BIOMASSA: PANGAN VERSUS ENERGI dAN KEBERLANJUTAN
6. BIOMASSA: PANGAN VERSUS ENERGI dAN KEBERLANJUTAN
6.1 Biomassa: Pangan versus Energi
Tidak terjadi pertentangan antara biomassa untuk pangan, energi, atau untuk papan (iber) jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Prioritas hasil pertanian komoditi pangan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
2. Biomassa untuk energi lebih mengutamakan bahan baku limbah
3. Pilihan untuk energi atau untuk papan (iber) didasarkan pada pemenuhan lebih dulu kebutuhan, kemudian nilai ekonomi melalui produksi dan penjualan produk bioenergi.
Sarin (2012) memberikan beberapa alternatif solusi untuk menghindari konlik kepentingan antara pangan dan energi:
a. Gunakan campuran bidiesel secara optimum.
b. Kembangkan sumberdaya biofuel yang membutuhkan lahan-lahan kurang subur.
c. Gunakan teknologi terakhir seperti bioteknologi yang mampu menghasilkan tanaman dengan karakteristik gen yang mampu menghasilkan lebih banyak biofuel.
d. Dayagunakan lahan-lahan kosong
e. Keluarkan kebijakan dan aturan yang tepat.
f. Kembangkan kebijakan yang peduli lingkungan dan pembangunan yang pro pada pengentasan kemiskinan (pro-poor).
Pembaca dapat mengkaji lebih dalam perdebatan masalah ini berdasarkan daftar artikel yang penulis kumpulkan berikut ini.
JURNAL : PANGAN VS BAhAN BAKAR
Calle, F. R and D. O. Hall. 1987. Brazilian Alcohol: Food versus Fuel?Biomass 12 (1987) 97-128. Chakravorty, U., M. H. Hubert., and L. Nostbaken. 2009. Fuel versus Food. Annu. Rev. Resour. Econ.1:645–63. Clancy, J., S. L. R. Acha and W. Chen. 2014. Biofuels and Food Security: Biting off more than we can chew?Paper presented at WREC XIII, London 4 to 8 August 2014. Lam, M. K. et al., 2009. Malaysian palm oil: Surviving the food versus fuel dispute for a sustainable future. Renewable and Sustainable Energy Reviews 13: 1456–1464. Rowe, D. G. 2011. Agriculture Beyond food versus fuel .NATURE. 474. 23 JUNE 2011. Sarin, A. 2012. The Food Versus Fuel Issue:Possible Solutions. In Biodiesel: Production and Properties. Cambridge: RSC Pub. http://oclc-marc.ebrary.com/Doc?id=10655136. Timilsina, G. R. 2012. Biofuels: the food versus fuel debate. CAB Reviews 2012 7, No. 036. Zhang, Z. et al., 2010. Food versus fuel: What do prices tell us?Energy Policy 38 (2010) 445–451.
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
6.2 Keberlanjutan Suplai Biomassa
Keberlanjutan suatu usaha yang terkait dengan pendayagunaan sumberdaya alam dapat terjamin jika manajemennya mampu memaduserasikan tiga prinsip dasar yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. National Research Council, Amerika Serikat (2010), dalam buku yang berjudul “Toward Sustainable Agricultural Systems In The 21st Century”. Mengungkapkan bahwa keberlanjutan harus dipilah dan diserasikan lagi dengan empat pilar penting yaitu kelayakan ekonomi, kemampuan memenuhi pangan- papan-bahan bakar (food,iber-fuel), lingkungan dan sumberdaya, serta terjadi peningkatan kualitas hidup bagi masyrakat. Prinsip dari empat pilar tersebut disajikan pada Gambar 12.
Penerapan konsep keberlanjutan ini pada tingkat pengambil keputusan, baik pada tingkat pejabat di pemerintahan maupun pada level direksi, sebaiknya lebih rinci lagi. Aspek neraca air (water balance), neraca energi (energy balance), emisi rumah kaca (greenhouse gas emmision), kemampuan menyerap karbon, pemurnian air, resiko bencana, dan penetapan kawasan konservasi merupakan contoh pertimbangan dari sisi lingkungan. Aspek ekonomi menekankan pada produksi pangan, papan, dan produk industri lainnya. Aspek sosial seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan semangat kerja, kenyamanan dengan sarana rekreasi adalah bagian dari pertimbangan tersebut.
Pertimbangan tiga pilar menjadi pertimbangan multi kriteria dan prioritas tetap mempertahankan kemampuan pelayanan ekosistem dalam setiap langkah pengambilan keputusan untuk pembangunan infrastruktur energi di suatu daerah. Skema pemikiran ini disajikan pada Gambar 13.
Gambar 12. Empat pilar pendukung keberlanjutan dalam sistem pertanian. NationalResearch Council (2010).
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
Gambar 13. Pemikiran multikriteria pengambilan keputusan dan prioritas pelayanan ekosistem dalam kebijakan.