badak disepak
10.7 Badak lalu terguling
11.1 Kebawah lalu sekarat
11.2 Kemudian badak mati
11.3 Kemudian berangkat den tampingan
11.4 Berangkat terburu-buru
11.5 Memutar ke arca sayu
11.6 Melihat putri sedang balakbak
XXXII. PUPUH BALAKBAK
1.1 Terkejut sekali raden melihat putri cantik
1.2 Sedang tertidur
1.3 Kemudian oleh raden didekati
1.4 Putri itu
1.5 Serta mengucapkan didalam hatinya raden
1.6 Radenna
2.1 Ada seorang putri sedang dalam arca
2.2 Mungkin
2.3 Ini itu jin siluman yang sedang tidur
2.4 Kemudian saja
2.5 Oleh rahaden putri dibangunkan
2.6 Putri itu
3.1 Terbangun kaget dan bercerita imut
3.2 Selesai tidur
3.3 Perasaan dalam mimpi
3.4 Putri itu
3.5 Putri berkata wahai teja sulaksana
3.6 Yang ganteng
4.1 Dari mana orang ganteng baru muncul
4.2 Ko aneh
4.3 Baru bertemu dengan saya
4.4 Raden itu
4.5 Yang dari negri mana
4.6 Engkang itu
5.1 Dengan siapa raden kesini
5.2 Engkang teh
5.3 Den tampingan berkata kepada putri cantik
5.4 Wahai oneng
5.5 Kalau rumah akang dari negri Kediri
5.6 Berasal dari
6.1 Akang itu putra ratu mau berkelana
6.2 Niatnya
6.3 Kalau nama akang yang mengatakan
6.4 Semuanya
6.5 Akang itu terkenal dengan jaka tampingan
6.6 Rahaden
7.1 Sekang akang balik bertanya kepada eulis
7.2 Enden itu
7.3 Dari mana kenapa ada di arca sewu
7.4 Tertidur
7.5 Bersama siapa tuan putri
7.6 Yang gonjleng
8.1 Mengerjakan apa putri ada di arca
8.2 Ko aneh
8.3 Nyai putri menjawab dengan imut
8.4 Tertawa
8.5 Nama saya itu sering disebut
8.6 Terkenal
9.1 Nyai citra wati anaknya Nyai putri
9.2 Saya itu
9.3 Rumahnya di negri majapahit
9.4 Tidak lain
9.5 Ibu pemilik kraton
9.6 Semuanya
10.1 Kalau maksud saya ada di arca itu
10.2 Yaitu berniat untuk tapa
10.3 Pasaleh
10.4 Bertapa mencari cinta
10.5 Saya itu
10.6 Malu oleh adik saya dewi patih
11.1 Karena
11.2 Sebab dewi pati sudah bersuami
11.3 Kepada raden
11.4 Saya malu oleh Nyi dewi patih
11.5 Bersanding
11.6 Raden jaka tampingan kemudia berkata
12.1 Kata raden
12.2 Aduh Nyai suka menyesal badan akang
12.3 Kesel
12.4 Jika sedang samah Nyai oleh akang dilamar
XXXIII. PUPUH KINANTI
1.1 Seandainya Nyai bersedia
1.2 Mungkin oleh Akang dinikah
1.3 Nyi Putri cepat menjawab
1.4 Dengan imut yang cantik
1.5 Benarkah hati Akang
1.6 Ke saya Akang mau nikah
2.1 Den Putra terus berangkat
2.2 Benarkah Enden Putri
2.3 Akang berani sumpah
2.4 Apakah kamu tentu akan menikah
2.5 Nyi Putri nyubit menjawab
2.6 Wah ini bohong sekali
3.1 Jaka tampingan lalu merangkul
3.2 Sambil mencium Nyi Putri
3.3 Nyi Citra Wati menepuk
3.4 Akang jangan terburu-buru
3.5 Pulang dari negara
3.6 Siang malam terasa sama
4.1 Waspada juga tidak akan oleh orang lain
4.2 Pasti oleh akang sendiri
4.3 Jaka tampingan menjawab
4.4 Wah ini bohong sekali
4.5 Jaka-jaka nya pun bersedia
4.6 Sekarang juga Nyai menolak
5.1 Putri citra wati imut
5.2 Dengannya memukul dan nyubit
5.3 /113/ masalah itu akang
5.4 Kalo begitu kita pulang
5.5 mari kita hampiri si ama
5.6 Jangan suka terlalu bercanda
6.1 Secepatnya rahaden pun pergi
6.2 Pergi berdua bersama sang putri
6.3 Tidak ada hambatan dijalannya
6.4 Ke kerajaan majapahit sudah sampai
6.5 Selanjutnya mendatangi ayahnya
6.6 Sang ratu yang sudah tua itu sedang duduk
7.1 Nyi putri nyembah dengan tertunduk
7.2 Sang ratu sepuh ngalahir
7.3 Nyi citra wati bahagia
7.4 Nyai datangnya terlalu cepat
7.5 Eulis habis pulang dari mana
7.6 Dan membawa satri
8.1 Nyi putri memberikan hormat
8.2 Oh iya kanjeng gusti
8.3 saya baru pulang mengumbara
8.4 kalau disana gusti
8.5 bertemu dengan ini tidak
8.6 Putranya ratu Kediri
9.1 Begitu juga kulanun
9.2 Mengumbara denganku
9.3 Mungkin sama saya dibawa
9.4 Mau menikah dengan saya
9.5 Sang ratu sudah terlanjur suka
9.6 Mendengarkan perkataan Nyi putri
10.1 Sang ratu tua lalu berbicara
10.2 Kalau begitu syukur eulis
10.3 Hari besok /114/ harus nikah
10.4 Raden tampingan ka eulis
10.5 Kita percepat saja ceritanya
10.6 Den putra akan menikah
11.1 Keramaian tersebut tidak diceritakan
11.2 Bukannya susah membuat dangding
11.3 Mungkin menggunakan cara yang seperti dulu
11.4 Tidak ada cara lagi
11.5 Bagaimana kalau adat biasa saja
11.6 Pernikahan seperti putra bupati
12.1 Simpan saja semua yang akan diceritakan
12.2 Yang ada di majapit
12.3 Ucapan satu negara
12.4 Tunjung bang adalah nama dari sebuah negeri
12.5 Negeri buta mungkin sangat besar
12.6 Ari nu jadi bupati
13.1 Dirinya sudah sangat terkenal
13.2 Namanya kala perenggi
13.3 Dig jaya gagah perkasa
13.4 Disuatu hari
13.5 Ratu buta sedang bertiduran
13.6 Sangkala perenggi bermimpi
14.1 Bermimpi bertemu dengan sang putri
14.2 Putri dari putra majapahit
14.3 Yang namanya dewi patih
14.4 Kala perenggi kemudian terbangun
14.5 Terbangun sembari kaget
14.6 Sepontan kelakuannya aneh
15.1 Jalan-jalan lalu duduk
15.2 Sembari memegang kumisnya
15.3 Kala perengg isedang kasmaran
15.4 Melihat sana sini
15.5 Jalan-jalan/115/dan tidak bisa diam
15.6 Kanjeung memanggil dua patih
16.1 Dua buta yang sangat besar dan tinggi
16.2 Namanya yang pertama adalah
16.3 Rahaden kadawi dursa
16.4 Dan yang satu lagi adalah
16.5 Kadadursi kakasihna
16.6 Dua buta ini sama gagahnya
17.1 Lalu menghampiri sang ratu
17.2 Kala durisa kala durisi
17.3 Memberikan hormat secara bersamaan
17.4 Mereka berdampingan sambil duduk
17.5 Kala perenggi berbicara
17.6 Hay kala durisa dan engkau durisi
18.1 Alasan kalian dipanggil
18.2 Kamu harus berjalan patih
18.3 Menghampri ke ratu maja
18.4 Dan bawakan surat dari saya
18.5 Sampaikanlah saya mau melamar
18.6 Ke dewi patah yang sangat cantik
19.1 memimpikan dewi patah purun
19.2 Itu semua terbawa mimpi oleh saya
19.3 Nyi patah pasrah sekali
19.4 Untuk putri yang cantik
19.5 Terbawa mimpi saya berdua
19.6 Dengan Nyi patah yang sangat cantik
20.1 Memberikan hormat kepada dewi patah dengan menunduk
20.2 Jawabnya silahkan gusti
20.3 Ratu buta lalu membuat surat
20.4 Dan surat tersebut sudah diberi tanda tangan
20.5 Lalu surat tersebut/116/ ditolak
20.6 Diberikan kepada dua patih tersebut
21.1 Dua patih memberi hormat lalu
21.2 Berjalan dengan sangat terburu-buru
21.3 Kebiasaan cara berjalannya sang buta
21.4 Tidak berhenti siang dan malam
21.5 Dua buta kita simpan saja
21.6 Katakan nanti di majapait
22.1 Diceritakan den patih dan ermaya
22.2 Didepan sedang duduk
22.3 didatangi para penggawa
22.4 Pekerjaan eurmaya adalah menulis
22.5 Dan menerima laporan-laporan
22.6 Dahulu dari para mentri
XXXIV. PUPUH PUNGKUR
1.1 ucapan patih buta
1.2 sudah datang didepan paseban
1.3 Di paseban si buta lalu berdiri
1.4 Sama-sama kaget semuanya
1.5 Dua buta yang sama tinggal diatas
1.6 ucapan patih ermaya
1.7 Kebuta tersebut bertanya dengan nada marah
2.1 Kalian buta dari mana
2.2 Ada keperluan apa kalian datang terhadap ku
2.3 Dua buta tersebut lalu menjawab
2.4 Saya dari negeri tanjung bang
2.5 Saya disuruh dan diperintahkan oleh sang ratu
2.6 Memberikan surat ini
2.7 Dari prebu kala perenggi
3.1 Patih ermaya lalu berbicara dan beranjak
3.2 bawakan/117/ surat dari perenggi kepadaku
3.3 saya diberikan surat oleh ratu
3.4 Sang buta memberikan surat tersebut
3.5 Oleh ermaya surat tesebut diterima lalu
3.6 Lalu selanjutnya surat tersebut dibuka
3.7 Beginilah cara dia menulis
4.1 Sudah diberikan suratnya
4.2 Ke kang rama maharatu di majapait
4.3 Kang putra mempuNyai petunjuk
4.4 Jikalau ayah mengijinkan
4.5 Yang dimaksud kang putra mungkin besar sekali
4.6 Ingin menikah dengan dewi patah
4.7 Apakah ayah mengijinkannya
5.1 Kang putra sedang kasmaran
5.2 Tidak siang tidak malam selalu terbawa mimpi
5.3 Apalagi dewi patah itu cantik
5.4 Diminta sekarang juga
5.5 Semoga dengan ini ada bantuannya
5.6 Setelah menerima surat
5.7 Muka raden patih memerah
6.1 Nafsu den patih ermaya
6.2 Lalu surat tersebut ditamparkan
6.3 Ke ladursa lalu ladursa pun tersungkur
6.4 Ditendang oleh den ermaya
6.5 Hal yang sama juga dialami oleh kaladursi
6.6 Raden ermaya/118/ dengan cepat
6.7 Beranjak lalu menampar
7.1 Kaladursa ditendang
7.2 Jatuh tersungkur ke tanah
7.3 Kaladursi lalu dipukul
7.4 Tertidur ditengah paseban
7.5 Darah dari dua buta tersebut bercucuran
7.6 Di bawa ke tengah jalan
7.7 Awakna tibabaranting
8.1 Raden ermaya berbicara
8.2 Lalu dua buta tersebut terbangun dan bangkit
8.3 Ermaya melaporkan terhadap ratu
8.4 Simpan saja den ermaya
8.5 Di kocapken buta nu dua geus nambru
8.6 Waktu itu juga langsung terbangun
8.7 Amarah sangkala dursi
9.1 Kaladursa pun menghalangi
9.2 Nanti dulu jangan terlalu terburu-buru
9.3 Kita harus berpikir
9.4 Dan kita jangan gegabah
9.5 Begini adikku omongan akang dengarkanlah
9.6 Akang bukannya takut akan pedang
9.7 Maupun takut terhadap bedil
10.1 Akang tidak takut terhadap pedang
10.2 Syukur-syukur kita melakukan perang itu juga kalau diperbolehkan
10.3 Bagaimana kalau kita nanti mati
10.4 seperti/119/ kelakuannya
10.5 Baguslah saya diperintahkan oleh sang ratu
10.6 Kalau kita nanti kalah dalam perang
10.7 Eweh nu lapur ka gusti
11.1 Jadi tuna caritana
11.2 Untuk sekarang mari kita pulang dulu adikku
11.3 kita laporkan terhadap ratu
11.4 bahwa kita telah diserang
11.5 ayolah adiku kita harus cepat-cepat
11.6 Kaladursi pun tertawa
11.7 Semabari berbicara dengan sedikit tertawa
12.1 Saya teringat omongan akang
12.2 Katanya akang tidak takut oleh tombak bedil
12.3 Baru juga ke dipukul
12.4 Akang sudah tersungkur jatuh
12.5 Kaladursa kaladursi pun pergi
12.6 Mungkin seperti kang
12.7 Berani untuk membalasnya
13.1 Kau pun juga tersungkur jatuh
13.2 Sudahlah adikku mari kita pergi
13.3 Jangan banyak biacara
13.4 Karena saya tidak kuat
13.5 Dua buta tersebut sudah beranjak pergi
13.6 Berjalan dengan cepat
13.7 Lalu dua buta tersebut pun pulang
XXXV. PUPUH DURMA
1.1 Melihat langkah dua buta tersebut
1.2 Patih eraya berkata
1.3 Memerinthaka terhadap maharaja
1.4 Sudah datang didepan raja
1.5 Sang ratu anom ngalahir
1.6 Naon kang patya
1.7 Lalu dua patih tersebut memberi hormat kembali
2.1 Nun sumuhun pariksa dauh gamparan
2.2 Ada rahasia sedikit
2.3 Waktu saya dipaseban
2.4 Ada dua buta datang
2.5 Memerintahkan kala parenggi
2.6 Dan membawa surat
2.7 Surat tersebut aku baca
3.1 Setiap surat melamar adik marah
3.2 Saya bingung
3.3 Dua buta itu
3.4 Oleh saya dipukul
3.5 Dua buta tersebut muntah darah
3.6 Sekarang pergi
3.7 Terucap perkataan kala parenggi
4.1 Mudah-mudahan bersedia
4.2 maupun kala perenggi
4.3 merusak nagri gamparan
4.4 Sang ratu berbicara
4.5 Betul apa kata akang patih
4.6 Harus pasti
4.7 Kita harus hati-hati
5.1 Tunda deui parbu anom amarjaya
5.2 Ada yang mengatakan lagi
5.3 Salah satu negara
5.4 Nama negeri nya adalah guha upas
5.5 Yang berkuasanya adalah ratu jim
5.6 Lalu namanya
5.7 Sang/121/perabu limandanawi
6.1 Patihnya bernama liman cantaka
6.2 Patih tersebut gagah dan berani
6.3 Sama hal nya seperti ratunya
6.4 Dig jaya yang gagah perkasa
6.5 Lalu perwakan dari ratu jim sendiri seperti apa
6.6 Perawakannya seperti bagong
6.7 Badannya penuh dengan sisit
7.1 Sisit nya banyak sekali
7.2 Terlihat sangat rapat
7.3 Lalu makanannya
7.4 berbagai bangkai dimakannya
7.5 Bangkai ular maupun babi
7.6 Sudah pasti dengan bangke ayam juga
7.7 Bangkai kuda bangkai sapi
8.1 Suatu hari ratu jim
8.2 Menguap dan tertidur
8.3 Menggema suaranya
8.4 Seperti sagara yang sedang pasang
8.5 Liman darawi bermimpi
8.6 Tentang kebesaran garwa
8.7 Kepada dewi patah yang cantik
9.1 Sesudah terbangun liman danawi memegang
9.2 Memegang Nyai putri
9.3 Kebetulan dewi patah tidak ada
9.4 Dan itu yang diinginkannya
9.5 Sang ratu jim berkata
9.6 wahai dewi patah
9.7 Kenapa Nyai menghilang
10.1 Lalu liman/122/ danawa pun keluar
10.2 memanggil raden patih
10.3 Liman cantaka sudah datang
10.4 memerintahan kamah raja
10.5 berbicara kepada liman danawi
10.6 Begini katanya
10.7 Hey liman cantaka patih
11.1 Patih hari ini kamu harus pergi
11.2 Perintahkan ke majapait
11.3 Pinta dewi patah
11.4 Oleh mu harus terbawa
11.5 Liman cantaka segamit
11.6 Raja duluan
11.7 Mundur keluar den patih
12.1 Berjalan dengan terburu-buru
12.2 Bulak balik ke luar negeri
12.3 Pergi dengan ancang-ancang
12.4 Terbang menggunakan sayap
12.5 bagaimana perilaku jim
12.6 cepat seperti kilat
12.7 sudah datang kr majapait
13.1 Lalu patih jim pun masuk ke dalam istana
13.2 Bertemu dengan patih selamaya
13.3 Den selamaya mariksa
13.4 Ini tamu darimana
13.5 Terlihat seperti terburu-buru
13.6 Dan siapa namamu
13.7 Untuk apa datang kesini
14.1 Patih jim lalu menjawab
14.2 Saya adalah papatih
14.3 Dari negara guha upas/123/
14.4 Liman cantaka namanya
14.5 Saya diutus oleh gusti
14.6 Ke ratu maja
14.7 Meminta dewi patah putri
15.1 Tuluy imut raden patih selamaya
15.2 Patih Jim lalu ditampar
15.3 Serta sedang bercerita
15.4 Disuruh oleh siapa kamu
15.5 Tidak ada sopan-sopan nya anjing
15.6 Berani meminta
15.7 Den patih pun ditampar
16.1 Kalau saya sudah mati silahkan saja
16.2 Kalau benar kamu seorang laki-laki
16.3 Mari kita bertarung
16.4 Sebelum memenangkan dewi patah
16.5 Saya ini adalah papatih
16.6 Nomer satu
16.7 Malahan putus hubungan
XXXVI. PUPUH MAGATRU
1.1 Secepatnya liman cantaka menyenggol
1.2 Lalu selamaya patih pun pergi
1.3 Patih jim lalu jatuh
1.4 Den selamaya menampar
1.5 Patih jim lalu melotot
2.1 Patih jim diseret ke alun-alun
2.2 Sambil terus ditampar
2.3 Patih jim kewalahan sangat
2.4 Merasa kapok dan tak sadarkan diri
2.5 Menghilang tidak terlihat
3.1 Selamaya /124/ heran di dalam hati
3.2 Karena musuhnya menghilang
3.3 Bingung kesana kemari
3.4 Tidak salah lagi tidak ditemukan
3.5 Den selamaya melongo
4.1 Setelah itu ada suara dari atas
4.2 Membuat sakit hati
4.3 Ini adalah cerita di atas
4.4 Yaitu omongan patih jim
4.5 Kamu jangan melongo
5.1 Cepat susu aku ini ada diatas
5.2 Kalau iya kamu laki-laki
5.3 Jangan melamun dan hanya diam
5.4 Cepat susul saja aku
5.5 Ayo kita saling menampar
6.1 Selamaya mendengar suara diatas
6.2 Telinganya mau di potong
6.3 Raden tidak bisa menyusul
6.4 Selamaya lalu menangis
6.5 Ngenes tidak bisa mengambil
7.1 Patih jim membuat malu yang terdiam
7.2 Padahalkan kamu papatih
7.3 Kenapa tidak bisa terbang
7.4 Kamu bilang nomor satu
7.5 Jadi patih untuk apa
8.1 Tidak lama datang dewi roro uju
8.2 menghampiri/125/ yang sedang menangis
8.3 Dewi roro uju memanggil
8.4 Kenapa Akang menangis
8.5 Den selamaya pun menjawab
9.1 Aku menangis bukan karena kalah bertarung
9.2 Ada kekurangan sedikit
9.3 Akang tidak bisa terbang
9.4 Malu oleh musuh yang sakti
9.5 Diatas ke Akang meledek
10.1 Roro uju memanggil dengan mimik muka yang genit
10.2 Wahai akang kau membuat khawatir saja
10.3 cepatlah dewi roro uju
10.4 ambilkanlah satu campaka itu
10.5 Campaka jimat yang terkenal
11.1 Yaitu yang namanya campaka dadu
11.2 Lalu oleh Nyi dewi
11.3 Diusapkann ke kaki
11.4 Telapak kaki den patih
11.5 Nyi roro sedang memberitahukan
12.1 Silahkan akang sekarang cepat kejar
12.2 Pukul bumi tiga kali
12.3 Den selamaya kemudian berdiri
12.4 Mendatangi rumah sebanyak tiga kali
12.5 Den selamaya pun pergi
13.1 Sudah keatas selamaya menyusul musuh
13.2 Oleh patih jim terlihat
13.3 Patih jim sangat terkejut
13.4 /126/ dan pikirannya pun agak risih
13.5 Setelah patih jim berbicara
14.1 Untuk saat ini saya tidak akan dulu bertarung
14.2 Dia terjaga sampai pagi
14.3 Jangan sampai ganti lawan
14.4 Saya harus dengan anda
14.5 Sekarang saya akan pulang
15.1 Raden patih selamaya mendengar
15.2 pembicaraannya patih jim
15.3 Heran didalam hati
15.4 Siapa yang berbicara kepada saya
15.5 Wujudnya tidak terlihat
16.1 Setelah itu raden selamaya turun
16.2 Cepat mendatangi ke gusti
16.3 Simpan dulu tidak diceritakan
16.4 Yang mendatangi gusti
16.5 Diceritakan kala perenggi
17.1 Pekerjaan dia hanya duduk dan berdiri saja
17.2 Mengharapkan kedatangan kala dursi
17.3 Ucapan kala dursa terjurumus
17.4 Berdua dengan kaladursi
17.5 Sangkala perenggi sangat senang
18.1 Setelah itu kala perenggi memanggil
18.2 Hey kalawidursa dursi
18.3 Dimana dewi patah ayu
18.4 Saya sudah ingin bertemu
18.5 Kalawidursa pun menjawab
19.1 /127/ tergantung perkataan Nyi putri ayu
19.2 Tidak dibawa olehku
19.3 Alasan tidak dibawa
19.4 Putri sudah punya suami
19.5 Suaminya gagah tangguh
20.1 Saya juga disana itu bertarung gusti
20.2 Sampai bengkak pipiku
20.3 Ditampar raden bagus
20.4 Hanya datang sampai tidak sadar
20.5 Saya berdua kalah
21.1 Sang perenggi mukanya merah dan lembam
21.2 Sudah terlanjur pusing
21.3 Lalu parenggi menjawab
21.4 Sekarang kaladursi
21.5 Dengan terpaksa kasmaran pergi
XXXVII. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Mari kaladursi
1.2 Kita hancurkan sekarang
1.3 Kumpulkan kawan semuanya
1.4 Cepat patih kaladursa
1.5 Mengumpulkan semua teman
1.6 Dari utara dan selatan
1.7 Sudah lengkap perkataan buta
2.1 Ada yang berteriak-teriak dan menjerit
2.2 Bermacam-macam suara buta
2.3 Dari selatan hitam semua
2.4 Secepatnya saat itu meluap
2.5 Sempit gerak dijalannya
2.6 Sang perenggi menunggangi/128/ lembu
2.7 Jaka yang ada dipertengahan
3.1 Dijalannya tidak dipotong
3.2 Ceritakan saja sudah datang
3.3 Ke majapait semuanya
3.4 Orang kampung berlarian
3.5 Takut melihat buta
3.6 Teman buta terus bersuara
3.7 Sebagian yang membuat rusuh
4.1 Dinegeri tersebut orang-orang sedang membicarakan
4.2 Ermaya dan selamaya
4.3 Mendatangi ke ratu muda
4.4 Den selamaya menunjukan
4.5 Ke sang anom amro jaya
4.6 Iya benar kanjeng ratu
4.7 Tentang musuh sudah dating
5.1 Perahu muda sudah terbuat
5.2 Cepat antar oleh berdua
5.3 Meskipun niatnya baik
5.4 Jangan sampai mebawa kawan
5.5 Lawan saja oleh berdua
5.6 Ermaya mengikuti untuk menyembah
5.7 Dia meminta untuk menampar
6.1 Selamaya ingin pergi
6.2 Mundur dari depan raja
6.3 Ermaya ya begitu jugaBerangkatnya bareng berdua
6.4 Ermaya dan selamaya
6.5 Merias diri sehingga terlihat menawan
6.6 Seperti orang yang hampir mirip
7.1 Cepat ermaya sudah berangkat
7.2 /129/ berdua dengan selamaya
7.3 Musuh buta sudah terlihat
7.4 Lalu selanjutnya diletakan
7.5 Memasangkan bendera merah
7.6 Ciri mengajak perang pupuh
7.7 Terlihat oleh ratu buta
8.1 Berbicara kala perenggi
8.2 Eh patih kala widursa
8.3 Olehmu cepat lihat
8.4 Itu yang menantang perang
8.5 Tapi tidak ada orangnya
8.6 Cuman ada dua makhluk halus
8.7 Anak itu sangat berani
9.1 Patih kadalursi memberikan hormat
9.2 Silahkan gusti kita antar
9.3 Kala perenggi lalu menjawab
9.4 Patih segera memajukan sekutu
9.5 Cepat patih kaladursa
9.6 Temannya sedang berkumpul
9.7 Dan memasang bendera merah
10.1 Oleh ermaya terlihat
10.2 Bukti ada bendera merah
10.3 Den ermaya dengan cepat
10.4 Ermaya berbicara di gondewah
10.5 Teman buta sudah siap-siap
10.6 Suaranya terdengar menggaung
10.7 Dipunggung kalawidursa
XXXVIII. PUPUH SINOM
1.1 Batal yang sedang di perbincangkan
1.2 Diceritakan Kala Parenggi
1.3 Yang Kabur dari medan peperangan
1.4 Bertiga dengan para pengawalnya
1.5 Berbicara Kala Perenggi
1.6 Wahai Pengawal bagaimana ini
1.7 Saya ceritanya melawan
1.8 Supaya saya mendapatkan Nyi Putri
1.9 Dan Supaya sang Ratu pun menyerah kepada saya
2.1 Sang Kala Dursa menjawab
2.2 Yang Mulia saya memohon diri
2.3 Barangkali tujuan terlaksana
2.4 Saya sekaligus akan meminang
2.5 Di karenakan saya telah mendengar
2.6 Ada seorang Ratu Monyet
2.7 Dia terkenal sangat gagah
2.8 Dari gua Tiskenda wahai yang Mulia
2.9 Ratu Siluman kekasihnya adalah Bujang/183/ Ganom
3.1 Kala Perenggi bersabda
3.2 Betul perkataan mu wahai Patih
3.3 Mari kita berjalan saja
3.4 Minta bantuan Sangaji
3.5 Semoga saja dia bersedia berperang
3.6 Dan semoga dia sanggup
3.7 Berperang melawan Sang Ratu Maja
3.8 Kemudian berjalan Sang Perenggi
3.9 Yang mengikutinya Kala Dursi dan Kala Dursa
4.1 Hentikan dulu untuk rencana meminang
4.2 Ganti lagi rencana yang kita atur
4.3 Dikatakan putra sang pendeta
4.4 Yang bertapa di sisi langit
4.5 Sekarang telah kembali
4.6 Ada di tempat sang Pendeta sakti
4.7 Sang tercinta yaitu Raden Danur Wenda
4.8 Terkenal tidak ada tandingannya
4.9 Sang Pendeta kepada putranya bersabda
5.1 Wahai Raden Bagus anakku
5.2 Raden sebenarnya mau apa lagi
5.3 Memberi Hormat Raden Danur Wenda
5.4 Izinkan saya berbisik
5.5 Ayah yang paling tahu
5.6 Pendeta seraya berkata
5.7 Ayah mu ini sudah tahu
5.8 Raden berpikir siang-malam
5.9 Tiada lagi Raden ingin menjadi seorang raja
6.1 Setelah ayah menunjukan kepada kamu
6.2 Jikalau ingin menjadi bupati
6.3 Kau harus bersedia bertapa/185/
6.4 Bertapa di ujung keris
6.5 Itu ke negeri Majapahit
6.6 Rahaden bagus menjawab
6.7 Ayah saya menyanggupinya
6.8 Pendeta berkata lagi
6.9 Untunglah jika ujang berbesar hati
7.1 Raden harus berseru
7.2 Kalau sudah datang ke majapahit
7.3 Begini kamu disana
7.4 Ujang harus menantang prajurit
7.5 Tantanglah ratu majapahit
7.6 Dia merupakan ratu yang paling unggul
7.7 Jikalau mengalahkanya
7.8 Raden akan menjadi bupati
7.9 Diharapkan sekali engkau jangan berbuat salah
8.1 Raden Danur Wenda memberi hormat
8.2 Memohon izin berangkat dari rumah sang Pandita
8.3 Cepatnya Raden memohon izin
8.4 Setelah memohon izin Raden pun berangkat
8.5 Berangkat menuju Majapahit
8.6 Dalam perjalanannya tidak diceritakan
8.7 Diceritakan Sudah sampai lagi
8.8 Di perbatasan wilayah Majapahit
8.9 Berangkat Raden Danur Wenda Cepat sekali
9.1 Telah sampai di negaranya
9.2 Sudah sampai di Alun-alun
9.3 Raden danur Wenda berteriak-teriak
9.4 Komat-kamit menantang para prajurit
9.5 Dimana Ratu Majapahit
9.6 Mari kita mengadu keahlian berpupuh
9.7 Dan jangan mengandalkan teman
9.8 Harus ratunya sendiri yang datang
9.9 Jangan sekali kali mengandalkan teman
10.1 Diceritakan orang-orang di istana mendengar
10.2 Ada yang menantang prajurit
10.3 Para pembesar istana segera berlari
10.4 Memberitahukan kepada kangjeng Gusti
10.5 Mereka telah masuk ke pelataran istana
10.6 Para pembesar memberi hormat
10.7 Kami memberitahukan bahwa musuh telah datang
10.8 Di alun-alun menantang yang mulia
10.9 Perabu Anom mendengarkan yang memberikan berita
11.1 Perabu Anom berkata
11.2 Menurut kang Ermaya Patih
11.3 Dan juga Akang Jaka Tampingan
11.4 Perajurit silahkan maju
11.5 Para Pandakawam memohon izin
11.6 Undur dari hadapan Ratu
11.7 Para Pandakaawan berlarian
11.8 Sudah sampai lagi dirumah Patih
11.9 Lalu mereka bercerita
12.1 Menyampaikan amanat dari Raja
12.2 Harus maju lagi berperang
12.3 Musuh telah sampai
12.4 Di alun-alun menantang untuk berperang
12.5 Raden Patih telah mendengar
12.6 Bersiap siap Raden Patih dengan tergesa-gesa
12.7 Terhunus senjatanya yang tajam
12.8 Raden Patih segera berangkat
12.9 Berkata bahwa saya tidak akan mundur dalam berperang
XXXIX. PUPUH DURMA
1.1 Raden anom lambaikan tangan
1.2 Cepatlah kamu babi
1.3 Jangan banyak gaya
1.4 Cepat kamu datang
1.5 Saya kesal dari tadi
1.6 Menunggu kamu
1.7 Ayo kita bertanding
2.1 Raden Patih Ermaya cepat berlari
2.2 Sembari mengambang ngambang keris
2.3 Oleh Danur Wenda di sambut
2.4 Sudah bertemu pada berduaan
2.5 Ermaya berkata dengan lembut
2.6 Wahai engkau Satria
2.7 Siapa sebenarnya anda ini
3.1 Dari mana kamu menantang untuk berperang
3.2 Danur wenda menjawab dengan bengis
3.3 Kamu jangan bertanya namaku
3.4 Cepat lawan saya
3.5 Cepat ermaya berangkat
3.6 Menyuruh meNyingkil
3.7 Kerisnya di bontang banting
4.1 Di tusukan ke Danur Wenda tidak mempan
4.2 Malah tidak terjadi apa-apa /187/
4.3 Begini kata danur wenda
4.4 Yang paling lemah cepat dipilih
4.5 Mau dari belakang mau dari pinggir
4.6 Cepat dipilih
4.7 Raden Ermaya pusing
5.1 Terus saja raden ermaya manggil-manggil
5.2 Cepat nyaut kamu
5.3 Danur wenda meludah
5.4 Hantam terus kami dulu
5.5 Ermaya memanggil lagi
5.6 Sudah sangat kesal
5.7 Kamu menyerang saya
6.1 Terus saja Danur Wenda meludahinya
6.2 Terkena pada ujung keris
6.3 Kerisnya menjadi lunak
6.4 Den patih ermaya kaget
6.5 Melihat kesaktian keris
6.6 Gak ada rupanya
6.7 Langsung raden mengambil keris
7.1 Raden ermaya kerisnya membentang bagus
7.2 Den Danur Wenda terdiam
7.3 Pas keris mau datang
7.4 Danur Wenda komat-kamit
7.5 Kerisnya kembali lagi
7.6 Tidak mengenai sedikitpun
7.7 Raden Patih Tercengang
8.1 Mengambil lagi satu jimat leluhur /188/
8.2 Jimat dipukul langsung diam
8.3 Tidak ada suaranya
8.4 Den ermaya tambah heran
8.5 Langsung menyerang lagi
8.6 Ke danur wenda
8.7 Langsung di pegang Raden Patih
9.1 Di lemparkan ermaya oleh danur wenda
9.2 Lepas di lemparkan dengan cepat
9.3 Ke ratu anom jatuhnya
9.4 Perabu anom kaget
9.5 Kaget melihat Raden Patih
9.6 Dia terpental jatuh ke tanah
9.7 Lalu berdiri raden Ermaya Patih
10.1 Lalu Den Ermaya Memohon Izin
10.2 Hamba memberi hormat kanjeng gusti
10.3 Baahwa musuh yang di lawan gagah
10.4 Tidak bisa dianggap remeh
10.5 Syaratnya bahwa musuh sangat sakti
10.6 Saya tidak sanggup
10.7 Sang Ratu Anom bersabda
11.1 Akang Tampingan saja sekarang yang maju
11.2 Raden Tampingan pun maju untuk berperang
11.3 Cepatnya mereka sudah bertemu
11.4 Dengan Raden Danur Wenda
11.5 Raden Tampingan langsung menampar
11.6 Kepada Danur Wenda
11.7 Raden Danur Wenda tersenyum
12.1 Terus saja Raden Tampingan di ludahi/189/
12.2 Ludah mengenai pipinya
12.3 Raden Tampingan terjatuh
12.4 Lalu pipinya menjadi kembung
12.5 Terjatuh tidak bergerak lagi
12.6 Lalu dia di boyong
12.7 Dilemparkan dengan kencang
13.1 Jatuhnya langsung ke hadapan Raja muda
13.2 Raden Tampingan menjerit
13.3 Kaget dan malu oleh sang Raja
13.4 Dia pun duduk menyembah
13.5 Sang Ratu Anom bersabda kembali
13.6 Kenapa denganmu akang
13.7 Tidak wajar akang jatuh
XL. PUPUH KINANTI
1.1 Raden Tampingan menjawab
1.2 Saya kembalikan beban ini kepada Gusti
1.3 Saya sudah tidak kuat
1.4 Perang melawan setan
1.5 Air ludah nya sangat berbahaya
1.6 Langsung kembung pipi saya
2.1 Prabu anom berbicara
2.2 Tiga orang maju lagi
2.3 Bersama raden selamaya
2.4 Kang ermaya begitu lagi
2.5 Terus tiga orang maju
2.6 Yang tiga mempuNyai pikiran yang risi
3.1 Yang bertiga itu sudah berhadapan
3.2 Den danur wenda tertawa
3.3 Den danur wenda berbicara /190/
3.4 Kamu sangat terlalu
3.5 Sangat semangat maju ke medan
3.6 Mana ratu kamu
4.1 Den Selamaya menjawab
4.2 Jangan menanyakan ratu saya
4.3 Saya saja cepat lawan
4.4 Den danur wenda berbicara
4.5 Temen kamu mau ngelawan
4.6 Cepat lawan aku
5.1 Danur wenda terus meniup
5.2 Nafas nya sangat kuat
5.3 Yang bertiga tertarik
5.4 Melayang terbawa angin
5.5 Ke Ratu Anom jatuhnya
5.6 Saling berjatuhan satu persatu
6.1 Prabu Anom kaget
6.2 Melihat yang blag blig blug jatuh
6.3 Ratu anom terus mengangkat
6.4 Tidak memeriksa lagi
6.5 Menemui Den Danur Wenda
6.6 Den Danur Wenda menghilang
7.1 Masuk kedalam batu
7.2 Ratu anom sudah melihatnya
7.3 Terus saja memanggilnya
7.4 Eh musuh jangan menghilang
7.5 Ini aku cepat lawan
7.6 Kamu setan cepat keluar
8.1 Ratu Anom mengambil batu tersebut
8.2 Danur Wenda pindah lagi
8.3 Pindah kepada bunga
8.4 Batunya di buang lagi
8.5 Terus mengambil bunga
8.6 Den danur wenda menghilang
9.1 Raden danur wenda memanggil
9.2 Ini pasti seorang lelaki
9.3 Sangat pantas menjadi raja
9.4 Mau nyoba satu kali lagi
9.5 Kalau aku sudah ketahuan
9.6 Pasti ini seorang lelaki
10.1 Raden jadi api yang menyala
10.2 Membara dan menjadi gunung
10.3 Perabu Anom berbicara
10.4 Benar ini mah lelaki
10.5 Ratu anom menciptakan hujan
10.6 Hujan yang sangat deras
11.1 Membasahi api yang menyala
11.2 Api yang menyala menghilang lagi
11.3 Jadi gunung yang sangat besar
11.4 Ratu anom menciptakan lagi
11.5 Sudah menjadi landak putih
11.6 Beribu ribu landak putih
12.1 Landak mengintari gunung
12.2 Gunungnya sudah hilang lagi
12.3 Gunung hilang timbul raksasa
12.4 Raksasa besar sekali
12.5 Sang Ratu Anom bersabda
12.6 Jadi ratu monyet putih
13.1 Raksasa di serang oleh monyet
13.2 Moyet menyerang telinganya
13.3 Idung raksasa dicakar
13.4 Raksasa menjerit
13.5 Raksasa hilang dan sudah tidak ada
13.6 Muncul danur wenda lagi
14.1 Terus berkelahi
14.2 Saling menampar
14.3 Saling pukul
14.4 Tidak ada yang unggul satupun
14.5 Tenaganya sama kuat pada sakti
14.6 Pada kuat dan pada sakti
15.1 Danur Wenda menyambut sesal
15.2 Perabu Anom begitu lagi
15.3 Cus-cos seperti karang beradu
15.4 Tinggal suara keris
15.5 Salah satu tidak ada yang mempan
15.6 Danur wenda berbicara dengan lembut
XLI. PUPUH DANGDANGGULA
1.1 Keris ini mengapa tumpul sekali
1.2 Tidak ada manfaatnya keris ini
1.3 Ama Jamul bohong lagi
1.4 Pajah untuk menyerang lawan
1.5 Prabu Anom lalu berkata
1.6 Aduh mari istirahat dulu
1.7 Mengapa kamu berbicara seperti itu
1.8 Raden Danur Wenda menjawab
1.9 Karena ini Ama memberi keris yang tumpul sekali
1.10 Padahal Ama adalah seorang Pandita
2.1 Prabu anom kemudian berkata kembali
2.2 Silahkan akang mari kita berhenti sejenak
2.3 Sembari kita berbincang
2.4 Takutnya kita salah paham
2.5 Mari akang kita duduk
2.6 Akang sebenarnya dari mana
2.7 Saya ingin tahu
2.8 Raden Danur Wenda berkata
2.9 Berbicara dengan bengisnya asal saya sebenarnya
2.10 Dari tempat bertapa pulau Pinang
3.1 Danur Wenda adalah namaku
3.2 Ayahku adalah sang Pandita
3.3 Pandita Jamul yang terkenal
3.4 Sang prabu Anom langsung merangkulnya
3.5 Ternyata akang tidak di sangka-sangka
3.6 Perang ini adalah kesalahan
3.7 Perang melawan saudara
3.8 Saya juga adalah putera Ama
3.9 Ketika akang sedang bertapa disisi langit
3.10 Saya juga berada di pulau pinang
4.1 Mendengar hal tersebut Danur Wenda langsung menagis
4.2 Sambil berkata untuk meminta maaf
4.3 Akang baru mengetahui
4.4 Semoga adik bisa memaklumi
4.5 Perabu Anom lalu berkata lagi
4.6 Saya kembali lagi akang
4.7 Meminta untuk dimaklumi
4.8 Dan juga mohon pengampunan
4.9 Mari akang sekarang kita pulang
4.10 Raden Danur Wenda menjawab
5.1 Silahkan adiku akang akan mengikuti/194/
5.2 Perabu Anom lalu berangkat
5.3 Berangkatnya bersama-sama
5.4 Layaknya seperti gambar yang tersusun
5.5 Tidak ada kekacauan sedikitpun
5.6 Seperti pinang di belah dua
5.7 Cepatnya mereka telah masuk
5.8 Masuknya ke kampung
5.9 Selanjutnya mereka duduk di sebuah kursi dari gading
5.10 Duduknya berhadap hadapan
6.1 Berhenti lagi perabu Majapahit
6.2 Beserta Raden Danur Wenda
6.3 Layaknya tentu dikatakan
6.4 Beralih lagi cerita
6.5 Diceritakan lagi Kala Parenggi
6.6 Yang sedang meminang Ratu Monyet
6.7 Sekarang sudah hampir setuju
6.8 Mereka datang di gua Tiskenda
6.9 Sedang membincangkan hal tersebut dengn Bujang Ganom Bupati
6.10 Ratu Monyet di Tiskenda
7.1 Bujang Ganom langsung berkata
7.2 Wahai tamu kamu berasal dari mana
7.3 Dan kamu mau apa
7.4 Kala Parenggi menjawab
7.5 Saya ada maksud tertentu kepada anda
7.6 Anda Ratu raksasa
7.7 Berbicara kepada Ratu
7.8 Makanya saya berkata seperti ini
7.9 Saya memohon pertolongan dari Gusti /195/
7.10 Saya bermaksud untuk meminang anda
8.1 Semoga tujuan saya ini tercapai
8.2 Anda bersedia membantu dalam peperangan
8.3 Kalau mereka bisa dikalahkan
8.4 Saya akan ada kerjasama
8.5 Akan takluk senegara saya
8.6 Saya bersedia bersekutu
8.7 Terutamanya dengan Ratu
8.8 Semoga anda bersedia
8.9 Saya dengan suka rela memberikan seorang putri
8.10 Yang sangat cantik yaitu Dewi Patah
9.1 Bujang Ganom setelah mendengar hal tersebut berkata kembali
9.2 Peperangan kita sebenarnya melawan siapa
9.3 Beritahu oleh anda
9.4 Kala Parenggi menjawab
9.5 Perangnya melawan Majapahit
9.6 Karena Ratunya sakti
9.7 Kekuatannya sakti sekali
9.8 Bujang Ganom lalu berkata
9.9 Bagus sekali kami bisa menolong dalam perang
9.10 Sudah berkumpul semua sekutu
XLII. PUPUH LAMBANG
1.1 Kala perenggi suka
1.2 Anak muda sanggup tidak bertegur sapa
1.3 Menolong kepada orang yang berperang
1.4 Pastinya juga akan menang
2.1 Kita cepatkan cerita
2.2 Teman kera t sudah datang
2.3 Pada saat itu sedang menggosok badan
2.4 Banyak sekali pasukan kera
3.1 Sempit geraknya di jalan
3.2 Ada satu monyet yang paling besar dan kuat
3.3 Sudah sangat tua
3.4 Giginya juga sudah tidak ada
4.1 Kera itu mempuNyai tingkah laku
4.2 Sebagian yang menyebalkan
4.3 Liar dan suka membuat risuh
4.4 Sebagian banyak yang kejar- kejaran
5.1 Ada yang membawa anak
5.2 Dari depan sambil menyusui
5.3 Mereka yang datang sudah menceritakan
5.4 Tentang batas negara
6.1 Semua perkampungna di serbu
6.2 Oleh sekelompok kera dirusak
6.3 Kebun-kebun semua rusak
6.4 Buah- buahan pun habis
7.1 Satu orang berladang
7.2 Olekera ladangnya habis
7.3 Orang itu mulai lari
7.4 Larinya cepat ke negara
8.1 Niatnya mau lapor ke Raja
8.2 Ketika datang menghadap raja
8.3 Ada den patih ermaya
8.4 Yang mempuNyai ladang
9.1 Juragan saya mau beritahu
9.2 Mengingatkan ada ladang
9.3 Yang dicuri dan rusak oleh kera
9.4 Keranya banyak sekali
10.1 Saya meminta untuk di tenggok
10.2 Karena ladang saya rusak
10.3 Cepat Patih Ermaya
10.4 Saat itu lapor ke raja
11.1 Perabu muda berbicara
11.2 Ada apa akang gatya ? Raden Ermaya Melapor
11.3 Saya memberitahukan bahwa ada ladang rusak
12.1 Di batas negri gamparan
12.2 Semua sudah rusak
12.3 Oleh sekelompok kera dicuri
12.4 Dulu semua kera itu tidak ada
XLIII. PUPUH PUNGKUR
1.1 Perabu muda cerita
1.2 Kakak patih harus mengumpulkan perajurit
1.3 Serdadu harus kumpul
1.4 Sekelompok kera harus di tembak
1.5 Awas hati- hati kalian semua harus berkumpul
1.6 Sebab mereka merusak harta benda
1.7 Termasuk harta benda rakyat kecil
2.1 Tunduk sembah Raden patya
2.2 Serta pamit mundur dari hadapan gusti
2.3 Pergi secepat kilat
2.4 Untuk Menerima keris ladrag
2.5 Datang ke paseban dan sudah berbicara
2.6 Kami pun mendapat imbalan
2.7 Dari semua menteri
3.1 Begini korban dengan raja
3.2 Hari ini sedia perajurit
3.3 Tentara dibawa
3.4 Menjemput ke batas negara nya
3.5 Sebab sudah datang beribu- ribu kera
3.6 Teman- teman harus hati- hati
3.7 Sedialah tombak untuk menembak
4.1 Yang tumpul harus diasah
4,2 Dan yang patah harus di sambung lagi
4.3 Karena d n Patih berkata
4.4 Da satu kera datang
4.5 yang besar , gagah dan perkasa ,
4.6 Kera itu sangat hitam
4.7 Memberikan surat ke Rad n Patih
5.1 Ol h Rad n Patih diterima
5.2 Terus dibuka oleh patih
5.3 BuNyi surat tersebut
5.4 Ini tiap surat
5.5 Ini kami prabu muda , ratu kera
5.6 Ini rumah Siti Genda
5.7 Naik kala perenggi
6.1 Cepat-cepat kami meninjak
6.2 Oleh tentara atau ratu pribadi
6.3 Harus cepat buru-buru
6.4 Ada dibatas negara
6.5 Begitu setiap surat dari kera
6.6 Den patih cepat berkata
6.7 Kepada gerombolan kera yang kuat
7.1 Eh monyet yang bawa surat
7.2 Sekarang kamu hendaknya cepat pulang
7.3 Katakan saya sudah pasti
7.4 Hari ini juga datang
7.5 Terus monyet menyembah sambil mengangguk
7.6 Cepat monyet lari
7.7 Mereka lari dengan cepat dan lihai
8.1 Kita cepatkan cerita
8.2 Sudah sedia prajurit
8.3 Pasukan sudah berkumpul
8.4 Oleh para pengawal
8.5 Para Pembantu mayor sudah berkumpul
8.6 Sudah pasti para prajurit
8.7 Senapati judipati
9.1 Terucapkan raden ermaya
9.2 Naik kuda bulu gambir dan ikut
9.3 Pakaian kuda itu melebur
9.4 Kuda besar itu mengamuk
9.5 Lalu den selamaya bagus
9.6 Yang Cakep sambil naik kuda
9.7 Kuda dauk juga ikut
10.1 Cepat ketika itu budan
10.2 Prajurit berdesakan di jalan yang sempit
10.3 Senjata yang digunakan
10.4 Nguk ngok suara kuda tersebut
10.5 Benderanya merah berani menyala
10.6 Berkibar benderanya
10.7 Dan Bergoyang terkena angin
11.1 Tidak panjang diceritakan
11.2 Pasukan-pasukan sudah datang di batas negeri
11.3 Terlihat oleh pasukan kera
11.4 Prabu muda berkata
11.5 Segera lihat orang-orang itu adalah musuh
11.6 Harus sangat fokus sekali
11.7 Kita harus hati-hati
12.1 kemudian pasang bendera
12.2 Meriam sebagi ciri untuk berperang
12.3 Semua kera berdatangan
12.4 Beribu- ribu kera berkumpul
12.5 Sudah berkumpul dan ikut berperang
12.6 Lalu memasng bendera
12.7 Dengan temanya majapait
13.1 Waktu itu sedang sibuk perang
13.2 Pasukan manusia banyak sekali yang mati
13.3 Perang kera t tidak jelas
13.4 Tidak ada yang bawa senjata
13.5 Yang dijadikan senjata oleh monyet itu hanya gertakan saja
13.6 Kera berperang t hanya bisa menggigit
13.7 Akhirnya diputuskan untuk memakai senjata
XLIV. PUPUH MAGATRU
1.1 semakin lama perangnya semakin kacau
1.2 ditembak malah tertawa
1.3 macam-macam tingkah kera
1.4 di lawan oleh prajurit
1.5 kera mengankat alis
2.1 Banyak sekali orang- orang yang kesusahan
2.2 telinganya sampai robek-robek
2.3 idungnya banyak yang patah
2.4 digigit keras oleh kera
2.5 prajurit banyak yang gugur
3.1 terucap dalam ermaya yang bagus
3.2 raden membawa panah
3.3 cepatnya raden bagus
3.4 sudah membentangkan anak panah
3.5 dan anakpanah dilepaskan
4.1 Sampai banyak panah menancap dikepala
4.2 Pasukan monyet menjerit
4.3 sebagian ada yang kabur
4.4 pemuda ganom melihatBerpikir yang tidak pasti
5.1 anak muda tersebut punya satu guru
5.2 gurunya terkenal sakti
5.3 tama wira deksa yang terkenal
5.4 adanya diatas langit
5.5 itu yang jadi pasukan
6.1 pasukan kera sisanya masih hidup
6.2 sebagia mati tertancap panah
6.3 sang wiradeksa itu prabu
6.4 ke bawah diatas langit
6.5 menghampiri pemuda ganom
7.1 ketika bertempur tuan wiradeksa mengatakan
7.2 Prabu muda anak saya
7.3 kamu akan beruntung
7.4 kalau maju dalam perang
7.5 melawan yang gagah hebat
8.1 sekarang raden segera pergi maju
8.2 Prabu muda menyembah untuk pamit
8.3 sang wiradeksa sudah terbang
8.4 duduk di mega kuning
8.5 Dia hanya melihat
9.1 wiradeksa sambil membuka jimat kantong
9.2 ermaya membentangkan panah
9.3 di ambil diatas
9.4 panah tidak kembali lagi
9.5 Prabu muda marah
10.1 pasukan ratu majapahit sudah tempur
10.2 di marahi oelh kera putih
10.3 ermaya kaget sekali
10.4 melihat pasukan sudah mati
10.5 segera bendanya dipukul
11.1 dua kali memukul bendanya...
11.2 yang mati bangkit kembali
11.3 pasukan menggebu-gebu
11.4 anak muda heran melihat
11.5 sang wiradeksa coba lihat
12.1 lalu di ambil oleh wiradeksa
12.2 pasukan tisajawait
12.3 dimasukan kedalam kantong
12.4 tidak ada terlihat satu
12.5 raden ermaya bengong
13.1 raden ermaya sudah memukul benda
13.2 pasukan datang lagi
13.3 dari Cupu yang banyak
13.4 Tidak ada yang tinggal satupun
13.5 lalu sang wiradeksa bicara
14.1 Jadi sekarang lelaki itu
14.2 Sebagian temanya memegang
14.3 Sampai dari penglihatan jauh
14.4 Tak seorangpun yang tinggal
14.5 Bendanya barang dipukul
15.1 Kemudian turun wiradeksa
15.2 den Ermaya tidak melihat
15.3 Bendanya cepat tersentak
15.4 Wiradeksa yang sakti
15.5 Sedih hati Raden Ermaya
XLV. PUPUH PUCUNG
1.1 wiradeksa segera ke atas
1.2 Bendanya dibawa
1.3 wiradeksa sampai bahagia
1.4 karena bende terbawa oleh wiradeksa
2.1 lalu dimasukan kedalam kantong
2.2 dua jimat didapat
2.3 yaitu panah dan benda
2.4 Prabu muda mengamuk ke pasukan
3.1 Tunda dulu yang sedang perang
3.2 parit di negeri
3.3 prabu muda sedang menunggu
3.4 menunggu-nunggu raden patih yang perang
4.1 ketika itu ada suara dari atas
4.2 begini kata suara
4.3 hai raden prabu muda
4.4 perang ini tidak akan tertahan oleh raden
5.1 radenya harus menyuruh dewi roro ujud
5.2 untuk maju perang
5.3 melawan musuhnya yang hebat
5.4 yang diatas mencuci nama wiradeksa
6.1 yang dibawah dilawan oleh danur weda
6.2 itu akan kuat
6.3 begitu kata suara
6.4 prabu muda segera memanggil Nyi roro
7.1 roro uju segera menghadap kepada ratu
7.2 Nyi roro menyembah
7.3 duduklah dengan ta’dzim
7.4 prabu muda segera ikut menyusul
8.1 aduh Nyai saudara akang yang cantik
8.2 Nyai harus terima
8.3 harus maju perang
8.4 musuh Nyai di atas dan wiradeksa
9.1 Harus cepat pergi dan awas hati- hati
9.2 Maju untuk berperang
9.3 Nyai di lawan dengan yang jago
9.4 Ingat Nyai tidak usah resah
10.1 yang cantik menyembah menjawab ke ratu
10.2 Iya Ratu silakan
10.3 meski tidak ada imaba;an juga
10.4 saya tidak ada kekuatan sekali maju perang
11.1 menyembah pamit yang cantik roro ujud
11.2 sang ratu berkata
11.3 akang sambung duha saja
11.4 roro uju sudah lekas pergi
12.1 lalu roro ujud berdandan yang cantik
12.2 jimatnya diambil
12.3 cempaka putih dipakai
12.4 Geulung konde raksukan sutra ka sumba
13.1 di dalamnya pakai lagi baju kutung
13.2 pinggirnya di renda
13.3 Memakai peniti biar kuat
13.4 Dihias permata intan dan berlian
14.1 pakai kain di putar-putar
14.2 kainya juga sutra
14.3 Warna dasarnya ungu yang ternag
14.4 Dia tambah terlihat cantik
15.1 Yang cantik lalu membawa campaka dadu
15.2 Kaki dielus
15.3 Telapaknya oleh campaka
15.4 Nyi putri diam dan bersandar lemah
16.1 Tiga kali menginjak tanah yang cantik
16.2 Lalu putri melayang
16.3 Sudah bercampur dengan angin besar
16.4 Lalu putri melayang- layang di udara
17.1 Prabu muda berkata saat perang cumpu
17.2 Pasukanya sudah habis
17.3 Oleh wiradeksa diambil
17.4 Di usapkan pada jimat cupu
18.1 Yang tinggal raden ermaya yang bagus
18.2 Dan raden selamaya
18.3 Pasukan-pasukan tidak ada semua
18.4 Raden heran jika mati ada bangkainya
19.1 Selamaya dan ermaya lalu kabur
19.2 Lari ke negara
19.3 Dikejar oleh prabu muda
19.4 Tetapi tidak tersusul karena cepat larinya
20.1 Raden danur weda mencari
20.2 Dan mengembangkan Gondewa
20.3 Panah dibentangkan saja
20.4 Panahnya dibiarkan menusuk Prabu muda
XLVI. PUPUH SINOM
1.1 Dapat jetot jamparing nya
1.2 Bujang ganom teh menghilang
1.3 Kuda kasewi yang ada
1.4 Putra nya mindaya sari
1.5 itu saya maja pait
1.6 Kuda kasewi teh itu
1.7 Turunan brahwijaya
1.8 cepatnya nya kuda kasewi
1.9 Terus sujud keden wenda
2.1 Den danurweda berbicara
2.2 ini paman yang timendi
2.3 Naha sujud ka kaula
2.4 menyembah kuda kasawi
2.5 kenapa kanjeng gusti
2.6 yang mawi saya sujud
2.7 Sangat suka
2.8 sudah bubar dosa saya
2.9 Saya sekarang mau bercerita
3.1 Kuda kasewi cerita
3.2 Begini asal saya
3.3 Diwaktu dulu
3.4 Saya mempuNyai guru ilmu
3.5 Guru saya berbicara
3.6 Begini kata guru
3.7 Duh den jangan kesini
3.8 Dan jangan naik kayi
3.9 Karena kayinya tajam
4.1 Namanya kayi siwalan
4.2 Kekeh saya naik kayi
4.3 Rasa memetik buahnya
4.4 Buah kayi sangat manis
4.5 Perut saya buncit
4.6 Udah gitu saya turun
4.7 Pas sudah sampai dibawah
4.8 Jadi beda muka saya
4.9 Rupa saya jadi kera putih
5.1 Udah gitu saya bersemedi
5.2 Memohon ke yang maha suci
5.3 Pengen ganti rupa
5.4 Kata guru saya
5.5 Rupa tentu bisa ganti
5.6 jaga kalau sudah sampai
5.7 848 satria den nur wenda
5.8 itu yang bisa mengganti
5.9 Dan sama dia kamu harus berguru
6.1 Gitu kata guru
6.2 nurwenda berbicara manis
6.3 siapa nama paman
6.4 mengawal kuda kasewi
6.5 ari nama saya
6.6 Yang suka memanggil saya
6.7 849 kuda kasewi nama
6.8 Ari wijaya yang pasti
6.9 iya itu teh wastanya ayah
848 Danur 849 Pun
7.1 kata danur wenda
7.2 Syukur kalau dari maja pahit
7.3 Kalau paman belum tahu
7.4 danur wenda nya saya
7.5 pati di maja pahit
7.6 Putra sang pendeta jamus
7.7 Patapan pulau pinang
7.8 Dengan cepat kuda kasewi
7.9 Terus merangkul ka danur wenda
8.1 duh gusti saya tiada
8.2 dicari cari siang malam
8.3 sekaranggusti bertemu
8.4 saya mau ikut
8.5 Kemana pun gusti
8.6 tenwende saya nurut
8.7 850 an tunduk ka danur wenda
8.8 Ke dua kuda kasewi
8.9 wira deugsa saya ngucapkan sekarang
9.1 sesudah nyupuan balad
9.2 wira deugsa suka hati
9.3 terus terusan tidur
9.4 Tidur di mega kuning
9.5 Tidur sangat enak
9.6 Keringatnya munggah mengucur
9.7 Udah gitu putri datang
850 Tundudan
9.8 rorouju yang cantik
9.9 terus suka melihat yang sedang tertidur
XLVII. PUPUH ASMARANDANA
1.1 Nyai tidak malu
1.2 Yang tertidur pulas
1.3 Wiradeugsa anggur keryek
1.4 Nyi putri sangat kecal
1.5 Terus terusan dipukuli
1.6 Wiradegsa tidur dengan santai
1.7 851 cepat Nyi dewi roro
2.1 mengambil lodong tempat air
2.2 yang tidur terus di cucurkan
2.3 Wiradeugsa santai terus
2.4 makin enak tidurnya
2.5 Dwi 852 Roro Wuju heran
2.6 cepatnya Nyi Roro Wuju
2.7 Menyalakan/211/ api yang sangt besar
3.1 Terus ditaburi bambu
3.2 Wira deugsateh kaget
3.3 Roro Wuju imut
3.4 menghampiri ke wiradeugsa
851 Nyai 852 Dewi
3.5 853 wiradeugsa kaget
3.6 melihat dewi Roro Wuju
3.7 Aduh tejasu laksana
4.1 Tejane datang yang sangat cantik
4.2 Laksana baru bertemu
4.3 dimana elis yang anggun
4.4 Jin atau siluman
4.5 akang kasih tau
4.6 Nyi Roro Wuju kembali
4.7 saya dari sawaregan
5.1 saya ini widadari
5.2 mau berbicara ke akang
5.3 saya téh mau bertanya
5.4 lagi apah akang
5.5 bisa tidur dimega
5.6 saya yang mau weru
5.7 Sang wiradeugsa menjawab
6.1 akang mau menjaga sore
6.2 takut kalah mateng akang
6.3 anak akang bujang ganom
6.4 sekarang lagi maju perang
6.5 di perbatesan negara
6.6 dewi Roro Wuju imut
6.7 kaget sang wira deugsa
853 Sang
7.1 melihat imut Nyi putri
7.2 cerita tekaur lama
7.3 matanya melotot terus
7.4 Nyi putri berbicara lagi
7.5 jangan terlalu melirik kang 854
7.6 sekarang saya mau kembali
7.7 sang wira deugsa menjawab
8.1 iya jangan terlalu tegesa gesa
8.2 disini saja sama akang
8.3 nanti Nyai dibayar
8.4 apapun yang Nyai mau
8.5 bakalan dikasih ku akang
8.6 Nyi putri cepat kembali
8.7 saya mau ditikah
9.1 wira deugsa suka ketawa
9.2 mendengar ucapan Nyi roro
9.3 wira degsa terus ngmong
9.4 bagus elis gitu mah
9.5 sma akang pasti di tikah
9.6 Nyi putri mau merangkul
9.7 Nyi rorouju tepat waktu
10.1 terus nunduk wira degsa
10.2 Nyi roro wuju kaget
10.3 wiradegsa langsung melotot
10.4 sambil terus berbicara
10.5 kenapa elis kaget
10.6 Nyi rorouju kembali
10.7 kaya akang mau mengambil
11.1 akang jangan terburu buru
11.2 jaga nanti juga bukan sama siapa siapa
11.3 pastina sama akang
11.4 sang wiradegsa suka
11.5 Nyi putri 855 bertanya kembali
11.6 apa akang yang dipunya 11.7kasih tahu saya
12.1 sang wiradegsa ngalahir
12.2 ini cupu jimat akang
12.3 Nyi roro lalu bertanya lagi
12.4 cupu teh apa gunanya
12.5 yang bisa dipake jimat
12.6 sang wiradegsa menjawab
12.7 gunanya nyupuan balad
13.1 semua balad majapait
13.2 serdadu berkumpul jimatnya
13.3 sudah ada disini semua
13.4 itu gak ada yang di tinggal
13.5 856 dewi roro berbicara
13.6 tunda kang perkara nyupu
13.7 sama saya mau di pinta
14.1 sang deugsa menjawab lagi
14.2 elis ini mah jangan
14.3 Nyi putri tidak mau berbicara
14.4 kanjeng Nyi putri berbicara
14.5 kalau tidak dikasih itu
14.6 saya mau mundur
14.7 saya tidak mau ditikah
15.1 wiradeugsa ngomong manis
15.2 hey boleh ini ambil
15.3 Nyai jangan kesal
15.4 Nyi putri cepat mengambil
15.5 cupu jimat radeugsa
15.6 sudah gitu Nyi putri memanggil
15.7 kang saya mau membelai
16.1 wira deugsa langsung ketawa
16.2 langsung putri mau membelai
16.3 sang wira deugsa ngomong
16.4 silahkan Nyi akang belai
16.5 kutu sangat banyak
16.6 kang wira deugsa nunduk
16.7 Nyi putri langsung membelai
XLVIII. PUPUH PUNGKUR
1.1 Lama Nyi putri membelai
1.2 Lepas lepis putri sarta ikut
1.3 Wiradeugsa terus tidur
1.4 857 berani segor keryekna
1.5 Terus bangun Nyi putri sambil memanggil
1.6 Begini kata Nyi putri
1.7 Hey sang wiradeugsa
2.1 terima sama kamu
2.2 Wiradeugsa diikat sama 858 putri
2.3 membelit
2.4 sama jin di gulung tali 859
2.5 sama Nyi putri wiradeugsa di tarik
2.6 Terus dilepas dan dilempar
2.7 jatuh ke gunung surandi
3.1 Rorouju suka hati
3.2 Terus pulang Nyi putri bersama angin
3.3 Ke negri Nyi putri sampai
3.4 Jimat nyupunya diambil
3.5 Bareng nya Nyi putri ke alun alun
3.6 Jimat nyupu dibuka
3.7 keluar semua perajurit
4.1 didalam cupu keluar
4.2 Di alun alun sama serdadu tidak bisa bergerak
4.3 bersorak kocap bergerumuh
4.4 Kaget sang ratu muda
4.5 mendengar ada yang sbersorang bergerumuh
4.6 cepat pengen keluar
4.7 Sang ratu anom melihat
5.1 melihat yang cantik sungkem
5.2 terus melambai Nyi putri
5.3 lengannya elis yang cantik
5.4 Nyi putri cepat berangkat
5.5 Prabu anom menjemput putri yang cantik
5.6 dikawal 860 putri berangkatnya
5.7 gancangnya sudah mampir
6.1 terus kumpul 861 para tentara
6.2 sudah berrumpul semua ke gusti
6.3 berberes kursi sama bangku
6.4 prabu anom rojaya
6.5 sama nurwenda sampai 862 menghadap
6.6 armaya sama selamaya
6.7 disambut kuda kasewi
7.1 istri istri semua ada
7.2 sang perabu anom cepat berbicara
7.3 hay semua orang orang
7.4 mau seseranan prabu 863
7.5 egarana akang sangat
7.6 negara gabang tinatar
7.7 negri asal Nyi putri
8.1 milik akang danur wenda
8.2 besok kang danur wenda pindah
8.3 sebelum pindah harus
8.4 kan harus nikah dahulu
8.5 putri kusuma anak bungsu
8.6 kanjeng raden danur wenda
8.7 nikah Nyikusumah wati
9.1 tidak diadakan ramai
9.2 bukan susah saya bikin dang ding
9.3 semua juga pasti gitu
9.4 caranya yang dulu 9,5 berbicara lagi Nyi mas dewi Roro Wuju
9.6 menghadap ke ratu muda
9.7 begini kata Nyiputri
10.1 nun gusti saya gamparan
10.2 ingat wireh saya melewati jurit
10.3 silahkan ini saya
10.4 bende barreng gondewah
10.5 yang kang patih armaya ini saya
10.6 patih armaya menerima
10.7 bende panah dari Nyi putri
11.1 raden armaya suka
11.2 wireh jimat dua sudah datang kembali
11.3 sang ratu anom berbicara
11.4 semua antera
11.5 kita peto dimalam meskipun bergerumuh
11.6 sekarang pada pulang
11.7 terus bubar