Terjemahan Teks

D. Terjemahan Teks

I. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Sang ratu memanggil dukun beranak

1.2 Tidak lama dukun beranak pun datang

1.3 langsung menghadap ke sang ratu

1.4 Sang ratu pun cepat berbicara

1.5 Oh ibu siang ini

1.6 putri ini akan melahirkan

1.7 Ibu sambil menjelaskan

2.1 Dukun beranak pun menjelaskan

2.2 Matanyaseperti berair

2.3 Nyai putri pun kemudian menampar

2.4 Dukun beranak yang berada di sampingnya

2.5 Sambil memegang perutnya

2.6 Sang ratu pun tak jauh

2.7 Berada di atas kepalanya

3.1 Ketika bayi itu lahir

3.2 Dukun beranak pun terkejut

3.3 Sang ratu hanya terdiam saja

3.4 Semua melihat anaknya

3.5 Dan saling terheran-heran

3.6 Ada bayi seperti seekor belut

3.7 Seumur hidup baru melihatnya

4.1 Kemudian sang ratu menggendong bayi

4.2 Paraji tidak menyentuhnya

4.3 Paraji lagi-lagi berbicara

4.4 Tuhan aku baru

4.5 Melihat yang bentuknya seperti ini

4.6 Hewan apa kau ini

4.7 Rupanya nampak seperti kadal

5.1 Bayi yang pertama di taruh

5.2 Permaisuri pun bicara

5.3 Hei ibu yang terucap

5.4 Ini dalam perut saya

5.5 Ada lagi yang saya rasakan

5.6 Paraji pun segera memijitnya

5.7 Sambil menekan perutnya

6.1 Tidak lama kemudian

6.2 Gubrak lahir kembali anaknya yang perempuan

6.3 Cahaya jelas bersinar

6.4 Selanjutnya langsung di mandikan

6.5 Seperti adat biasanya

6.6 Memotong kelapa untuk membalut

6.7 Agar bersih kembali seperti biasanya

7.1 kemudian bayi itu di timang

7.2 dan diberi nama

7.3 lalu di pangku oleh raja

7.4 Dewi Rara Wujutama tersebut

7.5 yang sangat cantik luar biasa

7.6 kemudian dukun beranak tersebut pamit pulang

7.7 yang telah meminta izin kepada sang raja

8.1 sang anak cepat tumbuh sekali

8.2 ketika usianya baru sepuluh tahun

8.3 semakin cantik putri tersebut

8.4 Bayawak pun juga tumbuh besar

8.5 sang putri semakin cerdas

8.6 dengan saudaranya pun

8.7 tidak pernah ada kejelekan

9.1 suatu hari sang putri

9.2 menghadap sang raja

9.3 sang putri menyembah dan hormat

9.4 dan raja langsung berbicara

9.5 kemana putra bapa

9.6 sang putri menyembah kembali

9.7 ketika di tanya oleh sang raja

10.1 Saya tuan raja

10.2 Mungkin saya menghadap

10.3 Kehadapan sang raja ini

10.4 Saya pamit untuk melakukan perjalanan

10.5 Minta izin dari sang raja

10.6 Saya ingin mencari ilmu

10.7 Ingin berguru kepada syekh pandita

11.1 Pandita dul kamar sidik

11.2 Di patapan tenjolaya

11.3 Sang raja langsung bicara

11.4 Putri keinginan bapa sebenarnya

11.5 Kamu jangan bepergian

11.6 Karena patapan itu

11.7 Sangat bahaya sekali

12.1 Engga ada manusia yang berani

12.2 Siluman jin pun pada kabur

12.3 Keras kepala sang putri

12.4 Sudah tahu dari bangsa manusia

12.5 Engga ada yang nemenin lagi

12.6 Burung saja yang bisa terbang

12.7 Terbangnya hanya disitu saja

13.1 Dan jatuh lalu mati

13.2 Begitulah kata sang raja

13.3 Sang putri nyembah hormat sambil menjawab

13.4 Bapa pokoknya saya tetap memaksa

13.5 Tidak bisa diganggu gugat

13.6 Sang raja kemudian bicara

13.7 Kalau begitu yasudahlah bapa Cuma bisa mendoakan

14.1 Segera sang putri pamit

14.2 Dari hadapan sang raja

14.3 Sang raja hanya tediam

14.4 Tidak bisa berkata kata

14.5 Putri sudah berangkat

14.6 Jauh dari negeri tersebut

14.7 Berjalan melewati hutan

15.1 Selama dijalan dia menangis

15.2 Merasa kasihan meninggalkan kakaknya

15.3 Berangkatnya sang putri tidak tenang

15.4 Mari kita percepat ceritanya

15.5 Sang putri cepat berangkatnya

15.6 Tenjolaya yang dia tuju

15.7 Diceritakan dia sudah datang

16.1 Sang putri salam hormat

16.2 Dihadapan syekh pandita

16.3 Pandita dul kamar namanya

16.4 Segera dia bertanya

16.5 Ketika sang putri baru tiba

16.6 Apa maksud putri datang kesini

16.7 Datang kehadapan bapa

17.1 Nyembah hormat sang putri

17.2 Tidak usah di tanya

17.3 Bapa yang lebih tahu apa maksud saya

17.4 Pandita lalu bicara

17.5 Memang bapa tahu apa maksud kamu

17.6 Kamu mau mencari ilmu

17.7 Makanya putri berguru ke bapa

18.1 Bapa sangat bersyukur sekali

18.2 Dengan ucapan putri tersebut

18.3 Karena putri sudah ditnggu sejak dulu

18.4 Kita percepat ceritanya

18.5 Selama putri di patapan

18.6 Putri banyak belajar ilmu

18.7 Ilmu tentang kejayaan

19.1 Kita tinggalkan cerita sang putri

19.2 Yang berda di tenjolaya

19.3 Berlanjut ke cerita Bayawak

19.4 Selama putri tidak ada

19.5 Sang raja tidak pernah memperhatikan

19.6 Urusan makan dan minum Bayawak

19.7 Makannya pun tidak peduli

20.1 Bayawak sering sekali menangis

20.2 Sambil dia berkata

20.3 Kenapa bapa seperti itu kepadaku

20.4 Suka sekali menganiayaku

20.5 Padahal aku ini kan anakmu

20.6 Tidak seperti rarawuju

20.7 Yang bapa sayangi

21.1 Kata Bayawak dengan sedihnya

21.2 Kurang tidur kurang makan

21.3 Oleh raja di biarkan saja

21.4 Dengan kerasnya jaka Bayawak

21.5 Menangis sambil membayangkan

21.6 Aduh putri rarawuju

21.7 Sekarang kakak tidak berdaya

22.1 Dalam satu waktu

22.2 Sang Bayawak kemudian pergi

22.3 Berangkatnya pada malam hari

22.4 Kehutan sambil kusruk kusrukan

22.5 Berjalan tanpa arah

22.6 Tanpa ada tujuan

22.7 Namun dengan tetap tawakal

II. PUPUH KINANTI

1.1 Naik gunung turun gunung

1.2 Melewati lembah lewati pasir

1.3 Gunungnya sudah terlewati

1.4 Melewat ke tegal eurih

1.5 Tidak lama Bayawak berjalan

1.6 Di sana dia menemukan mata air

2.1 Air nya dalam serta jernih

2.2 Bayawak di sini berdiam diri

2.3 Berdiam di tepi sungai

2.4 Bayawak sambil menangis

2.5 Ingatkepada saudarinya

2.6 Ke putri rara wuju yang cantik

3.1 Wahai elis rarawuju

3.2 Akang sekarang meninggal

3.3 Putri yang sabar dan tawakal

3.4 Harus bisa bawa diri

3.5 Dengan kaka putri akan berpisah

3.6 Tidak bisa bertemu lagi

4.1 Bayawak segera turun

4.2 Menceburkan diri ke dalam air

4.3 Membalikkan diri sang Bayawak

4.4 Melayang terbawa ke hilir

4.5 Simpan dulu cerita sang Bayawak

4.6 Yang berada dalam air

5.1 Sang dewi rara wuju terdiam

5.2 Di tempat sambil prihatin

5.3 Sang putri mendapatkan informasi

5.4 Yaitu kaka nya yang sudah hilang

5.5 Di beri tahu olehsang raja

5.6 Sudah pergi dari negri ini

6.1 Sang putri menangis sangat sedih

6.2 Kemudian pergi ke rumah bapa

6.3 Sambil menangis hebat

6.4 Sang bapa segera menghampiri

6.5 Wahai cantik anak bapa

6.6 Kenapa kamu cantik menangis

7.1 Segera sang putri rara wuju mengahadap

7.2 Menghadap ke sang bapa

7.3 Sang bapa pun berpamitan

7.4 Dan saya pun meminta izin

7.5 Saya pamit mau pulang

7.6 Nau menyusul saudaraku

8.1 Sang bapa segera bicara

8.2 Cantik jangan terburu buru

8.3 Bapa mau memberikan warisan duu

8.4 Bapa punya satu cupu

8.5 Cupu jimat yang dulu

8.6 Bapa memberikan ini kepadamu

9.1 Di dalam cupu ini

9.2 Ada bunga tiga belas buah

9.3 Namanya bunga cempaka

9.4 Cempaka putih yang satu

9.5 Biji mulai dari yang ke dua

9.6 Dan cempaka dadu kuning

10.1 Campaka putih yang di catur

10.2 Jika di gunakan olehmu

10.3 Sifat dari bunga campaka ini

10.4 Akan banyak orang yang baik

10.5 Sudah pasti bangsa manusia

10.6 Sekalipun setan dan jin

11.1 Kepada mu pasti akan tunduk

11.2 Akan luluh hatinya

11.3 Dan cempaka ini jangan di gunakan

11.4 Seumpamanya ada yang meninggal

11.5 Olehmu segera hampiri dan peluk

11.6 Niscaya yang mati pun akan hidup kembali

12.1 Yang ketiga cempaka dadu

12.2 Usapkan ke kakimu

12.3 Tentu nanti kamu bisa terbang

12.4 Tidak perlu memakai sayap

12.5 Ayo cantik terima ini

12.6 Bapa memberikan ini untukmu

13.1 Sang putri menerimanya

13.2 Sambil menyembah kepada sang bapa

13.3 Yang bapa miliki ini aku terima

13.4 Di sertai jimat yang sakti

13.5 .............. menjawab

13.6 Sang putri pun segera pergi

14.1 Nyi putri segera mencari

14.3 .............. kata sang bapa

14.4 Sang putri di doakan

14.6 Nyi putri sudah berangkat

15.1 Kemudian sang putri cepat-cepat

15.2 Mundur dari hadapan sang bapa

15.3 Jimat cepunya di ambil

15.4 Segera sang putri berangkat

15.5 Keluar dari tempat tersebut

15.6 Tos menghadap dari sang bapa

III. PUPUH PUNGKUR

1.1 Buru-buru putri berangkat

1.2 Di jalan menangis sampai terisak-isak

1.3 Sadar pergi dari sang bapa

1.4 Siang sudah terlanjur hilang

1.5 Atau ada yang

1.6 Sang putri tidak tenang berangkatnya

1.7 Celingak celinguk melihat ke sana ke mari

2.1 Menemukan lubang dan masuk kedalamnya

2.2 Sang putri naik gunung turun gunung

2.3 Kakaknya tak kunjung di temukan

2.4 Melewati........ Bandawasa

2.5 Berpetualang sang putri

2.6 Sang putri hendak beristirahat

2.7 Di bawah pohon beringin

3.1 Perjalanan putri kita simpan dulu

3.2 Nanti juga akan di ceritakan lagi

3.3 Begitupun yang di catur

3.4 Di ceritakan seorang bapa

3.5 Di tempat gunung jinggan yang terkenal

3.6 Sang bapa dan kekasihnya

3.7 Punya seorang putra

4.1 Laki-laki putra sang bapa

4.2 Rupanya tinggi kecil

4.3 Susah sekali menyamainya

4.4 Namanya raden selamaya

4.5 Suatu hari raden selamaya di panggil oleh bapaknya

4.6 Berbisik den selamaya

4.7 Kehadapan sang guru

5.1 Sang bapak pun berbicara

5.2 Raden selamaya anakku

5.3 Yang membuat raden di panggil

5.4 Raden tuh harus segera berangkat

5.5 Ke negeri majapahit harus sampai

5.6 Cinta bangat sang ratu maja

5.7 Raden akan mendapatkan manfaat

6.1 Raden jaga selamaya

6.2 Menyembah sambil menunduk ke bawah

6.3 Hamba mengucapkan terima kasih

6.4 Mendapat wejangan dari bapak

6.5 Tidak bukan siang malam yang di tunggu

6.6 Terjawab olehwejangan dari bapak

6.7 Sekarang saya pamit

7.1 Raden selamaya menyembah

7.2 Saya pamit mundur dari hadapan guru

7.3 Sambil dandan

7.5 Dasar tampan cahaya yang bersinar

7.6 Raden cepat berangkatnya

7.7 Menuju ke Majapahit

8.1 Raden selamya berangkat

8.2 Menoleh ke sana kemari sambil memainkan kumis

8.3 Mendengarnya ke sana kemari

8.4 Sudah jauh sekali berangkatnya

8.5 Raden putra melewati pasir mendaki gunung

8.6 Sudah sampai ke hutan

8.7 Sang raden tidak ada rasa lelah

9.1 Tidak lama lagi dia tiba

9.2 Berpapasan dengan buta yang besar yang kotor

9.3 Badan yang tinggi besar

9.4 Giginya besar sekali

9.5 Mata merah dan hidung yang keluar asap

9.6 Dari ketiaknya keluar kelelawar

9.7 Telinganya pun sebesar kipas

10.1 Tingkah laku itu buta

10.2 Dari yang kotor menghadang mantri

10.3 Selamaya pun berkata

10.4 Mengapa buta menjelaskan

10.5 Apa maksud kamu menghadang aku

10.6 Kamu Cuma mengganggu aku

10.7 Tidak ada sopan santunnya sama sekali

11.1 Buta itu tertawa terbahak-bahak

11.2 Membalas kepada buta sambil tertawa

11.3 Sambil menggangguk-angguk

11.4 Terus menghadang di jalan

11.5 Buta itu berkata kepada selamaya

11.6 Lalu raden selamaya berbicara

11.7 Hei kenapa kamu setan

12.1 Sang buta pun semakin berontak

12.2 Sang buta menggoda raden mantri

12.3 Raden mantri kemudian menunduk

12.4 Sambil berbicara dalam hati

12.5 Selamaya pun di tantang untuk bertarung

12.6 Namun ia tetap berani

12.7 Melawan sang buta yang satu ini

13.1 Jangan bercanda jangan menghadang

13.2 Begitulah jawaban raden mantri

13.3 Sang buta semakin bernafsu

13.4 Selamaya pun jadi malas

13.5 Susah sekali melawan yang seperti itu

13.6 Tetapi mau bagaimana lagi

13.7 Seperti bukan lelaki saja

14.1 Terdengar jelas suara macan

14.2 Kemudian menghampiri raden mantri

14.3 Sambil berbicara melayu

14.4 Jadi buta seperti ini

14.5 Orang baik dari kampung mana kamu

14.6 Siapa namamu

14.7 Jangan diam cepat berbicara

15.1 Raden selamaya menjawab

15.2 Hai buta kenapa menanyakan namaku

15.3 Namaku sudah pasti

15.4 Disebut selamaya

15.5 Tempat tinggal ku di atas gunung

15.6 Yang dinamakan gunung jinggan

15.7 Hai buta cepat meNyingkir

16.1 Raden putra kembali bertanya

16.2 Kalau kamu buta siapa namanya

16.3 Cepat menjawab kepadaku

16.4 Sang buta kemudian menjawab

16.5 Namaku Kalapaksa yang terkenal

16.6 Rumahku di dalam gua

16.7 Tukang rampok dan pencuri

17.1 Sekarang pun diri mu

17.2 Sudah pasti kamu akan aku sembelih

17.3 Raden pun merasa menyesal

17.4 Kemudian raden bebicara

17.5 Seperti mudah orang lain

17.6 Raden tidaka ada rasa takut

17.7 Saya berani dan tidaka akan mundur

IV. PUPUH DURMA

1.1 Kemudian raden selamaya berhias

1.2 Raden dengan sigap

1.3 Melilitkan kainnya

1.4 Sambil berkata

1.5 Cepat rontok aku ini

1.6 Sangkala paksa

1.7 Menangis bau iler

2.1 Kemudian meghancurkan sangkala paksa

2.2 Raden menghindari pukulan

2.3 Maya cepat sigap

2.4 Di serang pun tidak kena

2.5 Buta di lawan lalu jatuh

2.6 Kemudian di tendang

2.7 Buta pun bangun lalu di tampar

3.1 Sang buta meronta-meronta tidak bisa bangun

3.2 Raden sambil menampar

3.3 Sangkala pun bangun

3.4 Ingat dengan ajian

3.5 Ajian bedas semu kuning

3.6 Kemudian di sarankan

3.7 Raden tetap memaksa menampar

4.1 Raden putra menamparnya tidak dirasakan

4.2 Si buta tetap tertawa

4.3 Si buta pun berkata

4.4 Sudah habis riwayatmu

4.5 Raden putra mencabut kerisnya

4.6 Sambil sesumbar

4.7 Halangi kerismu

5.1 Si buta menyodorkan perutnya yang buncit

5.2 Peluk erat perutku

5.3 Dari depan ataupun belakang

5.4 Cepat kamu pilih

5.5 Yang lembut kulitku

5.6 Mudah-mudahan ada

5.7 Cepat menangkap den mantri

6.1 Ditangkap kalapaksa malah tertawa

6.2 Sambil senyam senyum sendiri

6.3 Keris kamu tumpul

6.4 Kamu lagi mencari

6.5 Keris yang tajam dan mematikan

6.6 Mungkin saja mempan

6.7 Ke dalam perutku

7.1 Sesudah itu kehendak yang maha kuasa

7.2 Raden kemudian berjanji

7.3 Oleh si buta di tangkap

7.4 Kemudian di lemparkan

7.5 Oleh buta di banting banting

7.6 Dan kepalanya pecah

7.7 Raden lastari pun mati

8.1 Kemudian dibawa kedalam gua

8.2 Si buta suka sekali tertawa

8.3 Terserah sang buta

8.4 Di pendam terlebih dahulu

8.5 Agar tidak amis

8.6 Biar dapat aromanya

8.7 Buta kembali keluar

9.1 Menghadang lagi orang yang melintas di jalan

9.2 Di batu buta berdiam diri

9.3 Tidak lama kemudian datang

9.4 Sang putri melintas

9.5 Nyi putri memakai cempaka

9.6 Campaka putih

9.7 Wanginya bunga campaka

10.1 Kalapaksa terkejut melihat sang putri datang

10.2 Mendadak si buta menjadi baik

10.3 Lalu menghadang di jalan

10.4 Sang putri pun di hadang

10.5 Sang putri tidak ada rasa takut

10.6 Kepada si buta ia bertanya

10.7 Buta cepat kamu meNyingkir

11.1 Buat apa kamu menghadangku

11.2 Minggir kamu meNyingkir

11.3 Aku mau lewat

11.4 Buta kemudian tertawa

11.5 Sambil bicara senyum senyum

11.6 Cantik nanti dulu

11.7 Bapak mau nanya sama kamu cantik

12.1 Cantik kamu mau kemana ko kamu sendirian

12.2 Kenapa kamu berani

12.3 Dan nama kamu siapa

12.4 Sama bapa beri tahu

12.5 Sang putri menjawab

12.6 Nama aku adalah

12.7 Nyi Dewi uju

13.1 Buta pun malah semakin tertawa

13.2 Terbahak bahak bau air liur

13.3 Duh anak siapa

13.4 kamu jangan terlalu acuh

13.5 Apa yang kamu mau cantik

13.6 Di bapa banyak

13.7 Yang manis manis

V. PUPUH DANGDANGGULA

1.1 Lalu Nyi Roro Dewi menjawab

1.2 Saya Buta tidak punya keinginan

1.3 Kamu Buta cepat pulang

1.4 Kalapaksa mengangguk-angguk

1.5 Membuat takut kepada Nyi Putri

1.6 Giginya menggerutu

1.7 Dengan cepatnya Nyi Ayu

1.8 Oleh Buta lalu di tangkap

1.9 Lalu di bawa ke dalam gua Nyi Putri

1.10 Pintunya lalu di kunci

2.1 Ketika Nyi Putri masuk gua

2.2 Nyi Putri ingat kepada ajianya

2.3 Ajian sirep model

2.4 Yang di beri oleh gurunya

2.5 Sewaktu Putri berada di desa

2.6 Ajian sirepnya masih ampuh

2.7 Namanya adalah Jentul

2.8 Lalu oleh Putri di baca

2.9 Dengan di iringi Dangdang Genis

2.10 Nyi Putri mengatakan

3.1 Lihat ini gelap sekali

3.2 Ternyata ini di dalam gua

3.3 Saya Berjalan tergesa-gesa

3.4 Dewa Agung tolong saya

3.5 Jangan terlalu gelap

3.6 Semoga di beri terang

3.7 Terdengar oleh Buta

3.8 Tiba-tiba gua menjadi terang

3.9 Buta sangat kaget

3.10 Lalu Buta beristirahat

4.1 Buta tertidur dengan sangat lelap

4.2 Di saat tidur buta mendengkur

4.3 Nyi Putri lalu pergi

4.4 Di dalam gua buta menunggu

4.5 Tak lama Nyi Putri

4.6 Menemukan sesuatu yang hilang

4.7 Cahaya yang memancar

4.8 Lalu Nyi Putri mendekatinya

4.9 Cahaya tidak berubah dan tidak bergerak

4.10 Sang Dewi Uju terkaget

5.1 Kemudian yang menghilang dengan Putri

5.2 Oleh campaka mulia yang di unggulkan

5.3 Yang hilang itu kebingungan

5.4 Seperti baru bangun dari tidurnya

5.5 Tergesa-gesa sambil tertawa

5.6 Dalam impiannya

5.7 Menemukan Putri

5.8 Selamaya berkata

5.9 Aduh Nyai silahkan masuk

5.10 Nyai berasal darimana

6.1 Putri lewat dari Engkang

6.2 Lalu bertanya kepada Engkang

6.3 Engkang sedang mengerjakan apa

6.4 Saya kira Engkang sudah meninggal

6.5 Raden Putra menjawab ke Putri

6.6 Kalau kata yayasan

6.7 Arda leupa enung

6.8 Engkang yang bertanya lalu ditanya

6.9 Begini asalnya Purwana Engkang ini sudah mati

6.10 Di jalan bertemu dengan Buta

7.1 Buta bernama Kalapaksa yang sakti

7.2 Di jalan Engkang itu di cegat

7.3 Lalu disana Engkang perang

7.4 Oleh akang Buta itu di tumbuk

7.5 Kalpaksa malah tertawa /24/

7.6 Dan sambil diam

7.7 Lalu ke Engkang menubruk

7.8 Engkang ditangkap lalu tertangkap

7.9 Lalu Akang di banting-banting

7.10 Kena Batu yang sangat besar

8.1 Nyai Putri Rara Ucu tertawa

8.2 Sambil bicara duh itu alat

8.3 Keris itu gunanya untuk apa

8.4 Kalau di pesatkan ke musuh

8.5 Raden Putra melawan lagi

8.6 Keris itu tidak akan mampuh

8.7 Kalapaksa kebal

8.8 Akang sudah habis cara

8.9 Putri bilang duh ini kasian sekali

8.10 Sampai keluar air mata

VI. PUPUH MASKUMAMBANG

1.1 Nyi Putri membawa benda kepercayaan

1.2 Sambil berkata

1.3 Kang saya sedang melihat-lihat keris

1.4 Mau tau bentuknya

2.1 Lalu Den Putra memberikan keris

2.2 Putri langsung mengambilnya

2.3 Keris itu di terima putri

2.4 Lalu di di elusan

3.1 Keris itu di gosok sampai tiga kali

3.2 Nyi Putri berkata

3.3 Silahkan Kang ini keris

3.4 Cepat berikan kepada Buta

4.1 Mumpung Buta sedang /25/ tertidur

4.2 Ini keris semoga ampuh

4.3 Den putra cepet-cepet pergi

4.4 Dan kerisnya dibawa

5.1 Kalapaksa tidur dengan nyenyak

5.2 Mendengkurnya dengan sangat keras

5.3 Tidak lama kemudian Den Putra datang

5.4 Raden Selamaya kaget

6.1 lalu Buta di bangunkan

6.2 Den Putra memperhatikan

6.3 Kalapaksa lalu bangun

6.4 Di bunuh ku Raden Putra

7.1 Ketika di tusuk lalu berteriak

7.2 Ususnya langsung keluar

7.3 Sekarat lalu mati

7.4 Bahagia sekali Selamaya

8.1 Lalu Raja datang kepada Nyai Putri

8.2 Dan datanglah

8.3 Nyi Putri cepat memeriksa

8.4 Kang bagaimana dengan Buta

9.1 Masih hidup apa sudah mati

9.2 Den Putra menjawab

9.3 Buta sudah mati

9.4 Perutnya juga sudah sobek

10.1 Nyai Putri Roro Uju langsung tertawa

10.2 Sambil berkata

10.3 Ini kata Nyai / 26 / Putri

10.4 Bermaksud bertanya kepada Engkang

11.1 Engkang itu siapanya Tuan kekasih

11.2 Dari mana negaranya

11.3 Saya baru melihat

11.4 Den Putra lalu menjawab

12.1 Nama Akang Raden Selamaya Nyai

12.2 Rumah Tapa Hipan

12.3 Gunung Jinggan atas pasir

12.4 Akang nanya balik

13.1 Nyai Oneng siapanya Tuan kekasih

13.2 Lalu darimana

13.3 Siapa Ibu Bapak Nyai

13.4 Nyi Putri lalu menjawab

14.1 Nama saya Dewi Uju Putra Gusti

14.2 Ratu Dimadenda

14.3 Maksud saya

14.4 Mencari akang Biyawak

15.1 Raden Selamaya memanggil

15.2 Duh Oneng yang tinggi kurus

15.3 Akang ini mau ikut

15.4 Kemanapun juga tujuannya

16.1 Sekarang Elis berangkat

16.2 Menyusul dengan kakanya

16.3 Semoga selamat

16.4 Lalu Nyi Putri menjawab

17.1 Mari Elis sekarang kita berangkat

17.2 Den Putra buru-buru

17.3 Sudah berangkat/27/ dengan Nyai Putri

17.4 Keluar dari dalam Gua

18.1 Dijalannya Raden Putra bersama dengan Putri

18.2 Sambil bercanda

18.3 Naik gunung lewat lembah

18.4 Yang dimakan dedaunan

19.1 Kita tunda ceritanya Nyai Putri

19.2 Dengan Raden Putra

19.3 Yang telah ganti lagi

19.4 Kinanti ganti Kumambang

VII. PUPUH KINANTI

1.1 Ganti lagi yang di sebut

1.2 Tinatur seumpama distrik

1.3 Daerahnya yang besar dan bagus

1.4 Di bawah Negeri Majapahit

1.5 Dilember Gebang Tinatur

1.6 Ada seorang Janda Miskin

2.1 Nyi Janda Miskin disebut

2.2 Melakukan pekerjaan menjaring

2.3 Tidak mempuNyai pekerjaan lain

2.4 Pagi sore kerjanya menjaring

2.5 Dalam sutu ketika

2.6 Ketika Nyi Miskin menjaring

3.1 Pergi menjaring pada waktu pagi

3.2 Tak ada ikan yang di dapat

3.3 Sudah seharian penuh

3.4 Sampai ke akhir ashar

3.5 Nyi Miskin merasa kesal

3.6 Nyi Miskin lalu menangis

4.1 Sambil pulang memainkan air

4.2 Memainkan air yang di pinggir

4.3 Lalu yang tertangkap adalah Bayawak

4.4 Masuk kedalam lambit

4.5 Nyi Miskin terkagetkan

4.6 Melihat yang bergerak

5.1 Nyi Miskin terkejut

5.2 Dia sampai ketakutan

5.3 Lalu menjerit

5.4 Sampai nangis cemberut

5.5 Nyi Miskin berkata

5.6 Setan pergi kamu

6.1 Kalau seperti itu nanti lambit saya hilang

6.2 Kembalikan lambit saya

6.3 Jangan kamu bawa

6.4 Saya tidak mempuNyai lagi

6.5 Sang Bayawak lalu menjawab

6.6 Bibi tidak usah menangis

7.1 Bibi jangan jauh-jauh

7.2 Dekatlah dengan saya

7.3 Lambit ini silahkan ambil

7.4 Saya tidak niat mencuri

7.5 Nyi Miskin berhenti menangis

7.6 Mendengar dari yang memberi tahu

8.1 Nyi Miskin terburu-buru

8.2 Mendekati lambit

8.3 Merasa sangat ketakutan

8.4 Melirik akan pulang

8.5 Bayawak lalu bercerita

8.6 Bibi jangan terkejut

9.1 Saya ini punya maksud

9.2 Barangkali Bibi tahu

9.3 Bibi siapa namanya

9.4 Tinggal dimana

9.5 Nyi Miskin lalu menjawab

9.6 Dari Gebang Tinatar Bibi berasal

10.1 Nama Bibi sudah terkenal

10.2 MempuNyai anak satu

10.3 Anak Bibi sudah tidak ada

10.4 Sayangnya dia sudah meninggal

10.5 Bibi sangat kasihan

10.6 Janda yang tidak mempunya suami

11.1 Bibi sangat Miskin

11.2 Pekerjaan Bibi menjaring

11.3 Tidak ada lagi pekerjaan lain

11.4 Pagi sore Bibi menjangkar

11.5 Hasilnya lalu di jual

11.6 Di pakai untuk membeli pepes

12.1 Sang Bayawak lalu memanggil

12.2 Bibi saya minta ijin

12.3 Barangkali Bibi tahu

12.4 Saya ingin ikut tinggal

12.5 Mukasiyan menjawab

12.6 Sambil merangkul dan nangis

13.1 Bayawak lalu di gendong

13.2 Di angkat dan di gendong

13.3 Lalu bergegas pulang

13.4 Setelah sampai ke rumahnya

13.5 Banyak yang bertanya kepada Mukasiyan

13.6 Dapat ikan apa Bibi

14.1 Di Gebang Tinatar ramai

14.2 Perempuan dengan laki-laki

14.3 Berdatangan ke rumah Nyi Randa

14.4 Semuanya ingin melihat

14.5 Tua dan muda berdatangan

14.6 Bau yang menggendong

15.1 Randa Miskin menjadi untung

15.2 Mendapatkan Banyak beras dan uang

15.3 Apalagi dengan makanan

15.4 Kueh-kueh yang manis

15.5 Semenjak memiliki Bayawak

15.6 Tamu banyak datang ke Nyi Miskin

16.1 Lamanya tidak di sebut

16.2 Bayawak di Ibu Miskin

16.3 Lalu Bayawak izin pamit

16.4 Ibu saya minta izin

16.5 Pamit saya mau jalan

16.6 Niat saya mau kuli

17.1 Nangkoda kaya akan pergi

17.2 Berlayar ke pulau paris

17.3 Saya ikut berlayar

17.4 Berharap bisa kuli

17.6 Randa Miskin menjawab

17.6 Bersedih dirinya Nyi Miskin

VIII. PUPUH PUCUNG

1.1 Randa Miskin menjawab sambil cemberut

1.2 Aduh anak Ibu

1.3 Kata Ibu tidak boleh

1.4 Ujang tidak usah bersusahpayah

2.1 Disini juga Ibu tidak kekurangan /31/

2.2 Makanan masih banyak

3.3 Baju baru dan selendang

3.4 Segini juga Ibu sangat terima

3.1 Sang Bayawak dari sana lalu pulang

3.2 Kalau tidak ada izin dari Ibu

3.3 Saya akan pulang

3.4 Saya tidak mau tinggal di rumah Ibu

4.1 Mukasiyan memeluk sambil pergi

4.2 Aduh anak Ibu

4.3 Ujang kamu jangan pergi

4.4 Diam saja disini dengan Ibu

5.1 Tidak Ujang kalau bisa ikut kerja syukur

5.2 Ibu mau bilang

5.3 Kepada Tuan Nangkoda

5.4 Semoga nangkoda mau membawa

6.1 Tunggu saja Ujang Ibu akan kesana

6.2 Bergegaslah Nyi Randa

6.3 Dari rumahnya berangkat

6.4 Yang di tuju adalah rumah Tuan Nangkoda

7.1 Mukasiyan di jalan tidak disebut

7.2 Kepada Nangkoda datang

7.3 Nangkoda memeriksa

7.4 Ibu Miskin kamu mau kemana

8.1 Mukasiyan tunduk dan menjawab

8.2 Kepada Tuan Nangkoda

8.3 Saya ada petunjuk /32/

8.4 Barangkali sesuai dengan Tuan Nangkoda

9.1 Sebab saya mempuNyai anak yang ingin ikut

9.2 Ke gamparan layar

9.3 Bermaksud untuk kuli saja

9.4 Anak saya sifatnya seperti hewan Bayawak

10.1 Ki Nangkoda ke Nyai Miskin lalu pergi

10.2 Yang Miskin itu

10.3 Tentang anak kamu

10.4 Bagus sekali mau ikut berlayar

11.1 Lalu beritahu kepada anakmu itu

11.2 Bahwa kami berlayar

11.3 Tepatnya hari besok

11.4 Mukasiyan nyembah untuk pamit pulang

12.1 Mukasiyan lalu cepat pulang

12.2 Mukasiyan tunda

12.3 Di ceritakan Ki Nangkoda

12.4 Dulu juga pernah dandan

13.1 lalu berangkat nangkoda dengan yang lain

13.2 Akan ke kapal

13.3 Di ceritakan datang semua

13.4 Lalu hari itu juga berlayar

14.1 Kaget semua kapal tidak mau melaju

14.2 Angin sangat besar

14.3 Kapal masih tetap diam

14.4 Ki Nangkoda lalu memohon

15.1 semoga ini kapal dapat melaju

15.2 Ki Nangkoda berharap

15.3 Memotong sapi dan domba

15.4 Dan melemparkan uang perak ke lautan

16.1 Kapalnya tetap diam tidak melaju

16.2 Nempel dengan laut

16.3 Seperti getah saja

16.4 Kapal diam tidak bergerak sedikitpun

17.1 Di kapal ada satu orang ahli

17.2 Nangkoda bercerita

17.3 Ki Nujum ini bagaimana

17.4 Ini kapal tidak bergerak sedikitpun

18.1 Lalu nyembah Ki Nujum sambil pergi

18.2 Nun Ini gamparan

18.3 Apabila kapal telah melaju

18.4 Sebab ada kesalahan tingkah laku

IX. PUPUH MAGATRU

1.1 Dulu Tuan Nangkoda sanggup

1.2 Mau membawa anak Nyi Miskin

1.3 Bayawak Mau menjadi berusaha

1.4 Ke gamparan akan ikut

1.5 Awas sampai gamparan lupa

2.1 Ki Nangkoda mengatakan sambil senyum

2.2 Benar sekali Nujum memeriksa

2.3 Bayawak mau ikut

2.4 Kepada kami mau ikut kuli

2.5 Kami janji itu lusa

3.1 Setelah /34/ itu Nangkoda kemudian mengutus

3.2 Manggil anaknya Nyi Miskin

3.3 Utusanya sudah pergi

3.4 Nyimpan utusan yang pergi

3.5 Mukasiyan di ceritakan

4.1 Ketika datang Mukasiyan ke kampungnya

4.2 Kepada Bayawak lalu memberi tahu

4.3 Ujang kerjanya sudah tentu

4.4 Oleh Nangkoda telah keterima

4.5 Ujang kerjanya lusa

5.1 Jang Bayawak setelah itu lalu pergi

5.2 Duh Ibu merasa kasian

5.3 Ibu berjalan tidak ada tujuan

5.4 Jauh-jauh tidak berhasil

5.5 Nangkoda berbohong

6.1 Ibu datang dulu Nangkoda Pergi

6.2 Mukasiyan lalu menangis

6.3 Kenapa nangkoda berbohong

6.4 Katanya mau kerja kuli

6.5 ‘Euh Nangkoda Dasar

7.1 Sebut saja Nangkoda pembohong

7.2 Oleh Bayawak kelihatan

7.3 Bayawak langsung memanggil

7.4 Ini Paman yang dari mendi

7.5 Utusan lalu menjawab

8.1 Ini Ujang saya utusan dari laut /35/

8.2 Dari tuan Nangkoda kaya

8.3 Ujang sekarang di panggil

8.4 Harus diperhatikan sama saya

8.5 Nangkoda di kapal menunggu

9.1 Sang Bayawak kepada utusan lalu pergi

9.2 Kenapa manggil saya

9.3 Perasaan tidak jelas

9.4 Tidak didasari

9.5 Saya kaget tidak bahagia

10.1 Ki utusan sudah itu lalu pergi

10.2 Semoga Ujang dapat ikut

10.3 Sudah itu Bayawak

10.4 Bersama dengan utusan tadi berangkat

10.5 Di jalan tidak di ceritakan

11.1 Di kapal Bayawak itu sudah siap

11.2 Ki Nangkoda tersenyum

11.3 Sudah itu kapalnya maju

11.4 Diiringi dengan angin kencang

11.5 Ke tengah laut berlayar

12.1 Ketika Kapal sampai ke tengah laut

12.2 Bayawak bercerita kembali

12.3 Tuan Nangkoda harus pelan

12.4 Saya mau ke pulau paris

12.5 Sebab saya takut mabuk

13.1 Sekarang saya berterima kasih

13.2 Barangkali ada ijin

13.3 Saya ingin kesana

13.4 Ke /36/ itu pulau yang kecil

13.5 Harus di antarkan

14.1 Sang Nangkoda memanggil dengan senyum

14.2 Aduh Ujang anak saya

14.3 Untuk apa kesana

14.4 Di kapal saja Ujang diam

14.5 Makan sekenyang mungkin

15.1 Sang Bayawak menjawab sambil tunduk

15.2 Semoga Tuan memberi ijin

15.3 Saya antarkan kesana

15.4 Kalau tuan tidak memberikan ijin

15.5 Saya akan kabur

16.1 Ki Nangkoda lalu cepat berbicara

16.2 Ujang Bapak kasih ijin

16.3 Sekarang Ujang ayo

16.4 Ujang cepat naik sekoci

16.5 Kita cepatkan berbicara

17.1 Sang Bayawak sudah menaiki perahu

17.2 Begitupun juga dengan nangkpda

17.3 Lalu semuanya mengantar

17.4 Ke pulau sampai tiba

17.5 Bayawak lalu berbicara

18.1 Maaf juragan saya punya permintaan

18.2 Kalau ingin pulang

18.3 Saya jemput disini

18.4 Menjawab Nangkoda Kaya

18.5 Bapak juga tidak akan lupa

19.1 Sudah bubar yang mengantar naik perahu

19.2 Ke perahu semua tiba

19.3 Lalu nangkoda berlayar

19.4 Berdagang ke pulau paris

19.5 Ganti yang di ceritakan

20.1 Diceritakan patapan di atas gunung

20.2 Di pulau pinang mahresik

20.3 Orangnya pandita jamus

20.4 Pandika yang sangat sakti

20.5 Kasmaran pandita ke sebut

X. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Sang Pandita sedang duduk

1.2 Tahu akan ada tamu

1.3 Lalu menggelarkan tikar

1.4 Tidak lama kemudian datang

1.5 Bayawak berbisik

1.6 Pandita jamus berbicara

1.7 Silahkan yang baru datang

2.1 Bapak nunggu dari kemarin

2.2 Raden mau kemana

2.3 Jaka Bayawak menjawab

2.4 Kalau ada halangan

2.5 Ibu lebih mengetahui

2.6 Pandita berbicara

2.7 Raden Bapak sudah tahu

3.1 Bapak mau bertanya kembali

3.2 Raden mau kemana

3.3 Dan apa yang di tuju

3.4 Bayawak lalu menjawab

3.5 Mungkin Ibu tahu

3.6 Tidak harus minta petunjuk

3.7 Pandita cepat berbicara

4.1 Hal ini di mengerti Raden

4.2 Ibu sudah tahu

4.3 Kepada apa yang di harapkan Raden

4.4 Semestinya Raden itu

4.5 Mencari ilmu kusumah

4.6 Raden akan berguru

4.7 Seperti ilmu kusumah

5.1 Nyembah Raden pada Jaka Pekik

5.2 Betul seperti itu Ibu

5.3 Pandita berbicara pelan

5.4 Syukur Raden kalau seperti itu

5.5 Ama akan menasihati

5.6 Lalu Bayawak mencari guru

5.7 Sudah paham ilmu kusumah

6.1 Lama Raden mencari ilmu

6.2 Sudah tiga tahun lamanya

6.3 Raden di pulau pinang

6.4 Hatinya ingin pulang

6.5 Pandita ketahuan

6.6 Jaka Bayawak di panggil

6.7 Berbisik Jawa Bayawak /39/

7.1 Cong nyembah Mendo lalu duduk

7.2 Segera Pandita mengatakan

7.3 Eh anak Bapak yang nampan

7.4 Bapak mau bercerita

7.5 Ketika Den ingin pulang

7.6 Bapak memberikan dua labu

7.7 Sebuah pusaka jimat

8.1 Ini labu yang pertama

8.2 Manfaatnya untuk Negara

8.3 Negara menjadi besar dan ramai

8.4 Sampai isi-isinya

8.5 Kalau yang ke dua

8.6 Dapat membuat peralatan menjadi bagus

8.7 Berebut emas-emas

9.1 Tetapi Bapak berjanji

9.2 Nama Raden jangan salah

9.3 Nantinya ini labu

9.4 Harus sama Raden sendiri

9.5 Serta harus dikuasai

9.6 Sebelum oleh Raden di gunakan

9.7 Jangan sampai salah di gunakan

10.1 Harus dengan Raden sendiri

10.2 Tentu ada mukjizatnya

10.3 Bayawak nyembah menjawab

10.4 Minta doanya Ama

10.5 Semoga saya tidak lupa

10.6 Kepada nasehat itu

10.7 Pandita langsung bercerita

11.1 Lalu Bapak memberi nasihat

11.2 Sebab Bapak punya anak

11.3 Anak Bapak sedang masantren

11.4 Di pinggir langit sedang bertapa

11.5 Kalau bertemu

11.6 Raden harus damai

11.7 Namanya Raden Danur Randa

12.1 Hanya itu nasehat Bapak

12.2 Harus selalu di ingat

12.3 Titip Raden jangan sampe lupa

12.4 Bayawak nyembah menjawab

12.5 Saya meminta Do’a

12.6 Terhadap yang di panggil

16.7 Segera nangkoda datang

13.1 Pandita jamus hadir

13.2 Ini tamu dari mana

13.3 Nangkoda cepat menjawab

13.4 Saya berasal dari kapal

13.5 Mau mengajak Bayawak

13.6 Sebab saya mau pulang

13.7 Dibelakangnya berjanjia

14.1 Pandita hadir kembali

14.2 Memanggil Jaka Bayawak

14.3 Eh anak Bapak yang tampan

14.4 Ini yang mengajak Ujang

14.5 Ujang cepat bersiap

14.6 Jaka Bayawak pergi

14.7 Nyembah keluar air mata

XI. PUPUH MIJIL

1.1 Terus Bayawak Bercerita

1.2 Ki nangkoda hebat

1.3 Bayawak memanggil dan menyatakan

1.4 Ki Nangkoda membantu orang kaya

1.5 Saya berterima kasih

1.6 Semoga tuan pergi

2.1 Dua labu ini punya saya

2.2 Labu yang saya dapat besar

2.3 Saya ingin anda yang membawanya

2.4 Nangkoda melawan dia tersenyum

2.5 Buat apa labu kuning

2.6 Di bawa juga ribet

3.1 Lebih baik bapak ngasih uang

3.2 Uang perak logam

3.3 Nak jangan mau lagi

3.4 Diganti sama uang

3.5 Bayawak menjawab

3.6 Bapak saya juga ingin uang

4.1 Tapi uang buat apa

4.2 Uang buat apa

4.3 Saya hanya ingin labu saja

4.4 Uang tidak mau sedikit

4.5 Bukan uang yang diberi

4.6 Yang saya ingin labu

5.1 Ki Nangkoda menjawab lagi

5.2 Labu juga tidak apa-apa

5.3 Sekarang mari kita bawa

5.4 Kemudian Ki Nangkoda mengankatnya

5.5 Niat mau dibawa

5.6 Ini dua labu

6.1 Ketika labu datang lalu dibawa

6.2 Nangkoda bingung

6.3 Pikirnya sambil heran

6.4 Bicara di dalam hati

6.5 Labu ini sangat berat

6.6 Baru seumur-umur

7.1 Sesudah itu Nangkoda dibawa pergi

7.2 Memanggil tukang epog

7.3 Japlun kesini dengan cepat

7.4 Japlun dengan cepat sambil pergi

7.5 Sambil tersenyum

7.6 Lalu bertamu kemudian duduk

8.1 Japlun ini dua labu cepat bawa

8.2 Sini ambil

8.3 Kalu di bawa di kasih bonus

8.4 Masing-masing banyaknya dua ringgit

8.5 Japlun tersenyum

8.6 Lalu berdiri

9.1 Labu di angkat lalu tidak kebawa

9.2 Japlun bingung

9.3 Merasa kesal

9.4 Labu sangat berat

9.5 Kayaknya ini hantu

9.6 Sangat berat

10.1 Labu ini di coba untuk dibawa

10.2 Sembari melotot

10.3 Labu tambah berat

10.4 Japlun lalu kencing

10.5 Dut kentut rut buang air besar

10.6 Keringat terus menetes

11.1 Japlun mengharapkan uang

11.2 Kami sangka buang air besar

11.3 Ki Nangkoda terus tersenyum

11.4 Mentertawakan Japlun buang air besar

11.5 Ki Nangkoda terus melihat

11.6 Kawannya sepuluh

12.1 Labu ini milik orang lain harus dibawa

12.2 Sama sepuluh orang

12.3 Sepuluh kawannya terus dandan

12.4 Labu ini harus pakai tali

12.5 Dengan tali tambang putih

12.6 Kemudian diangkat

13.1 Tenang ketika labu ini sudah di bawa

13.2 Kewalahan yang menggotong

13.3 Ki Nangkoda terus terheran

13.4 Setelah itu Nangkoda berpikir

13.5 Kemudian pergi

13.6 Selalu teringat dulu

XII. PUPUH PUNGKUR

1.1 saya menciptakan cerita

1.2 nangkoda itu menunduk manis

1.3 den Bayawak Agus

1.4 bapak tidak mengira

1.5 membawa labu semoga kamu nak tidak benci

1.6 sama kamu aja nak

1.7 waluh tidak ke bawa

2.1 Bayawak melawan

2.2 jika sama tuan itu labu tidak pergi

2.3 saya tidak akan pergi

2.4 silahkan tuan kalau ingin pergi

2.5 saya pergi terakhir dengan ini labu

2.6 supaya ini yang di rasa

2.7 tolong bawakan waluh ini

3.1 nangkoda lagi

3.2 kalau begitu bapak tidak pulang

3.3 jaga saja sama Agus

3.4 Bayawak terus menjawab

3.5 bagus sekali saya pulang besok

3.6 sama labu itu

3.7 sama tuan nangkoda pergi

4.1 kemudian waluh di kira

4.2 silahkan Bayawak melangkah tiga kali

4.3 kemudian Bayawak memanggil

4.4 silahkan tuan nangkoda

4.5 ini waluh cepat-cepat supaya bagus

4.6 nangkoda kemudian rapih

4.7 silahkan 2 labu di bawa

5.1 dua waluh ini ringan

5.2 nangkoda berbicara sambil tertawa

5.3 tidak nyangka ini waluh

5.4 sebelumnya sangat berat

5.5 sama 10 orang tidak terbawa

5.6 nangkoda punya pemikiran

5.7 kemudian Bayawak di puji

6.1 kini nangkoda memujinya

6.2 kuatnya Bayawak sangat sakti

6.3 bagaikan yang di disambut

6.4 Bayawak bertanya

6.5 kenapa saya berbicara tidak jelas

6.6 membuat saya tentunya tersiksa

6.7 kemudian nangkoda pergi

7.1 terus sujud kepada Bayawak

7.2 kini nangkoda menyembah

7.3 kemudian Bayawak memnggil

7.4 jangan begitu nangkoda

7.5 tidak baik kan saya manusia juga

7.6 seperti membuat adat yang baru

7.7 tidak bagus itu dosa

8.1 tuan nangkoda menjawab

8.2 silahkan saja saya sekarang pulang

8.3 secepatnya dari sana pergi

8.4 keluar dari tempat bersemedinya

8.5 sudah turun kelaut naik perahu

8.6 dijalannya tidak bagus

8.7 sampai kapal sudah sampai

9.1 kemudian mengibarkan layar

9.2 kapal melaju kencang terbawa angin

9.3 silahkan ucapkan sambil

9.4 nangkoda pergi kedesanya

9.5 simpan dulu nangkoda

9.6 ucapan ibu kasihan

9.7 kerjaannya kasihan menangis

10.1 kasihan terus rapih-rapih

10.2 pada waktu itu kasihan terus berangkat

10.3 terus nangkoda yang di capai

10.4 terus anaknya bertanya

10.5 begitu datang saya langsung merasa kasihan

10.6 kemana nangkoda turun

10.7 jalannya lama sekali

11.1 kemudian nangkoda keluar

11.2 terus nangkoda menjumpai ibu miskin

11.3 sambil memanggil dengan muka manis

11.4 sehabisnya ibu kasihan

11.5 sudah kesal tapi saya tidak bertemu

11.6 saya kasihan untuk melawannya

11.7 terima kasih kata Nyi miskin

12.1 saya ingin menanyakan anak

12.2 sudah lama tidak bertemu

12.3 tuan dilaut makan apa makan singa

12.4 Nyimiskin memalingkan mukanya

12.5 berteriak sambil membelakangi langit

12.6 kini tidak sayang kepada ujang

12.7 kini ujang meninggal

13.1 ibu berdiri ketempat yang berantakan

13.2 terus berguling diatas pasir

13.3 tidak lama Bayawak datang

13.4 mendatangi ibu miskin

13.5 kemudian Bayawak bertanya

13.6 sudak ibu jangan berguling begitu

13.7 kemudian ibu miskin marah

14.1 sambil matanya melotot

14.2 tidak berbicara dan kasihan berdiam

14.3 sepertinya dia takut

14.4 Bayawak muda lahir

XIII. PUPUH SINOM

1.1 Ibu ini saya

1.2 Ibu jangan menangis

1.3 Ibu kasihan ayo berbicara

1.4 Ternyata ini anak saya

1.5 Ibu tidak mengaku

1.6 Karena raden masih hidup

1.7 Sakit raden sudah hilang

1.8 Ki Nanagkoda sudah kembali

1.9 Raden sakit dimakan macan di laut

2.1 Apa lagi sama jaka Bayawak

2.2 Mendengarkan kata nyonya miskin

2.3 Jaka Bayawak said

2.4 Ibu harus berpikir matang

2.5 Saya berkata tidak mungkin

2.6 Di laut ada singa

2.7 Dekat saya sekarang

2.8 Dari dulu belum menemukan

2.9 Di laut juga ada buaya

3.1 Nona miskin kemudian menjawab

3.2 Ibu juga baru mendengar

3.3 Dan sayang pada badanmu nak

3.4 Sudah sangat rindu

3.5 Yang menyebabkan ibu menangis

3.6 Ibu ingin bertemu

3.7 Bukan mengandalkan Nangkoda

3.8 Begitu ibu menangis

3.9 Ayo nak kita pulang

4.1 Bayawak cepat pulang kerumah

4.2 Kamu kasihan yang ikut

4.3 Labu yang dua dibawa

4.4 Juga kasihan di rangkul

4.5 Ayo dipercepat jurit

4.6 Cerita terburu-buru

4.7 Bayawak sudah datang

4.8 Ke rumahnya ibu miskin

4.9 Ayo tunggu ceritanya

5.1 Yanti yang diceritakan sama Bayawak

5.2 Jagoan ada yang sakti

5.3 Di dalam gua Wijaya

5.4 Bango siang malam berpikir

5.5 Ingin punya anak satu

5.6 Lelaki yang bagus

5.7 Bango dengan cepat tidak ada

5.8 Keluar dari dalam gua

5.9 Bango terbang di awang-awang

6.1 Menunda yang lagi di awang-awang

6.2 Jagonya ada dari satu negeri

6.3 Namanya sanduropuro

6.4 Kalau di negeri itu

6.5 Patuh kepada gareho ratu

6.6 Ada satu janda cantik

6.7 Hemat man duropuro

6.8 Kebanggaan anak satu satunya

6.9 Anak ratu namanya raden ayarmaya

7.1 Sudah tujuh tahun umurnya

7.2 Anaknya sangat percaya diri

7.3 Di suatu masa

7.4 Raden ayarmaya bermain

7.5 Keladang mau mencari jangkrik

7.6 Temannya sudah berkumpul

7.7 Sesudah itu pergi ke ladang

7.8 Banyak anak anak yang bermain

7.9 Sebagian main petak umpat

8.1 Ada yang dikurung sapi

8.2 Warna-warna kelakuan anak-anak

8.3 Ada yang ngadu jangkrik

8.4 Ada yang membuat bangsing

8.5 Ada yang mengejar burung puyuh

8.6 Suka menunggu kelakuan anak-anak

8.7 Perkataan bango sakti

8.8 Terbang mengelilingi setiap negara

8.9 Asal tempat bango

9.1 Tetep juga tidak ditemukan

9.2 Anak yang berwajah tampan

9.3 Kemudian Bayawak melanjutkan lagi

9.4 Ke ladang negara madura

9.5 Datang dari atas

9.6 Melihat anak-anak dari ladang

9.7 Warna anak-anak main

9.8 Terlalu lama bapak memperhatikan anak-anak

9.9 Ada satu kunti ginding

10.1 Kerjanya mencari capung

10.2 Bapak tidak melirik

10.3 Bapak berbicara dalam hati

10.4 Ini dia anak yang bagus

10.5 Kaya anak orang kaya

10.6 Yang lainnya masih banyak

10.7 Lalu bapak mendekatinya

10.8 Banyak yang memanggil

10.9 Kita harus pulang

11.1 Barangkali raden mau pulang

11.2 Nanti temannya banyak lagi

11.3 Barangkali raden mau pulang

11.4 Sama bapak di bawa terbang

11.5 Anak-anak kembali pulang

11.6 Terlihat orang banyak

11.7 Setelah tiba sudah menemui ibu belum?

11.8 Anak-anak berbicara seperti ini

11.9 Juragannya sudah hilang

12.1 Keatas ada yang bawa

12.2 Bapak yang lewat yang besar badannya

12.3 Ibu langsung menagis

12.4 Ayarmaya raden bagus

12.5 Ibu tidak menyangka

12.6 Ibu tidak bertemu lagi

12.7 Tunggu lagi raden ayarmaya

12.8 Perkataan bango

12.9 Ke gua wijaya negeri

13.1 Ayarmaya berguling-guling

13.2 Raden nakit menjerit jerit

13.3 Rautnya memelas

13.4 Ibu saya cepat nyusul

13.5 Saya ada du gua

13.6 Bango menyadarkan

13.7 Yang tampan nanti sama bapak di kasih yang

XIV. PUPUH KINANTI

1.1 Tunggu tidak lagi dikatakan

1.2 Bango mengobati yang menangis

1.3 Bayawak berkata

1.4 Siang dan malam berpkir

1.5 Berpikir mau haan

1.6 Ke putri majapahit

2.1 kemudian Bayawak terus bertemu

2.2 bertemu dengan nona janda miskin

2.3 nona miskin cepat-cepat menunduk

2.4 Bayawak tersenyum manis

2.5 ibu saya mempuNyai kabar

2.6 saya ingin menikah dengan putri

3.1 keputri ratu

3.2 mah ratu di majapahit

3.3 berita dari kebesaran putra

3.4 empat putri yang cantik-cantik

3.5 ibu harus bertanya

3.6 saya mau menikah

4.1 nona janda miskin cemberut

4.2 menjawab dengan penuh kelemahan

4.3 aduh nak tidak terduga

4.4 bertanya ke putra ratu/raja

4.5 apalagi kata saudara-saudaranya

4.6 piit mengendak-ngendak di pasir

5.1 banteng meminta kadu

5.2 rasa ibu tidak cukup

5.3 saya mencari anggur

5.4 mencari yang sama persis

5.5 saya orang yang melarat

5.6 harus bertemu dengan yang miskin lagi

6.1 Bayawak cepat-cepat pergi

6.2 sekiranya ibu tidak pergi

6.3 saya tidak setuju

6.4 saya sekarang mau pulang

6.5 nona miskin langsung menjawab

6.6 yang ganteng jangan pulang

7.1 ibu akan kesitu

7.2 bertemu dengan kangjeung gusti

7.3 nona miskin kemudian berdan-dan

7.4 memakai baju dan samping

7.5 mengambil yang jelek sekali

7.6 nona miskin cepat-cepat pergi

8.1 dijalan yang tidak di tuju

8.2 kita tunggu janda miskin

8.3 sang raja mengucapkan

8.4 narpati majapahit tersenyum

8.5 dalam keadaan santai

8.6 didatani para menteri

9.1 sama dengan yang dituju

9.2 menteri-menteri majapahit

9.3 tidak lama kemudian jebul datang

9.4 nona miskin mengganti senyumnya

9.5 lalu menerima tawarannya

9.6 sang ratu melihat

10.1 sang ratu berbicara

10.2 mau kemana bibi miskin

10.3 terlihat terburu-buru sekali

10.4 bibi mau minta uang

10.5 ataupun makanan

10.6 coba lebih dekat kesini

11.1 nona miskin bertemu lalu menunduk

11.2 tunjukan ke kanjeung gusti

11.3 nun gusti saya gamparan

11.4 wawanka petunjuk gusti

11.5 semoga saya berani

11.6 semoga saya gusti

12.1 saya minta makan dan baju

12.2 ataupun minta sarung

12.3 saya berkata

12.4 bukan itu yang saya maksud

12.5 apalagi sama gusti rempag

12.6 apalagi mudah-mudakhan keterima

13.1 semoga gusti jangan marah

13.2 derma utusan saya

13.3 saya lagi berjalan

13.4 menyambung dengan kata-kata

13.5 anak saya bermaksud

13. 6 ingin menikah dengan putri

14.1 putri dan putra gamparan

14.2 maksud saya itu gusti

14.3 saya ingin bertanya

14.5 sang ratu terdiam

14.6 sebel ke nona miskin

15.1 saya kira mau meminta-minta

15.2 kita bawa diskusi

15.3 ternyata begitu niatnya

15.4 minta persetujuan kangjeun gusti

XV. PUPUH GAMBUH

1.1 Secepatnya sang Ratu berkata

1.2 Benar ambu miskin berbicara seperti itu

1.3 tadinya saya mau merimanya

1.4 Putri oleh ratu dipanggil

1.5 Putri berbisik

2.1 Secepatnya kanjeng ratu memanggil

2.2 Hai citra wati yang cantik

2.3 yang biasa di panggil eulis

2.4 ini ada tamu

2.5 ketika bertanya enong

3.1 Siapa aja yang purun

3.2 Putra ama yang cantik

3.3 oleh Anaknya Nyai miskin mau di nikahi

3.4 Anak Nyi miskin itu lucu

3.5 Bayawak seperti binatang

4.1 bagaimana eulis purun

4.2 Nyai citra wati menjawab

4.3 memang benar bahwa ama tidak sudi

4.4 Di nikahi oleh ular lembu

4.5 kata ama ayong-yong

5.1 Mending saya tidak laku

5.2 mempuNyai suami yang seperti itu

5.3 yang sebenarnya suka di jemur oleh saya

5.4 Dan barang dihilangkan

5.5 Biar saja saya menjomblo

6.1 tidak sudi seumur hidup

6.2 kalau bersuami dengan ular sawa

6.3 kalau seandainya saya akan di nikahi

6.4 saya ingin yang seperti biasa

6.5 Jangan nikahi oleh binatang

7.1 ratu memanggil sambil tersenyum

7.2 jika eulis tidak ingin

7.3 Jangan suka terlalu banyak bercerita

7.4 ama sudah mendengarnya

7.5 tinggal bertanya kepada anak bungsu

8.1 ganda wati yang cantik

8.2 cepat eulis jawab

8.3 sambil menyembah Nyi ganda wati

8.4 menunduk sebagai sebagai tanda hormat

8.5 naroh di nikahi oleh binatang

9.1 Bayawak kepada lanuan

9.2 tidurnya juga di semak-semak

9.3 Tuhan saya tidak sudi

9.4 suka memakan pucuk paku

9.5 bangkai ayampun di makan

10.1 belum ada kerjaan yang lanun

10.2 sama saja seperti tunggul kayu

10.3 lebih baik anjing

10.4 ada pekerjaannya yang lanun

10.5 pada malam hari suka menggonggong

11.1 ratu berbicara kembali

11.2 tingal bertanya yang ketiga

11.3 sebenarnya Nyi dewi kusumah wati

11.4 putra ama yang cantik

11.5 cepat eulis jawab

12.1 Nyi putri menunjuk sinismarah sambil cemberut

12.2 sebenarnya ama tidak rela

12.3 dinikahi oleh yang seperti itu

12.4 lebih baiksaya menjomblo

13.1 saya suka di gantung

13.2 menikah dengan yang seperti itu

13.3 perasaan saya menjadi mati

13.4 tidak sudi seumur hidup

13.5 tuan rumah selanjutnya di tampar

14.1 putri-putri yang tiga

14.2 jawabannya sama seperti itu

14.3 sebenarnya jaka Bayawak di tolak

14.4 kanjeng ratu kembali memanggil

14.5 dewi patah yang sedang melamun

15.1 anak ama yang paling kecil

15.2 ayo Nyai cepat jawab

15.3 Nyai tadinya akan dinikahkan

15.4 bagaimana apa Nyai setuju

15.5 Nyi putri terlihat kasmaran

XVI. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Nyi dewi patah sudah sadar

1.2 semalam ia bermimpi

1.3 Nyi putri bermimpi buang air besar

1.4 mimpinya memangku bulan

1.5 dan matahari

1.6 bintang semuanya turun

1.7 jatuh kepada dewi patah

2.1 selanjutnya meyembah Nyai putri

2.2 menjawab dipariksa rama

2.3 ama sudah ku bersama bu patos

2.4 perkara ama periksa

2.5 terdengar oleh kedua telinga

2.6 saya tidak niat untuk mundur

2.7 tadinya sama mau menerima

3.1 jaka Bayawak akan menikahi

3.2 saya sangat suka

3.3 citra wati sangat cantik

3.4 selanjutnya saling menyapa

3.5 mengejek dewi patah

3.6 patah tidak bias di kasih tau

3.7 mau dinikahi Bayawak

4.1 Nyi patah menjawab dengan manis

4.2 sudah tepat pada janji awal

4.3 saya mendapatkan binatang

4.4 ingin juga kepada sesame

4.5 gimana kalau tidak ada

4.6 sudah jelas kalau ratu

4.7 di tunggu-tunggu tidak datang

5.1 Nyi citra wati cemberut

5.2 dewi patah manyun

5.3 dewi patah diam saja

5.4 datang sang raja garwana

5.5 ibunya Nyai putri

5.6 mendengar dari putri seperti itu

5.7 Nyi putri mendapatkan kadal

6.1 ibu Nyi putri

6.2 berbicara kepada mukasian

6.3 eh miskin kamu harus mendegar

6.4 Nyi putri punya permintaan

6.5 begini putri memintanya

6.6 meminta negeri /60/ yang bagus

6.7 serta dengan isi-isinya

7.1 harus bagus isi rumah

7.2 jangan ada kekurangan

7.3 dan meminta peralatan

7.4 kereta emas satu pasang

7.5 beserta kudanya

7.6 jangan sampai kurang isi dapur

7.7 serta peralatan yang dirumah

8.1 piring nampan dengan gelas

8.2 harus segala terbuat dari emas

8.3 jangan memakai sipat kelelawar

8.4 harus mas yang berkilau

8.5 begtu putri memintanya

8.6 kalau tidak terbukti permintaan

8.7 kamu pasti akan dibunuh

9.1 beserta anak kamu akan aku disembelih

9.2 cepat pergi sekarang

9.3 beritakan kepada anak kamu

9.4 segera berhadap kepada mukasian

9.5 tidak bias berucap sedikitpun

9.6 tidak bisa pamit kepada ratu

9.7 lemas badan mukasian

10.1 sesudah itu Nyi miskin pulang

10.2 sambil mengeluarkan air mata

10.3 berjalannya kelelahan

10.4 dari ketakutannya

10.5 dijalan tidak kacau

10.6 cepatlah sudah hampir malam

10.7 ke kampung geubang tinatar

11.1 sesampainya datang langsung menangis

11.2 merangkul kepada Bayawak

11.3 menangis tidak henti-henti

11.4 Bayawak terus bertanya

11.5 kenapa menangis ema

11.6 mukasian langsung menjawab

11.7 ujang sama ema tewas

12.1 pasti ema disembeih

12.2 ujang pasti di bunuh

12.3 cepat kita kabur saja

12.4 dari pada dibunuh

12.5 mending kita berkebun

12.6 jaka bawayak sangat lucu

12.7 ema nanti saja

13.1 cepat berbicara dengan jelas

13.2 saya ingin tau

13.3 mukasian langsung menjawab

13.4 ema tidak mau bercerita

13.5 ayo ujang kita berjalan saja

13.6 takut ratu kesini

13.7 pasti kita akan dibunuh

14.1 Bayawak memeriksa kembali

14.2 gimana jawaban raja

14.3 saya ingin mendengarkan

14.4 cepat ema bercerita

14.5 miskin langsung bercerita

14.6 begini asep ratu berbicara

14.7 putri punya kemauan

15.1 Nyi putri ingin negri

15.2 beserta isi-isinya

15.3 mundut alat dapur semuanya

15.4 peralatannya harus seperti emas

15.5 jangan ada kekurangan

15.6 dengan Nyi putri mendut

15.7 kereta emas sepasang

16.1 beserta dengan kudanya sekalian

16.2 ujang mentang-mentang kaya

16.3 mendut memang yang pengen

16.4 seperti membuat tanjakan saja

16.5 mentang-mentang kaya

16.6 supaya tidak jadi

16.7 putri bungsu mau di nikahi

XVII. PUPUH SINOM

1.1 Bayawak lalu menjawab

1.2 itu ema terlalu mudah

1.3 barang segitu ada

1.4 tunjukan kepada kanjeng gusti

1.5 lalu mukasian meledek

1.6 berbicara sembari menunjuk-nunjuk

1.7 ujang cepat lihat

1.8 harta kita masih

1.9 sudah pecah

2.1 mana emasnya

2.2 apalagi kalau negri

2.3 Bayawak langsung menjawab

2.4 masa bodo aku tidak tau

2.5 ma cepat pulang

2.6 tunjukan kepada ratu

2.7 jawaban mukasian

2.8 ema takut/63/ di sembelih

2.9 kata Bayawak kalau ema tidak mau

3.1 sekarang saya pamit

3.2 tidak mau diam di ema

3.3 mukasian kanjeng menjawab

3.4 ujang jangan pernah pulang

3.5 sekarang ema pergi

3.6 mau menunjukan kepada ratu

3.7 berjalan kanjeng mukasian

3.8 dijalan kesana kemari

3.9 sudah merunduk mukasian kanagara

4.1 terus berbisik

4.2 kepada ratu majapahit

4.3 sang ratu

4.4 santai di kursi gading

4.5 lihat ambu miskin

4.6 sang ratu langsung menjawab

4.7 hey miskin saya bertanya

4.8 mana permintaan Nyi putri

4.9 ambu miskin menjawab sangat bersedia

5.1 permintaan saya sudah tersedia

5.2 sekarang tinggal keluarkan saya

5.3 sang ratu kembali berkata

5.4 seumpamaya miskin bersedia

5.5 seumpama barangnya tida yakin

5.6 tentunya kamu akan dihukum

5.7 besok barang harus sudah datang

5.8 kamu cepat pulang sana

5.9 ambu miskin cong sembari pulang

6.1 /64/ cepat sekali Nyi miskin pulang

6.2 ke rumah sudah sampai saja

6.3 langsung menjemur

6.4 begini kata Nyi miskin

6.5 juragan anak ku

6.6 kenapa baranya belum kumpul

6.7 ditunju kuBayawak

6.8 kalau begini ema akan dibunuh

6.9 kemudian merangkul mukasian kepada Bayawak

7.1 menangisnya tersedu-sedu

7.2 Bayawak kemudian mengatakan

7.3 jangan terlalu dipikirkan ema

7.4 meskipun ema enak duduk

7.5 jangan sampai kecil hati

7.6 bawa saja itu labu

7.7 terus pergi mukasian

7.8 pergi ke gowah sambil menagis

7.9 dua labu di tarik mukasian

8.1 ini labu yang kamu mau jang

8.2 Bayawak bercerita kembali

8.3 ema cepat mbil wadah

8.4 dengan kemeyan yang wangi

8.5 mukasian pergi lagi

8.6 mengambil api untuk sesajen

8.7 cepat sudah tersedia

8.8 Bayawak mencium bau sesajen

8.9 terus labu di pukul oleh Bayawak

9.1 keluar cahayanya sangat terang

9.2 dikipas supaya bisa /65/jadi negri

9.3 negara sangat ramai

9.4 penuh bserta isinya

9.5 serdadu dan prajurit

9.6 kuda sapi dan embe

9.7 warung-warung sudah tersedia

9.8 orang-orang lalulalang

9.9 dan orang-orang teriak dan tepuk tangan

10.1 labu yang kedua

10.2 dan lanbu kemudian di pukul

10.3 kemudian terpancar kembali sinarnya

10.4 segala emas rinukmin

10.5 kereta emas dan kudanya

10.6 sudah jelas peralatan dapur

10.7 bersinar terang semua emasnya

10.8 didalam rumah juga begitu

10.9 terangnya emas menjadi silau yang melihatnya

11.1 terucap oleh ambukasian

11.2 melihat kesana kemari sambil tersenyum

11.3 sambil memuji kepada Bayawak

11.4 tida sangka anak saya

11.5 dikira tidak sakti

11.6 tadinya saya mau kabur

11.7 terus kenapa kalau kabur

11.8 saya tidak jadi kaya

11.9 segini juga badan baik

12.1 selanjutnya Bayawak menjawab

12.2 ema kesini duduk

12.3 ambu miskin mendekat

12.4 ambu miskin tidak berhenti tersenyum

12.5 /66/ sambil berbicara cerewet

12.6 terus kenapa kabur

12.7 jaka Bayawak menjawab

12.8 dahulu kata saya

12.9 harus percaya dulu saya bercerita

XVIII. PUPUH PANGKUR

1.1 Saya sekarang cepatkan ceritanya

1.2 Tunda karena Nyi miskin sedang bersenang hati

1.3 Berbicara kemabali sang ratu

1.4 Santai di kursi goyang

1.5 Dibisikan oleh demang jaksa tumenggung

1.6 Sang ratu cepat nyarita

1.7 Begini kata kanjeng gusti

2.1 hey semua rakyat

2.2 hari ini akan di adakan lamaran Nyai miskin

2.3 orang-orang harus kumpul

2.4 hiasan harus tersedia

2.5 dan hiburan pekarangan harus bagus

2.6 puwado lagi memajang

2.7 hiasan harus sebersih mungkin

3.1 semua anak anteunar

3.2 harus membawa pegawai masing-masing

3.3 hiburan dan para tamu

3.4 gimana adang bisa

3.5 kita tunda hiburan yang tidak disebut

3.6 Bayawak berbicara

3.7 akan melamar putri

4.1 sangat ramai lamarannya

4.2 mukasian mau melamar cepar pergi

4.3 bawaannya beribu-ribu

4.4 masyarakat ramai sekali

4.5 hiasannya ada yang seperti singa

4.6 ada yang di hias seperti rusa

4.7 sudah pasti seperti orang-orangan sawah

5.1 berbondong-bondong mengantar meminang

5.2 yang duluan batang emas rinukmin

5.3 mukasian yang diatas

5.4 tersihir oleh hiburan

5.5 terdengar suara alat musik pelog , degung, salendro, terdengar sangat bergemuruh

5.6 dan warna warni tetabuhan

5.7 seperti kendang, penca, ogel tani

6.1 terucap oleh jaka Bayawak

6.2 di gotong di jambangan dan air

6.3 jambangan emasnya menyala-nyala

6.4 serta memakai payung

6.5 payung kuning yang pentulnya terbuat dari intan jamrut

6.6 dijaga oleh pegawal

6.7 dari belakang dan dari samping terdapat senjata

7.1 sempit susah bergerak dijalannya

7.2 yang menonton orang kampung dan orang pinggiran

7.3 di jalan semuanya berkumpul

7.4 silahkan ditunggu yang mau melamar

7.5 berbicara eundon putrinya roro uju

7.6 bersam raden sela maya

7.7 melihat keduanya sangat prihatin

8.1 Nyi roro uju berbicara

8.2 kita sudah terlalu lama

8.3 sudah dapat tiga tahun

8.4 kita masih hidup di hutan

8.5 ayo akang sekarang kita kesana

8.6 ayo kita berjalan ke negara

8.7 kitamenuju ke negara majapahit

9.1 dengan cepatnya cepatnya Nyi putri berangkat

9.2 yang dituju adalah negara majapahit

9.3 dijalan tidak diceritakan

9.4 ketika sudah dekat dengan negara

9.5 Nyai putri mendengar suara gemuruh

9.6 orang-orang semuanya bersorak sorai

9.7 Nyi putri tersentak kaget

10.1 putri bertanya kepada orang yang lewat 10.2ada apa paman tergesa-gesa sekali

10.3 yang ditanya langsung menjawab

10.4 saya mau pergi ke negara

10.5 mau meliahat pengantin putranya ratu

10.6 hari ini lamarannya

10.7 Bayawak putranya Nyai miskin

11.1 Nyai putri sangat senang

11.2 terus raden putra datang

11.3 akang silahkan cepat-cepat

11.4 semoga saja itu

11.5 saudara kita yang akan kita tuju

11.6 den sela maya menjawab

11.7 akang benar mau ikut

12.1Nyi putri dengan cepatnya berangkat

12.2 akan mengantar yang melamar ke negara

12.3 sudah begitu Nyi putri memanggil

12.4 kang sekarang harusnya

12.5 haruskah kita menghadang dilulurung

12.6 jalannya seharusnya kesini

12.7 sambil menunggu kita singgah

XIX. PUPUH MAGATRU

1.1 Yang melamar sudah datang dan sudah berkumpul

1.2 Yang melihat susah bergerak

1.3 Di jalannya bersedak-sedakan

1.4 Dan Anak kecil banyak yang menangis

1.5 Karena Tersenggol-senggol oleh orang tua

2.1 Yang pertama dibawa tandu yang menyala

2.2 Yang dinaiki oleh wanita tua yang miskin

2.3 Yang terakhir dibawa tidak kelihatan

2.4 Rombongan begitu lagi

2.5 Badangwangnya berjatuhan

3.1 suara kendang kencana mulai bergemuruh

3.2 Semua suara alat musik terdengar

3.3 Seperti suara alat music tanji dan angklung

3.4 Gambang taromangsa suling

3.5 Semuanya di mainkan secara digabungkan

4.1 Sang Bayawak berada dalam iringan music yang menyala

4.2 Iringan music seperti emas ritukmin

4.3 Serta diiringi dengan payung

4.4 Dari samping dan dari belakang diawasi oleh pengawal

4.5 Dan di depannya ada kereta kencana

5.1 Yang dibawa oleh kuda yang kosong emas nya menyala

5.2 Naasnya sakawedi terkena ekor kuda

5.3 Sang kadal menyala seperti emas

5.4 Dengan dihiasi warna kuning

5.5 Dan kuda pun bersuara

6.1 Sang putri roro tiba-tiba memanggil imut

6.2 Akang itu lihat

6.3 Perkiraan saya yaitu

6.4 Sang putri cepat berangkat

6.5 Sang putri

7.1 Sang Bayawak sudah lebih terdahulu

7.2 Akang itu bertemu lagi

7.3 Sang putri lalu merangkul

7.4 Begitu pula dengan sang Bayawak

7.5 Sang putri lalu memanggil

8.1 Akang setidaknya beritahu

8.2 Kalau akang akan datang

8.3 Walaupun saya meninggal

8.4 Dan dicari kemana-mana

8.5 Sang Bayawak pun menjawab

9.1 Bayawak menangis dengan terseguk-seguk

9.2 Akang juga tidak menyangka

9.3 Suatu hari nanti pasti akan bertemu kembali

9.4 Orang yang sedang berjalan pun tiba-tiba berhenti

9.5 Yang sedang melihat pun tercengang dan kaget

10.1 Melihat sang Bayawak dikerumini orang-orang

10.2 Yang melihatnya tercengang

10.3 Sang putri cantikpun tidak tahu menau

10.4 Secepatnya sang putri menunjuk

10.5 Utusan dari suaminya

11.1 Semenjak itu saya memberitahu

11.2 Sebelumnya saya sudah bertemu dihutan

11.3 Dengan seorang putra dari kyai

11.4 Namanya adalah selamaya bagus

11.5 Malah saya tidak tahu

12.1 Malah sekarang baru bertemu

12.2 Sang Bayawak secepatnya datang

12.3 Yang mana anaknya sang kyai

12.4 Saya ingin bertemu

12.5 Sang putri pun menjawab kembali

13.1 Betul itu adalah yang terlihat muda

13.2 Kemudian raden putra pun dipanggil

13.3 Sang Bayawak memanggil dengan manis

13.4 Hei raden putra bagus

13.5 Kesini dengan akang duduk

14.1 Akang punya pertanyaan yang harus ditanyakan

14.2 Raden bagus selamaya menyembah dengan bersujud

14.3 Mando pun mendekati sang putri

14.4 Sang Bayawak bertanya kepada mindo

14.5 Hei den selamaya rai

15.1 Akang menerima dengan senang hati

15.2 Oleh akang akang dikasih air perasan yang berasal dari abu

15.3 Dari lahir sampai batin

15.4 Jodoh raden yang bagus

15.5 Harus diterima oleh adikmu

16.1 Lalu raden putra pun menjawab

16.2 Tolong tunjuk saya

16.3 Walaupun saya adalah seorang yang naif

16.4 Tolong terima saya Untuk menggantiakan duram

16.5 Siang dan malam mau mengikuti

XX. PUPUH DURMA

1.1 Durma mempercepat lalu menceritakannya dengan sebuah lagu

1.2 Bayawak lalu memanggil

1.3 Hei raden selamaya

1.4 Apakah itu kuda tunggangan

1.5 Dan siapakah wanita yang cantik itu dalam tandu

1.6 Berdua dengan wanita tua yang miskin

2.1 Lalu sang putri pun naik kedalam tandu

2.2 Berdua dengan wanita yang miskin

2.3 Selamaya lah yang menunggang kudanya

2.4 Kuda pun bersuara dan mulai berjalan

2.5 Tiba-tiba terhenti melihat sesuatu

2.6 Tampan tiada tara

3.1 Kuda sandel bisa terkejut oleh sang Bayawak

3.2 Sang Bayawak pun masuk kedalam

3.4 Dibawa oleh empat orang

3.5 Pada hari itu semua orang keluar

3.6 Sempit sekali dijalannya

4.1 Orang-orangpun kaget melihatnya

4.2 Melihat cahaya

4.3 Diatasnya terdapat sang putri

4.4 Putri cantik yang memacarkan cahaya kecantikannya

4.5 Semua orang pun tersenyum

4.6 saling berbicara dengan yang lainnya

5.1 lihat pengantinnya sudah datang

5.2 dalam kencana yang indah

5.3 itu lihat mempelai lelakinya

5.4 menunggangi kuda

5.5 dipercepat langkahnya untuk melamar

5.6 sudah sampai di negeri

6.1 Dialun-alun sudah datang

6.2 Jaka Bayawak sedang berjalan

6.3 Dengan memakai pajen berwarna kuning

6.4 Terlihat mirip seperti kadal

6.5 Yang melihat pun semuanya tertawa

6.6 Mempertawakan langkah kaki sang Bayawak

7.1 Berjalan pelan dengan kadal badis

7.2 Menurut pembicaraan orang-orang

7.3 Lihatlah pengantinnya sudah datang

7.4 Dengan memakai paying berwarna kuning

7.5 Pada………….

7.6 Lalu menurut beberapa orang

8.1 Tidak mungkin ada pengantin seperti hewan kadal

8.2 Banyak….

8.3 Menurut kabar yang disampaikan badak

8.4 Lalu menurut beberapa orang lagi

8.5 Lihat sang putri bersama dengan makhluk halus

8.6 Seseorang berkata

9.1 Sang putri hanya milik saya

9.2 Semua orang yang melihat pun berbicara dengan pendapat masing-masing

9.3 Setelah sang jaka jalan melewatinya

9.4 Datang dari kencananya

9.5 Sang putri dengan makasian

9.6 Orang-orang kaget melihatnya

10.1 Banyak cahaya

10.2 Baik perempuan maupun laki-laki

10.3 Tidak lama kemudian lalu datanglah yg lainnya

10.4 Dengan berbagai macan warna

10.5 Pandyri yang menunggangi kuda

10.6 Kalap tidak ada tandingan nya

11.1 Kudanya berjalan dan gagah

11.2 Sembari berteriak

11.3 Semua orang kaget melihatnya

11.4 Mendengarkan sang menantu sudah datang

11.5 Lalu raja pun cepat keluar

11.6 Menjemput yang baru dating

12.1 Bayawak pun melakukan sujud terhadap sang raja

12.3 Penghormatan yang tiada tara

12.4 Sang ratu senang sudah melahirkan

12.5 Raden patih sibuk mengurusi orang-orang

12.6 Mengurus tamu yang dating

13.1 Sudah beres mengurus tamu

13.2 Tidak lama kemudian hidangan pun dating resmi

13.3 Tanda pemberian hormat kepada tamu undangan

13.4 Sudah selesai minum kopi

13.5 Sesudah acara makan lalu sang ratu pun berbicara

13.6 Hei raden bahu papatih

14.1 Besoknya kita masih berkumpul

14.2 Kita masih merayakan pesta

14. 3 Merayakan pesta sang putri

14.4 Patih pun lalu menyembah

14.5 Lalu meng iyah kan pertanyaan dari sang ratu

14.6 Sang sudah masuk ke istana

15.1 Roro pun mengikutinya

15.2 Tidak tinggal diam

15.3 Tetapi raden selamaya

15.4 Bergabung dengan para mantra

15.5 Di kapatihan

15.6 Ucapkan saja untuk besok

16.1 Memberi penghormatan dengan menembakan senjata

16.2 Suara musikpun masih bermain

16.3 Sang Bayawakpun sudah keluar

16. 4 Sang putri sudah di dandanan

16.5 Bagaimana seperti adat sasari

16.6 Yang ramainya

17.1 Sang Bayawak pun mengikutinya

17.2 Lalu berjalan kepada kaum eueuleungan

17.3 Yang mengikutinya pun semua tersenyum

17.4 Untuk melihat keberangkatan sang pengantin

17.5 Sama persis dengan kadal negri

17.6 Dengan pengawalnya

18.1 Para tamu semuanya ikut duduk

18.2 Menunggu kedatangan menantu sang raja

18.3 Tidak lama kemudian jebul pun datang

18.4 Sang Bayawak berjalan sambil diiringi dengan paying

18.5 Sudah datang di depan masjid

18.6 Penghulu pun memberi hormat

19.1 Lalu dimulai akad nikahnya

19.2 Dan baywak pun resmi menikah

19.3 Mas kawinnya adalah uang emas dan sebagainya

19.4 Sang penghulupun tersenyum

19.5 Semuanya menyaksikan

19.6 Semua nya pun ikut senang

20.1 Penampilan sang putri

20.2 Sudah didandani

20.3 Kecantikannya tiada tara

XXI. PUPUH KINANTI

1.1 Sang ratu cepat mengumumkan

1.2 Sekarang saatnya pergi

1.3 Sang putri pun masuk kedalam kereta kencana

1.4 Kereta kencananya pun sudah di rias

1.5 Rupanya seperti burung ngaludro

1.6 Sang putri sudah pergi

2.1 Di atas kereta kencana yang besar

2.2 Untuk menjemput yang datang dari mesjid

2.3 Sudah itu di beri penghormatan lagi

2.4 Suara music pun masih berbuNyi

2.5 Dang ding dung suara kendang pencana

2.6 Dur-dur suara alat music tanji

3.1 Suara angklung pun bergemuruh

3.2 Dan ada tarian topeng

3.3 Berbagai macam alat music di mainkan

3.4 Pelog salaendero dan suling

3.5 Dan suara ramai sekali

3.6 Itu lagu pating carerit

4.1 Kereta kencana mulai berjalan

4.2 Sang putri memunculkan cahaya

4.3 Mahkota pengantin menyala seperti emas

4.4 Gelang kalung anting-anting

4.5 Untuk dipakai nanti

4.6 Bunga yang bergantungan

5.1 Bendera umbul-umbul melengkung

5.2 Indah Tertiup oleh angin

5.3 Terbagi dua benderanya

5.4 Berjalan dibelakang sang putri

5.5 Berbagai macam warna-warna

5.6 Dan kabarnya sudah tersebar

6.1 Sudah datang ke alun-alun

6.2 Dekat dengan pintu masjid

6.3 Sang Bayawak pun dijemput

6.4 Bayawak turun dari masjid

6.5 Bayawak berjalan dengan perlahan

6.6 Menuju kereta kencana

7.1 Di rangkul oleh putri ayu

7.2 Bayawak sudah datang

7.3 Disamping putri datangnya

7.4 Sudah itu mereka berangkat lagi

7.5 Mukasian mengipasi

7.6 Begitu pula dengan roro uju

8.1 Mengipasnya dengan pelan-pelan

8.2 Pulang pergi tujuh kali

8.3 Yang menonton banyak sekali

8.4 Orang tua anak-anak susah bergerak

8.5 Semuanya bersorak gembira

8.6 Suara senjata mengiringinya

9.1 Pesta nya pun sudah selesai

9.2 Sudah kembali lagi ke sri manganti

9.3 Sudah kembali turun dari kereta kencana

9.4 Putri di dipajeng berwarna kuning

9.5 Sang Bayawak tidak tinggal

9.6 Berdampingan dekat sang putri

10.1 Yang menyawer dengan sang putri

10.2 Anak kecil mengumpulkan uangnya

10.3 Di sawer nya memakai uang perak

10.4 Menggunakan uang talen dan uang picis

10.5 Tidak memakai uang dari tembaga

10.6 Sudah selesai acara menyawer mereka duduk

11.1 Dan telur pun sudah dikumpulkan

11.2 Tujuh lampu damar pun sudah menyala

11.3 Kendi dan sebagainya

11.4 Sang Bayawak terus berangkat

11.5 Menginjak telur dengan buruk

11.6 Sang putri mengalirkan air yang ada dalam kendi

12.1 Sudah itu sang putri masuk

12.2 Dan pintu di tutupkan lagi

12.3 Bayawak serasa tinggal disurga

12.4 Lalu tali sang putri dilepas

12.5 Sebagaimana biasanya

12.6 Semuanya juga sudah mengerti

13.1 Semuanya juga mungkin seperti itu

13.2 Jika yang baru menikah ru waspada

13.3 Sang baayawak lalu berhenti

13.4 Duduk di kursi

13.5 Duduk berdampingan dengan putri

13.6 Seketika dia berkumpul

14.1 Rangga demang dan para mantri

14.2 Bagaimana niat menikah

14.3 Sudah berkumpul lalu pergi

14.4 Lalu yang lainnya pun ikut pergi

14.5 Maka membuat yang pergi menjadi kasmaran

XXII. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Diceritakan Waktu sudah malam

1.2 Bertemu saat sedang berkumpul

1.3 Waktu sesudah isya

1.4 Menggelar suara maryamnya

1.5 Bergema suara angklungnya

1.6 Tiba-tiba suara pun bergumuruh

2.1 Kemudian mengangkat peta

2.2 Suara alat music masih bergumuruh

2.3 Diikuti dengan suara alat music kendang kencana

2.4 Tang ting tung suara ogel

2.5 Tarian topeng dan tarian wayang

2.6 Diceritakeun kembali sedang bertemu

3.1 Di pertemukan dengan nayub

3.2 Menari dengan di iringi arak-arak

3.3 Sebagian ingin di puji

3.4 Melihat tariannya yang manja

3.5 Penarinya tidak melakukan gerakan yang sesuai

3.6 Kemudian penarinya disoraki

4.1 Oleh orang lain di pertemukan

4.2 Digaantikan lagi

4.3 Di tempat perempuuan mempersembahkan pertunjukan wayang

4.4 Wayang golek yang indah

4.5 Para perempuan melihat wayang

4.6 Istri jaksa dengan kaliwon

5.1 Istri patih dengan rongga

5.2 Dan dikumpulkan semuanya ada

5.3 Dan mereka semua akhirnya bertemu

5.4 Citrawati dan raina

5.5 Sama-sama duduk di kursi

5.6 Suka dan senang melihat pertunjukan wayang

6.1 Sang Bayawak berbicara

6.2 Dan berdiri dari tempat duduknya

6.3 Berdua dengan putri

6.4 Sang Bayawak lalu berbicara

6.5 Duh ini istri akang

6.6 Kenapa kamu tidak melihat

7.1 Begitu ramai nya pertunjukan wayang

7.2 Nyi dewi tidak menyaut

7.3 Akang tidak menduganya

7.4 Kalau tidak ada omongan

7.5 Sang Bayawak baru ingin berbicara.

7.6 Iya kalau mau melihat

8.1 Tidak jadi masalah eulis

8.2 Jangan jadi halangan

8.3 Akang disini akan menunggu

8.4 Biarkanlah akang sendiri

8.5 Silahkan saja cepat berangkat

8.6 Berangkat ke pengwayangan

9.1 Sang putri cepat bergegas pergi

9.2 Sang putri pun bergegas berangkat

9.3 Sesudah sang putri berangkat

9.4 Jaka Bayawak keluar

9.5 Terjadi suatu kejadian

9.6 Tiba-tiba rupanya menjadi seorang kesatria

10.1 Kesatria yang sangat tampan sekali

10.2 Pemakaiannya menyala sekali

10.3 Tidak ada tandingannya

10.4 Nama raden jaka paingling

10.5 Terus dia menonton pertunjukan wayang

10.6 Berkumpul laki-laki perempuan

11.1 Terkejut melihat sang kesatria

11.2 Berangkatnya melihat wayang

11.3 Raden jaka kaget lalu masuk

11.4 Mendekati yang bermain kendang

11.5 Tuan jaka bersikap tidak seperti biasanya

11.6 Kang boleh saya mencoba kendangnya

12.1 Tukang kendangpun pun beranjak dari tempatnya

12.2 Sambil melepaskan kendang

12.3 Raden jaka tidak seperti biasanya bermain kendang

12.4 Pertunjukan semuanya gagal

12.5 Melihat tukang kendang yang baru

12.6 Lalu Nyi citrawati melihat

13.1 Ada pemain kendang baru

13.2 Pemain kendangnya lebih tampan

13.3 Nyi citrawati terpesona

13.4 Aduh teja sulaksana

13.5 Teja melihatnya

13.6 Bagaikan baru pertama kali bertemu

14.1 Citra wati tersenyum

14.2 Suka sekali melihat yang memainkan kendang

14.3 Jarinya mahir memainkannya

14.4 Bagaikan berlian

14.5 Kelihatan berkilauan dan bercahaya

14.6 Istri-istri semua nya keluar

15.1 Yang bermain kendang banyak disoraki

15.2 Ada yang menyoraki dengan keras

15.3 Sebagian memakai sapu tangan menyuruh berhenti bermain

15.4 Paling parah dengan menggunakan roko

15.5 Jaka tidak biasa asik memainkan kendang

15.6 Dan melihat-melihat gerhana

16.1 Nyi citrawati sudah jelas

16.2 Mendadak menjadi gila atau tidak terkendali

16.3 Lalu citrawati pun marah

16.4 Tolong jangan di ganggu

16.5 Itu tadi yang memainkan kendang adalah saya

16.6 Apalagi jangan di ganggu

17.1 Itu adalah suami saya

17.2 Itu kok seperrti menghipnotis kita dengan permainan kendangnya

17.3 Barina terlihat tenang

17.4 Hey coba lihat

17.5 Seperti itu modelnya

17.6 Bisa bermain kendang dan tampan

18.1 Dari pada dengan dewi patah

18.2 Suaminya juga kadal

18.3 Yang suka tidur dihutan

18.4 Kesukaannya adalah ayam yang sudah mati

18.5 Dewi patah lalu menangis

18.6 Benar-benar sakit hati

19.1 Oleh kaka terus dihina

19.2 Dewi patah pun pergi

19.3 Sambil mengusap air matanya

19.4 Dan jaka paling pun ikut mengikuti

19.5 Yang muda ganti pakaian

XXIII. PUPUH SINOM

1.1 Sudah jadi lagi Bayawak

1.2 Dipajang Sudah berkunjung

1.3 Rongheap Nyi putri sudah datang

1.4 Datangnya Nyi putri menangis

1.5 Jaka Bayawak lahir

1.6 Kenapa eulis nangis

1.7 Nyi putri cepat menjawab

1.8 Barangkali saya menangis

1.9 Saya engkang mendengar omongan

2.1 Kaka terlalu sangat

2.2 Menghinanya kepada saya

2.3 Teu menghiraukan banyak orang

2.4 Bayawak terlahir manis

2.5 Eujeuh eulis jangan menangis

2.6 Silahkan saja kesana

2.7 Silahkan saja ke wayang

2.8 Gimana kata putri

2.9 Silahkan saja Nyai sekarang berangkat

3.1 Nyi putri berangkat lagi

3.2 Sudah bercampur bersama para istri

3.3 Sang Bayawak juga keluar

3.4 Lalu kebelakang lagi

3.5 Bagaimana adat sari

3.6 Dengan tukang kendang sudah bercampur

3.7 Den jaka pangling main kendang

3.8 Heboh semua istri-istrinya

3.9 Melihat tingkahnya yang sedang main kendang

4.1 Nyi citra wati menyebut

4.2 Seperti ini kata Nyi putri

4.3 Tuh yang main kendang datang

4.4 Kepadaku mengajak tertawa

4.5 Terus ditegur oleh Nyi putri

4.6 Jaka pangling terus menunduk

4.7 Imut melihat gareuha

4.8 Sang dewi patah melihat

4.9 Wajah masam melihat wayang

5.1 Penayangan semuanya enggan

5.2 Menyanggupi wayangyang sedang menari

5.3 Romay penabuh gamelan tidak sanggup

5.4 Nyi citra wati datang

5.5 Nyi putri menengadah sambil tersenyum

5.6 Putri berbicara tak jelas

5.7 Begini katanya

5.8 Tidak enak oleh yang cantik

5.9 Dewi patah bersenggama ke kadah

6.1 Dari pada suami saya

6.2 Sudah ganteng rajin pula

6.3 Main kendangnya beres

6.4 Malah mengajak senyum

6.5 Senyumnya manis

6.6 Suami Nyi bungsu

6.7 Tidak punya keahlian

6.8 Keluar Bersama kadal badis

6.9 Kesukaannya memakan bangkai ayam

7.1 Terus nagis lagi patah

7.2 Air matanya keluar nya banyak

7.3 Sudah itu pergi keluar

7.4 Den jaka melihat

7.5 Gareuha Sudah keluar lagi

7.6 Raden jaka pangling turun

7.7 Mendahului dewi patah

7.8 Bajunya dipake kembali

7.9 Sudah tidur menyerupai Biyawak lagi

8.1 Tidak lama Nyi putri datang

8.2 Ke papajangan lalu menangis

8.3 Jaka Bayawak memeriksa

8.4 Kenapa Nyi putri menangis

8.6 Kepada akang Nyai tidak setuju

8.7 Kalau tidak mau

8.8 Akang sekarag mau pulang

8.9 Dewi patah cong nyembah sambil menjawab

9.1 Wahai akang tidak sekali

9.2 Kepada kamu akang tolak

9.3 Dari dahulu kalau menolak

9.4 Bayawak datag lagi

9.5 Sukur kalau begitu Eulis

9.6 Yang sabar saja enung sekarang harus ikhlas

9.7 Nyai haris berangkat lagi

9.8 Nyai harus berangkat dari pawayangan

9.9 - (tidak terrcantum dalam naskah)

10.1 Nyembah Nyi putri menjawab

10.2 Akang saya pamitan dahulu

10.3 Nyi putri cepatnya pergi

10.4 Keluar langsung ke samping

10.5 Putri memanggil dalam hati

10.6 Ada apa yang dimaksud

10.7 Akang menyuruh maksa pisan

10.8 Sekarang saya mau mencoba

10.9 Menunggu akang Bayawak kaluar

XXIV. PUPUH KINANTI

1.1 Jaka Bayawak sudah turun

1.2 Nyamar cara laku tadi

1.3 Sudah campur dengan panayagan

1.4 Nyai putri cepatnya pergi

1.5 Masuk ke pajangan

1.6 Ditemukan Cangkang Bayawak

2.1 Nyi putri semua terlewati

2.2 Bayawak dibawa hilang

2.3 Terus dewi patah tidur

2.4 Diapit dua bantal guling

2.5 Pura-pura tidur nyenyak

2.6 Raden jaka pangling berbicara

3.1 Raden jaka pangling masuk

3.2 Lalu raden main kendang lagi

3.3 Melihat gerhana

3.4 Nyi putri tidak terlihat

3.5 Tidak ada menonton wayang

3.6 Cepatnya rahaden pulang

4.1 Kira-kira jam lima subuh

4.2 Pulang raden jaka pangling

4.3 Datangnya ke papanjangan

4.4 Rahaden melihat Nyi putri

4.5 Bajunya tidak ada

4.6 Terus membangunkan putri

5.1 Nyi putri langsung memeluk

5.2 Sambil menepuk dan menyubit

5.3 Sambil memanggil

5.4 Akang kenapa seperti itu

5.5 Nyamarnya keterlaluan

5.6 Menyusahkan kepada saya

6.1 Putra-putri tidak diucap

6.2 Ucap Dewi Citrawati

6.3 Larinya ke papajangan

6.4 Nyusul raden jaka pangling

6.5 Ke sonong raden sedang leunggah

6.6 Berdampingan dengan Nyai putri

7.1 Dewi Citrawati gugup

7.2 Tidak tata pasini lagi

7.3 Lalu Raden berkelahi

7.4 Nyai putri memanggil keras

7.5 Memarahi ke Dewi Patah

7.6 Keras kepala kamu ANJING

8.1 Merebut suami orang

8.2 Tayoh yang cantik saja

8.3 Kamu Patah susah dikasih tau

8.4 Tidak punya malu

8.5 Suami kamu Bayawak

8.6 Ini mah suami saya

9.1 ..... Patah mendatangi

9.2 Sangat mau kata wati

9.3 Tayoh tidak tau rupanya

9.4 Coba bercermin dengan baik

9.5 Nyi citrawati menjawab

9.6 Jangan berbicara ANJING

10.1 Kamu patah keras kepala sekali

10.2 Tayoh yang cantik saja

10.3 Kiranya pengantin baru

10.4 Merebut suami orang

10.5 Kemana suami anda

10.6 Bayawak seperti SETAN

11.1 Raden jaka pangling imut

11.2 Tidak ada rasa marah sedikitpun

11.3 Melihat yang sedang berkelahi

11.4 Sangat seru sekali

11.5 Terdengar oleh para Eumban

11.6 Cek-cok menyebut ada apa

12.1 Nyi emban lapor kepada ratu

12.2 Memberitahukan bahwa terjadi sesuatu

12.3 Lalu dengan cepat menyuruh

12.4 Raden patih ngumisi

12.5 Cepat Raden Patih pergi

12.6 Mondar-mandir sambi memainkan kumisnya

13.1 Berkata Den Patih sudah nyunduk

13.2 Ada raden jaka pangling

13.3 Terlihat sedang ditarik-tarik

13.4 Oleh dua putri yang cantik

13.5 Lalu Den patih memeriksa

13.6 Sedang apa yang cantik

14.1 Bagusnya Eulis jangan seperti itu

14.2 Itu Tidak bagus

14.3 Sama saudara jangan berkelahi

14.4 Menjawab Nyi citrawati

14.5 Gara-garanya si Patah

14.6 Merebut suami saya

15.1 Dengan cepat den patih bercerita

15.2 Sekarang Nyai putri

15.3 Kita mendatangi ke bapa

15.4 Cepat pergi Nyi putri

15.5 Raden putra ditalian

15.6 Dibawa amer kepada Gusti

16.1 Diceritakan kanjeng ratu

16.2 Sedang mampir di Sri Matanti

16.3 Didatangi para orang-orang tersohor

16.4 Tidak lama dari itu den patah pun atang

16.5 Dengan membawa perlengkapan

16.6 Kumambang Nyi putri menangis

XXV. PUPUH KUMAMBANG

1.1 Sang Ratu maja Ngalahir

1.2 Apa itu Patya

1.3 Manusia ganteng membawa tali

1.4 Kenapa itu dosanya

2.1 Raden Patih menyembaah tunduk kepada Gusti

2.2 Nun ini gamparan

2.3 Berkata yang maling

2.4 Purwa ku saya di bawa

3.1 Silahkan periksa Gusti ini dua Putri

3.2 Sang Raja ngajawab

3.3 Dari mana asalnya Nyai

3.4 Cepat cerita

4.1 Cedok menyembah Putri, Dewi Citrawati

4.2 Unjukan ke Ayah

4.3 Seperti ini menyesal Kanjeng Gusti

4.4 Dewi Patah kurang ajar

5.1 Si Patah itu merebut pacar saya

5.2 Oleh saya di marahin

5.3 Tidak suka saya pribadi

5.4 Oleh Patah tidak Unghak

6.1 Menjawab lagi Dewi patah sembari nangis

6.2 Saya tidak menerima

6.3 Nyi ini suami saya

6.4 Yang disebut Bayawak

7.1 Kanjeng Ratu ngandika ka Patih

7.2 Bagaimana peutana

7.3 Hal ini soal maling

7.4 Orang satu oleh berdua

8.1 Duduk menyembah Den Patih unjuk ke Gusti

8.2 Hal ini perkara

8.3 Ini keneutana maling

8.4 Disangka yang maling

9.1 Hukumnya itu harus dihukum mati Gusti

9.2 Siapa yang bisa

9.3 Menghhidupkan lagi maling

9.4 Pasti itu adalah jodohnya

10.1 Bertanya lagi kanjeng Ratu ke Nyi Putri

10.2 Seperti ini sekaranng

10.3 Ini satria yang maling

10.4 Harus di hokum mati sekarang

11.1 Siapa saja yang bisa mengobati

11.2 Ke itu satria

11.3 Ittu berarti yang punya suami

11.4 Citrawati kemudian ngajawab

12.1 Silahkan ama yang sanggup saya pribadi

12.2 Menghidupkan itu

12.3 Sang Ratu menjawab lagi

12.4 Kepada Raden Satria itu

13.1 Yah satria yang disebut dengan maling

13.2 Kula tidak suka

13.3 Gara-gara diriimuu maling

13.4 Raden akan di hokum mati

14.1 Cedok menyembah ancang-ancang Den Jaka Pangling

14.2 Nun Gusti silahkan

14.3 Siang malam akan ikut

14.4 Terang bulan empat belas

15.1 Sesungguhnya balungbang timur diri saya

15.2 Matahari-matahari padang

15.3 Pasrah ke Gusti yang widi

15.4 Suka di dunia akhirat

16.1 Sang Ratu mendengarken kemudian menangis

16.2 Mengalir air mata

16.3 Den Patihpun seperti itu

16.4 Menangisnya Raden Satria

17.1 Terceritakan Nyi miskin menangis menjerit

17.2 Dengan gelishnya

17.3 Raden it anak saya

17.4 Duh raden dimanjakan

18.1 Sakit rasanya orang yang disembelih

18.2 Oleh ibu terasa

18.3 Segini ibu merasa sakit

18.4 Raden jangan menyerah

XXVI. PUPUH DURMA

1.1 Diceritakan raden jaka pangling itu

1.2 Dibawa oleh raden patih

1.3 Ke alun dibawa

1.4 Dengan bersama dilirik oleh tombak

1.5 Den patih dengan cepat ngadahir

1.6 Ke wadya teman dekat

1.7 Satria cepat tembak

2.1 Yang menonton semuanya pada kaget

2.2 Sebahagiannya menagis

2.3 Menyesal tidak terbawa

2.4 Yang tidak ada dosanya

2.5 Kata sebagian orang lagi

2.6 Besar dosanya

2.7 Makanya mau ditembak

3.1 Lalu raden jaka pangling itu

3.2 Ditombak lalu ditembak

3.3 Kulit udub banget

3.4 Manusia saling menjerit

3.5 Melihat ke raden jaka pangling

3.6 Darahnya keluar

3.7 Sudah mati jaka pangling

4.1 Lalu saja raden jaka pangling dibawa

4.2 Digotong oleh prajurit

4.3 Dibawa ke pamenggang

4.4 Semua nya menangis

4.5 Dengan cepat Sang ratu datang

4.6 Ke putri itu

4.7 Coba kemari citrawati

5.1 Ini maling oleh Nyai harus dihidupkan

5.2 Kalau memang benar suami Nyai

5.3 Bisa hidup kembali

5.4 Nyi citrawati unjuk

5.5 Wahai gusti memohon minta ijin

5.6 Saya mengobati

5.7 Ini obatnya sangat mujarab

6.1 Dapat dari dukun saudara lepus

6.2 Nyi putri cepat pergi

6.3 Mengobati yan hilang

6.4 Diolesi oleh sendirinya

6.5 Santai saja raden jaka pangling

6.6 Tidur terlentang

6.7 Tidak bergerak sedikit pun

7.1 Kanjeng aja bersatu kembali dengan dewi patah

7.2 Ini Nyi patah yang cantik

7.3 Silahkan segera obati

7.4 Harus bisa bangun kembali

7.5 Dewi patah menyembah mani

7.6 Saya tidak bisa

7.7 Menghidupkan yang sudah mati

8.1 Rarauju mendekati dewi patah

8.2 Jimat sambil dibawa

8.3 Rarauju membisikan

8.4 Terima sambil berdiri

8.5 Jimat campak punya saya

8.6 Silahkan ambil

8.7 Sang ratu berbicara kembali

9.1 Ayo obati itu yang hilang

9.2 Kalau memang itu suami Nyai

9.3 Harus bisa bangun kembali

9.4 Rarauju mencolek

9.5 Berdiri silahkan bawa ini

9.6 Jimat campaka

9.7 Menerima jimat Nyi putri

10.1 Dewi patah menyembah kepada rama unjukan

10.2 Meminta ijin kepada tuhan

10.3 Saya akan mengobati

10.4 Mungkin saja bisa bangun

10.5 Jikalau ini suami saya

10.6 Yang hilang itu

10.7 Semoga hidup kembali

11.1 Lalu oleh Nyi putri diusap

11.2 Oleh Jimat yang dikasih oleh tuhan

11.3 Mengembalikan yang hilang

11.4 Lalu raden bagus baksa

11.5 Didepan Nyi putri menari

11.6 Rereh kenekan

11.7 Terlalu suka kanjeng gusti

12.1 Sudah salurak wadya rekan

12.2 Menyoraki Nyi putri

12.3 Yang tidak punya malu

12.4 Disanggupi mengobati

12.5 Lalu dewi citra wati

12.6 Pada dimarahi

12.7 Lalu citrawati kabur

13.1 Kaburnya Nyai itu ke gunung unggaran

13.2 Lalu Nyai tapa Nyi putri

13.3 Diarca sewu tapanya

13.4 Lama sekali tapanya

13.5 Lalu diamkan dahulu Nyi putri

13.6 Yang sedang tapa

13.7 Dahulu kembali lagi

XXVII. PUPUH PUNGKUR

1.1 Kita percepat ceritanya

1.2 Raden jaka pangling menghadap kepada gusti

1.3 Duduk bertamu lalu tunduk

1.4 Menyesal karena menghina

1.5 Para bangsawan semuanya berkumpul

1.6 Sangraja cepat ngomomong

1.7 Kesemua pala mantri

2.1 hey semua para pegawai negeri

2.2 jikalau tidak tahu raden jaka pangling

2.3 itu suami Nyi bungsu

2.4 anaknya ratu madend

2.5 yang gantengdan nyamar mencari elmu

2.6 sekarang saya saksian

2.7 ke semua pala mantri

3.1 Negara saya berserah

3.2 Ini ke rahaden jaka pangling

3.3 Dengan diangkat ratu

3.4 Dengan diganti namanya

3.5 Perbu-perbu yang muda Amrajaya sang pemenang

3.6 Dengan ini den selamaya

3.7 Oleh saya diangkat patih

4.1 Sudah sorak para punggawa

4.2 Dur mariyeum menabuh semua muti

4.3 Pelog, salendro dengan degung

4.4 Saya mendatangi

4.5 Saling terheran kepada patih dan ratu

4.6 Semuanya saling suka

4.7 Antenat diMajapahit

5.1 Silahkan simpan dahulu sebentar

5.2 Perbu muda Amrajaya Majapahit

5.3 Sudah ditatap hidup ratu

5.4 Sekarang ganti cerita

5.5 Yang diucap pandingan digunung

5.6 Didalam guha wijaya

5.7 Kerjanya sedang cemberut ilmi

6.1 Kepada anak yang dipelihara itu

6.2 Den Ermaya yang tertangkap maling di tegal

6.3 Mengajar segala ilmu

6.4 Ermaya tidak ada kekurangan

6.5 Segala ilmu sudah dapat

6.6 Raden Ermaya datang

6.7 Keguru sang maha tau

7.1 Begini kata Den ermaya

7.2 Bapa bako saya meminta ijin

7.3 Ingin bertemu bersama ibu

7.4 Saya itu sudah sangat lama

7.5 Tidak bertemu dengan ibu saya kenapa

7.6 Pangdita bako menjawab

7.7 Benar ujang anak saya

8.1 Bapa sudah sangat berniat

8.2 Menyuruh kepada ujang itu agar pulang

8.3 Tapi nanti dulu agus

8.4 Bapa itu mewariskan dahulu

8.5 Ini bapa punya jimat tiga warna

8.6 Satu gong kecil barang pusaka yang turun temurun

8.7 Dua panah tiga keris

9.1 Barang pusaka yang turun temurun

9.2 Kasiatan baring supagi

9.3 Misalnya ada yang meninggal

9.4 Tiga atau empat

9.5 Pukul saja ini gong kecil ini oleh agus

9.6 Tentu itu yang meninggal dunia

9.7 Yang empat hidup kembali

10.1 Umpamanya yang mati empat

10.2 Gong kecil itu dipukulnya dua kali

10.3 Yang hidup menjadi delapan

10.4 Begitu itu sisanya

10.5 Dengan panah ini anak panahnya agus

10.6 Apabila ditarik oleh ujang

10.7 anak panahnya suka menjadi banyak

11.1 Keluarnya seperti tawon

11.2 Anak panah itu melambai balik kembali

11.3 Ketigana ini halus

11.4 Yang namanya paringga jaya

11.5 Umpanya menyodok gunung gugur

11.6 Menyuruh kesegala sungai kering

11.7 Batu berubah menjadi air

12.1 Dipakai menyodok manusia

12.2 Maksud siapa sekarang manusia tidak mani

12.3 Setan siluman juga kabur

12.4 Semuanya lari ketakutan

12.5 Begitu khasiatnya keris agus itu

12.6 Nih ini cepat terima

12.7 Bapa kaujang pawaris

13.1 Den jaka ermaya menyembah

13.2 Dan menerima gong kecil panah dan keris

13.3 Bako berbicara lagi

13.4 Ujang ganteng anak bapa

13.5 Sangat lebih pantas ujang menjadi patih

13.6 Sekarang bapa ujang

13.7 Tidak akan mencegat kembali

XXVIII. PUPUH MAGATRU

1.1 Ayo nak sama bapa pergi ke ibu

1.2 Harus sore itu keris

1.3 Jangan sampai ketinggal panahnya

1.4 Harus oleh raden dicangking

1.5 Raden digendong sama bapa

2.1 Den ermaya dibawa terbang oleh bapa

2.2 Melayang bersama angin

2.3 Raden bagus tambah lucu

2.4 Diatas naik paksi

2.5 Menghadap kesana kesini

3.1 Bangau itu terbang tinggi sekali

3.2 Akan menyaksikan majapahit

3.3 Sesudah itu bangau itu turun

3.4 Di lading kebun kayu

3.5 Ermaya masih digendong

4.1 Dari punggung bangau ermaya turun

4.2 Kemudian bangau itu terbang kembali

4.3 Raden ermaya kebingungan

4.4 Di kebun kayu dia sendirian

4.6 Melirik kesana kemari

5.1 Kemudian den ermaya menuju keselatan

5.2 Melirik kesana kemari

5.3 Merasa mendengar sesuatu

5.4 Raden tidak merasa ketakutan

5.5 Menemukan jalan yang kosong

6.1 Den ermaya merasa senang dirinya terlewati

6.2 Raden berangkat dengan prihatin

6.3 Pindah cerita sudah sampai di suatu negeri

6.4 Den putra inggah di suatu warung

6.5 Simpan ermaya yang muda

7.1 Pindah cerita den selamaya yang gagah

7.2 Menjadi seorang patih di majapahit

7.3 Den bagus berangkat untuk meronda

7.4 Kepasar di majapahit

7.5 Ingin menjaga di kios

8.1 Pindah cerita den ermaya yang ada di warung

8.2 Bertemu dengan raden patih

8.3 Den patih kemudin berkata

8.4 Ucapan raden patih yang lembut

8.5 Ini satria lagi apa

9.1 Darimana saja rahaden baru bertemu

9.2 Bersama siapa …

9.3 Jaka ermaya menjawab

9.4 Saya dari negeri

9.5 Negeri mandu ratu kahot

10.1 Nama sebutan saya biasa dipanggil

10.2 Jaka ermaya

10.3 Raden patih kembali berkata

10.4 Duh raden ermaya mantri

10.5 Raden ada maksud apa

11.1 Sepertinya rahaden sedikit terburu-buru

11.2 Ermaya menjawab kembali

11.3 Saya dari gunung

11.4 Sekarang saya akan pulang

11.5 Kesini hanya ingin tahu

12.1 Den patih selamaya langsung berkata

12.2 Hei raden ermaya mantri

12.3 Mana surat yang pasti

12.4 Kelebihan negeri

12.5 Raden ermaya menjawab

13.1 Waktu saya tidak dibawa karena ribet

13.2 Den patih mengawali pembicaraan kembali

13.3 Jika tidak ada waktu pasti

13.4 Tidak di boleh melewati negeri

13.5 Raden harus berpakaian sangat tertutup

14.1 Kemudian den ermaya berdiri sambil menjawab

14.2 Sepertinya itu sangat mudah sekali

14.3 Badan orang lain di belenggu

14.4 Kenapa harus mudah sekali

14.5 Saya bukan orang gila

15.1 Jika harus saya saya dan anda seperti itu

15.2 Lebih baik berlumur darah

15.3 Ayo saja kita bertempur

15.4 Anda berani apalagi saya

15.5 Mumpung kita sama-sama muda

XXIX. PUPUH SINOM

1.1 Den patih sangat marah

1.2 Telinganya seperti di iris

1.3 Mendengar yang memanggil

1.4 Sangat merah wajah raden patih

1.5 Maya berkata kembali

1.6 Iya ayo kita bertempur

1.7 Terserah anda

1.8 Ayo kita adu kulit

1.9 Apa saja mau anda di kabulkan

2.1 Kemudian den patih menjawab

2.2 Anda jangan hanya bicara

2.3 Saya sangat berani

2.4 Kemudian bertempur rahaden patih

2.5 Saling pukul memukul

2.6 Dipasar sangat gaduh

2.7 Bertempur sangat rame

2.8 Saling dorong mendorong

2.9 Berantakan semua sangat hancur

3.1 Tidak ada yang berani menolong

3.2 Yang gagah yang sakti

3.3 Menyenggol pedagang pindang

3.4 Pariyuk pindang terjatuh

3.5 Yang jualan di pukul

3.6 Tidak bisa bangkit sama sekali

3.7 Kemudian bengkak pipina

3.8 Orang-orang pada menjerit

3.9 Bubar semua orang yang ada di pasar

4.1 Menyenggol pada kebun bunga

4.2 Pot bunga semua terjatuh

4.3 Rusak seluruh tanaman

4.4 Yang menjaga pawing kori

4.5 Jamrong meNyingsingkan

4.6 Akan membantu yang bertempur

4.7 Inginnya untuk gulang

4.8 Akan memukul

4.9 Tidak disadari telapak asta salamaya

5.1 Akan memukul selamaya

5.2 Bergulingan terjatuh

5.3 Yang jauh pun ditendang

5.4 Jamrong langsung lari

5.5 Yang bertempur pun nambah berani

5.6 Kemudian akan masuk ke dalam dapur

5.7 Tungku pun rusak retak

5.8 Semua piring pun pecah

5.9 Yang berda di dapur pun menangis

6.1 Pindah cerita yang di pamengkang

6.2 Semua ibu menangis

6.3 Ada seorang ibu berlari

6.4 Menuju kepada Nyai putri

6.5 Kerumah raden patih

6.6 Menyandang kembali roro uju

6.7 Eumyan kemudian mengatakan

6.8 Wahai tuan saya

6.9 Mengetahui kaka berantem

7.1 Berantemnya kaka

7.2 Dipamengkang sedang tanding

7.3 Sama seperti gagahna

7.4 Tanpa takut sedikit pun

7.5 Seperti kaka beradik

7.6 Cepat dewi roro uju

7.7 Berangkat ke pamengkang

7.8 Yang bertempur pun saling memukul

7.9 Roro uju dirinya merasa sangat kaget

8.1 Kemudian memanggil

8.2 Jangan bertempur seperti itu

8.3 Berantem den ermaya

8.4 Saling tumbuk dan memukul

8.5 Tak ada kawan satupun

8.6 Merasa pusing kembali roro uju

8.7 Kemudian bertepuk tangan

8.8 Yang bertempur pun malah sangat berani

8.9 Salemaya mundur merasa malu oleh garwa

9.1 Tambah keberaniannya

9.2 Den ermaya merasa pusing

9.3 Kemudian timbul rasa curiga

9.4 Raden patih pun seperti itu

9.5 Berhenti saling memukul

9.6 Ganti raden saling suduk

9.7 Kulitnya habis sama sekali

9.8 Tak ada yang mempan satupun

9.9 Roro uju langsung mengetahui ka raka

10.1 Tuan muda amro jaya

10.2 Terkenal di sri sakanti

10.3 Duduk di kursi goyang

10.4 Nyi roro uju datang

10.5 Duduk nyembah Nyi putri

10.6 Roro uju terima penunjuk

10.7 Saya salah sangka

10.8 Kepada raka di patih

10.9 Mengenal raden patih selamaya

11.1 Di dapur sedang berantem rosa

11.2 Tidak sama sekali senang di pisah

11.3 Yang memisahkan pun gugup

11.4 Saling tumbuk menumbuk

11.5 Akang subangga melihat

11.6 Perabu anom berkata

11.7 Adik patih cukup jangan berantem

11.8 Tenang memainkan halaman

11.9 Rame yang bermain keris

12.1 Saling tangkap menangkap

12.2 Tak ada yang asar satu pun

12.3 Nyi annom berkata kembali

12.4 Cukup rai jangan berantem

12.5 Rai harus punya kesadaran

12.6 Bahwa rai menjadi patih

12.7 Tiga kali prabu anom melarang

12.8 Ermaya jeung selamaya

12.9 Asyik saja bermain keris

13.1 Tidak bisa di tegur

13.2 Prabu anom langsung menegur

13.3 Sama-sama merasa pusing

13.4 Teman anda saja turut

13.5 Rai sangkan meNyita

13.6 Terima kan tingkah laku kami

13.7 Nanti hati saya dipukulan

XXX. PUPUH KINANTI

1.1 Oleh ratu anom yang sedang berantem

1.2 Di tangkap sama sekali

1.3 Dijatuhkan dua-duanya

1.4 Raden patih pun terjatuh

1.5 Merunduk raden ermaya

1.6 Den patih tidak bangun lagi

2.1 Patih dan ermaya lumpuh

2.2 Tidak bergerak sdikit pun

2.3 Sang ratu anom berkata

2.4 Bagaimana kerasa sakit

2.5 Ayo bangun kembali

2.6 Nyi roro uju melihat

3.1 Nangis kembali roro uju

3.2 Melihat kaka terjatuh

3.3 Kemudian mendekatinya

3.4 Nyai putri masih menangis

3.5 Perabu anom memeriksa

3.6 Kenapa kangrai menangis

4.1 Wahai saya sangat khawatir

4.2 Melihat ini yang tergeletak

4.3 Belum waktuna untuk mati

4.4 Sayang teman oleh nipana

4.5 Saya akan minta ijin

4.6 Kang selamaya melamun

5.1 Akan diberi kehidupan kembali

5.2 Dan satria ini

5.3 Ratu anom berkata manis

5.4 Silahkan Nyai diobati

5.5 Semoga bisa sadr kembali

5.6 Membawa jimat roro uju

6.1 Cempaka mulyu yang wangi

6.2 Kemudian diperhatikan

6.3 Oleh cempaka jimat putri

6.4 Menghirup den selamaya

6.5 Ermaya pun seperti itu

6.6 Oleh ratu anom mempercayai

7.1 Ermaya nyembah kemudian duduk

7.2 Perabu anom berkata

7.3 Satria darimana

7.4 Ermaya nyembah menjawab

7.5 Bahwa daerah saya

7.6 Dari negeri Madura pura

8.1 Ermaya adalah nama saya

8.2 Lengkap ermaya bercerita

8.3 Dari awal sampai akhir

8.4 Tanpa ada yang terlewat

8.5 Dari awal berburu jangkrik

8.6 Sampai datang ke gua pun

9.1 Sang ratu anom berkata

9.2 Sekarang den ermaya

9.3 Yu urang berdoa kepada tuhan

9.4 Perabu anom kemudian pergi

9.5 Berbisik kepada sri bopati

9.6 Den ermaya tidak melihat

10.1 Bersama raden patih

10.2 Pindah cerita sang ratu datang

10.3 Duduk diatas kursi gading

10.4 Tak lama sang anom datang

10.5 Bertiga bersama graden patih

10.6 Kemudian duduk menyembah

11.1 Sang ratu sepuh berkata

11.2 Kang putra diminta datang

11.3 Mendekat dengan ema datang

11.4 Ratu anom nyembah tunduk

11.5 Menunjukan bersama kemanisan

11.6 Saya salah tidak tahu

12.1 Bahwa adanya kepercayaan

12.2 Dari negeri mandura pura

12.3 Sanggup berdoa kepada tuhaan

12.4 Sang ratu sepuh berkata

12.5 Kemari raden

12.6 Ema ingin periksa

13.1 Siapa kesayangannya

13.2 Nyembah den jaka ermaya

13.3 Tunjukkan kepada kanjeng gusti

13.4 Nama saya adalah

13.5 Den jaka ermaya

13.6 Saya adalah orang yang kesasar

14.1 Oleh perkara gusti

14.2 Saya meminta timbangan

14.3 Besar kecil dosa saya

14.4 Sang ratu sepuh berkata

14.5 Sangat ditimbang oleh saya

14.6 Tapi raden harus mengerti

XXXI. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Raden kemarilah duduk

1.2 Mengerti kepada ratu muda

1.3 Raden harus bersedia

1.4 Den jaka ermaya menyembah

1.5 Memeriksa raja

1.6 Mengerti bahwa perkataan ratu

1.7 Saya sanggup mengikuti

2.1 Tidak lama lagi

2.2 Ermaya dijadikan putra

2.3 Bersama dengan pernikahan

2.4 Rame-rame tidak pindah cerita

2.5 Sepertinya cara yang dulu

2.6 Ganjaran ermaya tersisa

2.7 Meninggalkan cerita majapahit

3.1 Sekarang pindah cerita

3.2 Kediri yang diceritakan

3.3 Ratunya yang telah wafat

3.4 Yang meninggalkan satu putra

3.5 Putranya yang gagah dan mulus

3.6 Takada ketakutan sama sekali

3.7 Sangat buruk anknya

4.1 Pekerjaaanya pun

4.2 Maling membegal merampok

4.3 Namanya raden tampingan

4.4 Jika maling tidak mendapatkan

4.5 Rumahnya yang dibakar

4.6 Banyak rumah yang kebakaran

4.7 Seperti itu kelakuanya anak

5.1 Disayangipun tidak dapat

5.2 Jika dapat sering mukul

5.3 Yang menyanyangi pun di pukul

5.4 Gagah tidak tertandingi

5.5 Sering raden bertarung

5.6 Manusia banyak yang meninggal

5.7 Den mempuNyai hati diri

6.1 Karena tidak ada lawan

6.2 Sudah mengaku sangat jago

6.3 Kemudian berangkat den tampingan

6.4 Berniat akan berkelana

6.5 Akan mencoba bertarung dengan weduk

6.6 Raden berangkat sendiri

6.7 Sudah keluar dari negeri

7.1 Raden berangkat kehutan

7.2 Masuk ke hutan belantara

7.3 Ada badak yang gaduh

7.4 Radeh tidak ada rasa takut

7.5 Bertemu gajah lalu ditumbuk

7.6 Terjatuh dan perutnya pun bedah

7.7 Ada badak di pinggir sungai

8.1 Raden pun melempar

8.2 Badak lalu mengejarnya

8.3 Kepada raden tampingan

8.4 Badak mengejar

8.5 Badak menubruk lalu terjatuh

8.6 Ku raden lalu dinaiki

8.7 Badak bangun berdiri kembali kembali

9.1 Sengak-sengek suaranya

9.2 Sambil berputar-putar

9.3 Bokong badak ditusuk-tusuk

9.4 Raden tidak ada rasa jijik

9.5 Sesudah itu badak pergi

9.6 Berlari ke gunung ungaran

9.7 Badak merasa sangat pusing

10.1 Kemudian terguling

10.2 Rahaden kemudian lompat

10.3 Segera raden tampingan

10.4 Kemudia badak terbangun

10.5 Kepada raden tampingan menabrak

10.6 Oleh raden badak disepak

10.7 Badak lalu terguling

11.1 Kebawah lalu sekarat

11.2 Kemudian badak mati

11.3 Kemudian berangkat den tampingan

11.4 Berangkat terburu-buru

11.5 Memutar ke arca sayu

11.6 Melihat putri sedang balakbak

XXXII. PUPUH BALAKBAK

1.1 Terkejut sekali raden melihat putri cantik

1.2 Sedang tertidur

1.3 Kemudian oleh raden didekati

1.4 Putri itu

1.5 Serta mengucapkan didalam hatinya raden

1.6 Radenna

2.1 Ada seorang putri sedang dalam arca

2.2 Mungkin

2.3 Ini itu jin siluman yang sedang tidur

2.4 Kemudian saja

2.5 Oleh rahaden putri dibangunkan

2.6 Putri itu

3.1 Terbangun kaget dan bercerita imut

3.2 Selesai tidur

3.3 Perasaan dalam mimpi

3.4 Putri itu

3.5 Putri berkata wahai teja sulaksana

3.6 Yang ganteng

4.1 Dari mana orang ganteng baru muncul

4.2 Ko aneh

4.3 Baru bertemu dengan saya

4.4 Raden itu

4.5 Yang dari negri mana

4.6 Engkang itu

5.1 Dengan siapa raden kesini

5.2 Engkang teh

5.3 Den tampingan berkata kepada putri cantik

5.4 Wahai oneng

5.5 Kalau rumah akang dari negri Kediri

5.6 Berasal dari

6.1 Akang itu putra ratu mau berkelana

6.2 Niatnya

6.3 Kalau nama akang yang mengatakan

6.4 Semuanya

6.5 Akang itu terkenal dengan jaka tampingan

6.6 Rahaden

7.1 Sekang akang balik bertanya kepada eulis

7.2 Enden itu

7.3 Dari mana kenapa ada di arca sewu

7.4 Tertidur

7.5 Bersama siapa tuan putri

7.6 Yang gonjleng

8.1 Mengerjakan apa putri ada di arca

8.2 Ko aneh

8.3 Nyai putri menjawab dengan imut

8.4 Tertawa

8.5 Nama saya itu sering disebut

8.6 Terkenal

9.1 Nyai citra wati anaknya Nyai putri

9.2 Saya itu

9.3 Rumahnya di negri majapahit

9.4 Tidak lain

9.5 Ibu pemilik kraton

9.6 Semuanya

10.1 Kalau maksud saya ada di arca itu

10.2 Yaitu berniat untuk tapa

10.3 Pasaleh

10.4 Bertapa mencari cinta

10.5 Saya itu

10.6 Malu oleh adik saya dewi patih

11.1 Karena

11.2 Sebab dewi pati sudah bersuami

11.3 Kepada raden

11.4 Saya malu oleh Nyi dewi patih

11.5 Bersanding

11.6 Raden jaka tampingan kemudia berkata

12.1 Kata raden

12.2 Aduh Nyai suka menyesal badan akang

12.3 Kesel

12.4 Jika sedang samah Nyai oleh akang dilamar

XXXIII. PUPUH KINANTI

1.1 Seandainya Nyai bersedia

1.2 Mungkin oleh Akang dinikah

1.3 Nyi Putri cepat menjawab

1.4 Dengan imut yang cantik

1.5 Benarkah hati Akang

1.6 Ke saya Akang mau nikah

2.1 Den Putra terus berangkat

2.2 Benarkah Enden Putri

2.3 Akang berani sumpah

2.4 Apakah kamu tentu akan menikah

2.5 Nyi Putri nyubit menjawab

2.6 Wah ini bohong sekali

3.1 Jaka tampingan lalu merangkul

3.2 Sambil mencium Nyi Putri

3.3 Nyi Citra Wati menepuk

3.4 Akang jangan terburu-buru

3.5 Pulang dari negara

3.6 Siang malam terasa sama

4.1 Waspada juga tidak akan oleh orang lain

4.2 Pasti oleh akang sendiri

4.3 Jaka tampingan menjawab

4.4 Wah ini bohong sekali

4.5 Jaka-jaka nya pun bersedia

4.6 Sekarang juga Nyai menolak

5.1 Putri citra wati imut

5.2 Dengannya memukul dan nyubit

5.3 /113/ masalah itu akang

5.4 Kalo begitu kita pulang

5.5 mari kita hampiri si ama

5.6 Jangan suka terlalu bercanda

6.1 Secepatnya rahaden pun pergi

6.2 Pergi berdua bersama sang putri

6.3 Tidak ada hambatan dijalannya

6.4 Ke kerajaan majapahit sudah sampai

6.5 Selanjutnya mendatangi ayahnya

6.6 Sang ratu yang sudah tua itu sedang duduk

7.1 Nyi putri nyembah dengan tertunduk

7.2 Sang ratu sepuh ngalahir

7.3 Nyi citra wati bahagia

7.4 Nyai datangnya terlalu cepat

7.5 Eulis habis pulang dari mana

7.6 Dan membawa satri

8.1 Nyi putri memberikan hormat

8.2 Oh iya kanjeng gusti

8.3 saya baru pulang mengumbara

8.4 kalau disana gusti

8.5 bertemu dengan ini tidak

8.6 Putranya ratu Kediri

9.1 Begitu juga kulanun

9.2 Mengumbara denganku

9.3 Mungkin sama saya dibawa

9.4 Mau menikah dengan saya

9.5 Sang ratu sudah terlanjur suka

9.6 Mendengarkan perkataan Nyi putri

10.1 Sang ratu tua lalu berbicara

10.2 Kalau begitu syukur eulis

10.3 Hari besok /114/ harus nikah

10.4 Raden tampingan ka eulis

10.5 Kita percepat saja ceritanya

10.6 Den putra akan menikah

11.1 Keramaian tersebut tidak diceritakan

11.2 Bukannya susah membuat dangding

11.3 Mungkin menggunakan cara yang seperti dulu

11.4 Tidak ada cara lagi

11.5 Bagaimana kalau adat biasa saja

11.6 Pernikahan seperti putra bupati

12.1 Simpan saja semua yang akan diceritakan

12.2 Yang ada di majapit

12.3 Ucapan satu negara

12.4 Tunjung bang adalah nama dari sebuah negeri

12.5 Negeri buta mungkin sangat besar

12.6 Ari nu jadi bupati

13.1 Dirinya sudah sangat terkenal

13.2 Namanya kala perenggi

13.3 Dig jaya gagah perkasa

13.4 Disuatu hari

13.5 Ratu buta sedang bertiduran

13.6 Sangkala perenggi bermimpi

14.1 Bermimpi bertemu dengan sang putri

14.2 Putri dari putra majapahit

14.3 Yang namanya dewi patih

14.4 Kala perenggi kemudian terbangun

14.5 Terbangun sembari kaget

14.6 Sepontan kelakuannya aneh

15.1 Jalan-jalan lalu duduk

15.2 Sembari memegang kumisnya

15.3 Kala perengg isedang kasmaran

15.4 Melihat sana sini

15.5 Jalan-jalan/115/dan tidak bisa diam

15.6 Kanjeung memanggil dua patih

16.1 Dua buta yang sangat besar dan tinggi

16.2 Namanya yang pertama adalah

16.3 Rahaden kadawi dursa

16.4 Dan yang satu lagi adalah

16.5 Kadadursi kakasihna

16.6 Dua buta ini sama gagahnya

17.1 Lalu menghampiri sang ratu

17.2 Kala durisa kala durisi

17.3 Memberikan hormat secara bersamaan

17.4 Mereka berdampingan sambil duduk

17.5 Kala perenggi berbicara

17.6 Hay kala durisa dan engkau durisi

18.1 Alasan kalian dipanggil

18.2 Kamu harus berjalan patih

18.3 Menghampri ke ratu maja

18.4 Dan bawakan surat dari saya

18.5 Sampaikanlah saya mau melamar

18.6 Ke dewi patah yang sangat cantik

19.1 memimpikan dewi patah purun

19.2 Itu semua terbawa mimpi oleh saya

19.3 Nyi patah pasrah sekali

19.4 Untuk putri yang cantik

19.5 Terbawa mimpi saya berdua

19.6 Dengan Nyi patah yang sangat cantik

20.1 Memberikan hormat kepada dewi patah dengan menunduk

20.2 Jawabnya silahkan gusti

20.3 Ratu buta lalu membuat surat

20.4 Dan surat tersebut sudah diberi tanda tangan

20.5 Lalu surat tersebut/116/ ditolak

20.6 Diberikan kepada dua patih tersebut

21.1 Dua patih memberi hormat lalu

21.2 Berjalan dengan sangat terburu-buru

21.3 Kebiasaan cara berjalannya sang buta

21.4 Tidak berhenti siang dan malam

21.5 Dua buta kita simpan saja

21.6 Katakan nanti di majapait

22.1 Diceritakan den patih dan ermaya

22.2 Didepan sedang duduk

22.3 didatangi para penggawa

22.4 Pekerjaan eurmaya adalah menulis

22.5 Dan menerima laporan-laporan

22.6 Dahulu dari para mentri

XXXIV. PUPUH PUNGKUR

1.1 ucapan patih buta

1.2 sudah datang didepan paseban

1.3 Di paseban si buta lalu berdiri

1.4 Sama-sama kaget semuanya

1.5 Dua buta yang sama tinggal diatas

1.6 ucapan patih ermaya

1.7 Kebuta tersebut bertanya dengan nada marah

2.1 Kalian buta dari mana

2.2 Ada keperluan apa kalian datang terhadap ku

2.3 Dua buta tersebut lalu menjawab

2.4 Saya dari negeri tanjung bang

2.5 Saya disuruh dan diperintahkan oleh sang ratu

2.6 Memberikan surat ini

2.7 Dari prebu kala perenggi

3.1 Patih ermaya lalu berbicara dan beranjak

3.2 bawakan/117/ surat dari perenggi kepadaku

3.3 saya diberikan surat oleh ratu

3.4 Sang buta memberikan surat tersebut

3.5 Oleh ermaya surat tesebut diterima lalu

3.6 Lalu selanjutnya surat tersebut dibuka

3.7 Beginilah cara dia menulis

4.1 Sudah diberikan suratnya

4.2 Ke kang rama maharatu di majapait

4.3 Kang putra mempuNyai petunjuk

4.4 Jikalau ayah mengijinkan

4.5 Yang dimaksud kang putra mungkin besar sekali

4.6 Ingin menikah dengan dewi patah

4.7 Apakah ayah mengijinkannya

5.1 Kang putra sedang kasmaran

5.2 Tidak siang tidak malam selalu terbawa mimpi

5.3 Apalagi dewi patah itu cantik

5.4 Diminta sekarang juga

5.5 Semoga dengan ini ada bantuannya

5.6 Setelah menerima surat

5.7 Muka raden patih memerah

6.1 Nafsu den patih ermaya

6.2 Lalu surat tersebut ditamparkan

6.3 Ke ladursa lalu ladursa pun tersungkur

6.4 Ditendang oleh den ermaya

6.5 Hal yang sama juga dialami oleh kaladursi

6.6 Raden ermaya/118/ dengan cepat

6.7 Beranjak lalu menampar

7.1 Kaladursa ditendang

7.2 Jatuh tersungkur ke tanah

7.3 Kaladursi lalu dipukul

7.4 Tertidur ditengah paseban

7.5 Darah dari dua buta tersebut bercucuran

7.6 Di bawa ke tengah jalan

7.7 Awakna tibabaranting

8.1 Raden ermaya berbicara

8.2 Lalu dua buta tersebut terbangun dan bangkit

8.3 Ermaya melaporkan terhadap ratu

8.4 Simpan saja den ermaya

8.5 Di kocapken buta nu dua geus nambru

8.6 Waktu itu juga langsung terbangun

8.7 Amarah sangkala dursi

9.1 Kaladursa pun menghalangi

9.2 Nanti dulu jangan terlalu terburu-buru

9.3 Kita harus berpikir

9.4 Dan kita jangan gegabah

9.5 Begini adikku omongan akang dengarkanlah

9.6 Akang bukannya takut akan pedang

9.7 Maupun takut terhadap bedil

10.1 Akang tidak takut terhadap pedang

10.2 Syukur-syukur kita melakukan perang itu juga kalau diperbolehkan

10.3 Bagaimana kalau kita nanti mati

10.4 seperti/119/ kelakuannya

10.5 Baguslah saya diperintahkan oleh sang ratu

10.6 Kalau kita nanti kalah dalam perang

10.7 Eweh nu lapur ka gusti

11.1 Jadi tuna caritana

11.2 Untuk sekarang mari kita pulang dulu adikku

11.3 kita laporkan terhadap ratu

11.4 bahwa kita telah diserang

11.5 ayolah adiku kita harus cepat-cepat

11.6 Kaladursi pun tertawa

11.7 Semabari berbicara dengan sedikit tertawa

12.1 Saya teringat omongan akang

12.2 Katanya akang tidak takut oleh tombak bedil

12.3 Baru juga ke dipukul

12.4 Akang sudah tersungkur jatuh

12.5 Kaladursa kaladursi pun pergi

12.6 Mungkin seperti kang

12.7 Berani untuk membalasnya

13.1 Kau pun juga tersungkur jatuh

13.2 Sudahlah adikku mari kita pergi

13.3 Jangan banyak biacara

13.4 Karena saya tidak kuat

13.5 Dua buta tersebut sudah beranjak pergi

13.6 Berjalan dengan cepat

13.7 Lalu dua buta tersebut pun pulang

XXXV. PUPUH DURMA

1.1 Melihat langkah dua buta tersebut

1.2 Patih eraya berkata

1.3 Memerinthaka terhadap maharaja

1.4 Sudah datang didepan raja

1.5 Sang ratu anom ngalahir

1.6 Naon kang patya

1.7 Lalu dua patih tersebut memberi hormat kembali

2.1 Nun sumuhun pariksa dauh gamparan

2.2 Ada rahasia sedikit

2.3 Waktu saya dipaseban

2.4 Ada dua buta datang

2.5 Memerintahkan kala parenggi

2.6 Dan membawa surat

2.7 Surat tersebut aku baca

3.1 Setiap surat melamar adik marah

3.2 Saya bingung

3.3 Dua buta itu

3.4 Oleh saya dipukul

3.5 Dua buta tersebut muntah darah

3.6 Sekarang pergi

3.7 Terucap perkataan kala parenggi

4.1 Mudah-mudahan bersedia

4.2 maupun kala perenggi

4.3 merusak nagri gamparan

4.4 Sang ratu berbicara

4.5 Betul apa kata akang patih

4.6 Harus pasti

4.7 Kita harus hati-hati

5.1 Tunda deui parbu anom amarjaya

5.2 Ada yang mengatakan lagi

5.3 Salah satu negara

5.4 Nama negeri nya adalah guha upas

5.5 Yang berkuasanya adalah ratu jim

5.6 Lalu namanya

5.7 Sang/121/perabu limandanawi

6.1 Patihnya bernama liman cantaka

6.2 Patih tersebut gagah dan berani

6.3 Sama hal nya seperti ratunya

6.4 Dig jaya yang gagah perkasa

6.5 Lalu perwakan dari ratu jim sendiri seperti apa

6.6 Perawakannya seperti bagong

6.7 Badannya penuh dengan sisit

7.1 Sisit nya banyak sekali

7.2 Terlihat sangat rapat

7.3 Lalu makanannya

7.4 berbagai bangkai dimakannya

7.5 Bangkai ular maupun babi

7.6 Sudah pasti dengan bangke ayam juga

7.7 Bangkai kuda bangkai sapi

8.1 Suatu hari ratu jim

8.2 Menguap dan tertidur

8.3 Menggema suaranya

8.4 Seperti sagara yang sedang pasang

8.5 Liman darawi bermimpi

8.6 Tentang kebesaran garwa

8.7 Kepada dewi patah yang cantik

9.1 Sesudah terbangun liman danawi memegang

9.2 Memegang Nyai putri

9.3 Kebetulan dewi patah tidak ada

9.4 Dan itu yang diinginkannya

9.5 Sang ratu jim berkata

9.6 wahai dewi patah

9.7 Kenapa Nyai menghilang

10.1 Lalu liman/122/ danawa pun keluar

10.2 memanggil raden patih

10.3 Liman cantaka sudah datang

10.4 memerintahan kamah raja

10.5 berbicara kepada liman danawi

10.6 Begini katanya

10.7 Hey liman cantaka patih

11.1 Patih hari ini kamu harus pergi

11.2 Perintahkan ke majapait

11.3 Pinta dewi patah

11.4 Oleh mu harus terbawa

11.5 Liman cantaka segamit

11.6 Raja duluan

11.7 Mundur keluar den patih

12.1 Berjalan dengan terburu-buru

12.2 Bulak balik ke luar negeri

12.3 Pergi dengan ancang-ancang

12.4 Terbang menggunakan sayap

12.5 bagaimana perilaku jim

12.6 cepat seperti kilat

12.7 sudah datang kr majapait

13.1 Lalu patih jim pun masuk ke dalam istana

13.2 Bertemu dengan patih selamaya

13.3 Den selamaya mariksa

13.4 Ini tamu darimana

13.5 Terlihat seperti terburu-buru

13.6 Dan siapa namamu

13.7 Untuk apa datang kesini

14.1 Patih jim lalu menjawab

14.2 Saya adalah papatih

14.3 Dari negara guha upas/123/

14.4 Liman cantaka namanya

14.5 Saya diutus oleh gusti

14.6 Ke ratu maja

14.7 Meminta dewi patah putri

15.1 Tuluy imut raden patih selamaya

15.2 Patih Jim lalu ditampar

15.3 Serta sedang bercerita

15.4 Disuruh oleh siapa kamu

15.5 Tidak ada sopan-sopan nya anjing

15.6 Berani meminta

15.7 Den patih pun ditampar

16.1 Kalau saya sudah mati silahkan saja

16.2 Kalau benar kamu seorang laki-laki

16.3 Mari kita bertarung

16.4 Sebelum memenangkan dewi patah

16.5 Saya ini adalah papatih

16.6 Nomer satu

16.7 Malahan putus hubungan

XXXVI. PUPUH MAGATRU

1.1 Secepatnya liman cantaka menyenggol

1.2 Lalu selamaya patih pun pergi

1.3 Patih jim lalu jatuh

1.4 Den selamaya menampar

1.5 Patih jim lalu melotot

2.1 Patih jim diseret ke alun-alun

2.2 Sambil terus ditampar

2.3 Patih jim kewalahan sangat

2.4 Merasa kapok dan tak sadarkan diri

2.5 Menghilang tidak terlihat

3.1 Selamaya /124/ heran di dalam hati

3.2 Karena musuhnya menghilang

3.3 Bingung kesana kemari

3.4 Tidak salah lagi tidak ditemukan

3.5 Den selamaya melongo

4.1 Setelah itu ada suara dari atas

4.2 Membuat sakit hati

4.3 Ini adalah cerita di atas

4.4 Yaitu omongan patih jim

4.5 Kamu jangan melongo

5.1 Cepat susu aku ini ada diatas

5.2 Kalau iya kamu laki-laki

5.3 Jangan melamun dan hanya diam

5.4 Cepat susul saja aku

5.5 Ayo kita saling menampar

6.1 Selamaya mendengar suara diatas

6.2 Telinganya mau di potong

6.3 Raden tidak bisa menyusul

6.4 Selamaya lalu menangis

6.5 Ngenes tidak bisa mengambil

7.1 Patih jim membuat malu yang terdiam

7.2 Padahalkan kamu papatih

7.3 Kenapa tidak bisa terbang

7.4 Kamu bilang nomor satu

7.5 Jadi patih untuk apa

8.1 Tidak lama datang dewi roro uju

8.2 menghampiri/125/ yang sedang menangis

8.3 Dewi roro uju memanggil

8.4 Kenapa Akang menangis

8.5 Den selamaya pun menjawab

9.1 Aku menangis bukan karena kalah bertarung

9.2 Ada kekurangan sedikit

9.3 Akang tidak bisa terbang

9.4 Malu oleh musuh yang sakti

9.5 Diatas ke Akang meledek

10.1 Roro uju memanggil dengan mimik muka yang genit

10.2 Wahai akang kau membuat khawatir saja

10.3 cepatlah dewi roro uju

10.4 ambilkanlah satu campaka itu

10.5 Campaka jimat yang terkenal

11.1 Yaitu yang namanya campaka dadu

11.2 Lalu oleh Nyi dewi

11.3 Diusapkann ke kaki

11.4 Telapak kaki den patih

11.5 Nyi roro sedang memberitahukan

12.1 Silahkan akang sekarang cepat kejar

12.2 Pukul bumi tiga kali

12.3 Den selamaya kemudian berdiri

12.4 Mendatangi rumah sebanyak tiga kali

12.5 Den selamaya pun pergi

13.1 Sudah keatas selamaya menyusul musuh

13.2 Oleh patih jim terlihat

13.3 Patih jim sangat terkejut

13.4 /126/ dan pikirannya pun agak risih

13.5 Setelah patih jim berbicara

14.1 Untuk saat ini saya tidak akan dulu bertarung

14.2 Dia terjaga sampai pagi

14.3 Jangan sampai ganti lawan

14.4 Saya harus dengan anda

14.5 Sekarang saya akan pulang

15.1 Raden patih selamaya mendengar

15.2 pembicaraannya patih jim

15.3 Heran didalam hati

15.4 Siapa yang berbicara kepada saya

15.5 Wujudnya tidak terlihat

16.1 Setelah itu raden selamaya turun

16.2 Cepat mendatangi ke gusti

16.3 Simpan dulu tidak diceritakan

16.4 Yang mendatangi gusti

16.5 Diceritakan kala perenggi

17.1 Pekerjaan dia hanya duduk dan berdiri saja

17.2 Mengharapkan kedatangan kala dursi

17.3 Ucapan kala dursa terjurumus

17.4 Berdua dengan kaladursi

17.5 Sangkala perenggi sangat senang

18.1 Setelah itu kala perenggi memanggil

18.2 Hey kalawidursa dursi

18.3 Dimana dewi patah ayu

18.4 Saya sudah ingin bertemu

18.5 Kalawidursa pun menjawab

19.1 /127/ tergantung perkataan Nyi putri ayu

19.2 Tidak dibawa olehku

19.3 Alasan tidak dibawa

19.4 Putri sudah punya suami

19.5 Suaminya gagah tangguh

20.1 Saya juga disana itu bertarung gusti

20.2 Sampai bengkak pipiku

20.3 Ditampar raden bagus

20.4 Hanya datang sampai tidak sadar

20.5 Saya berdua kalah

21.1 Sang perenggi mukanya merah dan lembam

21.2 Sudah terlanjur pusing

21.3 Lalu parenggi menjawab

21.4 Sekarang kaladursi

21.5 Dengan terpaksa kasmaran pergi

XXXVII. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Mari kaladursi

1.2 Kita hancurkan sekarang

1.3 Kumpulkan kawan semuanya

1.4 Cepat patih kaladursa

1.5 Mengumpulkan semua teman

1.6 Dari utara dan selatan

1.7 Sudah lengkap perkataan buta

2.1 Ada yang berteriak-teriak dan menjerit

2.2 Bermacam-macam suara buta

2.3 Dari selatan hitam semua

2.4 Secepatnya saat itu meluap

2.5 Sempit gerak dijalannya

2.6 Sang perenggi menunggangi/128/ lembu

2.7 Jaka yang ada dipertengahan

3.1 Dijalannya tidak dipotong

3.2 Ceritakan saja sudah datang

3.3 Ke majapait semuanya

3.4 Orang kampung berlarian

3.5 Takut melihat buta

3.6 Teman buta terus bersuara

3.7 Sebagian yang membuat rusuh

4.1 Dinegeri tersebut orang-orang sedang membicarakan

4.2 Ermaya dan selamaya

4.3 Mendatangi ke ratu muda

4.4 Den selamaya menunjukan

4.5 Ke sang anom amro jaya

4.6 Iya benar kanjeng ratu

4.7 Tentang musuh sudah dating

5.1 Perahu muda sudah terbuat

5.2 Cepat antar oleh berdua

5.3 Meskipun niatnya baik

5.4 Jangan sampai mebawa kawan

5.5 Lawan saja oleh berdua

5.6 Ermaya mengikuti untuk menyembah

5.7 Dia meminta untuk menampar

6.1 Selamaya ingin pergi

6.2 Mundur dari depan raja

6.3 Ermaya ya begitu jugaBerangkatnya bareng berdua

6.4 Ermaya dan selamaya

6.5 Merias diri sehingga terlihat menawan

6.6 Seperti orang yang hampir mirip

7.1 Cepat ermaya sudah berangkat

7.2 /129/ berdua dengan selamaya

7.3 Musuh buta sudah terlihat

7.4 Lalu selanjutnya diletakan

7.5 Memasangkan bendera merah

7.6 Ciri mengajak perang pupuh

7.7 Terlihat oleh ratu buta

8.1 Berbicara kala perenggi

8.2 Eh patih kala widursa

8.3 Olehmu cepat lihat

8.4 Itu yang menantang perang

8.5 Tapi tidak ada orangnya

8.6 Cuman ada dua makhluk halus

8.7 Anak itu sangat berani

9.1 Patih kadalursi memberikan hormat

9.2 Silahkan gusti kita antar

9.3 Kala perenggi lalu menjawab

9.4 Patih segera memajukan sekutu

9.5 Cepat patih kaladursa

9.6 Temannya sedang berkumpul

9.7 Dan memasang bendera merah

10.1 Oleh ermaya terlihat

10.2 Bukti ada bendera merah

10.3 Den ermaya dengan cepat

10.4 Ermaya berbicara di gondewah

10.5 Teman buta sudah siap-siap

10.6 Suaranya terdengar menggaung

10.7 Dipunggung kalawidursa

XXXVIII. PUPUH SINOM

1.1 Batal yang sedang di perbincangkan

1.2 Diceritakan Kala Parenggi

1.3 Yang Kabur dari medan peperangan

1.4 Bertiga dengan para pengawalnya

1.5 Berbicara Kala Perenggi

1.6 Wahai Pengawal bagaimana ini

1.7 Saya ceritanya melawan

1.8 Supaya saya mendapatkan Nyi Putri

1.9 Dan Supaya sang Ratu pun menyerah kepada saya

2.1 Sang Kala Dursa menjawab

2.2 Yang Mulia saya memohon diri

2.3 Barangkali tujuan terlaksana

2.4 Saya sekaligus akan meminang

2.5 Di karenakan saya telah mendengar

2.6 Ada seorang Ratu Monyet

2.7 Dia terkenal sangat gagah

2.8 Dari gua Tiskenda wahai yang Mulia

2.9 Ratu Siluman kekasihnya adalah Bujang/183/ Ganom

3.1 Kala Perenggi bersabda

3.2 Betul perkataan mu wahai Patih

3.3 Mari kita berjalan saja

3.4 Minta bantuan Sangaji

3.5 Semoga saja dia bersedia berperang

3.6 Dan semoga dia sanggup

3.7 Berperang melawan Sang Ratu Maja

3.8 Kemudian berjalan Sang Perenggi

3.9 Yang mengikutinya Kala Dursi dan Kala Dursa

4.1 Hentikan dulu untuk rencana meminang

4.2 Ganti lagi rencana yang kita atur

4.3 Dikatakan putra sang pendeta

4.4 Yang bertapa di sisi langit

4.5 Sekarang telah kembali

4.6 Ada di tempat sang Pendeta sakti

4.7 Sang tercinta yaitu Raden Danur Wenda

4.8 Terkenal tidak ada tandingannya

4.9 Sang Pendeta kepada putranya bersabda

5.1 Wahai Raden Bagus anakku

5.2 Raden sebenarnya mau apa lagi

5.3 Memberi Hormat Raden Danur Wenda

5.4 Izinkan saya berbisik

5.5 Ayah yang paling tahu

5.6 Pendeta seraya berkata

5.7 Ayah mu ini sudah tahu

5.8 Raden berpikir siang-malam

5.9 Tiada lagi Raden ingin menjadi seorang raja

6.1 Setelah ayah menunjukan kepada kamu

6.2 Jikalau ingin menjadi bupati

6.3 Kau harus bersedia bertapa/185/

6.4 Bertapa di ujung keris

6.5 Itu ke negeri Majapahit

6.6 Rahaden bagus menjawab

6.7 Ayah saya menyanggupinya

6.8 Pendeta berkata lagi

6.9 Untunglah jika ujang berbesar hati

7.1 Raden harus berseru

7.2 Kalau sudah datang ke majapahit

7.3 Begini kamu disana

7.4 Ujang harus menantang prajurit

7.5 Tantanglah ratu majapahit

7.6 Dia merupakan ratu yang paling unggul

7.7 Jikalau mengalahkanya

7.8 Raden akan menjadi bupati

7.9 Diharapkan sekali engkau jangan berbuat salah

8.1 Raden Danur Wenda memberi hormat

8.2 Memohon izin berangkat dari rumah sang Pandita

8.3 Cepatnya Raden memohon izin

8.4 Setelah memohon izin Raden pun berangkat

8.5 Berangkat menuju Majapahit

8.6 Dalam perjalanannya tidak diceritakan

8.7 Diceritakan Sudah sampai lagi

8.8 Di perbatasan wilayah Majapahit

8.9 Berangkat Raden Danur Wenda Cepat sekali

9.1 Telah sampai di negaranya

9.2 Sudah sampai di Alun-alun

9.3 Raden danur Wenda berteriak-teriak

9.4 Komat-kamit menantang para prajurit

9.5 Dimana Ratu Majapahit

9.6 Mari kita mengadu keahlian berpupuh

9.7 Dan jangan mengandalkan teman

9.8 Harus ratunya sendiri yang datang

9.9 Jangan sekali kali mengandalkan teman

10.1 Diceritakan orang-orang di istana mendengar

10.2 Ada yang menantang prajurit

10.3 Para pembesar istana segera berlari

10.4 Memberitahukan kepada kangjeng Gusti

10.5 Mereka telah masuk ke pelataran istana

10.6 Para pembesar memberi hormat

10.7 Kami memberitahukan bahwa musuh telah datang

10.8 Di alun-alun menantang yang mulia

10.9 Perabu Anom mendengarkan yang memberikan berita

11.1 Perabu Anom berkata

11.2 Menurut kang Ermaya Patih

11.3 Dan juga Akang Jaka Tampingan

11.4 Perajurit silahkan maju

11.5 Para Pandakawam memohon izin

11.6 Undur dari hadapan Ratu

11.7 Para Pandakaawan berlarian

11.8 Sudah sampai lagi dirumah Patih

11.9 Lalu mereka bercerita

12.1 Menyampaikan amanat dari Raja

12.2 Harus maju lagi berperang

12.3 Musuh telah sampai

12.4 Di alun-alun menantang untuk berperang

12.5 Raden Patih telah mendengar

12.6 Bersiap siap Raden Patih dengan tergesa-gesa

12.7 Terhunus senjatanya yang tajam

12.8 Raden Patih segera berangkat

12.9 Berkata bahwa saya tidak akan mundur dalam berperang

XXXIX. PUPUH DURMA

1.1 Raden anom lambaikan tangan

1.2 Cepatlah kamu babi

1.3 Jangan banyak gaya

1.4 Cepat kamu datang

1.5 Saya kesal dari tadi

1.6 Menunggu kamu

1.7 Ayo kita bertanding

2.1 Raden Patih Ermaya cepat berlari

2.2 Sembari mengambang ngambang keris

2.3 Oleh Danur Wenda di sambut

2.4 Sudah bertemu pada berduaan

2.5 Ermaya berkata dengan lembut

2.6 Wahai engkau Satria

2.7 Siapa sebenarnya anda ini

3.1 Dari mana kamu menantang untuk berperang

3.2 Danur wenda menjawab dengan bengis

3.3 Kamu jangan bertanya namaku

3.4 Cepat lawan saya

3.5 Cepat ermaya berangkat

3.6 Menyuruh meNyingkil

3.7 Kerisnya di bontang banting

4.1 Di tusukan ke Danur Wenda tidak mempan

4.2 Malah tidak terjadi apa-apa /187/

4.3 Begini kata danur wenda

4.4 Yang paling lemah cepat dipilih

4.5 Mau dari belakang mau dari pinggir

4.6 Cepat dipilih

4.7 Raden Ermaya pusing

5.1 Terus saja raden ermaya manggil-manggil

5.2 Cepat nyaut kamu

5.3 Danur wenda meludah

5.4 Hantam terus kami dulu

5.5 Ermaya memanggil lagi

5.6 Sudah sangat kesal

5.7 Kamu menyerang saya

6.1 Terus saja Danur Wenda meludahinya

6.2 Terkena pada ujung keris

6.3 Kerisnya menjadi lunak

6.4 Den patih ermaya kaget

6.5 Melihat kesaktian keris

6.6 Gak ada rupanya

6.7 Langsung raden mengambil keris

7.1 Raden ermaya kerisnya membentang bagus

7.2 Den Danur Wenda terdiam

7.3 Pas keris mau datang

7.4 Danur Wenda komat-kamit

7.5 Kerisnya kembali lagi

7.6 Tidak mengenai sedikitpun

7.7 Raden Patih Tercengang

8.1 Mengambil lagi satu jimat leluhur /188/

8.2 Jimat dipukul langsung diam

8.3 Tidak ada suaranya

8.4 Den ermaya tambah heran

8.5 Langsung menyerang lagi

8.6 Ke danur wenda

8.7 Langsung di pegang Raden Patih

9.1 Di lemparkan ermaya oleh danur wenda

9.2 Lepas di lemparkan dengan cepat

9.3 Ke ratu anom jatuhnya

9.4 Perabu anom kaget

9.5 Kaget melihat Raden Patih

9.6 Dia terpental jatuh ke tanah

9.7 Lalu berdiri raden Ermaya Patih

10.1 Lalu Den Ermaya Memohon Izin

10.2 Hamba memberi hormat kanjeng gusti

10.3 Baahwa musuh yang di lawan gagah

10.4 Tidak bisa dianggap remeh

10.5 Syaratnya bahwa musuh sangat sakti

10.6 Saya tidak sanggup

10.7 Sang Ratu Anom bersabda

11.1 Akang Tampingan saja sekarang yang maju

11.2 Raden Tampingan pun maju untuk berperang

11.3 Cepatnya mereka sudah bertemu

11.4 Dengan Raden Danur Wenda

11.5 Raden Tampingan langsung menampar

11.6 Kepada Danur Wenda

11.7 Raden Danur Wenda tersenyum

12.1 Terus saja Raden Tampingan di ludahi/189/

12.2 Ludah mengenai pipinya

12.3 Raden Tampingan terjatuh

12.4 Lalu pipinya menjadi kembung

12.5 Terjatuh tidak bergerak lagi

12.6 Lalu dia di boyong

12.7 Dilemparkan dengan kencang

13.1 Jatuhnya langsung ke hadapan Raja muda

13.2 Raden Tampingan menjerit

13.3 Kaget dan malu oleh sang Raja

13.4 Dia pun duduk menyembah

13.5 Sang Ratu Anom bersabda kembali

13.6 Kenapa denganmu akang

13.7 Tidak wajar akang jatuh

XL. PUPUH KINANTI

1.1 Raden Tampingan menjawab

1.2 Saya kembalikan beban ini kepada Gusti

1.3 Saya sudah tidak kuat

1.4 Perang melawan setan

1.5 Air ludah nya sangat berbahaya

1.6 Langsung kembung pipi saya

2.1 Prabu anom berbicara

2.2 Tiga orang maju lagi

2.3 Bersama raden selamaya

2.4 Kang ermaya begitu lagi

2.5 Terus tiga orang maju

2.6 Yang tiga mempuNyai pikiran yang risi

3.1 Yang bertiga itu sudah berhadapan

3.2 Den danur wenda tertawa

3.3 Den danur wenda berbicara /190/

3.4 Kamu sangat terlalu

3.5 Sangat semangat maju ke medan

3.6 Mana ratu kamu

4.1 Den Selamaya menjawab

4.2 Jangan menanyakan ratu saya

4.3 Saya saja cepat lawan

4.4 Den danur wenda berbicara

4.5 Temen kamu mau ngelawan

4.6 Cepat lawan aku

5.1 Danur wenda terus meniup

5.2 Nafas nya sangat kuat

5.3 Yang bertiga tertarik

5.4 Melayang terbawa angin

5.5 Ke Ratu Anom jatuhnya

5.6 Saling berjatuhan satu persatu

6.1 Prabu Anom kaget

6.2 Melihat yang blag blig blug jatuh

6.3 Ratu anom terus mengangkat

6.4 Tidak memeriksa lagi

6.5 Menemui Den Danur Wenda

6.6 Den Danur Wenda menghilang

7.1 Masuk kedalam batu

7.2 Ratu anom sudah melihatnya

7.3 Terus saja memanggilnya

7.4 Eh musuh jangan menghilang

7.5 Ini aku cepat lawan

7.6 Kamu setan cepat keluar

8.1 Ratu Anom mengambil batu tersebut

8.2 Danur Wenda pindah lagi

8.3 Pindah kepada bunga

8.4 Batunya di buang lagi

8.5 Terus mengambil bunga

8.6 Den danur wenda menghilang

9.1 Raden danur wenda memanggil

9.2 Ini pasti seorang lelaki

9.3 Sangat pantas menjadi raja

9.4 Mau nyoba satu kali lagi

9.5 Kalau aku sudah ketahuan

9.6 Pasti ini seorang lelaki

10.1 Raden jadi api yang menyala

10.2 Membara dan menjadi gunung

10.3 Perabu Anom berbicara

10.4 Benar ini mah lelaki

10.5 Ratu anom menciptakan hujan

10.6 Hujan yang sangat deras

11.1 Membasahi api yang menyala

11.2 Api yang menyala menghilang lagi

11.3 Jadi gunung yang sangat besar

11.4 Ratu anom menciptakan lagi

11.5 Sudah menjadi landak putih

11.6 Beribu ribu landak putih

12.1 Landak mengintari gunung

12.2 Gunungnya sudah hilang lagi

12.3 Gunung hilang timbul raksasa

12.4 Raksasa besar sekali

12.5 Sang Ratu Anom bersabda

12.6 Jadi ratu monyet putih

13.1 Raksasa di serang oleh monyet

13.2 Moyet menyerang telinganya

13.3 Idung raksasa dicakar

13.4 Raksasa menjerit

13.5 Raksasa hilang dan sudah tidak ada

13.6 Muncul danur wenda lagi

14.1 Terus berkelahi

14.2 Saling menampar

14.3 Saling pukul

14.4 Tidak ada yang unggul satupun

14.5 Tenaganya sama kuat pada sakti

14.6 Pada kuat dan pada sakti

15.1 Danur Wenda menyambut sesal

15.2 Perabu Anom begitu lagi

15.3 Cus-cos seperti karang beradu

15.4 Tinggal suara keris

15.5 Salah satu tidak ada yang mempan

15.6 Danur wenda berbicara dengan lembut

XLI. PUPUH DANGDANGGULA

1.1 Keris ini mengapa tumpul sekali

1.2 Tidak ada manfaatnya keris ini

1.3 Ama Jamul bohong lagi

1.4 Pajah untuk menyerang lawan

1.5 Prabu Anom lalu berkata

1.6 Aduh mari istirahat dulu

1.7 Mengapa kamu berbicara seperti itu

1.8 Raden Danur Wenda menjawab

1.9 Karena ini Ama memberi keris yang tumpul sekali

1.10 Padahal Ama adalah seorang Pandita

2.1 Prabu anom kemudian berkata kembali

2.2 Silahkan akang mari kita berhenti sejenak

2.3 Sembari kita berbincang

2.4 Takutnya kita salah paham

2.5 Mari akang kita duduk

2.6 Akang sebenarnya dari mana

2.7 Saya ingin tahu

2.8 Raden Danur Wenda berkata

2.9 Berbicara dengan bengisnya asal saya sebenarnya

2.10 Dari tempat bertapa pulau Pinang

3.1 Danur Wenda adalah namaku

3.2 Ayahku adalah sang Pandita

3.3 Pandita Jamul yang terkenal

3.4 Sang prabu Anom langsung merangkulnya

3.5 Ternyata akang tidak di sangka-sangka

3.6 Perang ini adalah kesalahan

3.7 Perang melawan saudara

3.8 Saya juga adalah putera Ama

3.9 Ketika akang sedang bertapa disisi langit

3.10 Saya juga berada di pulau pinang

4.1 Mendengar hal tersebut Danur Wenda langsung menagis

4.2 Sambil berkata untuk meminta maaf

4.3 Akang baru mengetahui

4.4 Semoga adik bisa memaklumi

4.5 Perabu Anom lalu berkata lagi

4.6 Saya kembali lagi akang

4.7 Meminta untuk dimaklumi

4.8 Dan juga mohon pengampunan

4.9 Mari akang sekarang kita pulang

4.10 Raden Danur Wenda menjawab

5.1 Silahkan adiku akang akan mengikuti/194/

5.2 Perabu Anom lalu berangkat

5.3 Berangkatnya bersama-sama

5.4 Layaknya seperti gambar yang tersusun

5.5 Tidak ada kekacauan sedikitpun

5.6 Seperti pinang di belah dua

5.7 Cepatnya mereka telah masuk

5.8 Masuknya ke kampung

5.9 Selanjutnya mereka duduk di sebuah kursi dari gading

5.10 Duduknya berhadap hadapan

6.1 Berhenti lagi perabu Majapahit

6.2 Beserta Raden Danur Wenda

6.3 Layaknya tentu dikatakan

6.4 Beralih lagi cerita

6.5 Diceritakan lagi Kala Parenggi

6.6 Yang sedang meminang Ratu Monyet

6.7 Sekarang sudah hampir setuju

6.8 Mereka datang di gua Tiskenda

6.9 Sedang membincangkan hal tersebut dengn Bujang Ganom Bupati

6.10 Ratu Monyet di Tiskenda

7.1 Bujang Ganom langsung berkata

7.2 Wahai tamu kamu berasal dari mana

7.3 Dan kamu mau apa

7.4 Kala Parenggi menjawab

7.5 Saya ada maksud tertentu kepada anda

7.6 Anda Ratu raksasa

7.7 Berbicara kepada Ratu

7.8 Makanya saya berkata seperti ini

7.9 Saya memohon pertolongan dari Gusti /195/

7.10 Saya bermaksud untuk meminang anda

8.1 Semoga tujuan saya ini tercapai

8.2 Anda bersedia membantu dalam peperangan

8.3 Kalau mereka bisa dikalahkan

8.4 Saya akan ada kerjasama

8.5 Akan takluk senegara saya

8.6 Saya bersedia bersekutu

8.7 Terutamanya dengan Ratu

8.8 Semoga anda bersedia

8.9 Saya dengan suka rela memberikan seorang putri

8.10 Yang sangat cantik yaitu Dewi Patah

9.1 Bujang Ganom setelah mendengar hal tersebut berkata kembali

9.2 Peperangan kita sebenarnya melawan siapa

9.3 Beritahu oleh anda

9.4 Kala Parenggi menjawab

9.5 Perangnya melawan Majapahit

9.6 Karena Ratunya sakti

9.7 Kekuatannya sakti sekali

9.8 Bujang Ganom lalu berkata

9.9 Bagus sekali kami bisa menolong dalam perang

9.10 Sudah berkumpul semua sekutu

XLII. PUPUH LAMBANG

1.1 Kala perenggi suka

1.2 Anak muda sanggup tidak bertegur sapa

1.3 Menolong kepada orang yang berperang

1.4 Pastinya juga akan menang

2.1 Kita cepatkan cerita

2.2 Teman kera t sudah datang

2.3 Pada saat itu sedang menggosok badan

2.4 Banyak sekali pasukan kera

3.1 Sempit geraknya di jalan

3.2 Ada satu monyet yang paling besar dan kuat

3.3 Sudah sangat tua

3.4 Giginya juga sudah tidak ada

4.1 Kera itu mempuNyai tingkah laku

4.2 Sebagian yang menyebalkan

4.3 Liar dan suka membuat risuh

4.4 Sebagian banyak yang kejar- kejaran

5.1 Ada yang membawa anak

5.2 Dari depan sambil menyusui

5.3 Mereka yang datang sudah menceritakan

5.4 Tentang batas negara

6.1 Semua perkampungna di serbu

6.2 Oleh sekelompok kera dirusak

6.3 Kebun-kebun semua rusak

6.4 Buah- buahan pun habis

7.1 Satu orang berladang

7.2 Olekera ladangnya habis

7.3 Orang itu mulai lari

7.4 Larinya cepat ke negara

8.1 Niatnya mau lapor ke Raja

8.2 Ketika datang menghadap raja

8.3 Ada den patih ermaya

8.4 Yang mempuNyai ladang

9.1 Juragan saya mau beritahu

9.2 Mengingatkan ada ladang

9.3 Yang dicuri dan rusak oleh kera

9.4 Keranya banyak sekali

10.1 Saya meminta untuk di tenggok

10.2 Karena ladang saya rusak

10.3 Cepat Patih Ermaya

10.4 Saat itu lapor ke raja

11.1 Perabu muda berbicara

11.2 Ada apa akang gatya ? Raden Ermaya Melapor

11.3 Saya memberitahukan bahwa ada ladang rusak

12.1 Di batas negri gamparan

12.2 Semua sudah rusak

12.3 Oleh sekelompok kera dicuri

12.4 Dulu semua kera itu tidak ada

XLIII. PUPUH PUNGKUR

1.1 Perabu muda cerita

1.2 Kakak patih harus mengumpulkan perajurit

1.3 Serdadu harus kumpul

1.4 Sekelompok kera harus di tembak

1.5 Awas hati- hati kalian semua harus berkumpul

1.6 Sebab mereka merusak harta benda

1.7 Termasuk harta benda rakyat kecil

2.1 Tunduk sembah Raden patya

2.2 Serta pamit mundur dari hadapan gusti

2.3 Pergi secepat kilat

2.4 Untuk Menerima keris ladrag

2.5 Datang ke paseban dan sudah berbicara

2.6 Kami pun mendapat imbalan

2.7 Dari semua menteri

3.1 Begini korban dengan raja

3.2 Hari ini sedia perajurit

3.3 Tentara dibawa

3.4 Menjemput ke batas negara nya

3.5 Sebab sudah datang beribu- ribu kera

3.6 Teman- teman harus hati- hati

3.7 Sedialah tombak untuk menembak

4.1 Yang tumpul harus diasah

4,2 Dan yang patah harus di sambung lagi

4.3 Karena d n Patih berkata

4.4 Da satu kera datang

4.5 yang besar , gagah dan perkasa ,

4.6 Kera itu sangat hitam

4.7 Memberikan surat ke Rad n Patih

5.1 Ol h Rad n Patih diterima

5.2 Terus dibuka oleh patih

5.3 BuNyi surat tersebut

5.4 Ini tiap surat

5.5 Ini kami prabu muda , ratu kera

5.6 Ini rumah Siti Genda

5.7 Naik kala perenggi

6.1 Cepat-cepat kami meninjak

6.2 Oleh tentara atau ratu pribadi

6.3 Harus cepat buru-buru

6.4 Ada dibatas negara

6.5 Begitu setiap surat dari kera

6.6 Den patih cepat berkata

6.7 Kepada gerombolan kera yang kuat

7.1 Eh monyet yang bawa surat

7.2 Sekarang kamu hendaknya cepat pulang

7.3 Katakan saya sudah pasti

7.4 Hari ini juga datang

7.5 Terus monyet menyembah sambil mengangguk

7.6 Cepat monyet lari

7.7 Mereka lari dengan cepat dan lihai

8.1 Kita cepatkan cerita

8.2 Sudah sedia prajurit

8.3 Pasukan sudah berkumpul

8.4 Oleh para pengawal

8.5 Para Pembantu mayor sudah berkumpul

8.6 Sudah pasti para prajurit

8.7 Senapati judipati

9.1 Terucapkan raden ermaya

9.2 Naik kuda bulu gambir dan ikut

9.3 Pakaian kuda itu melebur

9.4 Kuda besar itu mengamuk

9.5 Lalu den selamaya bagus

9.6 Yang Cakep sambil naik kuda

9.7 Kuda dauk juga ikut

10.1 Cepat ketika itu budan

10.2 Prajurit berdesakan di jalan yang sempit

10.3 Senjata yang digunakan

10.4 Nguk ngok suara kuda tersebut

10.5 Benderanya merah berani menyala

10.6 Berkibar benderanya

10.7 Dan Bergoyang terkena angin

11.1 Tidak panjang diceritakan

11.2 Pasukan-pasukan sudah datang di batas negeri

11.3 Terlihat oleh pasukan kera

11.4 Prabu muda berkata

11.5 Segera lihat orang-orang itu adalah musuh

11.6 Harus sangat fokus sekali

11.7 Kita harus hati-hati

12.1 kemudian pasang bendera

12.2 Meriam sebagi ciri untuk berperang

12.3 Semua kera berdatangan

12.4 Beribu- ribu kera berkumpul

12.5 Sudah berkumpul dan ikut berperang

12.6 Lalu memasng bendera

12.7 Dengan temanya majapait

13.1 Waktu itu sedang sibuk perang

13.2 Pasukan manusia banyak sekali yang mati

13.3 Perang kera t tidak jelas

13.4 Tidak ada yang bawa senjata

13.5 Yang dijadikan senjata oleh monyet itu hanya gertakan saja

13.6 Kera berperang t hanya bisa menggigit

13.7 Akhirnya diputuskan untuk memakai senjata

XLIV. PUPUH MAGATRU

1.1 semakin lama perangnya semakin kacau

1.2 ditembak malah tertawa

1.3 macam-macam tingkah kera

1.4 di lawan oleh prajurit

1.5 kera mengankat alis

2.1 Banyak sekali orang- orang yang kesusahan

2.2 telinganya sampai robek-robek

2.3 idungnya banyak yang patah

2.4 digigit keras oleh kera

2.5 prajurit banyak yang gugur

3.1 terucap dalam ermaya yang bagus

3.2 raden membawa panah

3.3 cepatnya raden bagus

3.4 sudah membentangkan anak panah

3.5 dan anakpanah dilepaskan

4.1 Sampai banyak panah menancap dikepala

4.2 Pasukan monyet menjerit

4.3 sebagian ada yang kabur

4.4 pemuda ganom melihatBerpikir yang tidak pasti

5.1 anak muda tersebut punya satu guru

5.2 gurunya terkenal sakti

5.3 tama wira deksa yang terkenal

5.4 adanya diatas langit

5.5 itu yang jadi pasukan

6.1 pasukan kera sisanya masih hidup

6.2 sebagia mati tertancap panah

6.3 sang wiradeksa itu prabu

6.4 ke bawah diatas langit

6.5 menghampiri pemuda ganom

7.1 ketika bertempur tuan wiradeksa mengatakan

7.2 Prabu muda anak saya

7.3 kamu akan beruntung

7.4 kalau maju dalam perang

7.5 melawan yang gagah hebat

8.1 sekarang raden segera pergi maju

8.2 Prabu muda menyembah untuk pamit

8.3 sang wiradeksa sudah terbang

8.4 duduk di mega kuning

8.5 Dia hanya melihat

9.1 wiradeksa sambil membuka jimat kantong

9.2 ermaya membentangkan panah

9.3 di ambil diatas

9.4 panah tidak kembali lagi

9.5 Prabu muda marah

10.1 pasukan ratu majapahit sudah tempur

10.2 di marahi oelh kera putih

10.3 ermaya kaget sekali

10.4 melihat pasukan sudah mati

10.5 segera bendanya dipukul

11.1 dua kali memukul bendanya...

11.2 yang mati bangkit kembali

11.3 pasukan menggebu-gebu

11.4 anak muda heran melihat

11.5 sang wiradeksa coba lihat

12.1 lalu di ambil oleh wiradeksa

12.2 pasukan tisajawait

12.3 dimasukan kedalam kantong

12.4 tidak ada terlihat satu

12.5 raden ermaya bengong

13.1 raden ermaya sudah memukul benda

13.2 pasukan datang lagi

13.3 dari Cupu yang banyak

13.4 Tidak ada yang tinggal satupun

13.5 lalu sang wiradeksa bicara

14.1 Jadi sekarang lelaki itu

14.2 Sebagian temanya memegang

14.3 Sampai dari penglihatan jauh

14.4 Tak seorangpun yang tinggal

14.5 Bendanya barang dipukul

15.1 Kemudian turun wiradeksa

15.2 den Ermaya tidak melihat

15.3 Bendanya cepat tersentak

15.4 Wiradeksa yang sakti

15.5 Sedih hati Raden Ermaya

XLV. PUPUH PUCUNG

1.1 wiradeksa segera ke atas

1.2 Bendanya dibawa

1.3 wiradeksa sampai bahagia

1.4 karena bende terbawa oleh wiradeksa

2.1 lalu dimasukan kedalam kantong

2.2 dua jimat didapat

2.3 yaitu panah dan benda

2.4 Prabu muda mengamuk ke pasukan

3.1 Tunda dulu yang sedang perang

3.2 parit di negeri

3.3 prabu muda sedang menunggu

3.4 menunggu-nunggu raden patih yang perang

4.1 ketika itu ada suara dari atas

4.2 begini kata suara

4.3 hai raden prabu muda

4.4 perang ini tidak akan tertahan oleh raden

5.1 radenya harus menyuruh dewi roro ujud

5.2 untuk maju perang

5.3 melawan musuhnya yang hebat

5.4 yang diatas mencuci nama wiradeksa

6.1 yang dibawah dilawan oleh danur weda

6.2 itu akan kuat

6.3 begitu kata suara

6.4 prabu muda segera memanggil Nyi roro

7.1 roro uju segera menghadap kepada ratu

7.2 Nyi roro menyembah

7.3 duduklah dengan ta’dzim

7.4 prabu muda segera ikut menyusul

8.1 aduh Nyai saudara akang yang cantik

8.2 Nyai harus terima

8.3 harus maju perang

8.4 musuh Nyai di atas dan wiradeksa

9.1 Harus cepat pergi dan awas hati- hati

9.2 Maju untuk berperang

9.3 Nyai di lawan dengan yang jago

9.4 Ingat Nyai tidak usah resah

10.1 yang cantik menyembah menjawab ke ratu

10.2 Iya Ratu silakan

10.3 meski tidak ada imaba;an juga

10.4 saya tidak ada kekuatan sekali maju perang

11.1 menyembah pamit yang cantik roro ujud

11.2 sang ratu berkata

11.3 akang sambung duha saja

11.4 roro uju sudah lekas pergi

12.1 lalu roro ujud berdandan yang cantik

12.2 jimatnya diambil

12.3 cempaka putih dipakai

12.4 Geulung konde raksukan sutra ka sumba

13.1 di dalamnya pakai lagi baju kutung

13.2 pinggirnya di renda

13.3 Memakai peniti biar kuat

13.4 Dihias permata intan dan berlian

14.1 pakai kain di putar-putar

14.2 kainya juga sutra

14.3 Warna dasarnya ungu yang ternag

14.4 Dia tambah terlihat cantik

15.1 Yang cantik lalu membawa campaka dadu

15.2 Kaki dielus

15.3 Telapaknya oleh campaka

15.4 Nyi putri diam dan bersandar lemah

16.1 Tiga kali menginjak tanah yang cantik

16.2 Lalu putri melayang

16.3 Sudah bercampur dengan angin besar

16.4 Lalu putri melayang- layang di udara

17.1 Prabu muda berkata saat perang cumpu

17.2 Pasukanya sudah habis

17.3 Oleh wiradeksa diambil

17.4 Di usapkan pada jimat cupu

18.1 Yang tinggal raden ermaya yang bagus

18.2 Dan raden selamaya

18.3 Pasukan-pasukan tidak ada semua

18.4 Raden heran jika mati ada bangkainya

19.1 Selamaya dan ermaya lalu kabur

19.2 Lari ke negara

19.3 Dikejar oleh prabu muda

19.4 Tetapi tidak tersusul karena cepat larinya

20.1 Raden danur weda mencari

20.2 Dan mengembangkan Gondewa

20.3 Panah dibentangkan saja

20.4 Panahnya dibiarkan menusuk Prabu muda

XLVI. PUPUH SINOM

1.1 Dapat jetot jamparing nya

1.2 Bujang ganom teh menghilang

1.3 Kuda kasewi yang ada

1.4 Putra nya mindaya sari

1.5 itu saya maja pait

1.6 Kuda kasewi teh itu

1.7 Turunan brahwijaya

1.8 cepatnya nya kuda kasewi

1.9 Terus sujud keden wenda

2.1 Den danurweda berbicara

2.2 ini paman yang timendi

2.3 Naha sujud ka kaula

2.4 menyembah kuda kasawi

2.5 kenapa kanjeng gusti

2.6 yang mawi saya sujud

2.7 Sangat suka

2.8 sudah bubar dosa saya

2.9 Saya sekarang mau bercerita

3.1 Kuda kasewi cerita

3.2 Begini asal saya

3.3 Diwaktu dulu

3.4 Saya mempuNyai guru ilmu

3.5 Guru saya berbicara

3.6 Begini kata guru

3.7 Duh den jangan kesini

3.8 Dan jangan naik kayi

3.9 Karena kayinya tajam

4.1 Namanya kayi siwalan

4.2 Kekeh saya naik kayi

4.3 Rasa memetik buahnya

4.4 Buah kayi sangat manis

4.5 Perut saya buncit

4.6 Udah gitu saya turun

4.7 Pas sudah sampai dibawah

4.8 Jadi beda muka saya

4.9 Rupa saya jadi kera putih

5.1 Udah gitu saya bersemedi

5.2 Memohon ke yang maha suci

5.3 Pengen ganti rupa

5.4 Kata guru saya

5.5 Rupa tentu bisa ganti

5.6 jaga kalau sudah sampai

5.7 848 satria den nur wenda

5.8 itu yang bisa mengganti

5.9 Dan sama dia kamu harus berguru

6.1 Gitu kata guru

6.2 nurwenda berbicara manis

6.3 siapa nama paman

6.4 mengawal kuda kasewi

6.5 ari nama saya

6.6 Yang suka memanggil saya

6.7 849 kuda kasewi nama

6.8 Ari wijaya yang pasti

6.9 iya itu teh wastanya ayah

848 Danur 849 Pun

7.1 kata danur wenda

7.2 Syukur kalau dari maja pahit

7.3 Kalau paman belum tahu

7.4 danur wenda nya saya

7.5 pati di maja pahit

7.6 Putra sang pendeta jamus

7.7 Patapan pulau pinang

7.8 Dengan cepat kuda kasewi

7.9 Terus merangkul ka danur wenda

8.1 duh gusti saya tiada

8.2 dicari cari siang malam

8.3 sekaranggusti bertemu

8.4 saya mau ikut

8.5 Kemana pun gusti

8.6 tenwende saya nurut

8.7 850 an tunduk ka danur wenda

8.8 Ke dua kuda kasewi

8.9 wira deugsa saya ngucapkan sekarang

9.1 sesudah nyupuan balad

9.2 wira deugsa suka hati

9.3 terus terusan tidur

9.4 Tidur di mega kuning

9.5 Tidur sangat enak

9.6 Keringatnya munggah mengucur

9.7 Udah gitu putri datang

850 Tundudan

9.8 rorouju yang cantik

9.9 terus suka melihat yang sedang tertidur

XLVII. PUPUH ASMARANDANA

1.1 Nyai tidak malu

1.2 Yang tertidur pulas

1.3 Wiradeugsa anggur keryek

1.4 Nyi putri sangat kecal

1.5 Terus terusan dipukuli

1.6 Wiradegsa tidur dengan santai

1.7 851 cepat Nyi dewi roro

2.1 mengambil lodong tempat air

2.2 yang tidur terus di cucurkan

2.3 Wiradeugsa santai terus

2.4 makin enak tidurnya

2.5 Dwi 852 Roro Wuju heran

2.6 cepatnya Nyi Roro Wuju

2.7 Menyalakan/211/ api yang sangt besar

3.1 Terus ditaburi bambu

3.2 Wira deugsateh kaget

3.3 Roro Wuju imut

3.4 menghampiri ke wiradeugsa

851 Nyai 852 Dewi

3.5 853 wiradeugsa kaget

3.6 melihat dewi Roro Wuju

3.7 Aduh tejasu laksana

4.1 Tejane datang yang sangat cantik

4.2 Laksana baru bertemu

4.3 dimana elis yang anggun

4.4 Jin atau siluman

4.5 akang kasih tau

4.6 Nyi Roro Wuju kembali

4.7 saya dari sawaregan

5.1 saya ini widadari

5.2 mau berbicara ke akang

5.3 saya téh mau bertanya

5.4 lagi apah akang

5.5 bisa tidur dimega

5.6 saya yang mau weru

5.7 Sang wiradeugsa menjawab

6.1 akang mau menjaga sore

6.2 takut kalah mateng akang

6.3 anak akang bujang ganom

6.4 sekarang lagi maju perang

6.5 di perbatesan negara

6.6 dewi Roro Wuju imut

6.7 kaget sang wira deugsa

853 Sang

7.1 melihat imut Nyi putri

7.2 cerita tekaur lama

7.3 matanya melotot terus

7.4 Nyi putri berbicara lagi

7.5 jangan terlalu melirik kang 854

7.6 sekarang saya mau kembali

7.7 sang wira deugsa menjawab

8.1 iya jangan terlalu tegesa gesa

8.2 disini saja sama akang

8.3 nanti Nyai dibayar

8.4 apapun yang Nyai mau

8.5 bakalan dikasih ku akang

8.6 Nyi putri cepat kembali

8.7 saya mau ditikah

9.1 wira deugsa suka ketawa

9.2 mendengar ucapan Nyi roro

9.3 wira degsa terus ngmong

9.4 bagus elis gitu mah

9.5 sma akang pasti di tikah

9.6 Nyi putri mau merangkul

9.7 Nyi rorouju tepat waktu

10.1 terus nunduk wira degsa

10.2 Nyi roro wuju kaget

10.3 wiradegsa langsung melotot

10.4 sambil terus berbicara

10.5 kenapa elis kaget

10.6 Nyi rorouju kembali

10.7 kaya akang mau mengambil

11.1 akang jangan terburu buru

11.2 jaga nanti juga bukan sama siapa siapa

11.3 pastina sama akang

11.4 sang wiradegsa suka

11.5 Nyi putri 855 bertanya kembali

11.6 apa akang yang dipunya 11.7kasih tahu saya

12.1 sang wiradegsa ngalahir

12.2 ini cupu jimat akang

12.3 Nyi roro lalu bertanya lagi

12.4 cupu teh apa gunanya

12.5 yang bisa dipake jimat

12.6 sang wiradegsa menjawab

12.7 gunanya nyupuan balad

13.1 semua balad majapait

13.2 serdadu berkumpul jimatnya

13.3 sudah ada disini semua

13.4 itu gak ada yang di tinggal

13.5 856 dewi roro berbicara

13.6 tunda kang perkara nyupu

13.7 sama saya mau di pinta

14.1 sang deugsa menjawab lagi

14.2 elis ini mah jangan

14.3 Nyi putri tidak mau berbicara

14.4 kanjeng Nyi putri berbicara

14.5 kalau tidak dikasih itu

14.6 saya mau mundur

14.7 saya tidak mau ditikah

15.1 wiradeugsa ngomong manis

15.2 hey boleh ini ambil

15.3 Nyai jangan kesal

15.4 Nyi putri cepat mengambil

15.5 cupu jimat radeugsa

15.6 sudah gitu Nyi putri memanggil

15.7 kang saya mau membelai

16.1 wira deugsa langsung ketawa

16.2 langsung putri mau membelai

16.3 sang wira deugsa ngomong

16.4 silahkan Nyi akang belai

16.5 kutu sangat banyak

16.6 kang wira deugsa nunduk

16.7 Nyi putri langsung membelai

XLVIII. PUPUH PUNGKUR

1.1 Lama Nyi putri membelai

1.2 Lepas lepis putri sarta ikut

1.3 Wiradeugsa terus tidur

1.4 857 berani segor keryekna

1.5 Terus bangun Nyi putri sambil memanggil

1.6 Begini kata Nyi putri

1.7 Hey sang wiradeugsa

2.1 terima sama kamu

2.2 Wiradeugsa diikat sama 858 putri

2.3 membelit

2.4 sama jin di gulung tali 859

2.5 sama Nyi putri wiradeugsa di tarik

2.6 Terus dilepas dan dilempar

2.7 jatuh ke gunung surandi

3.1 Rorouju suka hati

3.2 Terus pulang Nyi putri bersama angin

3.3 Ke negri Nyi putri sampai

3.4 Jimat nyupunya diambil

3.5 Bareng nya Nyi putri ke alun alun

3.6 Jimat nyupu dibuka

3.7 keluar semua perajurit

4.1 didalam cupu keluar

4.2 Di alun alun sama serdadu tidak bisa bergerak

4.3 bersorak kocap bergerumuh

4.4 Kaget sang ratu muda

4.5 mendengar ada yang sbersorang bergerumuh

4.6 cepat pengen keluar

4.7 Sang ratu anom melihat

5.1 melihat yang cantik sungkem

5.2 terus melambai Nyi putri

5.3 lengannya elis yang cantik

5.4 Nyi putri cepat berangkat

5.5 Prabu anom menjemput putri yang cantik

5.6 dikawal 860 putri berangkatnya

5.7 gancangnya sudah mampir

6.1 terus kumpul 861 para tentara

6.2 sudah berrumpul semua ke gusti

6.3 berberes kursi sama bangku

6.4 prabu anom rojaya

6.5 sama nurwenda sampai 862 menghadap

6.6 armaya sama selamaya

6.7 disambut kuda kasewi

7.1 istri istri semua ada

7.2 sang perabu anom cepat berbicara

7.3 hay semua orang orang

7.4 mau seseranan prabu 863

7.5 egarana akang sangat

7.6 negara gabang tinatar

7.7 negri asal Nyi putri

8.1 milik akang danur wenda

8.2 besok kang danur wenda pindah

8.3 sebelum pindah harus

8.4 kan harus nikah dahulu

8.5 putri kusuma anak bungsu

8.6 kanjeng raden danur wenda

8.7 nikah Nyikusumah wati

9.1 tidak diadakan ramai

9.2 bukan susah saya bikin dang ding

9.3 semua juga pasti gitu

9.4 caranya yang dulu 9,5 berbicara lagi Nyi mas dewi Roro Wuju

9.6 menghadap ke ratu muda

9.7 begini kata Nyiputri

10.1 nun gusti saya gamparan

10.2 ingat wireh saya melewati jurit

10.3 silahkan ini saya

10.4 bende barreng gondewah

10.5 yang kang patih armaya ini saya

10.6 patih armaya menerima

10.7 bende panah dari Nyi putri

11.1 raden armaya suka

11.2 wireh jimat dua sudah datang kembali

11.3 sang ratu anom berbicara

11.4 semua antera

11.5 kita peto dimalam meskipun bergerumuh

11.6 sekarang pada pulang

11.7 terus bubar

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONSEP KEANEKARAGAMAN HEWAN PADA BUKU TEKS BIOLOGI SLTP KELAS I

1 76 13

ANALISIS LEVEL PERTANYAAN PADA SOAL CERITA BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DAN PENJUALAN KELAS X TERBITAN ERLANGGA DAN PUSAT PERBUKUANDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

0 43 16

DEIKSIS DALAM TEKS PIDATO GUBERNUR ACEH

0 10 1

ANALISIS TINGKAT KESUKARAN SOAL DALAM BUKU TEKS EKONOMI PADA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA PLUS ALHASAN KEMIRI PANTI JEMBER KELAS X SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012

0 17 16

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO KELAS IX SMP NEGERI 2 PUNDUH PIDADA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 67

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO KELAS IX SMP NEGERI 2 PUNDUH PIDADA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 36 69

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MELALUI PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PARDASUKA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 13 60

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 26 57

THE DIFFERENCES IN READING ALOUD SKILL OF ENGLISH TEKS THROUGH UTILIZATION OF AUDIO AND SOUND SLIDE INSTRUCTIONAL MEDIA FOR PRIMARY IV STUDENTS IN SD PALM KIDS BANDAR LAMPUNG PERBEDAAN KETERAMPLAN MEMBACA NYARING TEKS BAHASA INGGRIS MELALUI PEMANFAATAN ME

0 23 117

ANALISIS KELAYAKAN BUKU TEKS SISWA IPA KURIKULUM 2013 PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN KELAS VIII UNTUK DIGUNAKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DITINJAU DARI RELEVANSI ISI, KETEPATAN DAN KOMPLEKSITAS Tita Juwita

3 14 8