Panduan Teknik Survei Lapangan Potensi Biomassa
3.7 Panduan Teknik Survei Lapangan Potensi Biomassa
Pada bagian ini disajikan tentang poin-poin pemikiran teknik survei lapangan untuk mengetahui potensi biomassa suatu wilayah atau daerah. Bagian ini akan dibahas secara rinci lagi pada makalah lain supaya menjadi buku pegangan bagi surveyor biomassa Indonesia.
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
3.7.1 Penetapan Acuan Survei
• Pihak pemilik proyek pembangun pembangkit listrik dan pabrik bioenergi harus menetapkan lokasi, jangka waktu survei, kriteria lembaga pelaksana, kriteria personil pelaksana survei, pelaporan, dan anggarannya.
• Pihak pemilik proyek berhak untuk melakukan kompetisi secara terbuka terhadap target survei tersebut.
• Pihak pemilik proyek membentuk tim kerja untuk melakukan pemilihan, pengarahan, kendali dan menerima laporan serta menilai hasil kerja Tim Survei.
3.7.2 Penetapan Acuan Survei
• Pihak pemilik proyek pembangun pembangkit listrik dan pabrik bioenergi harus menetapkan lokasi, jangka waktu survei, kriteria lembaga pelaksana, kriteria personil pelaksana survei, pelaporan, dan anggarannya.
• Pihak pemilik proyek berhak untuk melakukan kompetisi secara terbuka terhadap target survei tersebut.
• Pihak pemilik proyek membentuk tim kerja untuk melakukan pemilihan, pengarahan, kendali dan menerima laporan serta menilai hasil kerja Tim Survei.
3.7.3 Kriteria Lembaga Pelaksana Survei
• Lembaga pelaksana survei biomassa harus memenuhi standar dasar legalitas perusahaan dengan membuktikannya melalui kelengkapan dokumen seperti:proil perusahaan, akte hukum, siup, situ, dan perizinan lainnya
• Dalam proil perusahaan tercantum pengalaman yang terkait dengan target survei biomassa.
3.7.4 Kriteria Lembaga Pelaksana Survei
• Lembaga pelaksana survei biomassa harus memenuhi standar dasar legalitas perusahaan dengan membuktikannya melalui kelengkapan dokumen seperti:proil perusahaan, akte hukum, siup, situ, dan perizinan lainnya
• Dalam proil perusahaan tercantum pengalaman yang terkait dengan target survei biomassa.
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
3.7.5 Penetapan Acuan Survei
• Pihak pemilik proyek pembangun pembangkit listrik dan pabrik bioenergi harus menetapkan lokasi, jangka waktu survei, kriteria lembaga pelaksana, kriteria personil pelaksana survei, pelaporan, dan anggarannya.
• Pihak pemilik proyek berhak untuk melakukan kompetisi secara terbuka terhadap target survei tersebut. • Pihak pemilik proyek membentuk tim kerja untuk melakukan pemilihan, pengarahan, kendali dan menerima laporan serta menilai hasil kerja Tim Survei.
3.7.6 Kriteria Lembaga Pelaksana Survei
• Lembaga pelaksana survei biomassa harus memenuhi standar dasar legalitas perusahaan dengan membuktikannya melalui kelengkapan dokumen seperti:proil perusahaan, akte hukum, siup, situ, dan perizinan lainnya
• Dalam proil perusahaan tercantum pengalaman yang terkait dengan target survei biomassa.
3.7.7 Kriteria Personil Pelaksana Survei
• Anggota tim survei paling minum memiliki pengalaman dibidang survei pada aspek ekologi, sosial dan ekonomi, sistem informasi geograi dan penginderaan jauh (Geographical Information System and Remote Sensing- GIS & RS).
• Tim survei sebaiknya terbagi atas empat kelompok kajian yaitu: (1) Tim Ekologi; (2) Tim Sosial dan Ekonomi; (3) Tim Teknologi GIS dan RS. (4) Tim Integrasi • Tugas Ekologi adalah melakukan identiikasi jenis vegetasi dan tumbuhan yang dikatagorikan biomassa. Luasan, distribusi, kondisi terakhir vegetasi apakah masih baru ditanam, sedang masa produksi/panen atau sudah harus ditanam kembali (replanting) merupakan data yang wajib dikumpulkan oleh tim ini.
• Tugas utama Tim Sosial dan Ekonomi adalah mengidentiikasi aspek sosial dan ekonomi di suatu wilayah yang dipilih untuk menyediakan bahan baku biomassa. Pada bagian ini harus terungkap informasi demograi seperti umur, jenis pekerjaan, jenis kelamin, stratiikasi pendapatan, dan lembaga yang terkait dengan penyediaan dan penggunaan bahan baku biomassa.
• Tugas Tim Teknologi GIS dan RS adalah mengidentiikasi semua informasi ekologi, sosial dan ekonomi pada peta sehingga informasi mengenai biomassa ini dapatdisajikan secara spasial. • Tim Integrasi bertugas memaduserasikan rencana survei, proses survei, data dan hasil interpretasi tim kerja ekologi, sosial dan ekonomi serta Teknologi GIS & RS kedalam satu laporan yang lengkap dan akurat.
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
3.7.8 Penguatan Metodologi Survei
Tim Survei harus memiliki metode survei yang jelas, sistematis, logis, dan mampu dilaksanakan di lapangan berdasarkan ketersediaan anggaran dan tenaga yang terlatih.
Penguatan metodologi survei ditekankan pada penambahan informasi dari lapangan yang akan memperkuat analisis survei ini.
3.7.9 Tahapan Pelaksanaan dan Kendali Kualitas
Tahap pelaksanaan survei, harus terungkap dengan jelas faktor-faktor penentu: (1) deskripsi biomassa (jenis biomassa, kondisi basah atau kering, asal tanaman, hasil panen atau biomassa replanting), (2) waktu, (3) biaya, (4) pelaku-penyuplai dan pengguna lokal dan pengguna pesaing, (5) sarana, (6) moda transportasi, (7) daerah asal sumber, (8) jarak tempuh, serta (9) mekanisme kerjasama dalam setiap mata rantai suplai biomassa. Tahapan tersebut harus juga terdokumentasikan dalam bentuk dokumen data dan foto.
Kendali kualitas harus dilakukan pada setiap mata rantai penyediaan biomassa tersebut dengan berpatokan bahwa perpindahan setiap bahan baku biomassa dari tempat asalnya ke pabrik akan ditentukan.
3.7.10 dokumentasi data dan Proses Analisis
Data primer dan sekunder yang terkumpul harus terdokumentasi dengan baik sehingga dapat diakses dan digunakan sesuai kebutuhan dalam waktu relatif singkat.
Proses analisis data akan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Identiikasi Pilihan Biomassa Identiikasi pilihan biomassa merupakan langkah penting untuk memudahkan tim survei di suatu daerah.
Pada suatu contoh survei yang pernah dilakukan oleh tim kerjar kami di Provinsi Riau adalah dipilih tanaman kelapa sawit, kelapa, sagu, nipah, pinang, dan limbah kayu pada enam kabupaten terpilih seperti di Gambar 8.
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
Gambar 8. Contoh pilihan biomassa di Provinsi Riau.
2. Penentuan Lokasi Pabrik Pengolahan Penentuan lokasi pabrik pengolahan akan memudahkan implementasi perhitungan biaya, waktu dan
tenaga yang dialokasikan untuk penyediaan biomassa. Berdasarkan data lokasi akan ditentukan zona inti, zona penyangga, dan zona pendukung dari sistem penyediaan biomassa. Zona inti merupakan wilayah yang langsung dimiliki, dikelola dan diakses sendiri oleh perusahaan pabrik pengolahan
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
biomassa. Zona penyangga merupakan wilayah penyedia biomassa yang dikoordinasikan dengan pihak kedua melalui kontrak kerjasama. Zona pendukung merupakan wilayah penyedia biomassa dimana pelaku bisnis lain terlibat sebagai pesaing, dan ketersediaan biomassanya tidak dilakukan kontrak kerja kerjasama. Pemilahan ini juga sangat memperhitungkan aspek ekonomi, terutama biaya angkut dan harga dasar pembelian biomassa dari daerah sumber. Gambar 9. memilah ketiga zona.
Zona Pendukung
Zona Penyangga
Zona Inti
Gambar 9. Pemilahan zona dari sentra penyedia biomassa berdasarkan perhitungan jarak, waktu dan biaya ke lokasi pabrik pengolah.
3. Pelaksanaan Survei pada daerah Terpilih Pada saat pelaksanaan survei, anda perlu melakukan pemilahan wilayah dalam bentuk kuadran.
Pemilahan suatu wilayah penyedia biomassa menjadi empat kuadran seperti pada Gambar 10, akan memudahkan pengaturan strategi dan langkah teknis mengenai alokasi jumlah dan kualitas biomassa yang diperlukan untuk pabrik bioenergi dan pembangkit listrik. Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel seperti pada Gambar 11a dan 11b.
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
Gambar 10. Pembagian wilayah penyedia biomassa menjadi empat kuadran
4. Perhitungan luas wilayah biomassa, potensi penyediaan, pemilik biomassa, sarana transportasi, estimasi harga biomassa, dan biaya angkut.
Hasil perhitungan akan berakhr pada kemampuan analis menyampaikan dalam bentuk tabel dari kemampuan penyediaan biomassa dalam satu bulan atau tahun, serta estimasi harga, dan kebutuhan modal untuk pengadaannya.
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
Gambar 11. Perhitungan hasil survei lapangan dalam bentuk tabel, untuk empat quadran (atas) dan total
kuadran (bawah).
BIOENERGI NUSANTARA www.bioenerginusantara.com
3.7.11 Pelaporan dan Publikasi Pelaporan dan publikasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Pelaporan merupakan kewajiban akhir
dari suatu survei. Tetapi untuk publikasi harus dilandasi kesepakatan dengan penyandang dana survei atau pemilik proyek.