LANDASAN TEORI

2.10 Sebab-Sebab Timbulnya Permasalahan Lingkungan

a. Dinamika penduduk.

b. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang kurang bijaksana.

c. Kurang terkendalinya pemanfaatan akan ilmu pengetahuan & teknologi maju.

d. Dampak negatif yang sering timbul dari kemajuan ekonomi yang seharusnya positif.

e. Benturan tata ruang.

2.11 Klasifikasi Pencemaran Lingkungan

Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No.

4 Tahun 1982, yakni masuknya ataudimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau 'eru'ahnya tatananlingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehinggakualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai peruntukannya dari definisi tersebut, terdapat tiga unsur dalam pencemaran, yaitu: Sumber perubahan oleh kegiatan manusia atau proses alam, bentuk perubahannya adalah berubahnya konsentrasi suatu bahan hidup atau mati? pada lingkungan, dan merosotnya fungsi lingkungan dalam menunjang kehidupan. Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya:

a. Pengelompokan menurut bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya.

b. Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan social.

c. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder. Namun apapun klasifikasi dari pencemaran lingkungan, pada dasarnya terletak pada esensi kegiatan manusia yangmengakibatkan terjadinya kerusakan yang merugikan masyarakat'anyak dan lingkungan hidupnya.

Isue-isue Seputar Masalah Lingkungan

a. Global Warming

b. Ilegal Loging

c. Ilegal Fishing

d. Kekeringan

e. Banjir

f. Tsunami

g. Gempa Bumi (Gempa Bumi Vulkanik dan Gempa Bumi Tektonik)

h. Pencemaran (Air, Udara, Tanah, Suara)

2.12 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No

27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai dampak lingkungan adalah proses kajian identifikasi, prediksi, dan evaluasi dampak kegiatan pembangunan terhadap lingkungan bio-geo- fisik- kimia, kesejahteraan manusia, dan kesehatan masyarakat.

Tujuan secara umum dari AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Secara terinci, AMDAL bertujuan untuk:

a. Pengembangan dari metode dan cara untuk mengukur kenyamanan dan nilai kualitas dari lingkungan hidup.

b. Mengadakan analisis untuk memperoleh penemuan-penemuan baru atau mengembangkan ilmu teknologi yang dapat menjamin perlindungan lingkungan hidup untuk jangka panjang.

c. Penggunaan pendekatan analisis secara sistematik pada studi lingkungan alam, lingkungan sosial dan sekaligus dampak lingkungan pada saat susunan dari yang rencana proyek dan pada taraf pengambilan keputusan (decision making). Usaha ini c. Penggunaan pendekatan analisis secara sistematik pada studi lingkungan alam, lingkungan sosial dan sekaligus dampak lingkungan pada saat susunan dari yang rencana proyek dan pada taraf pengambilan keputusan (decision making). Usaha ini

1) Menetapkan dampak pada lingkungan seperti juga di dalam menetapkan dampak pada faktor ekonomi dan faktor tekniknya.

2) Menentukan biaya dan kegunaan untuk jangka waktu pendek dan jangka panjang.

3) Menentukan alternatif-alternatif dari aktivitas proyek dan dampak pada lingkungan. Pada dasarnya manfaat AMDAL adalah mengidentifikasikan, memprakirakan, dan

mengevaluasi dampak yang mungkin terjadi terhadap lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan yang direncanakan. Serta meningkatkan dampak positif dan menangani sampai sekecil-kecilnya dampak negatif yang terjadi dengan melaksanakan RKL-RPL secara konsekuen, agar pembangunan berkelanjutan dapat tercapai.